Inspeksi Auskultasi
• Kontur abdomen : datar, membulat, skafoid • Bising usus memberikan informasi ttg
• Cari keberadaan distensi, massa, asimetris, pergerakan cairan dan udara melalui sal usus
atau gelombang peristaltik yg tampak, (Normalnya terdengar tiap 5-10 detik dan
abnormal umumnya sekitar 5-35 x/mnt. Jika tdk ada
• Perhatikan jaringan parut, petekie, dan bunyi setelah 2 mnt pada satu kuadran, bising
keberadaan vena yg membesar usus dikatakan absen.
• Umbilikus yg menonjol dpt mengindikasikan • Tdk ada bising usus menandakan ileus
hernia umbilikalis paralitik yg mungkin bd/ iritasi peritoneal
• Pembesaran vena di sekitar umbilikus (caput atau karena efek anastesi
medusae) mengindikasikan sirosis • Bising usus yg cepat, bernada tinggi atau
suara metalik menandakan obstruksi usus
awaL
PEMFIS
Perkusi Palpasi
• U/ mendeteksi keberadaan cairan, distensi akibat • Dilakukan pada permukaan kemudian dalam, ke arah
gas, atau massa padat, dan untuk menentukan lokasi hati, limpa, dan ginjal. Klien berada dalam posisi supinasi
dan ukuran organ abdomen terutama hati dan limpa dan pemeriksaan dimulai dari area yang terjauh dari
(Sebaiknya palpasi dahulu jika pasien mengeluh nyeri lokasi nyeri, jika terdapat nyeri
abdomen) • Palpasi ringan digunakan untuk mendeteksi massa, area
spasme muskular atau kekakuan, dan area yg nyeri
• Klien dlm posisi supinasi. Abdomen diperkusi pada
• Palpasi dalam digunakan untuk menentukan ukuran dan
keempat kuadran. Umumnya Timphani (bernada bentuk dari organ dan massa pada abdomen
tinggi, keras, atau musikal), yg muncul krn • Temuan pd palpasi bd/ penemuan saat perkusi
keberadaan gas di dalam abdomen, usus kecil, dan
• Lakukan tes nyeri lepas jika klien nyeri abdomen. Palpasi
kolon.
perlahan dan dalam, menjauhi area yg mengalami
• Keberadaan feses dan cairan menyebabkan bunyi inflamasi, dan kemudian dgn cepat menarik tangan yg
tumpul (dull), mungkiin mengindikasikan massa atau melakukan palpasi. Rasa nyeri pd sisi dgn inflamasi yg
pembesaran organ, sprt distensi kandung kemih, muncul saat tangan yg melakukan palpasi ditarik disebut
tumor ovarium, pembesaran hati atau limpa. nyeri lepas (tenderness)
• Jika kandung kemih terisi penuh, area suprapubik
akan terdengar tumpul saat perkusi krn suara
terjebak di atas cairan atau organ padat
PEM DIAGNOSTIK
Uji Non-Invasif
Flate Plate of The Abdomen
• Pemeriksaan rontgen dari
organ abdomen
• Mengidentifikasi tumor,
obstruksi, iskemi usus,
klasifikasi pankreas,
penumpukan gas abnormal,
(yg menandakan obstruksi
usus) dan penyempitan
PEM DIAGNOSTIK
Uji Non-Invasif
Studi Barium pd GI Bawah
• Barium enema diberikan u/ pem.
Radiografi dr usus besar. Barium
sulfat (teknik kontras tunggal) atau
barium sulfat dan udara (kontras
ganda) dimasukkan melalui dubur.
• Diperlukan u/ klien dgn riwayat
perubahan pola defekasi, nyeri
abdomen bawah, atau feses
disertai darah, mukus, atau nanah
• Membantu mendeteksi tumor,
divertikula, stenosis, obstruksi,
inflamasi, kolik ulseratif, dan polip
PEM DIAGNOSTIK
Uji Non-Invasif
• CT Scan : Skrining primer Ca kolon.
Mengkaji divertikulitis akut dan
pembentukan abses, mendiagnosis Ca
Kolorektal, dan stadium tomor rektal.
Alternatif dari barium enema jika klien
tdk dpt menahan barium atau
klolonoskopi.
• Scintigrafi : menggunakan bahan radioaktif
dan kamera gamma. Bahan radioaktif
disuntikkan ke dalam pembuluh darah,
akan menyebar ke seluruh tubuh dan
berkonsentrasi pada organ target yang
akan diperiksa. Dengan menggunakan
kamera gamma, yaitu kamera yang dapat
mendeteksi bahan radioaktif, organ target
difoto. Hasil foto kemudian dianalisis untuk
menentukan apakah organ masih normal
atau mengalami kelainan
PEM DIAGNOSTIK
Uji Non-Invasif
• Proktosigmoidoskopi : pemeriksaan
endoskopik dari lapisan kolon simoid
bagian distal, rektum, dan anal kanal,
menggunakan protoskop dan
sigmoidoskopi. Indikasi : perubahan pola
defekasi, nyeri abdomen bawah dan
perineal, prolaps rektal saat defekasi,
pruritus anal, dan keluarnya darah,
mukus atau nanah pd feses. Hanya
sebagian kolon yg dpt divisualisasi
PEM DIAGNOSTIK
Uji Invasif