Anda di halaman 1dari 259

PEMERIKSAAN RO TRAKTUS DIGESTIVUS

DIBAGI ATAS

A. PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS


B. PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS
A. PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
DILAKUKAN :

Dengan persiapan ( dicurigai suatu kelainan, dilakukan

sebelum pemeriksaan dengan kontras )

Tanpa persiapan ( kasus akut abdomen )


A. PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
BNO TANPA PERSIAPAN:
TEKNIK PEMOTRETAN
Sinar vertikal : AP supine & Lateral.
Sinar horisontal :
- tegak utk menilai daerah subfrenik
- RLD & LLD utk menilai paracolic &
parahepatic space.

7/4/2017
A. PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
(BNO = Bladder Neer Oversich)
Batas :
Bawah = Symphysis Ossis Pubis
Atas = Vert. Thoracal 10 11
Lateral = Dinding abdomen
Posisi supine, sinar vertikal
Film berada di dorsal
Foto Antero Posterior
Dalam expirasi, tahan nafas
A. PEMERIKSAAN TANPA KONTRAS
Persiapan Foto :
Harus tajam
Tidak ada artefact
Tidak ada bayangan Faeces / udara usus
Pasien :
Cuci perut (lavement, minum obat pencahar)
Diet serat / makanan keras
Puasa
Interpretasi BNO
Fat spaces/fat lines : radiolusen

preperitoneal & psoas


paracolic space
Distribusi udara : Normal pd gaster colon rectum.

Kalsifikasi : iga, kel limfe, aorta, phlebolith,

pankreas, myoma, prostat.


Organ-organ intra abdomen : Liver,lien,ginjal.

Kelainan-kelainan patologis

7/4/2017
Kondisi Patologis Yang Dapat
Dijumpai
1. KALSIFIKASI.
2. ASITES.
3. PNEUMOPERITONEUM.
4. LOCALIZED GAS COLLECTIONS.
5. INFLAMASI.
6. ILEUS
7. TRAUMA

7/4/2017
KALSIFIKASI
Batu empedu BSK
Lesi benigna : myoma, kista ginjal, kista dermoid
Lesi maligna : hepatoma, tumor-tumor lain
Inflamasi : pankreas, echinococcosis.
Vaskuler : phleboliths, arteriosclerosis, aneurysm

7/4/2017
ASITES
Minimal : Obliterasi fat planes VU-rectum.
Crescentic density dlm r pelvis.
Lebih banyak : Bowel loops berjauhan
Obliterasi fat space paracolica.
> 1 liter : Udara usus terkumpul di sentral
Perirenal fat & psoas line
obliterasi.

7/4/2017
PNEUMOPERITONEUM
Dx : BNO sinar horisontal
Foto tegak : subfrenik.
Foto LLD : sisi kanan.
Supine : sekitar Gall Blader - lig falciformis
Penyebab :
perforasi.
post operasi, dialisis, HSG,
laparoskopi, tindakan intervensi.

7/4/2017
LOCALIZED GAS COLLECTIONS
GAS CONTAINING ABSCESS.
NECROSIS OF THE BOWEL PNEUMATOSIS
GAS DLM SISTEM PORTA NEC

7/4/2017
INFLAMASI
Localized sentinel loop (secondary paralysis)
Generalized ileus paralitikus.
Obliterasi fat planes krn edema
Pd kholesistitis sering ada batu empedu
Pd apendisitis : apendikolith

7/4/2017
ILEUS
Paralitik = adinamik.
pelebaran tak menyolok
fluid level panjang.
Obstruktivus = dinamik
- letak tinggi : dilatasi usus halus
colon tak melebar
- letak rendah : colon & usus halus
lebar

7/4/2017
ILEUS OBSTRUKTIVUS
Intususepsi :
soft tissue mass
ileocaecal invaginasi kadang masih
tampak normal pada BNO
Gall stone ileus :
fistula GB-bowel
btu menyumbat sistema bowel
ileus
pneumobilia
volvulus
7/4/2017
VOLVULUS
Small bowel :
Dilatasi lumen bowel spiral
nebula
Large bowel :
Sigmoid : marked distention
Caecum : air-fluid level in
the pelvis.

7/4/2017
TRAUMA
TRAUMA TUMPUL
Pembesaran / pembengkakan organ padat
Terdapat asites, darah, cairan bilous dan oedema
TRAUMA TAJAM
Kerusakan parenchym organ padat
Perforasi

7/4/2017
Hepatomegali
Aneurisma
Psoas Abscess
App
Calcifikasi Aorta & pancreas
Calcifikasi post trauma
Calc. lymph & abscess
Vas deferens v. Seminalis
Dermoid cyst
Cyst splenic calcification
hernia
hernia
Gas in
stomach

Gas in a few
loops of
small bowel

Gas in
rectum or
sigmoid

Normal Gas Pattern


Always
air/fluid level
in stomach

A few
air/fluid
levels in
small bowel

Erect Abdomen
Large vs. Small Bowel

l Large Bowel
n Peripheral
n Haustral markings don't
extend from wall to wall
l Small Bowel
n Central
n Valvulae extend across lumen
n Maximum diameter of 2"
B. PEMERIKSAAN DENGAN KONTRAS

Ada 2 macam kontras yang digunakan :


Kontras positif : BaSO4 , dan zat yang mengandung
unsur jodium.
Kontras negatif : udara , CO2.

Ada 2 jenis pemeriksan yang menggunakan


kontras :
Pemeriksaan single contrast.
Pemeriksaan double contrast.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSINAL
G.I TRACK dengan KONTRAS
PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS`
DEFINISI :
- pemeriksaan radiologis dengan menggunakan kontras media untuk
memvisualisasikan saluran pencernaan bagian atas.
- baik secara dinamik dengan fluoroskopi dan radiography
BATASAN :
adalah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan kontras media positif dan
negatif untuk menilai abnormalitas dari pergerakan , lumen dan mukosa akibat
kelainan kelainan pathologis yang ada.
Kontras media yang digunakan adalah barium sulfat, udara di hasilkan dengan
evervescent
dapat pula menggunakan kontras Yodium yang larut dalam air dalam keadaan
tertentu dengan acara di telan atau dengan menggunakan NGT ( nasogastric
tube )
Foto radiography diambil mulai dari esofagus sampai dengan duodenum
PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSINAL
G.I TRACK dengan KONTRAS
PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS`
INDIKASI
Dicurigai kelainan dari traktus Gastro intestinal bagian atas, termasuk didalamnya:
Hematemesis, melena ( dimana perdarahan sdh berhenti)
Penurunan berat badan
Anemi, tumor-2 lambung / diluar lambung
Nyeri epigastrium
Gangguan pencernaan,khususnya diare & muntah-muntah
Disfagi

KONTRA INDIKASI :
Perforasi dari saluran cerna, ulkus yang mengalami perforasi
Alergi bahan kontras media
Obstruksi total dari saluran cerna bagian atas.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSINAL
G.I TRACK dengan KONTRAS

PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS`


PROSEDUR
Anamnese
Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
Persiapan kontras barium sulfat yang digunakan bila tidak dicurigai perforasi
( pengenceran 1 : 1 W/v untuk esofagus dan 1: 3 pada pemeriksaan lain )
Bila dicurigai perforasi atau fistel maka digunakan kontras water saluble
( perbandingan 1: 1 dengan aquadest )
Persiapan alat
X ray unit fluoro radiography dengan menggunakan TV monitor dengan KV dan
Mas bergantung ketebalan penderita, alat minimal mempunyai kemampuan
100 ma, 125 KVA
PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSINAL
G.I TRACK dengan KONTRAS

TEHNIK PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS`


Penderita baring posisi supine
Kontras diminumkan
- sekitar 15 cc untuk esofagus , dapat diulang
- untuk Gaster dan duodenum sekitar 200 cc , dengan diberikan efervescent
Posisi penderita dengan setengah telungkup ( RAO )
Perjalanan kontras diikuti dengan fluroscopy, dilakukan pembuatan foto dari
esofagus ( dilakukan valsava manuver agar terjadi peningkatan tekanan sehingga
dilatasi dari system vena oesophagus dibagian distal, sehingga jika ada varieses
oesophagus dapat divisualisasikan dalam radiograph )
Untuk pemeriksaan mukosa gaster pasien diminta berputar, terlentang, miring,
telungkup, miring kontralateral dan terlentang lagi ( supine, LAO, prone, RAO )
PEMERIKSAAN RADIOLOGI KONVENSINAL
G.I TRACK dengan KONTRAS

TEHNIK PEMERIKSAAN `
Setelahnya kontras diminumkan untuk memeriksan gaster pada keadaan full filling
pada posisi terlentang tegak dan telungkup tegak. Dan setelahnya dilakukan foto
fluorografi pada duodenum saat bulbus terbuka, dan terisi, pada posisi oblik, serta
saat sudah terisinya pars desendens dan asendens duodenum, pada posisi AP,
dengan diperhatikan pada daerah ampula Vateri.

EVALUASI DAN EKSPERTISE RADIOGRAPH


Dilakukan observasi secara seksama pada radiograph OMD mulai dari oesophagus
sampai pada duodenum, tentang mukosa dan dinding esophagus, gaster,
anthrum,pylorus maupun duodenum.
Bila ditemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan macam, jenis, ukuran, letak dan
reaksi jaringan sekitarnya. Serta ada tidaknya penyempitan lumen dan sejauh mana
penyempitannya ( parsial ringan, sedang, berat, total )
PEMERIKSAAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS

INDIKASI
Varises oesophagus
Achalasia oesophagus
Strictura oesophagus
Atresia oesophagus
Oesophagitis
Tumor oesophagus
Fistula oesophagus
Diverticulum oesophagus
Spasme oesophagus
KELAINAN ESOFAGUS
AKALASIA PRIMER
Disfungsi dari LES/ neurogenik
Etiologi belum jelas
Histologis lesi nucleus vagal dorsal, trunkus vagalis, dan ganglia
myenterikus pada esofagus.
Sel berkurang (tidak sampai aganglionik)
Disfagia
AKALASIA SEKUNDER
Akibat sekunder penyakit lain
Infiltrasi neoplasma,
Peptic/fungal stricture, scleroderma, Chagas disease,
Post vagotomy effec
ESOFAGUS
A. PEMERIKSAAN DENGAN B. PEMERIKSAAN DENGAN
KONTRAS TUNGGAL ( SINGLE KONTRAS GANDA ( DOUBLE
CONTRAST ). CONTRAST ).
Penderita varices esofagus. Penderita dengan ulkus
Penderita dengan tumor pada Penderita dengan tumor kecil.
lumen esofagus.
Penderita achalasia esofagus.
Penderita dengan esofagitis
kronis yang menjadi fibrosis &
striktur.
Penderita dengan herniasi
hiatus.
Penderita retropharingeal abcess
Penderita divertikula.
Penderita webs (lipatan mukosa
semisirkular)
Gambaran Oesophagogram Normal
A.VARICES ESOPHAGUS
Etiologi : a). Obstruksi vena portal.
b). Trombosis Vena Splenicus.
Dihub dengan peningkatan tekanan Vena portal,
dan paling sering berasal dari penyakit sirosis
hepatis.
Sering disertai hematemesis.
Peningkatan vena portal ini direfleksikan dalam
bentuk formasi varices esophagus.
Gambaran secara Ro :
1. Varices terlihat kecil. Translusen bentuk rounded, defek
irreguler seperti gambaran cacing pada dinding esophagus
bagian bawah,sehingga mengganggu rugae esofagus yang
paralel.( Cobble stone app )

2. Biasanya dilatasi vena berkurang pada pasien berdiri, lebih


jelas pada saat prone, apalagi bila disuruh melakukan
valsava dan manuver Mueller.
Varices Esophagus
B.Tumor ganas (Ca Esophagus )
Ada 3 tipe keganasan pada Esophagus :
1. Tipe papillary atau Fungating.
2. Ulcerating.
3. Infiltrating.

Etiologi : Alkohol, tembakau..


Usia : > 60 th.
Gejala klinis : Disfagia, BB menurun.
Gambaran : bervariasi
1. Tumor kecil ( early ), bercirikan :
Mukosa irreguler.
Plaque kecil.
Nodul.
Polyp atau ulcer.

2. Advanced lession , bercirikan :


Striktur.
Mukosa : destruksi.
Intraluminal filling defect.
Ulcerasi dan nekrosis yg irreguler.
Obstruksi >>>.
Tanda lain : polypoid & massa intraluminal yg besar dan
irreguler.
Kadang varicoid tumor.
Jarang : striktur yg fusiform & smooth & tapered end.
Tumor jinak Esophagus.
Dapat terjadi :
1. Intraluminal.
2. Ekstramural.
3. Ke-2nya.

Termasuk : Polip, lipoma, mioma, hemangioma,


neurofibroma.
Gambaran Ro :
Batas / tepi hampir selalu smooth.
Pada tempat lesi, aliran barium : Forked Stream
Tumor Esofagus
C. Achalasia
Akalasia
Esofagus
Degenerasi pleksus
Kardiospasme, Auerbach
gangguan pengaturan neurologis (-)
hipomotilitas. peristaltik primer tidak
Tanda : aperistalsis
capai sfingter esofagus
korpus esofagus, bawah untuk rangsang
gagalnya sfingter relaksasi.
esofagus inferior untuk
relaksasi sempurna.
D. Esofagitis Kronis
Peradangan mukosa esofagus akut atau kronik.
Etiologi : menelan cairan panas + refluks asam
lambung.
Efek jangka panjang : fibrosis & striktur esofagus.
E. Herniasi Hiatus
Herniasi bagian lambung ke dalam dada melalui
hiatus esofagus hernia.
Hernia sliding, Hernia hiatus menggelinding atau
hernia paraesofageal.
Foto toraks
Tampak pelebaran mediastinum, trakeal anterior bowing, dilatasi
esofagus (stadium lanjut)
Kontras Barium pada Akalasia
- tampak dilatasi segmen
proksimal ( > 4 cm )
- penyempitan tappering) yang
halus birds beak / rats tail
SPASMA ESOFAGEAL DIFFUSA
- Nyeri dada dan disfagia
- Peristaltik regio servikal primer
hilang
- Kontraksi non peristaltik
berulang, nonsimultan
- Gambaran corckscrew
PRESBI ESOFAGUS
Gangguan motilitas degeneratif
Peristaltik tertier prominen
Gambaran ring like
AKALASIA VIGOROUS
- Pseudo akalasia
- Inflamasi pleksus mienterikus
- Gambaran radiologis spasme
panjang pada esofagus distal
AKALASIA SEKUNDER
- Skleroderma vaskulitis
LES inkompeten refluks
- Gambaran dilatasi dengan striktur
& edema mukosa (mozaic patern)
Refluks gastroesofageal
Dapat normal, biasanya sisa refluks dibersihkan oleh
peristaltik sekunder
Jika berlebihan dan prolong akan merusak mukosa
esofagitis
Terutama jika cairan refluks berasal dari empedu
atau pankreas
Korelasi hiatal hernia-refluks gastroesofageal-
esofagitis
Refluks Gastroesofageal
Gambaran radiologis penebalan lipatan longitudinal
(>3 mm) akibat edema prominen
ulkus kecil-kecil yang halus gambaran pungtata
/granuler
Tahap lanjut semakin besar dan memberikan
gambaran lesi punch-out
Refluks yang prolong
Barretts esofagus
displasia sel epitel
kolumner
predisposisi
adenokarsinoma
Ulkus (panah)
Hiatal hernia
4 tipe
Tipe 3 gabungan tipe 1 dan 2
tipe 4, traktus GI lain ikut prolaps ke intratoraks
Komplikasi tipe 3, Volvolus
organoaksial
Esofagitis candida
Gambaran radiologis
Mucosal plaques
Extensive mucosal
nodularity.
Esofagitis viral
Penyebab CMV, HSV, HIV
Pada esofagitis herpes, gambaran radiologisnya ulkus
dangkal multipel, kecil-kecil (< 1cm)
Esofagitis HIV dan CMV sulit dibedakan biopsi
Gambaran ulkus besar (>1 cm) oval, tepi udema
Esofagitis herpes

Esofagitis HIV/CMV
ESOFAGITIS TUBERKULOSA
Nodulmediastinum
erosi, kompresi esofagus
Gambaran radiologis
penyempitan, ulkus
fistula yang dalam
ESOFAGITIS FOKAL YANG DIPICU OBAT
(ASPIRIN) penebalan lipatan
dan ulkus subtle
pada mid-esofagus
ESOFAGITIS KOROSIF Nekrosis mukosa
akibat alkali kuat
(NaOH) striktur
panjang
ESOFAGITIS RADIASI
20 Gy esofagitis transien
disertai odinofagi dan
disfagia.(weeks)
>45Gy esofagitis
obliterans , striktur, ulkus
dalam
Terbatas pada area radiasi
Papiloma skuamosa pada GEJ
kecil 0,5 1,5 cm,
hiperplastik epitel
skuamosa dengan inti
fibrosa.
Lesi tunggal, sesil dan
memiliki tepi lobulated
yang halus.
POLIP INFLAMASI ESOFAGOGASTRIK

Refluks gastroesofaeal
persisten polip pada
lipatan tepi atas kurvatura
minor.
Khas tepi bawahnya
bergabung dengan lipatan
gaster
LEIOMIOMA Tumor otot polos yang
dikapsulasi oleh
submukosa
2/3 distal esofagus
Px barium massa intra
lumen.
penyempitan lumen
pada tumor yang besar
KARSINOMA ESOFAGUS
Plak denganDINI
ulkus
pada sentralnya (+
3,5cm)
polip sesil kecil dengan
kontur halus atau
lobulasi,

lesi depresi yang
menyebabkan
iregularitas lokal,
nodul, atau ulkus pada
mukosa
Karsinoma esofagus tahap lanjut
lesi infiltrasi, polipoid,
ulseratif, nodul atau
varikoid
lesi campuran.
(ulkus, nodul)
Karsinoma infiltratif
penyempitan
irreguler dan
konstriksi lumen
yang berhubungan
dengan mukosa
noduler atau ulseratif
dengan batas tegas.
ADENOKARSINOMA
Gambarannya mirip
dengan karsinoma
skuamosa
Predileksi esofagus distal
Barretts esofagus
(sel epitel kolumner)
METASTASIS
Penyebaran langsung dari neoplasma sekitarnya
Gambaran radiologisnya tidak spesifik, dapat
menyerupai gambaran karsinoma gastroesofagus
Penyebaran langsung
dari karsnoma tyroid
,massa intraluminer
pada esofagus atas
Pemeriksaan gaster dengan kontras BaSO4 dalam air 1:3 yang
dilarutkan sampai homogen, kadang dilarutan dengan minuman sprite
agar dapat sedikit ada kontras negatif udara dan rasa agak manis
sehingga pasien menjadi lebih enak dalam meminumnya, atau untuk
kontras negatif diberikan tablet evervesen yang diperlukan agar gaster
sedikit mengembang sehingga mukosa gaster dapat terlihat lebih baik
dan jelas alur2-nya. Mula-mula diberikan larutan kontras kira2 15cc
atau 2-3 sendok makan ditelan secara pelan2, kemudian pasien
diminta berputar, miring kanan, telungkup, miring kiri dan kembali ke
posisi terlentang atau supine. Kemudian dilakukan tindakan
fluoroskopi radiografi pada gaster posisi terlentang (supine), dan
telungkup (prone). Kemudian dilakukan spotted film pada daerah
fundus, corpus dan anthrum pyloricum serta duodenum. Setelah itu
diambil fluororadiografi pada pengisian penuh 200-300cc, pada posisi
tegak atau semi tegak posisi oblik kanan dan kiri untuk melihat
pengisian anthrum, bulbus duodeni dan duodenumnya,
. Gb.2 Oesophagus abnormal
Gb.1 Oesophagus normal
Gb.4 Radiograf mukosa gaster, dan duodenum
Gb.3 Anatomi mukosa gaster
Pemeriksaan duodenum merupakan lanjutan dari
pemeriksaan gaster, yang pada mulanya diambil
fluororadiografi bulbus duodenum dan selanjutnya
duodenum secara keseluruhan serta diperhatikan
jelasnya C-loop duodenum (gb.4), sehingga dapat
didiagnosis adanya kelainan2 pada gaster dan
duodenum secara akurat pada radiograf yang pas atau
tepat
Abnormalitas pada gaster dan duodenum:
Congenital Abnormality: diaphragmatica hernia,
sliding hernia, dextrogastrica, pylorospasme
Gastritis
Gastric Ulcer, mostly in the minor curvature, anthrum
pyloricum, corpus, fundus, cardia. Benign ulcer and
malignant ulcer.
Tumor. Usually malignant adeno carcinoma,
leiomiosarcoma
Gb. 5 Tipe star formation pada ulcus gaster
GIST ARISING FROM THE STOMACH IN A 66-YEAR-OLD WOMAN WITH
LEFT-SIDED UPPER ABDOMINAL PAIN. Chest radiograph shows elevation of the left
hemidiaphragm & a mass of soft-tissue opacity that displaces an irregular gas collection
away from the diaphragm.
Levy AD, Remotti HE, Thompson WM. Gastrointestinal stromal tumors : radiologic features with pathologic correlation.
RadioGraphics 2003; 23:283304.
AP VIEW shows a smoothly circumscribed mass in the body of the stomach viewed en face.
OBLIQUE VIEW of the stomach shows a smoothly marginated, mural-based mass that
forms obtuse angles with the gastric wall.
Levy AD, Remotti HE, Thompson WM. Gastrointestinal stromal tumors : radiologic features with pathologic correlation.
RadioGraphics 2003; 23:283304.
LIMFOMA GASTER
Limfoma kelompok keganasan yang berasal dari
sistem limfatik
Pada Gaster : limfoma non-Hodgkin yang berasal
dari sel B (terbanyak)
50 % dari keseluruhan limfoma GI tract
Keganasan ke 2 terbanyak setelah adenokarsinoma
Laki-laki (lebih sering)
Usia : 55 60 tahun
LIMFOMA GASTER
Limfoma 2 kategori mayor :
- Limfoma Hodgkin : Reed-Stenberg cell (sel
yang besar dan maligna)
- Limfoma non-Hodgkin (LNH)
Limfoma gaster : LNH dari sel B >> berasal dari
jaringan MALT ( mucosa-associated lymphoid tissue)
sering pada gastritis kronis ec. infeksi H. pylorii.
LIMFOMA GASTER
25 % dari limfoma ekstra nodal
1 - 7 % malignansi gaster
limfoma gaster primer : >> 50 % kelainan
terlokalisasi pada gaster dan nnll regional
lilfoma gaster sekunder limfoma generalisata yang
melibatkan gaster
sering disertai limfoma duodenal penyebaran
transpilorik dari gaster
PATOLOGI LIMFOMA GASTER
The National Cancer Institute LNH
berdasarkan prognosisnya :
low grade, intermediate grade, dan high grade.
Advanced lesion high-grade lymphoma dari
sel besar dan tipe imunoblastik.
PATOLOGI...
secara normal tidak terdapat kumpulan jaringan
limfoid pada gaster
gastritis kronis ec infeksi H.pylorii penambahan
folikel folikel limfoid berkumpul pada lamina
propria (MALT) limfoma sel B
limfoma MALT low-grade cagA (cytotoxin-
associated antigen) strain tertentu dari H.pylorii
PATOLOGI ...

Limfoma MALT infiltrasi epitel dengan lesi


limfoepitelial gambaran limfoma MALT low grade
terdapat pada 30 % pasien dengan limfoma gaster
high-grade LNH berasal dari limfoma MALT low-
grade yang sebagian mengalami transformasi menjadi
limfoma intermediate dan high grade
STAGING
Menurut The Ann Arbor staging system
Stage IE : lesi pada dinding gaster
Stage IIE : + limfonodi regional abdomen
Stage III : + limfonodi diatas dan dibawah difragma
Stage IV : + limfoma diseminata : nnll ekstra-
abdominal omentum, mesenterium, peritoneum,
hepar, lien, paru, atau pada otak.
WHO staging pada LNH GI tract
Stage I : terbatas pada GI, tunggal maupun multipel
Stage II : meluas pada kavum abdomen
II1 : nnll paragastrik atau paraintestinal
II2 : nnll jauh (mesenterium, paraaorta, paracaval, pelvis,
inguinal)
Stage IIIE: penetrasi serosa pada organ atau struktur yang
berdekatan
Stage IV : keterlibatan ekstranodal diseminata atau lesi
pada traktus gastrointestinal dengan keterlibatan limfonodi
supradiafragma
Wanita 48 tahun : Limfoma MALT gaster low-grade.
A. Gambaran ulkus diskret (u) dengan rugae yang konvergen disekitarnya pada dinding
posterior korpus. B. Mulitpel nodul (panah) ukuran bervariasi pada area yang luas pada
korpus dan antrum dengan lokasi lebih distal dari ulkus
Pemeriksaan barium kontras tunggal limfoma gaster :
penebalan lipatan rugae infiltrasi tumor ke submukosa
Pemeriksaan barium kontras ganda : ulkus pada kurvatura minor dengan dasar
ulkus yang dikelilingi oleh akhir dari lipatan rugae pendek dan tumpul
Wanita 55 thn dengan limfoma generalisata yang melibatkan gaster,
barium kontras ganda 2 buah massa submukosa dengan ulserasi
sentral (gambaran Bulls eye lesions) pada korpus gaster
Abnormalitas pada duodenum:
Congenital anomaly: Atresia duodeni, Spasme
duodeni.
Duodenitis
Tumor. Benign Tumor :polyp, diverticulum, and the
malignant tumor : usually gives a filling defect
irregular and an umbrella sign.
Tumor in the caput of pancreas will gives an enlarge of
the C-loop duodeni and Inverted three sign at ampula
Vateri
Gb.1. Pemeriksaan Follow through intestinum tenue
Pemeriksaan followthrough dapat merupakan kelajutan dari pemeriksaan radiology UGI
PEMERIKSAANRADIOLOGI LOWER
GASTROINTESTINAL (LGI)-3

DEFINISI :
Pemeriksaan LGI adalah pemeriksan radiologis
dengan menggunakan kontras media untuk
memfisualisasikan saluran pencernakan bagian
bawah. Baik secara dinamik dengan fluoroskopi dan
radiography
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi dengan meggunakan kontras
media positif dan negatif untuk menilai abnormalitas dari
pergerakan , lumen dan mukosa akibat kelainan kelainan
pathologis yang ada.
Kontras media yang digunakan adalah barium sulfat, udara di
hasilkan dengan evervescent dan dapat pula menggunakan
kontras Yodium yang larut dalam air dalam keadaan tertentu
dengan acara di masukkan lewat anus (perrektal) dengan
menggunakan tube .
Foto radiography diambil mulai dari anorektal sampai dengan
iliocecal, dan diusahakan terlihat refluk kontras kedalam
cecoilial.
Posisi dilakukan dengan tepat sehingga kelainan yang ada dapat
divisualisasikan dengan jelas.
INDIKASI
Dicurigai kelainan dari tractus Gstro intestinal bagian bawah,
termasuk didalamnya:
Kelainan motilitas
Kelainan pada mukosa ( ulkus, divertikel, inflamasi )
Keganasan
Degeneratif
Kelainan kongenetal
Kelainan obstruktif
KONTRA INDIKASI :
Perforasi dari saluran cerna, ulkus, divertikel yang mengalami perforasi
Alergi bahan kontras media
Obstruksi total dari saluran cerna bagian bawah, merupakan kontra
indikasi relatif.
PROSEDUR
Anamnese penderita adanya obstruksi atau kecurigaan perforasi dari
saluren cerna
Puasa selama 6 jam dan dilakukan lavement sebelum pemeriksaan.
Persiapan kontras barium sulfat yang digunakan bila tidak dicurigai
perforasi dari saluran cerna dilakukan pengenceran BaSO4 dalam air 1
4 sampai jumlah 1000-1500cc.
Bila dicurigai perforasi atau fistel maka dilakukan penggunaan kontras
yang larut dalam air dengan perbandingan 30 % dengan aquadest
atau larutal NaCi fisiologis.
Persiapan alat yang digunakan menggunakan X ray unit fluoro
radiography dengan menggunakan TV monitor dengan KV dan Mas
bergantung ketebalan penderita, alat minimal mempunyai
kemampuan 100 ma, 125 KVA
Penderita di tidurkan supine dipasang rektal kateter.
Kontras dimasukkan per-rektal pelan-pelan dengan irigator
lavement bertahap, untuk pengisian anorektalsigmoid,
sigmoidodesendens dan fleksura koli sinistra dan trasversum
asendens sampai refluk cecoilial. Masing2 tahap dilakukan foto
fluororadiografi. Bisa juga dilakukan dengan efervescent ( EZ
Paque ). Setelahnya dilakukan evacuasi dan kemudian
dimasukkan kontras negatif udara, yang selanjutnya dilakukan
foto fluororadiografi whole abdomen.
Posisi penderita dengan setengah telungkup
Kontras perjalanan diikuti dengan fluroscopy, dilakukan
pembuatan foto dari anorektal yang penuh dan dilakukan foto
fluorografi mukosa pada posisi terlentang, telungkup dan spot
foto pada daerah yang ada kelainan atau yang dicurigai ada
kelainan.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
Dilakukan observasi secara holistik seksama pada radiograph
LGI mulai dari ileocecal sampai pada anorektal, tentang keadaan
alur mukosa dan dinding rektum, colon sigmoid, desendens,
transversum, asendens, sampai ileocecal, juga pada daeraj
flesura coli dilakukan observasi yang teliti..
Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan macam,
jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan sekitarnya. Serta ada
tidaknya pemnyempitan lumen dan sejauh mana penyemitannya
parsial ringan, sedang, berat, total.
Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan kepada
pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Gb.1 Anatomi ileocecal
Abnormalitas pada LGI:
Colitis: colitis chronica, colitis corosiva, colitis
ulcerativa.
Appendisitis: Inflamation in the appendix. Special
examination for appendix: appendicogram.
Megacolon usually as a congenital anomaly. Aquisita
anomaly usually as an obstruction by faecalith mass.
Tumor. Benign Tumor: polyp and diverticulum.
Malignant Tumor: adenocarsinoma, 3 type namely
fungoid, annulair and polypoid.
KOLITIS

Definisi peradangan pada kolon, dengan


ciri khas peradangan pada mukosa dan
ulserasi

Etiologi :
- Infeksi
- Pasokan darah kurang
- Reaksi autoimun
PATOFISIOLOGI
Stadium awal :
Lesi awal di mukosa, pembentukan abses pada
kriptus.

Edema & kongesti mukosa

Edema kerapuhan hebat terjadi perdarahan


walau trauma ringan
Stadium lanjut :
abses kriptus pecah menembus dinding kriptus
& menyebar ke submukosa terowongan
dalam mukosa.

Mukosa terkelupas menyisakan


daerah yang tidak bermukosa atau tukak.

Tukak mula-mula tersebar & dangkal


stadium lanjut, permukaan mukosa yang
hilang luas sekali, mengakibatkan kehilangan
jaringan , protein dan darah
INFLAMASI
Colitis ulseratif
- Penyakit inflamasi usus (IBD)

- Etiologi: tidak diketahui, sering dihubungkan


dengan kelainan autoimun

- dewasa muda (15-25 tahun)

- Gejala: diare berdarah, dengan atau tanpa


gejala tambahan

- Lokasi: rektum, dapat menyebar ke proksimal


BAGIAN-BAGIAN KOLON YANG TERSERANG
KOLITIS:
Rektum & bagian bawah kolon = Proktitis ulseratif

Bagian kiri kolon = Kolitis distal

Seluruh kolon yang terkena = Pankolitis


Gambaran Radiologis

AKUT KRONIK
-Spasme dan iritabilitas - Pemendekan kolon
- Granularitas mukosa - Lead pipe colon
- titik-titik pada mukosa - Polip filiform (paska polip
- Collar button ulcer inflamasi)
-Thumbprinting - Backwash ileitis
- Haustra menebal atau - Pelebaran ruang presakral
hilang
-Pseudopolyps
Akut

collar button ulcers (panah)


Grafik: tampak Memberi kesan keluar melewati
"collar button" ulcers dan garis mukosa (kepala panah)
hilangnya seluruh haustra kolon
descendens dan sigmoid Grainger GR, A David. Grainger & Allisons
Federle MP, Jeffrey RB, Desser TS, Diagnostic Radiologi : A textbook of medical
Anne VS, Eraso A et al. imaging. 3th ed, USA :
Diagnostic Imaging Abdomen. Churchill Livingstone. 1997
1th ed. Amirsys. 2004
a) Pemeriksaan enema barium menunjukkan hilangnya lipatan haustra di
seluruh usus descendens dengan ulserasi kecil. Usus besar memiliki gambaran
"lead-pipe". Distribusi dan gambaran yang mengarah pada kolitis ulseratif.
b) Backwash ileitis karena kolitis ulseratif. gambaran dari kolitis ulseratif
kronis pada kolon sisi kanan, kelainan katup ileosekal, pelebaran ileum distal
dengan mukosa granular
Pemeriksaan barium enema kontras ganda pada laki-laki usia
44 th dengan diagnosa kolitis ulseratif. Terlihat gambaran total
kolitis dan pseudopoliposis luas.( gambar diambil dari :
http://emedicine.medscape.com/article/375166-imaging)
Gambar manifestasi diluar
kolon pada kolitis ulseratif
(gambar diambil dari
:http://www.hopkins-
gi.org/GDL_Disease )
INFLAMASI
Penyakit Crohn
(kolitis granulomatosa)

Kronik, menyebabkan sikatrik

Lokasi tersering: ileosekal

Gejala: diare, berat badan turun, anemia,


demam

Dapat mengenai bagian manapun dari saluran


pencernaan dari mulut anus
AKUT KRONIK
Hiperplasia lymphoid Fisura
nodular Fistula
Ulserasi apthosa Hilangnya haustra
Ulserasi dalam Sakulasi
Gambaran cobblestone Pseudopolip post inflamasi
Pseudopolip inflamasi
Distribusi segmental
Skip lesions
Gambar: a.b) aphthoid ulcers multipel
http://www.learningradiology.com/notes/ginotes/crohnsdiseasepage.h
tm )
a. Ulserasi Aphthosa pada ileum terminal (panah kecil) - juga
"cobblestoning" (panah besar).
www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter22 )
a) pseudodivertikel pada penyakit Crohn.1
b) Ada perubahan yang terputus-putus yang mengenai kolon
transversum (cobblestoning dan ulserasi) dan sigmoid ringan (ulserasi
apthosa dengan latar belakang mukosa normal). Perhatikan juga
striktur terminal ileum
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter22)
Gambaran khas penyakit Crohn dari ileum distal termasuk ulkus dan
fisura (panah kecil), ulkus longitudinal (panah), "cobblestoning" (panah
terbuka), ulkus aphthosa (panah melengkung) dan striktur. ic = katup
ileosekal
www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter22 )
Kolitis Ulseratif VS Crohns Disease
UC CD Gamb.radiologi
Spesifik: Spesifik :
Collar button ulcers Nodularity, granularity Mukosa
Granular mucosa Terminal ileum
Diffuse rectal cobble stoning
disease
Continous dis Noncontinous dis /skip lesion: Distribusi
(begins distally):
Kolon
Kolon dan Usus halus Lokasi
>> 90 % Rektale spare Rektal involvement
Perforasi Fistula Komplikasi
Nonspesifik:
<< >> Strikture
>> << Pseudopolyps
>>
<< Total colitis
a) Distribusi anatomik pada penyakit Chron dan kolitis ulseratif
(gambar diambil dari
http://emedicine.medscape.com/article/375166-imaging)
b) Perbandingan gambaran kolon, histologi dan endoskopik pada kolon
normal, penyakit chron dan kolitis ulseratif.
http://emedicine.medscape.com/article/375166-imaging)
KOLITIS INFEKSI

Kolitis yang disebabkan infeksi bakteri, virus,


parasit dan jamur

Epidemiologi : kolitis bakterial negara barat


kolitis parasit negara
berkembang

Diagnosis : cukup pemeriksaan rutin kultur


feses
Bakterial Viral Parasit Jamur

a. Salmonellosis a. Cytomegalovirus a. Amebiasis a.Histoplasmosis


b. Shigellosis (CMV) b. Schistosomiasis b.Mucormycosis
c. Campylobacteriosis c. Strongiloidiasis
d. Yersenia d. Trichuriasis
Enterokolitis
e. E. Colli
f. Tuberkulosis
g. Actinomycosis
Salmonellosis (Demam tipus)

Gram negatif

Infeksi dengan tertelan

Lokasi tersering: seluruh kolon

Gejala: pireksia
artralgia
malaise
sakit kepala
nyeri abdomen kuadran kanan bawah
Gambaran radiologi:
Hilangnya haustra pankolitis
Collar button ulcer
Thumbprinting
Ulserasi superfisial
Granularitas mukosa
Ulserasi apthosa (masih mungkin)
Tampak gambaran ileum distal yang lurus dan kaku dengan penebalan dan
edema dari lipatan mukosa dan ketidakteraturan lumen. Banyak ulserasi yang
terlihat dari kedua sisi ileum yang menghasilkan kontur kasar dan berduri.
Ada beberapa gambaran radiolusen pada ileum dan sepanjang konturnya
yang mungkin merupakan plak Peyeri yang membesar. Sekum dan kolon
ascendens tidak terisi penuh (diambil dari
http://www.isradiology.org/tropical_deseases/tmcr/chapter15/radiological3.ht
m ).
a) Perhatikan bahwa dalam dua film tersebut tampak wilayah ileosekal, pada pemeriksaan enema
barium awal ada kontur yang irreguler pada ileum distal dengan edema berupa gambaran berduri
dari lipatan mukosa serta tampak beberapa ulcerasi bergerigi. b) Dua film berikutnya diperoleh pada
enema barium 18 hari kemudian, setelah ditandai dengan perbaikan klinis sementara ketika di terapi
kloramfenikol. Ileum terminal terlihat membaik dan mendekati normal, walaupun masih ada sisa
minimal edema pada lipatan mukosa. Ada sedikit penebalan dan kekakuan ileum dibandingkan
dengan studi sebelumnya dan tidak ada ulserasi yang tampak (diambil dari
http://www.isradiology.org/tropical_deseases/tmcr/chapter15/radiological3.htm
Shigellosis

Gram negatif

Dapat sembuh sendiri 7-10 hari

Lokasi tersering: kolon descendens

Gambaran radiologi:
Ulserasi yang dalam
Collar button
Ulserasi apthosa (mungkin)
a) Menyerupai kolitis ulseratif. Pemeriksaan enema barium kontras tunggal
pada pasien dengan kolitis Shigella. Gambar Paska evakuasi yang diperoleh
setelah pemeriksaan enema barium kontras tunggal. Menunjukkan ulserasi
mukosa luas akibat kolitis Shigella.
b) Kolitis shigella. Ulserasi pada kolon sigmoid yang terlihat pada pemeriksaan
enema barium kontras ganda. ( diambil dari:
http://picasaweb.google.com/RadiologyAlbum/GIBoardReview#54243874058919
51506 )
Campylobacteriosis

Kolitis bakterial tersering

Sembuh sendiri < 7 hari, gejala sampai 1 bulan

Kambuh 25 % jika tidak diobati

Gejala: sakit kepala, mual, muntah, artralgia,


diare cair dan berdarah
Lokasi tersering: kolon descendens

Gambaran radiologi:
Pankolitis Granularitas difus, haustra hilang (mirip
kolitis ulseratif)
Ulserasi apthosa (mirip Crohn)
Pemeriksaan enema barium kontras ganda menunjukkan mukosa
granular yang berhubungan dengan kolitis Campylobacter ( diambil dari
http:// emedicine.medscape.com/article/375166-media )
Yersinia enterokolitis

Gram negatif

Pasien < 5 tahun nyeri akut abdomen kanan


bawah, demam (mirip appendisitis)

Dewasa demam, nyeri abdomen, diare (4-6


minggu)

Lokasi: ileum terminal


Gambaran radiologi:
- Pembesaran folikel limfoid nodul
- Ulserasi apthosa atau besar yang sering pada kolon
ascendens
- Lipatan kolon menebal
a) Gambaran caecum spiculated dengan terlihat jelas menjauhnya
loop usus yang berdekatan, yang merupakan refleksi dari edema
dinding usus
b) Gambaran nodular ( diambil dari
http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/49/578/181.pdf )
E.colli

- Sering pada orang dalam perjalanan


- Bisa sembuh sendiri

- Gejala: diare tanpa panas

- Lokasi: kolon transversum yang dapat meluas ke


ascendens dan descendens atau keduanya

- Gambaran radiologi:
- Thumbprinting
- Penyempitan dan spasme usus yang kena
a. anak laki-laki usia 11 tahun dengan diare feses berdarah. Pemeriksaan
enema barium memperlihatkan gambaran thumbprinting yang
mengarah ke edema submukosal yang melibatkan sekum (panah padat)
dan kolon transversum (panah terbuka). (diambil dari :
http://imaging.consult.com/topic/bacterial-Infections)
Tuberkulosis

Pasien dengan AIDS resiko terbesar

Gejala: berat badan turun


demam
nyeri
diare

Lokasi: ileosekal
Kolon ascendens sampai proksimal kolon
transversum
Gambaran radiologi:
Ulserasi
Penyempitan
Granulasi mukosa dengan nodularitas
Inflamasi polip
Stierlins sign ileosekal tak jelas
Fleischners sign ileosekal jelas
hipertrofi katup ileosekal
a) Ileosekal tuberkulosis. Gambar dari pemeriksaan enema barium kontras ganda
menunjukkan retraksi dari daerah ileosekal, bersama dengan katup ileosekal yang
tidak kompeten. b) Ileosekal tuberkulosis kronis. Para sekum dan kolon ascendens
yang tertarik ke arah kranial dan tampak fibrotik. scar (panah melengkung). Ileum
terminal pada pasien ini relatif patologis (panah lurus) dan mungkin tampak
nodular.
v = katup ileosekal ( Diambil dari
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology )
a) stierlins sign (early lesion )
b) Fleischner s sign ( late lesion) (diambil dari
http://procto.cafe24.com/folder1/smb.htm )
Actinomycosis

Actinomyces israelii: bakteri anaerobik, flora normal


usus kontak dengan jaringan yang tidak biasa terkena
proses patologik

Infeksi: Infeksi mesenterika


Trauma tembus jaringan peritoneal
Paska operasi abdomen
IUD jangka panjang

Gejala: teraba massa, nyeri abdomen, diare


Lokasi: ileosekal paling sering
rektosigmoid pasien dengan IUD

Gambaran radiologi:
massa pada kolon
Striktur dengan atau tanpa fistula
Actinomycosis panggul. Seorang perempuan 50 tahun memiliki sejarah 4 bulan
sembelit, kesehatan menurun, dan penurunan berat badan. a) Barium enema
beberapa tahun sebelumnya menunjukkan usus besar yang normal. b,c) diulangi
barium enema menunjukkan striktur panjang dan irreguler pada kolon
rectosigmoid dan kolon sigmoid yang berdekatan (panah). Biopsi menunjukkan
beberapa koloni israelii Actinomycetes. Tidak ada bukti keganasan. Setelah terapi
antibiotik, dilakukan enema barium 12 bulan kemudian dengan gambaran yang
sepenuhnya normal. (diambil dari
http://www.isradiology.org/tropical_deseases/tmcr/chapter15/radiological3.htm )
Gambaran dari enema barium kontras ganda yang menunjukkan
nodularitas mukosa (panah) dan penebalan lipatan yang irreguler di
ileum terminal ( diambil dari
http://imaging.consult.com/image/chapter/Gastrointestinal )
Infeksi viral
Kolitis Cytomegalovirus (CMV)

Sering pada penderita AIDS

Lokasi : sekum dan kolon ascendens, kadang


meluas ke ileum distal

Diagnostik pasti: kultur positif

Gambaran radiologi:
Hiperplasia nodular limfoid difus awal
Ulserasi dangkal, batas tegas
Ulserasi dalam, penebalan dinding kolon
lanjut
Kolitis Citomegalovirus.
a) gambaran enema barium kontras ganda.
b) Pembesaran gambar yang memperlihatkan banyak ulserasi apthosa yang
mirip seperti pada awal penyakit Crohn
( diambil dari Pickhardt, perry j. Arluk, Glen M. Atlas of gastrointestinal
imaging : radiologic -endoscopic correlation2)
Infeksi parasit
Amebiasis

Infeksi: kista tertelan tropozoid invasif

Membentuk massa granulasi ameboma

Lokasi tersering: kolon ascedens

Diagnosa pasti: tropozoid si feses atau usapan


rektum
Gambaran radiologi:
- Menyerupai kolitis ulseratif disertai skip lesion
- Ulserasi dalam, edema dinding usus
- Ulserasi apthosa (masih mungkin)
a) Infeksi amuba mendistorsi sekum dan menyebabkan obstruksi ileosekal
ringan. Ada "skip" area di fleksura lienalis dan mungkin juga pada tempat
lain di kolon descendens. b) Amoebiasis menyebabkan penyempitan di kolon
transversum proksimal dan di persimpangan ileosekal. Ada area ulcerating
colitis tepat di bawah fleksura lienalis dan tepat di atas kolon sigmoid.
c) Kolitis amuba yang luas dan berat, dengan spasme kolon descendens dan
kolon sigmoid. Tampak pemendekan dan ulserasi pada sekum dan kolon
ascendens, ileum terminal berdilatasi. d) Akhir tahap kolitis amuba. Kolon
menjadi halus dengan berkurangnya haustra, khususnya daerah rektum dan
sigmoid.
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter27/27_2.aspx
Schistosomiasis

Trematoda

Infeksi: larva menembus kulit masuk sirkulasi


sistemik hati bentuk dewasa (migrasi) vena porta
kolon bertelur

Gejala: diare berdarah, nyeri perut kronik, diare


terputus-putus, teraba massa abdomen
Penemuan klinis:
hipertensi portal
hepatoslenomegali sekunder

Gambaran radiologi:
Penyempitan kolon, hilangnya haustra, ulserasi
Polip inflamasi reaksi granulasi kerena penyimpanan
telur di dinding usus
S. mansoni
a) Polip mukosa multipel pada kolon descendens dan sigmoid. b)
Poliposis sigmoid berat yang bergabung membentuk massa. (Diambil
dari
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter27/27_3.aspx
)
Trichuriasis

Dominan pada anak-anak daerah tropis

Gejala: Pendarahan
Anemia
Diare

Dapat menyebabkan intusussepsi dan prolaps


rektalcacing yang menempel
Gambaran radiologi:
Penggumpalan dan granularitas barium lendir yang
banyak
Lusensi bergelombang dan linier 3-5 cm cacing
a) Enema barium kontras ganda memperlihatkan garis pada sejumlah besar
trichuris yang berukuran kecil, yang tak terhitung banyaknya pada tampilan
tegak. b) Pembesaran gambar kolon rectosigmoid yang memperlihatkan bentuk
garis melingkar erat pada beberapa parasit jantan dan bentuk semilunar atau
konfigurasi whiplike dari sejumlah trichuris betina dengan latar belakang kontras
barium dan udara. ( diambil dari
http://www.isradiology.org/tropical_deseases/tmcr/chapter17/imaging.htm )
a) Infestasi trichuris masif. Pemeriksaan kontras udara pada kolon, termasuk gambar
pada kolon rectosigmoid diperlihatkan di sini, mengidentifikasi gambaran khas garis-
garis bergelombang dalam jumlah besar pada trichuris yang banyak, beberapa
melingkar erat dengan pola "target" khas pada parasit jantan, sedangkan yang lainnya
membentang dalam konfigurasi lengkung pada trichuris betina. b) Pembesaran gambar
kolon sigmoid pada enema kontras barium dan udara dari pasien lain dengan
trichuriasis yang memperlihatkan garis bergelombang radiolusen yang melapisi
sejumlah whipworms yang banyak. Gambaran ini khas pada trichuriasis ( diambil dari
http://www.isradiology.org/tropical_deseases/tmcr/chapter17/imaging.htm )
Infeksi jamur
Histoplasmosis

Jamur endemik daerah sungai

Sering mengenai paru dan kulit, gastrointestinal bisa


juga terkena

Lokasi tersering: ileosekal


Gambaran radiologi:
Filling defect kolon ascendens
Penyempitan kolon, granulasi mukosa,
ulserasi, striktur
Kolitis difus
Massa perisekal seperti appendisitis
Polip rektal
Histoplasmosis kolon yang menyerupai adenocarcinoma
Gambaran enema barium kontras ganda yang memperlihatkan lesi
apple core pada a) kolon ascendens, b) kolon transversum, c) fleksura
lienalis
(diambil dari http://www.ajronline.org/cgi/reprint/161/3/585.pdf )
Mucormycosis

Pada penderita immunosupresi

Diagnosa jarang dibuat sebelum operasi


berakibat fatal

Lokasi tersering: kolon ascendens

Gambaran radiologi:
Massa polipoid, inflamasi segmental
Jarang pankolitis
a) Endoskopi yang memperlihatkan mass jamur pada sekum
b) Gambaran pada sekum yang terlihat massa polipoid dengan batas
inferior yang halus dan aspek superior yang tidak tegas
(Diambil dari
http://www.ajronline.org/cgi/reprint/145/4/739.pdf)
KOLITIS NON INFEKSI
Typhlitis (Kolitis Neutropenik)

Pada pasien imunitas rendah leukimia, AIDS,


neutropeni karena kemoterapi

Gejala : demam
nyeri perut kanan bawah
diare

Lokasi tersering: sekum


Gambaran radiologi :
Menyerupai kolitis ulseratif dan kolitis
infeksi

Enema barium tidak dianjurkan resiko


tinggi perforasi

Pemeriksaan pilihan multidetektor CT


Enema barium kontras tunggal memperlihatkan gambaran penyempitan
yang irreguler pada lumen sekum. Usus halus melebar. Diambil dari
Federle. Diagnostic imaging abdomen.1st ed, canada : amyrsis.2004
Penyakit Graft Versus Host

Merupakan komplikasi dari transplantasi


sumsum tulang

lokasi : usus halus


seluruh kolon, kolon sisi kanan

Gambaran Radiologi:
Penebalan dinding dan lipatan usus
Hilangnya secara total gambaran mukosa
ribbon bowel
Haustra hilang, spasme, ulserasi
a) Gambaran pemeriksaan kontras pada pasien dengan transplantasi
sumsum tulang yang memperlihatkan penebalan dan pendataran lipatan
(panah) pada beberapa loop dari ileum distal pada penyakit graft-versus-
host. b) Gambaran segmen panjang pada ileum yang menyempit dengan
gambaran toothpaste atau ribbonlike yang merupakan gambaran pada
GVHD ( diambil dari http://imaging.consult.com )
ISKEMIK
Kolitis Iskemik

Penyebab:- Oklusi mesenterika


- Strangulasi mekanik atau
peningkatan tekanan intra kolon
- Rendahnya aliran darah

Nekrosis perdarahan, edema, ulserasi


fibrosis striktur
Gambaran radiologi:
Ulserasi
Udem klasik thumbprinting
Hilangnya haustra
a) Ulserasi mukosa kecil dapat dilihat pada enema barium di kolon
descendens. b) Enema barium kontras tunggal pada laki-laki 60 tahun
yang memperlihatkan striktur pada distal kolon transversum dan
proksimal kolon descendens pada kolitis iskemik (diambil dari Federle.
Diagnostic imaging abdomen.1st ed, canada: amyrsis.2004)
c) Endoskopi kolitis iskemik. d) Endoskopi kolitis iskemik berat (diambil
dari http://imaging.consult.com)
KOLITIS AKIBAT FAKTOR EKSOGEN
Kolitis Kaustik
Kontak langsung mukosa kolorektal dengan
bahan kaustik

Bahan kaustik : detergen/busa sabun


herbal

Lokasi : kolon distal

Gambaran radiologi :
Thumbprinting , ulserasi, striktur
Kolitis kaustik akibat enema detergen
a) Penyempitan pada kolon transversum dan permukaan mukosa yang irreguler.
Mukosa rektal yang irreguler ringan.
b) Follow up 2 bulan kemudian. Scar pada kolon transversum. Stenosis dan
sakulasi irreguler pada tengah kolon transversum. kolon lainnya
normal.(diambil dari http://www.ajronline.org/cgi/reprint/134/2/397.pdf
Kolitis Radiasi

Tampak pada terapi dengan radiasi

Gejala : Kram abdomen


Diare
Mual
Muntah
Peristaltik meningkat
Perdarahan perrektal
berat badan turun
Lokasi tersering: rektum

Gambaran radiologi:
Proktitis
Ulserasi
Striktur rektum
Fistula
BARIUM ENEMA KONTRAS GANDA
a) Radiasi menginduksi striktur rektosigmoid. Ada penyempitan segmen
panjang di rektosigmoid pada pemeriksaan barium enema. Tampak
pelebaran ruang presakral. b) Striktur akibat radiasi pada rektum yang
mengikuti pengobatan pada kanker prostat. Tampak polip kecil pada
sigmoid proksimal. (Diambil dari Federle. Diagnostic imaging abdomen.1st
ed, canada : amyrsis.2004)
Kolitis Pseudomembran
(kolitis antibiotik/kolitis clostridium difficile)

Disebabkan penggunaan antibiotik, sitostatik,


toksin bakteri clostridium difficile

Gejala: Diare cair setelah mendapat terapi


antibiotik
Demam
Nyeri perut
Laboratorium :
leukositosis

Lokasi:
seluruh kolon
rektum & kolon sigmoid
Morfologi :
Adhesi berupa plak yang berasal dari debris
nekrotik & mukus fibropurulen merusak
mukosa kolon, edema mukosa

Gambaran radiologi :
Filling defect Nodul bulat kecil, plak irreguler
Defek polipoid kasar, tepi kasar irreguler
Pankolitis
Comb sign

The comb sign is seen in Crohns disease.


Observed on CT or MRI scans.
The teeth of the comb represent engorged small
arteries, the vasa recta, perfusing the small bowel
The vasa recta of the small bowel become
tortuous and enlarged
They appear as prominent opacities on the
mesenteric side of the small bowel.
Small arteries become engorged due to increased
blood flow to the inflamed small bowel and are
accentuated due to the fibrofatty proliferation in
the mesentery.
The comb sign suggests an acute exacerbation of
Crohns disease.
FIGURE 14. (A) Comb. (B) Contrast-enhanced CT image in a
patient with Crohns disease demonstrating engorged vasa recta
secondary to hyperemia of the bowel producing the comb sign.
Target sign
The target sign an enhancement pattern of the
bowel wall seen in various disease processes on CT or
MRI scans.
The target-like is formed when a thickened bowel wall,
with an inner and outer layer of higher attenuation and a
middle layer of lower attenuation
Target sign
The inner and outer layers represent the mucosa and
muscularis propria, respectivelythese layers is believed
contrast enhancement from inflammation.

The middle layer is submucosal bowel wall edema


can be seen even on noncontrast-enhanced CT if severe
Target sign
Classically seen in patients with Crohns disease.

It can be seen in many other conditions(patients with


radiation enteritis, ischemic bowel, intramural
hemorrhage, vasculitides suc, and pseudomembranous
colitis)
FIGURE 15. Target. (A) Emergency stop button (B) Contrast-enhanced CT image of the small
bowel in a patient with Crohns disease reveals rings of high attenuation representing the
hyperemic mucosa and muscularis propria of the small bowel. The hypodense ring represents the
edematous submucosa. This enhancement pattern creates the target sign.
Coiled spring sign
The coiled spring appearance only occurs in the dilated air-
filled small bowel.
It also is most noticeable in the jejunum where the valvulae
conniventes are closely spaced
Coiled spring sign
Arrowhead sign
The arrowhead sign observed on CT images in acute
appendicitis.
This perceived trapped in the thickened, inflamed cecum.
Represents a secondary sign of appendicitis have a
sensitivity of roughly 30%.
FIGURE 17. (A) Arrowhead.. (B) Contrast-enhanced CT image in a patient with right
lower-quadrant pain demonstrates arrowhead-shaped inflammatory changes of the
cecal base secondary to acute appendicitis. Note the thickened appendix
Thumbprint sign
Was first described in 1963smooth, rounded
impressions causing filling defects in barium studies of
ischemic colitis. These nodular densities represent
edema and hemorrhage into the wall of the colon
Seen in roughly 75% of cases of transient,
nongangrenous ischemic colitis.
Resolve once the colon wall has been reperfused and healed.
Pseudomembranous colitis, ulcerative colitis, lymphoma,
leukemia, and hemorrhage may also produce the thumbprint
sign.
FIGURE 18. (A) Thumbprint. (B) Plain radiograph of the abdomen in a patient with
ischemic colitis demonstrates thickening of the haustra secondary to edema and
hemorrhage resulting in the appearance of multiple thumbprints in the wall of the
colon
Cobblestone sign
Classically seen within the small and large bowel on
fluoroscopic studies in the presence of active Crohns
disease.
This appearance is due to a combination of extensive,
broad, linear transverse and longitudinal ulcerations
within an inflamed mucosal surface. Only scattered
islands of normal mucosa remain in this setting
The scattered islands can lead to the misperception that the
predominant ulcerated regions are the baseline mucosa and
the normal mucosal islands are polyps.
The differential diagnosis for cobblestoning is inflammatory
polyposis in the setting of inflammatory bowel disease.
FIGURE 19. (A) Cobblestones. Louisburg Square, Beacon Hill, Boston, MA. (B)
Radiograph of a small bowel follow-through in a patient with Crohns disease
demonstrates scattered islands of normal intestinal mucosa adjacent to multiple
ulcerations resulting in the cobblestone appearance of the distal ileum.
Bowler hat sign
Represents the appearance of a sessile colonic polyp
observed at an oblique angle on a double contrast barium
enema.
Formed by a ring of barium adjacent to the base of the
polyp surrounding a domed layer of barium coating the
surface of the polyp
Bowler hat sign
A colonic diverticulum produce a bowler hat appearance.
The orientation of the dome of the bowler hat sign can help
differentiate a polyp from a diverticulum.
An intraluminal polyp dome pointed inward toward the
lumen, while a diverticulum pointed outward.
FIGURE 20. (A) Bowler hat. Courtesy of Salmagundi, Jamaica Plains, MA. (B)
Radiograph from a double contrast barium enema demonstrates a sessile
polyp within the colon displaying the appearance of a bowler hat.
Radiographic model. (a) Radiograph of barium-coated cup shows superior bowler
hat (white arrow) pointing toward center of cup (ie, a polyp) and inferior bowler hat (black
arrow) pointing away from center of cup (ie, a diverticulum). (b) Radiograph obtained after
slight rotation of cup shows simulated polyp and diverticulum
Mexican hat sign
Pedunculated colonic polyps form the Mexican hat
sign. These possess discrete stalks and observed en
face hanging from the nondependent wall of colon.
Formed by the 2 concentric rings;
The outer ring the en face barium coating the
surface of the head of a pedunculated polyp,
The inner ring a meniscus of barium surrounding the
stalk of the polyp visualized through the head
FIGURE 21. (A) Mexican hat. Courtesy of the Border Caf, Cambridge, MA. (B)
Radiograph of an upper gastrointestinal series demonstrates a pedunculated
gastric polyp demonstrating a close resemblance to a Mexican hat.
Collar button sign
Manifestations of inflammatory processes the bowel.
These deep ulcerations seen in the colon associated
with active ulcerative colitis.
Formed by mucosal ulceration with associated
undermining of the ulcers edge by lateral submucosal
extension.
Vertical penetration into the bowel wall is limited the
resistance of the underlying muscularis mucosa.
Collar button ulcer observed such as Crohns disease,
ischemic colitis, and shigellosis.
FIGURE 22. (A) Collar button. (B) Radiograph from a single contrast barium
that demonstrates a collar button appearance
Apple core sign
The visual manifestation of an annular lesion of the
bowel with irregular overhanging edges and shouldered
margins.
Classically seen in colon carcinoma most commonly
located in the sigmoid colon
Differential diagnosis is focal diverticulitis, ischemic
colitis, ulcerative colitis, endometriosis, amebiasis,
serosal metastatic implants, infectious colitis and, rarely,
focal amyloidosis.
FIGURE 23. (A) Apple core. (B) Fluoroscopic image from a double contrast barium
enema in a patient with changing bowel habits reveals an annular lesion with
overhanging edges within the colon closely resembling an apple core.
Accordion sign
The appearance of colonic wall thickening in the setting
of colitis.
Describes edematous haustral folds that are due to
transmural edema and are separated by transverse
mucosal clefts filled with oral contrast
Oral contrast is trapped between thickened, edematous
colonic folds and pseudomembranes
Has also observed with colonic edema secondary to
cirrhosis and in Crohns disease, ischemic colitis, lupus
vasculitis, and infectious colitis.
FIGURE 24. (A) Accordion. (B) Contrast-enhanced CT image of a patient with
Clostridium difficile enterocolitis demonstrates thickened haustra secondary to
transmural edema giving the transverse colon an accordion-like appearance.
Accordion sign in a 50 year (submukosal edema
arrows,oral kontras material arrow head)
Lead pipe sign
Classically seen with chronic, smoldering ulcerative
colitis.
Manifestation of multiple pathophysiological processes.
There is increased regeneration colonic mucosa in
ulcerative colitis may lead to hypertrophy of the
muscularis mucosae.
Contraction of this hypertrophic muscle layer gives the
colon the lead pipe-like narrowed, ahaustral, and
foreshortened appearance
Luminal narrowing caused by previously formed
strictures and fat distribution within the
submucosal layer of the bowel wall, particularly
the rectum
The differential diagnosis Crohns disease,
cathartic colon (which usually occurs in the
descending colon and spares the rectum),
tuberculosis, and, rarely, amebiasis.
FIGURE 25. (A) Lead pipe. (B) Radiograph from a double contrast barium
enema in a patient with chronic, smoldering ulcerative colitis demonstrates an
ahaustral, pipe-like appearance of the colon.
DEFINISI :
Pemeriksaan GIL adalah pemeriksan radiologis dengan
menggunakan kontras media untuk memvisualisasikan saluran
pencernakan atau loop/saluran GI sekitar tempat colostomi, melalui
lobang colostomi, balk kearah proximal maupun distalnya. Baik
secara dinamik dengan fluoroskopi dan radiography
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi dengan meggunakan
kontras media positif dan kadang dengan disertai negatif
untuk menilai abnormalitas dari pergerakan , lumen dan
mukosa akibat kelainan kelainan pathologic yang ada pada
sekitar tempat colostomi
Kontras media yang digunakan adalah barium sulfat, udara
di hasilkan dengan evervescent dan dapat pula
menggunakan kontras Yodium yang larut dalam air dalam
keadaan tertentu dengan menggunakan kateter yang
dimaskukan melalui lobang colostomi.
Foto radiography diambil mulai dari lobang colostomi
kearah proximal dan atau kedistal. Posisi dilakukan dengan
tepat sehingga kelainan yang ada dapat divisualisasikan
dengan jelas.
INDIKASI
Dicurigai kelainan dari tractus Gastro intestinal bagian atas
ataupun bawah,post colostomi, termasuk didalamnya:
.Kelainan motilitas
Kelainan pada mukosa (ulkus, divertikel, inflamasi )
Keganasan.
Degeneratif
Kelainan kongenetal
Kelainan obstruktif
Kelainan penyempitan lumen.
KONTRA INDIKASI :
Perforasi dari saluran cerna, ulkus yang mengalami
perforasi
Alergi bahan kontras media
Obstruksi total dari saluran cerna.
PROSEDUR
1. Anamnese penderita adanya obstruksi dan sudah dilakukan operasi colostomi
2. Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Persiapan kontras barium sulfas yang digunakan bila tidak dicurigai perforasi dari
saluran cerna dilakukan pengenceran 1: 3.
4. Bila dicurigai perforasi atau fistel maka dilakukan penggunaan kontras yang larut
dalam air dengan perbandingan 30 % dengan aquadest
5. Persiapan alat yang digunakan menggunakan X ray unit fluoro radiography dengan
menggunakan TV monitor dengan KV dan Mas bergantung ketebalan penderita, alat
minimal mempunyai kemampuan 100 ma, 125 KVA
6. Penderita di tidurkan supine
7. Kontras dimasukan dengan jumlah sekitar 15 cc bertahap sampai daerah cecum yang
proximal dan rektum yang distal, melalui lobang kolostomi kearah proximal maupun
distal Jika pemeriksaan lopografi bipolar.
8. Posisi penderita supine, Jika diperlukan bisa oblik atau lateral.
9. .Perjalanan kontras diikuti dengan fluroscopy, dilakukan pembuatan foto baik porsi
proximal maupun distal dari kolostomi. Dilakukan foto fluorografi mukosa posisi
terlentang, oblik ataupun spot foto pada daerah yang ada kelainan atau yang dicurigai
ada kelainan.
10. .Jika diperlukan dapat dilakukan dengan kontras negatif. Biasanya pemeriksaan ini
dilakukan untuk menindak lanjuti tidakan colostomi pada kasus megakolon atau
obstruksi oleh karena malignansi. Pada kasus megakolon untuk menilai apakah
memungkinkan untuk disambung kembali jika lumen megacolon yang diistirahatkan
telah menjadi sama atau mendekati besarnya lumen yang normal.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama pada
radiograph GIL mulai dari lobang kolostomi kearah
proximal maupun distal.
2. Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan
macam, jenis, ukuran, letak clan reaksi jaringan
sekitarnya. Serta ada tidaknya pemnyempitan lumen dan
sejauh mana penyempitannya parsial ringan, sedang,
berat, total, atau sebaliknya terjadi dilatasi lumen.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan
kepada pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
PEMERIKSAAN G.I FISTULOGRAFI
DEFINISI :
Pemeriksaan FGI adalah pemeriksan radiologis dengan
menggunakan kontras media untuk memvisualisasikan
saluran pencernakan bagian atas, intestinum tenue
maupun bagian bawah yang ada atau dicurigai adanya
fistula atau defect saluran dengan organ lain, ruang atau
jaringan lunak, atau jaringan kulit dan berhubungan
dengan udara luar. Balk secara dinamik dengan
fluoroskopi dan statik radiography
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi dengan meggunakan kontras media
positif clan negatif untuk menilai abnormalitas dari lumen clan
mukosa akibat kelainan kelainan pathologic yang ada dan
mengakibatkan adanya atau kecurigaan adanya hubungan dengan
organ atau ruang lainnya.
Kontras media yang digunakan adalah barium sulfat, dan udara
yang dapat di hasilkan dengan tablet evervescent clan dapat pula
menggunakan kontras Yodium yang larut dalam air dalam keadaan
tertentu dengan acara di masukkan dengan menggunakan tube
atau kateter atau plastik surflo atau NGT ( nasogastric tube )
Foto radiography diambil mulai kontras dimasukan dari lubang
fistel sampai kontras masuk kedalam ruangan atau berhenti pada
satu tempat. Posisi dilakukan dengan tepat sehingga kelainan yang
ada dapat divisualisasikan dengan jelas.
INDIKASI
Dicurigai kelainan fistul dari tractus Gastro intestinal dengan organ
ataupun ruangan lainnya, termasuk didalamnya:
1. Kelainan anatomis fistula
2. Kelainan ada tidaknya mukosa fistula
3. Keganasan
4. Degeneratif
5. Kelainan kongenetal
6. Kelainan obstruktif
KONTRA INDIKASI :
1. Perforasi dari saluran cerna, ulkus yang mengalami perforasi
2. Alergi bahan kontras media
3. Obstruksi total dari saluran cerna bagian atas dengan kondisi yang
lemah
PROSEDUR
1. Anamnese penderita adanya obstruksi atau kecurigaan perforasi dan
atau fistula dari saluren cerna
2. Sebaiknya puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Persiapan kontras barium sulfat dalam air 1:4 atau dengan larutan
Iodium.
4. Bila dicurigai perforasi atau fistel maka dilakukan penggunaan
kontras yang larut dalam air dengan perbandingan 30 % dengan
aquadest
5. Persiapan alat yang digunakan menggunakan X ray unit fluoro
radiography dengan menggunakan TV monitor dengan KV dan Mas
bergantung ketebalan penderita, alat minimal mempunyai
kemampuan 100 ma, 125 KVA
6. Penderita di tidurkan supine atau tergantung pada letaknya fistula
atau yang dicurigai adanya fistula
7. Kontras dimasukan lewat lubang fistula bertahap sampai kontras
tampak berhenti pada satu tempat dan dilakukan radiografi
bertahap sesuai dengan masuknya kontras dalam saluran fistula.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama pada
radiograph mulai dari tempat lubang fistula sampai pada
akhir dari saluran fistulanya.
2. Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan
macam, jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan
sekitarnya. Serta ada tidaknya penyernpitan atau
pelebaran lumen atau berupa sinus fistula dan sejauh
mana penyempitannya parsial ringan, sedang, berat, total
dan iregularitas dari fistulanya.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan
kepada pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Dasar Teori Pemeriksaan USG:
PEMERIKSAAN USG Hepar, Vesica Fellea, Pankreas dan
Lien (HVFPL)
DEFINISI :
Pemeriksaan USG HVFPL adalah pemeriksan radiologis
dengan menggunakan Ultra Sound (US) untuk
memfisualisasikan Hepar, Vesica Fellea (VF) atau
Kandung Emedu (KE), Pankreas dan Lien. Balk secara
dinamik real time maupun statik printing black white
maupun color.
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan US
untuk menilai abnormalitas dari anatomi hepar,
kandung empedu atau vesica fellea, pankreas maupun
lien, akibat kelainan kelainan pathologic yang ada.
Dapat atau tidak dengan menggunakan kontras media.
Jika menggunakan kontras maka kontras yang
digunakan adalah air atau larutan garam fisiologis. Foto
radiography diambil sesuai yang ada pada monitor TV.
Posisi dilakukan dengan tepat sehingga kelainan yang
ada dapat divisualisasikan dengan jelas.
INDIKASI
Dicurigai kelainan dari tractus Gastro Intestinal bagian Atas,
hepar, kandung emepdu, pankreas dan lien, termasuk
didalamnya:
1. Kelainan anatomi dan sedikit fungsi.
2. Kelainan radang atau inflamasi
3. Keganasan
4. Degeneratif
5. Kelainan kongenetal
6. Kelainan obstruktif
KONTRA INDIKASI :
1. Kelainan patologis hepar, kandung empedu, pankreas
dan. lien baik kongenital maupun aquisital termasuk
vaskularnya
2. Kelainan akibat trauma
PROSEDUR
1. Anamnese penderita adanya keluhan kelainan hepar,
kandung empedu, pankreas dan lien atau adanya riwayat
trauma pada abdomen atas tau pada organ tersebut.
2. Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Pasien ditidurkan sesuai dengan posisi organ yang
diperiksa sehingga untuk memvisualisasikan dengan
jelas, bisa supine, oblik atau telungkup.
4. Persiapan US dengan variasi probe yang digunakan dari
3.5 sampai 12 MHz dan jika perlu dengan kontras air atau
larutan garam fisiologis.
5. Alat US yang diperlukan adalah yang baik artinya yang
sesuai dengan waktu atau tidak ketinggalan jaman,
diusahakan USG color doppler dengan harmonis sistem,
atau USG 3 atau 4D.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama balk pada
real time maupun statik pada hepar, kandung empedu,
pankreas clan lien.
2. Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan
macam, jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan
sekitarnya. Serta ada tidaknya pemnyempitan lumen clan
sejauh mana penyempitannya parsial ringan, sedang,
berat, total atau sebaliknya adanya pelebaran saluran
balk yang ekstra maupun yang intra.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan
kepada pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Dasar Teori Pemeriksaan ERCP:
PEMERIKSAAN ERCP
DEFINISI :
Pemeriksaan ERCP adalah pemeriksan radiologis
dengan menggunakan kontras media untuk
memfisualisasikan saluran pencernakan pankreas dan
duodenum yang merupakan bagian dari pemerikasaan
UGI, untuk menilai saluran patensi pankreas kedalam
muaranya di duodenum secara retrograd. Balk secara
dinamik dengan fluoroskopi dan radiography
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi ERCP dengan meggunakan
kontras media positif dan negatif untuk menilai
abnormalitas dan patensi dari lumen saluran pankreas dan
muaranya pada dinding duodenum Berta mukosa akibat
kelainan kelainan pathologic yang ada.
Kontras media yang digunakan adalah kontras yang larut
dalam air yang nonionik, biasnya solusio Iodium yang larut
dalam air dalam keadaan tertentu dengan cara di masukkan
lewat endoskopi kedalam saluran pankreas pada duodenum.
Foto radiography diambil mulai dari pemeriksaan sampai
selesai baik secara dinamik maupun stank.
Posisi dilakukan dengan tepat sehingga kelainan yang ada
dapat divisualisasikan dengan jelas.
INDIKASI
Dicurigai kelainan dari tractus Gstro intestinal bagian atas pankreas dan
duodenum, termasuk didalamnya:
1. Kelainan pada pankreas
2. Kelainan saluran pankreas, mukosanya ( ulkus, divertikel, inflamasi )
3. Keganasan
4. Degeneratif
5. Kelainan kongenetal
6. Kelainan obstruktif, misanya batu / kalsifikasi
KONTRA INDIKASI :
1. Perforasi dari saluran cerna, ulkus yang mengalami perforasi
2. Alergi bahan kontras media
3. Obstruksi total dari saluran cerna bagian atas sebelum dan pada
pyloru
PROSEDUR
1. Anamnese penderita adanya obstruksi atau kecurigaan penyakit pada UGI
atau pankreas atau saluran pankreas.
2. Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Persiapan kontras solusio Iodium nonionik sebanyak 20-50 cc.
4. Bila dicurigai perforasi atau fistel maka dilakukan penggunaan kontras yang
larut dalam air dengan perbandingan 30 % dengan aquadest
5. Persiapan alat yang digunakan menggunakan X ray unit fluoro radiography
dengan menggunakan TV monitor dengan KV dan Mas bergantung
ketebalan penderita, alat minimal mempunyai kemampuan 100 ma, 125 KVA
6. Penderita di tidurkan supine
7. Kontras dimasukkan lewat endoskopi kedalam saluran pankreas dengan
bimbingan fluoroskopi.
8. Posisi penderita dengan setengah telentang atau miring sesuai dengan
kebutuhan.
9. Kontras perjalanan diikuti dengan fluroscopy, dilakukan pembuatan foto
dari usofagus penuh dan dilakukan valsava manuver agar terjadi
peningkatan tekanan sehingga dilatasi dari system saluran dapat
divisuaisasikan dalam radiograph. Dilakukan foto fluorografi posisi
terlentang, telungkup dan spot foto pada daerah yang ada kelainan atau yang
dicurigai ada kelainan pada visualisasi yang terjelas sampai ampula Vateri
dan duodenumnya.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama pada
radiograph ERCP mulai duodenum dan saluran pankreas,
tentang keadaan alur mukosa dan dindingnya.
2. Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan
macam, jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan
sekitarnya. Serta ada tidaknya pemnyempitan lumen dan
sejauh mana penyempitannya parsial ringan, sedang,
berat, total.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan
kepada pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Dasar Teori Pemeriksaan GI dengan CT/MSCT:
PEMERIKSAAN GI dengan CT/MSCT
DEFINISI :
Pemeriksaan GI dengan CT/MSCT adalah pemeriksan
radiologis dengan menggunakan kontras media maupun
tidak untuk memvisualisasikan saluran pencernakan
bagian atas dan bawah dengan menggunakan alat
CT/MSCT. Baik secara dinamik dan radiographic.
BATASAN :
Adalah pemeriksaan radiologi tanpa atau dengan
meggunakan kontras media positif dan negatif dengan
menggunakan alai CT ataupun MSCT untuk menilai
abnormalitas dari pergerakan lumen dan mukosa akibat
kelainan kelainan pathologic yang ada.
Kontras media yang digunakan adalah kontras media yang
larut dalam air, ataupun udara di hasilkan dengan
evervescent. Foto radiography dapat diambil mulai dari
usofagus sampai dengan duodenum atau GI atas maupun
bawah.
Posisi dilakukan dengan tepat sehingga kelainan yang ada
dapat divisualisasikan dengan jelas.
INDIKASI
1. Dicurigai kelainan dari tractus Gastro intestinal bagian atas, maupun
bawah termasuk didalamnya:
2. Kelainan motilitas
3. Kelainan pada mukosa ulkus, divertikel, inflamasi )
4. Keganasan.
5. Degeneratif
6. Kelainan kongenetal
7. Kelainan obstruktif
KONTRA INDIKASI :
1. Relatif tidak ada
2. Alergi bahan kontras media
3. Keadaan umum pasien yang sangat lemah atau sebaliknya hiperaktif
PROSEDUR
1. Anamnese penderita adanya kecurigaan adanya kelainan dari saluran cerna
2. Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Persiapan kontras larut dalam air terutama non-ionik dapat oral, rektal
maupun intravena atau udara intralumenal
4. Bila dicurigai perforasi atau fistel maka dilakukan penggunaan kontras yang
larut dalam air dengan perbandingan 30 % dengan aquadest, dan bila ada
pendarahan dapat digunakan kontras intravena 50-80cc.
5. Persiapan alat yang digunakan menggunakan X ray unit fluoro radiography
dengan menggunakan TV monitor dengan KV dan Mas bergantung
ketebalan penderita, alat minimal mempunyai kemampuan 100 ma, 125 KVA
6. Penderita di tidurkan supine
7. Kontras diminumkan dengan jumlah sekitar 15 cc untuk usofagus dan bila
diperlukan dilakukan pengulangan. Untuk Gaster dan duodenum dan GI
bagian bawah diperlukan kontras 200cc sampai 1000cc.
8. Kontras perjalanan dapat diikuti dengan fluroscopy, dilakukan pembuatan
foto spot.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama pada radiograph
GI mulai dari oesophagus sampai pada duodenum, jejunum,
ileum, colon dan rektum, tentang keadaan alur mukosa dan
dinding oesophagus, gaster, anthrum, duodenum, jejunum,
ileum, colon dan rektum..
2. Bila diketemukan kelainan ataupun lesi, disebutkan macam,
jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan sekitarnya. Serta ada
tidaknya penyempitan lumen dan sejauh mana penyemitannya
parsial ringan, sedang, berat, total.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan kepada
pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Dasar Teori Pemeriksaan GI dan Hepar,
Vesica Fellea, Pankreas, Lien dengan MRI:
DEFINISI :
Pemeriksaan GI clan HVFPL dengan MRI adalah
pemeriksan radiologis dengan menggunakan alat MRI
baik tanpa maupun dengan kontras media untuk
memvisualisasikan saluran pencernakan, hepar, vesica
fellea, pankreas clan lien baik secara dinamik maupun
statik dengan monitor TV dan radiography
INDIKASI
Dicurigai adanya kelainan dari tractus Gastro intestinal, hepar,
vesica fellea, pankreas clan lien:
.Kelainan anatomis dan fisiologis
Kelainan pada mukosa ulkus, divertikel, inflamasi )
Keganasan
Degeneratif
Kelainan kongenetal
Kelainan obstruktif
KONTRA INDIKASI :
.Penderita dengan pacu jantung dan plate atau logam yang
sensitif magnet.
Alergi bahan kontras media
PROSEDUR
Anamnese penderita adanya kecurigaan kelainan tersebut diatas.
Puasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
Persiapan kontras media jika diperlukan (gadolinium)
Persiapan alai yang digunakan menggunakan MRI unit dengan
automatic / digital radiography dengan menggunakan TV
monitor.
Penderita di tidurkan supine
Kontras diminumkan atau disuntikan sesuai indikasi yang ada.
Jika perlu dilakukan MR Spectroscopy.
Evaluasi dan pemberian ekspertise radiograph
1. Dilakukan observasi secara holistik seksama pada radiograph
MRI mulai dari oesophagus sampai pada rektum, hepar, vesica
fellea, pankreas dan lien tentang keadaan alur mukosa dan
dinding dan jaringan organ tersebut diatas.
2. Bila pada organ tersebut diketemukan kelainan ataupun lesi,
disebutkan macam, jenis, ukuran, letak dan reaksi jaringan
sekitarnya. Serta ada tidaknya penyempitan lumen dan sejauh
mana penyempitannya parsial ringan, sedang, berat, total.
3. Dilakukan pengambilan resume untuk menuliskan dan
menetapkan ekspertise radiologis yang akan diberikan kepada
pasien atau dokter yang meminta pemeriksaan.
Pemeriksaan CT Scan
Gastrointestinal
Normal CT
Kelainan congenital
Kelainan infeksi
Tumor
Degenerasi
Emergensi
Metabolik
Imunologi
Toksikologi
Pemeriksaan MRI Gastrointestinal
Normal MRI
Kelainan congenital
Kelainan infeksi
Tumor
Degenerasi
Emergensi
Metabolik
Imunologi
Toksikologi
Okupasi / penyakit akibat kerja
Biologi molekuler

Anda mungkin juga menyukai