Anda di halaman 1dari 21

Small Bowel Obstruction (SBO)

Penyusun :
Pratiwi Dwi Rivai

Pembimbing:
dr. Yulia Rachmawati MP, Sp. Rad(K)

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


RSPAD GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
2021
DEFINISI
● Small bowel obstruction is a partial or complete blockage of the small intestine,
which is a part of the digestive system
EPIDEMIOLOGI

● Di Amerika Serikat, 15 dari setiap 100 rawat inap untuk nyeri perut disebabkan oleh
obstruksi usus halus (SBO), dengan 300.000 rawat inap setiap tahun.
● Satu studi dari Kanada melaporkan frekuensi SBO yang lebih tinggi setelah operasi
kolorektal, diikuti oleh operasi ginekologi, perbaikan hernia, dan usus buntu.
● Obstruksi usus kecil (SBO) menyumbang 80% dari semua obstruksi usus mekanis,
20% sisanya disebabkan oleh obstruksi usus besar
ETIOLOGI
● Letak lesi penyebab obstruksi terbagi menjadi :
1. Intraluminal  benda asing, batu empedu, meconium
2. Intramural  tumor, striktur pascainflamasi seperti penyakit
Crohn, divertikel
3. Ekstrinsik  adhesi satu sama lain, hernia, karsinoma,
metastasis
KLASIFIKASI

● Menurut stadiumnya :
1) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga
makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak disertai
terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah)
3) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan
nekrosis atau gangren
PATOFISIOLOGI
● Pada obstruksi usus, terjadi pengumpulan gas di bagian proksimal dari
obstruksi.
● Usus halus akan berusaha melakukan kompensasi dengan meningkatkan
motilitasnya sehingga terjadi nyeri kolik dan diare (bila obstruksi tidak total).
● Gas yang menumpuk menyebabkan distensi usus halus dan akhirnya
menurunkan motilitas, terjadi stasis bakteri dan infeksi lokal yang kemudian
menyebar ke kelenjar getah bening regional.
● Pada tahap strangulasi, distensi usus akan menekan lapisan usus yang berisi
pembuluh darah sehingga dapat terjadi iskemia dan nekrosis usus.

 Obstruksi dapat terjadi parsial (gas dan cairan masih dapat lewat sedikit), komplet,
dan closed-loop (bagian segmen usus mengalami obstruksi di bagian proksimal
maupun distal seperti pada volvulus).
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
● Distensi abdomen
● Demam dan takikardi  temuan terlambat dan mungkin terkait
dengan strangulasi
● Palpasi abdomen : Nyeri tekan saat palpasi (lokasi nyeri tekan
1. Anamnesis tidak selalu berkorelasi dengan lokasi obstruksi)
● Nyeri kolik abdomen ● Perkusi Abdomen :
● Mual
a. Timpani  bowel loops terisi oleh udara
● Muntah
● Konstipasi atau tidak b. Dullness  bowel loops terisi oleh cairan
adanya flatus ● Auskultasi abdomen :

a. Bising usus hiperaktif terjadi lebih awal karena isi


gastrointestinal (GI) berusaha mengatasi obstruksi

b. Bising usus hipoaktif terjadi kemudian dalam proses penyakit


3. Pemeriksaan Penunjang

● Laboratorium : hemokonsentrasi (akibat deplasi cairan), abnormalitas elektrolit,


leukositosis, asidosis (pada kasus strangulasi)
● Foto polos abdomen 3 posisi
● CT Scan : melihat zona transisi dilatasi usus proksimal ke distal yang kolaps, zat
kontras yang tidak melewati zona transisi, kolon kolaps tidak mengandung udara
atau cairan. CT scan juga dapat melihat jenis obstruksi dan penyebarannya.
GAMBARAN RADIOLOGI
● X- Ray Abdomen Upright
● “Step – Ladder”  disebabkan oleh susunan
lengkung usus halus yang berisi cairan dan melebar
 mengikuti lokasi jejunum di kuadran kiri atas ke
ileum di kuadran kanan bawah (panah hitam)
● SBO distal yang disebabkan oleh karsinoma usus
besar yang menyumbat katup ileocecal.
● X- Ray Abdomen Upright
● Tampak dolatasi loop isis halus dibibagian
sentral abdomen dengan gambaran “Herring
Bone Appearance”
● meskipun ada udara di usus besar
(panah hitam pekat), usus kecil
berdilatasi secara tidak
proporsional di kedua pandangan
(panah putih putus-putus)
dibandingkan dengan usus besar
● Obstruksi ini sering terjadi pada
pasien dengan adhesi dari
operasi sebelumnya, yang
menunjukkan klip bedah
(lingkaran putih) terjadi pada
pasien ini.
a. Supine view (kiri)
menunjukkan
beberapa lengkung
usus kecil yang
melebar di perut
bagian atas.

b. The upright view


(kanan) menunjukkan
multiple air-fluid levels
dalam loop yang
melebar
a. Supine view (kiri)
menunjukkan
beberapa loop usus
kecil yang melebar di
perut bagian atas
(panah merah)
Tidak ada udara di
rektosigmoid (panah
putih)

b. The upright view


(kanan) menunjukkan
multiple air-fluid levels
dalam loop yang
melebar pada
obstruksi usus kecil
(panah hitam)
● a) Supine abdomen 
lengkung usus kecil yang
dilatasi
● (b) upright abdomen 
beberapa air fluid level
(panah besar dan kecil), fluid
level lebih besar dari 2,5 cm
(panah besar), dan fluid levels
dengan ketinggian yang tidak
sama pada lengkung usus kecil
yang melebar (garis hitam
horizontal).
● (a) supine abdomen  lengkung
usus halus yang dilatasi di perut
kiri atas (panah).
● (b) Upright abdomen 
menunjukkan beberapa small
air fluid level (panah).
● Level cairan yang besar terlihat
pada dilatasi usus halus kiri atas
perut berkorelasi dengan dilatasi
loop usus kecil yang sama
terlihat pada radiografi supine.
● (a) Supine abdomen 
menunjukkan lengkung
usus halus yang dilatasi,
yang sebagian terisi oleh
gas yang menggambarkan
valvulae conniventes
(panah), yang disebut
stretch sign.

● (b) CT scan koronal 


menunjukkan stretch
sign.
CT SCAN ABDOMEN
A. Menunjukan dilatasi loop
usus halus (panah hitam) karena
hernia inguinalis kiri (lingkaran
putih)
B. CT Scan koronal 
menunjukan loop usus halus
berisis cairan dan berdilatasi
(panah putih) dan hernia
ingunalis (lingkaran putih) yang
mengandung loop usus halus
yang berdilatasi (panah putih
putus putus)
● (a) Jejunum yang melebar dan
berisi cairan (panah) dengan
penyempitan seperti paruh
(panah) baik di proksimal maupun
distal, konsisten dengan obstruksi
loop tertutup tanpa perubahan
volvulus atau iskemik. Perhatikan
usus proksimal melebar dan diisi
dengan bahan kontras.
● (b) Skema yang ditumpangkan
menunjukkan obstruksi loop
tertutup yang disebabkan oleh
adhesi yang mengisolasi loop usus
berisi cairan.
TATALAKSANA

● Penggantian cairan dengan resusitasi intravena (IV) agresif menggunakan saline


isotonik atau larutan Ringer laktat diindikasikan.
● Oksigen dan pemantauan yang tepat juga diperlukan.
● Antibiotik digunakan untuk organisme gram negatif dan anaerobik.
● Selain itu, analgesia dan antiemetik diberikan sesuai indikasi klinis.
● Percobaan nonoperatif sebanyak 3 hari diperlukan untuk obstruksi parsial atau
sederhana.
● Resolusi obstruksi terjadi pada hampir semua pasien dengan lesi ini dalam waktu 72
jam.
PROGNOSIS

● Dengan diagnosis dan pengobatan obstruksi yang tepat, prognosis pada obstruksi
usus halus (SBO) adalah baik.
● Obstruksi lengkap yang berhasil diobati secara nonoperatif memiliki insiden
kekambuhan yang lebih tinggi daripada yang diobati dengan pembedahan.
● Beberapa faktor yang terkait dengan kematian dan komplikasi pasca operasi
termasuk usia, komorbiditas, dan keterlambatan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai