• Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti
milieuinteriur dalam batas-batas fisiologis dengan cairan kristaloid (elektrolit)atau koloid (plasma ekspander) secara intravena. • Pembedahan dengan anestesia memerlukan puasa sebelum dan sesudah pembedahan. • Terapi cairan parenteral diperlukan untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan,mengganti perdarahan yang terjadi dan mengganti cairan pindah ke ruang ketiga (ke rongga peritoneum, ke luar tubuh). • Perdarahan pada pembedahan tidak selalu memerlukan tranfusi. • Untuk perdarahan di bawah 20% dari volume darah total pada dewasa cukup diganti dengan cairan infus yang komosisi elektrolitnya kira kira sama dengan komposisi elektrolit serum misalnya Ringer laktat atau Ringer asetat. • Untuk bayi dan anak perdarahan di atas 10% volume darah baru diperlukan tranfusi. • Jumlah darah yang dapat ditranfusi dapat ditentukan dari ht preoperative dan dengan perkiraan volume darah. • Pasien dengan ht normal biasanya ditransfusi hanya setelah kehilangan darah > 10-20% dari volume darah mereka. • Pemberian transfusi sebenarnya bergantung pada kondisi pasin dan prosedur pembedahan. • Perlu diketahui jumlah darah yang hilang untuk penurunan ht sampai 30%, dapat dihitung sebagai berikut : - Perkiraan volume darah - Perkiraan volume sel darah merah (RBCV) pada ht preoperative - Perkiraan RBCV pada ht 30% (RBCV 30%), untuk menjaga volume darah normal - Memperkirakan RBCV yang hilang ketika ht 30%, RBCV lost = RBCV preop – RBCV 30% - Perkiraan jumlah darah yang hilang = RBCV lost x 3
Perkiraan volume darah (Estimated Blood Volume)
• Bayi dan anak = 80 ml/kgBB • Dewasa pria = 75 ml/kgBB • Dewasa wanita = 65 ml/kgBB • Kebutuhan cairan basal (rutin, rumatan) ialah: • 4ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama. • 2ml/kgBB/jam tambahkan untuk berat badan 10 kg kedua. • 1 ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan
• Contoh pasien berat 23 kg, kebutuhan basal;(4x10)+(2x10)+(1x3)=63ml/jam.
• Pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga peritoneum, ke luar tubuh. Untuk menggantinya tergantung besar kecilnya pembedahan. • 6-8 ml/kg untuk bedah besar. • 46 ml/kg untuk bedah sedang. • 2-4 ml/kg untuk bedah kecil. • Perdarahan pada pembedahan tidak selalu perlu transfusi, untuk perdarahan di bawah 20% dari volume darah total pada dewasa cukup diganti dengan cairan infus yang komposisi elektrolitnya kira-kira sama dengan komposisi elektrolit serum misalnya dengan ringer-laktat atau ringer asetat. Untuk bayi dan anak perdarahan di atas 10% volume darah baru diperlukan transfusi. • Volume darah bayi anak 80 ml/kgBB • Volume darah dewasa pria 75 ml/kgBB • Volume darah dewasa wanita 65 ml/kgBB • Cairan infus dapat berupa cairan kristaloid, cairan koloid atau campuran keduanya. Pemberian cairan tanpa elektrolit (dekstrosa 5%atau 10%) secara intravena akan cepat keluar sirkulasi dan mengisi ruang antarsel, sehingga yang tertinggal di sirkulasi hanya sedikit sekali kira-kira 5%, sehingga dekstrosa tak punya peran dalam terapi hipovolemi. • Apalagi diberikan dengan tetesan cepat, akan segera keluar tubuh lewat urin. • Kecepatan pemberian dekstrosa yang dianjurkan ialah 500-850 mg/kgBB/jam. • Asetat dimetabolisme lebih cepat di otot menjadi bikarbonat (250- 400 mEq/jam), sedangkan laktat di hati dan lebih lambat (100 mEq/jam). • Koloid atau plasma ekspander kalau diberikan secara intravena dapat bertahan lama di sirkulasi. Koloid dapat berupa gelatin (hemaksel,gelafundin, gelofusin), polimer dekstrosa (dekstran 40, dekstran 70) atau turunan kanji, hidroksi-etil starch (haes, ekspafusin). • untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan lengan bawah atau daerah kubiti. • Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki dalam atau dikepala. • Bayi baru lahir dapat digunakan vena umbilikalis. • Penggunaan jarum anti karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena perifir biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan. • Pemberian cairan infus lebih lama dari tiga hari, sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis, vena kubiti, vena subklavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.