Anda di halaman 1dari 39

Konsep Dasar Cairan dan

Elektrolit

Setyo Martono
Praktisi Keperawatan Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr. Kariadi Semarang
Total Body Water ( TBW )
 Komponen utama dalam tubuh adalah air (60% BB laki-laki
dewasa).

 TBW orang dewasa berkisar 45-75% dari berat badan.


Tergantung jumlah jaringan adipose yang berbeda

 TBW wanita < laki-laki dewasa pada umur yang sama, karena
struktur tubuh wanita dewasa lebih banyak mengandung
jaringan lemak.

 TBW pada neonatus lebih tinggi yaitu sekitar 70-80% berat


badan

 Untuk beberapa alasan, obesitas serta peningkatan usia akan


menurunkan jumlah kandungan total air tubuh
 Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap
1˚C, jika suhu > 37˚ C
 Hiperventilasi
 Suhu lingkungan yang tinggi
 Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
 Setiap kehilangan yang abnormal seperti
diare atau poliuria
 Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12%
setiap 1˚C ( jika suhu <37˚C )
 Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
 Oliguria atau anuria
 Hampir tidak ada aktivitas
 Retensi cairan misal gagal jantung
 Perpindahan air dalam tubuh melibatkan
mekanisme transport pasif dan aktif.

 Difusi dan osmosis adalah mekanisme


transport pasif (tidak membutuhkan energi).

 Sedangkan mekanisme transport aktif


berhubungan pompa Na-K yang memerlukan
ATP
a. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat
terlarut) melalui membran semipermeabel dari
larutan berkadar lebih rendah menuju larutan
berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.
 Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 ± 5
mOsm/L.
 Larutan dengan tekanan osmotik kira-kira sama
disebut isotonik (NaCl 0,96%, D5%, Rl), lebih
rendah disebut hipotonik (akuades) dan lebih
tinggi disebut hipertonik.
b. Difusi
Difusi ialah proses bergeraknya molekul dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi
rendah.
Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga
mendorong air masuk berdifusi melewati pori-
pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada
perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik.

c. Pompa Natrium Kalium


Merupakan suatu proses transport yang
memompa ion natrium keluar melalui membran
sel dan pada saat bersamaan memompa ion
kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa
natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan
hiperosmolar di dalam sel.
1. Volume
2. Konsentrasi
3. Komposisi
1. Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)

2. Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)

3. Dehidrasi berat (defisit 12% BB)


Gejala Defisit cairan interstitial :

Turgor kulit yang jelek


Mata cekung
Ubun-ubun cekung
Mukosa bibir dan kornea kering

Gejala Defisist cairan intravaskuler :

Hipotensi, takikardi
Vena-vena kolaps
Capillary refill time memanjang
Oliguri
Syok ( renjatan)
Cara rehidrasi : hitung cairan dan elektrolit total
(rumatan + penggantian defisit) untuk 24 jam
pertama. Berikan separuhnya dalam 8 jam pertama
dan selebihnya dalam 16 jam berikutnya
Perubahan konsentrasi cairan tubuh : hiper atau
hiponatremia dan hiper atau hipokalemia.
 Rumus untuk menghitung defisit elektrolit :
Defisit natrium (mEq total) = (Na serum yang
diinginkan – Na serum sekarang) x 0,6 x BB (kg)
 Defisit Kalium (mEq total) = (K serum yang
diinginkan [mEq/liter] – K serum yang diukur) x
0,25 x BB (kg)
 Defisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang
diinginkan [mEq/liter] – Cl serum yang diukur) x
0,45 x BB (kg)
 Perubahan komposisi dapat terjadi tersendiri
tanpa mempengaruhi osmolaritas cairan
ekstraseluler.
 Misalnya kenaikan konsentrasi K dalam darah
dari 4 mEq menjadi 8 mEq, tidak akan
mempengaruhi osmolaritas cairan
ekstraseluler tetapi sudah cukup
mengganggu otot jantung.
1.Memperbaiki volume intra vaskuler sehingga
perfusi baik & hemodinamika stabil.
2.Memperbaiki aliran mikrosirkulasi.
3.Meningkatkan oksigenasi sel terpenuhi sehingga
metabolisme tetap baik.
4.Mencegah / mengurangi kaskade reaksi
inflamasi.
5.Koreksi terhadap gangguan asam basa.
6.Mengkompensasi keluarnya cairan dari
interstitial / intra sel.
7.Mencegah terjadinya “reperfusion injury”
1.Waktu resusitasi
2.Jumlah cairan
3.Jenis cairan
4.Sifat cairan
5.Parameter target / evaluasi yang digunakan
Harus secepat mungkin, agar perfusi
membaik dan hipoksia teratasi.

Dalam waktu 6 jam pertama sasaran sudah


harus tercapai EGDT(early goal directed
therapy).
Kristaloid
 Cairan kristaloid (normal saline dan ringer laktat)
memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular.
kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit
cairan di ruang intersisial.
 Cairan berisi partikel kecil ( < 30.000 dalton)

 Penggunaan cairan normal salin dalam jumlah yang


besar dapat menyebabkan timbulnya asidosis
hiperkloremik, sedangkan penggunaan cairan ringer
laktat dengan jumlah besar dapat menyebabkan
alkalosis metabolik yang disebabkan adanya
peningkatan produksi bikarbonat akibat metabolisme
laktat.
Koloid

 Cairan koloid disebut juga sebagai cairan


pengganti plasma (“plasma expander”). Cairan
koloid terdapat molekul tinggi dengan aktivitas
osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung
bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
 Cairan berisi partikel dgBM besar ( > 30.000
dalton)

 Koloid adalah cairan yang mengandung partikel


onkotik dan karenanya menghasilkan tekanan
onkotik. Bila diberikan intravena, sebagian besar
akan menetap dalam ruang intravaskular.
Albumin
 Albumin merupakan larutan koloid murni
yang berasal dari plasma manusia. Albumin
dibuat dengan pasteurisasi pada suhu 600 ˚C
dalam 10 jam untuk meminimalisir resiko
transmisi virus hepatitis B atau C atau pun
virus imunodefisiensi.

 Waktu paruh albumin dalam plasma adalah


sekitar 16 jam, dengan sekitar 90% tetap
bertahan dalam intravascular 2 jam setelah
pemberian
Dekstran

 Dekstran merupakan semisintetik koloid yang


secara komersial dibuat dari sukrose oleh
mesenteroides leukonostok strain B 512 yg
menghasilkan BM tinggi.

 Dekstran untuk pemakaian klinis tersedia


dalam dekstran 70 (BM 70.000) dan dekstran
40 (BM 40.000) dicampur dengan garam faal,
dekstrosa atau Ringer laktat.
Hydroxylethyl Starch (HES)

 Senyawa kanji hidroksietil ( HES ) merupakan


suatu kelompok koloid sintetik polidisperse
yang mempunyai glikogen secara struktural.

 Waktu paruh dari 90% partikel HES adalah 17


hari
CAIRAN NUTRISI

 Cairan yg berisi bahan nutrisi KH, lemak,


protein (sendiri atau campuran)
1.Hipervolemia
 Gangguan stimulus keginjal, fungsi ginjal
abnormal, kelebihan cairan iv, perpindahan
cairan
2. Hipovolemia
 Kehilangan melalui kulit, GI, ginjal,
perdarahan, penurunan masukan atau
perpindahan ke spasium ketiga
HIPERVOLEMIA
1.Tekanan hidrostatik
2.Tekanan onkotik
3. Permeabilitas dinding pembuluh darah
4.Gangguan pembuluh limfe
Hipovolemia Emergency : Shock
1. Hipovolemia
–Hemorragik
2. Kardiogenik
3. Distributif
4. Obstruktif
Penanganan segera A.B.C
Airway
pastikan jalan nafas bebas

Breathing
Pastikan breathing lancar/bantu bila perlu
Berikan oksigenasi adekuat (masker 5 –10liter/menit)

Circulation
Atur dalam posisi syok (tidur mendatar dengan kaki lebih tinggi 30˚
Hentikan perdarahan eksternal
Pasang IV line adekuat
Resusitasi cairan adekuat
Monitoring produksi urin
PENATALAKSANAAN UMUM

Water challenge test/ pemantauan CVP untuk


screening
Koreksi asidosis metabolik
Pantau irama jantung (Cardiac Output)
Kateter urin: analisa dan pemantauan
produksi urin
Pemberian cairan Infus : jenis dan kecepatan
tergantung dari berat dan penyebab syok
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai