Anda di halaman 1dari 53

Bedsite Teaching

ATLS pada Trauma Abdomen


(Advanced Trauma Life Support)

Kelompok B1:
Abdalia Zubara Siregar 210131092
Cj Randas Senggado 210131143
Siti Maghfirah 210131173
Rio Wahyudi Panggabean 210131247
Ziqka Afriza Zuzafni 210131252
Adrian Joshua V. Sinaga 200131142
Edwin Utomo 200131123

Dosen Pembimbing: Dr. dr. Asrul, Sp.B, Subsp. BD(K)


Anatomi Abdomen
Anatomi Abdomen
Anatomi Abdomen

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.84


Mekanisme Trauma Abdomen
Blunt (Trauma Tumpul)
Paling sering  limpa (40% - 55%). liver (35% -
45%), Usus halus (5 - 10%).
Mekanisme:
• Kompresi - peningkatan tekanan
intraabdomen yang mendadak dan dramatis
dan berujung pada pecahnya organ yang
berongga.

• Crushing injuries - Isi intraabdominal


dihancurkan antara dinding perut anterior dan
kolom vertebral atau sangkar toraks posterior.
Ini menghasilkan efek menghancurkan,
terutama pada organ seperti hati, spleen
maupun ginjal.

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.85


Blunt (Trauma Tumpul)

• Shearing injuries - salah satu bentuk


crushing injuries yang terjadi akibat
pemakaian alat pengaman yang tidak benar.

• Decelaration injuries - pergerakan


diferensial dari bagian tubuh yang tetap dan
bergerak sehingga menyebabkan laserasi
pada organ padat.

Bucket-Handle Injury

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.85


Penetrating (Trauma Tajam/Tusuk)
• Luka tusuk dan luka tembak berenergi
rendah  kerusakan jaringan dengan laserasi
dan robekan.
• Luka tembak berenergi tinggi  lebih
banyak energi kinetik  peningkatan
kerusakan di jaringan sekitar jalur proyektil
peluru.
• Luka tembak  melukai usus kecil (50%),
usus besar (40%), hati (30%), dan struktur
pembuluh darah perut (25%).
• Luka tusuk  melukai hati (40%), usus
kecil (30%), diafragma (20%),dan kolon
(15%).

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.85-86


Blast (Ledakan)
• Disebabkan oleh perangkat peledak.
• Mekanisme trauma dapat merangkumi
trauma tajam maupun trauma tumpul akibat
pasien tersebut terlempar atau terkena
ledakan.
• Ledakan  cedera tambahan pada membran
timpani, paru-paru, dan usus yang
berhubungan dengan ledakan tekanan
berlebih.
• Gejala trauma abdomen dapat muncul
lambat.

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10 th ed., pp.85-86


Definisi Trauma Abdomen
Definisi Trauma Abdomen
• Trauma merupakan kerusakan pada tubuh yang terjadi akibat pertukaran dengan energi
lingkungan yang melebihi daya tahan kekuatan tubuh

• Trauma abdomen merupakan trauma yang terjadi pada regio dengan batas atas toraks dan batas
bawah pelvis (abdomen anterior, torakoabdomen, flank, back) yang dapat terjadi melalui
mekanisme trauma tumpul, penetrasi dan ledakan.

Panchal, H., Ramanuj, A.M. 2016. ‘ The study of abdominal trauma: patterns of injury, clinical presentation, organ
involvement and associated injury’. Int Surg J.
American College of Surgeons.2018. ‘Advanced Traumatic Life Support’, 10th edn.
Epidemiologi Trauma Abdomen
Epidemiologi Trauma Abdomen
• 20% cedera yang membutuhkan pembedahan adalah trauma abdomen

• Trauma tumpul memiliki mortalitas keseluruhan 42% dan perdarahan intraabdomen masif
diidentifikasi sebagai penyebab sering kematian dini

• Kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan serangan sebagai penyebab paling
umum dari trauma tumpul

• Pada tahun 2020, perkiraan kematian setiap tahun akibat tabrakan lalu lintas (penyebab
kecacatan ke-3 paling umum di dunia/ ke-2 di negara berkembang) sebanyak 8,4 juta orang

El-Menyar, A., Parchani, A., Peralta, R., Zarour, A., Al-Thani, H., Al-Hassani, A., Abdelrahman, H. and Arumugam, S., 2015. Frequency,
causes and pattern of abdominal trauma: A 4-year descriptive analysis. Journal of Emergencies, Trauma, and Shock, 8(4), p.193.
Legome, E., 2019. Blunt Abdominal Trauma: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. [online] Emedicine.medscape.com. Available at:
<https://emedicine.medscape.com/article/1980980-overview#a6> [Accessed 3 August 2020].
Diagnosis Trauma Abdomen
Anamnesis Trauma Abdomen
Pasien yang mengalami trauma abdomen akibat tabrakan kendaraan bermotor mencakup :
• Kecepatan kendaraan
• Jenis tabrakan (benturan frontal, samping ataupun belakang)
• Berapa besar penyok kendaraan
• Jenis pengaman yang digunakan
• Ada/tidak air bag
• Posisi pasien dalam kendaraan
• Status pasien yang lain

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.86


Anamnesis Trauma Abdomen
Saat menilai seorang pasien yang mengalami penetrating trauma mencakup :

• Waktu cedera, jenis senjata (mis., pisau, pistol atau senapan)

• Jarak dari penyerang (terutama penting dengan luka tembak, kemungkinan untuk cedera
visceral mayor berkurang setelah jarak 10 kaki atau 3 meter)
• Jumlah luka tusuk atau tembakan berkelanjutan
• Jumlah perdarahan di tempat kejadian

• Tambahan penting informasi yang diperoleh dari pasien termasuk intensitas dan lokasi
nyeri perut

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.86


Anamnesis Trauma Abdomen
Gejala Trauma Abdomen

• Nyeri tekan pada perut, jejas


• Riwayat perdarahan GI (hematemesis, melena)
• Tanda-tanda peritonitis
• Tanda hipovolemi
• AMPLE
 Allergy
 Medication
 Past Illness
 Last Meal
 Events / Enviroments

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.86


Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI AUSKULTASI

● Jejas pada dinding perut


● Darah di retroperineum ataupun
● Abrasi / ekskoriasi / memar ,
gastrointestinal  ileus yang
laserasi , luka penetrasi, benda asing
menghilangkan bising usus
Pemeriksaan Fisik
PERKUSI PALPASI

● Nyeri lepas
● Perkusi redup 
● Nyeri tekan
hemiperitonium
● Defans muskular
● Shifting dullness  Adanya
darah dalam rongga perut
● Pekak hati yang beranjak atau
menghilang  udara bebas
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN PENIS, PERINEUM & RECTUM

Darah pada meatus uretra  robeknya uretra

Inspeksi pada skrotum dan perineum  ada tidaknya


ekimosis maupun hematoma dengan dugaan yang sama.
Pemeriksaan Penunjang
❏ Pemeriksaan Radiologi
- Pemeriksaan x-ray untuk trauma tumpul
- Foto cervical lateral, thoraks AP dan pelvis AP dilakukan pada pasien-pasien
dengan multitrauma
- Rontgen foto dengan 3 posisi yaitu, supinasi, erect dan lateral dekubitus berguna
melihat ada tidaknya udara bebas dibawah diafragma

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.


Pemeriksaan Penunjang
❏ Pemeriksaan Darah Rutin
- Hb (12 – 18 gr/dl)
- Hematokrit (45- 52%)
- Leukositosis ≥ 20.000/mm3 tanpa adanya infeksi menunjukkan adanya
perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptur lien
- Serum amilase yang meningkat menunjukkan kemungkinan adanya trauma
pankreas atau perforasi usus halus
- Peningkatan transaminase menunjukkan kemungkinan adanya trauma pada
hepar

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.


Pemeriksaan Penunjang
❏ Diagnostik Peritoneal Lavage
 Membantu menemukan adanya darah atau cairan dalam rongga abdomen
Indikasi :
• Nyeri abdomen yang sebabnya tidak dapat dijelaskan
• Trauma pada bagian bawah dari dada
• Hipotensi
• Hematokrit turun tanpa alasan yang dapat dijelaskan
• Pasien cedera abdomen dengan gangguan kesadaran (obat, alkohol, cedera otak)
• Pasien cedera abdomen dan cedera medulla spinalis

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp. 91


Pemeriksaan Penunjang
❏ Diagnostik Peritoneal Lavage
• Bila tidak ada aspirasi darah (≥ 10 cc), dilakukan
lavase dengan 1000 cc (10 cc/kgBB) larutan Ringer
Laktat
• Selanjutnya dilakukan pemeriksaan di lab
• Tes dinyatakan positif apabila ditemukan eritrosit
lebih dari 100.000 / mm3 , leukosit > 500/mm3

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.91


Pemeriksaan Penunjang
❏ Ultrasound FAST
- Cepat , non - invasif, akurat dan murah untuk mendeteksi
hemoperitonium
- Hal yang mempengaruhi penggunaannya seperti: Obesitas,
adanya udara subkutan ataupun bekas operasi abdomen
sebelumnya
- Scanning dengan ultrasound dapat dengan cepat dilakukan untuk
mendeteksi adanya hemoperitoneum

ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp. 91


ATLS (Advanced Trauma Life Support). 2018. 10th ed., pp.
Tatalaksana Trauma Abdomen
Bergantung Pada

01 Mekanisme dan lokasi cedera 02 Cedera terkait


(associated injuries)

03 Status hemodinamik dan 04 Sumber daya institusi


neurologis pasien
Tatalaksana Awal di IGD
1. Primary Survey + Resuscitation: evaluasi A-B-C-D-E diselesaikan dalam < 10 detik

Pasien harus dipasang pada monitor jantung,


pulse oximeter, dan 100% nonrebreather oxygen
mask. Perlindungan jalan nafas dan dukungan
ventilasi diikuti oleh resusitasi peredaran darah
2. Primary Survey Resuscitation Adjuncts: dengan cairan infus.
• Nasogastric Tube (NGT)
• Distal Foley Catheter (DC)
3. Secondary Survey:
• Head to Toe Examination / Breath-Blood-Brain-Bladder-Bowel-Bone
• Pemeriksaan Abdomen Terinci
Tatalaksana Awal di IGD
Tatalaksana Awal di IGD
Tatalaksana Awal di IGD
Tatalaksana Awal di IGD
Indikasi Laparatomi
● Trauma abdomen tumpul (blunt abdominal trauma) dengan hipotensi, dengan FAST (+) atau bukti klinis
menunjukkan perdarahan intraabdominal, atau tanpa sumber perdarahan lain.
● Hipotensi dengan luka abdomen yang berpenetrasi ke fascia anterior
● Luka tembak yang melewati kavitas peritoneal
● Evisceration (Pengeluaran isi)
● Perdarahan dari lambung, rektum, traktus genitourinari setelah penetrating trauma
● Peritonitis
● Free air, retroperitoneal air, atau ruptur hemidiafragma
● Contrast-enhanced CT menunjukkan ruptur traktus gastrointestinal, intraperitoneal bladder injury, renal pedicle
injury, atau severe visceral parenchymal injury setelah trauma penetrating atau blunt.
Indikasi Laparatomi
Komplikasi Trauma Abdomen
Komplikasi
Peritonitis merupakan komplikasi tersering dari trauma tumpul abdomen karena adanya rupture pada
organ. Penyebab yang paling serius dari peritonitis adalah terjadinya suatu hubungan (viskus) ke dalam rongga
peritoneal dari organ-organ intraabdominal (esofagus, lambung, duodenum, intestinal, colon, rektum, kandung
empedu, apendiks, dan saluran kemih), yang dapat disebabkan oleh trauma, darah yang menginfeksi
peritoneal, benda asing, obstruksi dari usus yang mengalami strangulasi dan pankreatitis.
Komplikasi
Gejala dan tanda yang sering muncul pada penderita dengan peritonitis antara lain:
• Nyeri perut seperti ditusuk
• Perut yang tegang (distended)
• Demam (>380C)
• Produksi urin berkurang
• Mual dan muntah
• Haus
• Cairan di dalam rongga abdomen
• Tidak bisa buang air besar atau kentut
• Tanda-tanda syok
Komplikasi
Segera: hemoragi, syok, dan cedera Pankreas: pankreatitis, Pseudocyta formasi, fistula
pankreas-duodenal, dan perdarahan
Lambat: infeksi
Limfa: perubahan status mental, takikardia, hipotensi, akral
dingin, diaphoresis dan syok
• Trombosis Vena Usus: obstruksi usus, peritonitis, sepsis, nekrotik usus, dan
• Emboli pulmonar syok
• Stres ulserasi dan perdarahan Ginjal: Gagal ginjal akut (GGA)
• Pneumonia
• Tekanan ulserasi
• Atelektasis
• Sepsis
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 29 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Belum Menikah
Alamat : Medan Tembung
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri pada seluruh lapangan perut
Telaah: Pasien laki-laki usia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada seluruh
lapangan perut sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit setelah pasien ditabrak oleh mobil dari arah
belakang saat mengendarai sepeda motor. Pada saat kecelakaan pasien menggunakan helm. Pasien
tidak ingat pasti kejadian kecelakaan. Riwayat penurunan kesadaran setelah kecelakaan dijumpai 10
menit setelah kejadian namun saat ini pasien sudah sadar. Riwayat muntah dijumpai 2 kali. Terakhir
kali muntah 2 jam yang lalu. BAK (+) Normal. BAB (+) Normal.
RPO: Tidak ada
RPT: Tidak ada
Riwayat Keluarga: Tidak ada
Foto Klinis
Primary Survey
● Airway : Clear
● Breathing : Spontan, bentuk dan gerak simetris, suara nafas vesikuler (+/+), ronchi (-/-),
wheezing (-/-), RR 27x/i, SpO2 98% dengan O2 3lpm
● Circulation : Nadi 120 x/menit, TD 140/85 mmHg, CRT 4 detik
● Disability : E4M6V5, pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+)
● Exposure : Jejas pada thoraks dan abomen
Secondary Survey
Kesadaran Compos Mentis E4M6V5

Tanda Vital ● TD : 140/85 mmHg


● Nadi : 120 x/menit
● Nafas : 24 x/menit
● Suhu : 36,2oC

VAS: 7
Kepala Konjungtiva anemis

Leher Dalam batas normal


Secondary Survey
Thorax Cor : S1 S2 reguler, suara tambahan (-)
Paru :
● Inspeksi : Simetris Fusiformis
● Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
● Perkusi : Sonor pada kedua lapangan
paru
● Auskultasi : suara nafas vesikuler
(+/+), wheezing (-), ronki (-)

Abdomen ● Hematoma pada kuadran kanan atas


● Bising usus (+) lemah
● Nyeri tekan di seluruh lapangan
abdomen (+)

Ekstremitas Dalam batas normal


Pemeriksaan Penunjang (20/02/23)
TES HASIL UNIT NILAI NORMAL
Darah Rutin

Hemoglobin 9,0 gr/dl 13 - 18

Hematokrit 25,7 % 39 - 54

Leukosit 19,440 /mm3 4,000 – 11,000

Trombosit 167,000 u/L 150,000-450,000

GDS 195 u/L < 200

Elektrolit

Natrium 148 mmol/L 136-146

Kalium 4,7 mmol/L 3,5-5,1

Klorida 109 mmol/L 98-106


Pemeriksaan Penunjang (19/02/23)

Foto Schedel AP + Lateral Foto Cervical AP + Lateral


Tidak tampak fraktur tulang-tulang schedel Tidak tampak fraktur maupun listhesis vertebrae cervical
Pemeriksaan Penunjang (19/02/23)

MSCT Head
Foto Thoraks AP Erect
Tidak tampak perdarahan, maupun fraktur saat ini. Sinusitis frontalis kanan Tidak tampak pneumothoraks, fraktur costae, maupun kontusio paru
Diagnosis
Blunt Abdominal Injury with Stable Haemodinamic
Tatalaksana
IVFD RL 20 tetes/menit Planning:
O2 nasal canul 3 lpm
Observasi tanda-tanda peritonitis
NGT dan kateter urin
Transfusi PRC 840cc (5 bag)
Laparatomi eksplorasi  (+) tanda
peritonitis
Inj. Asam Traneksamat 500 mg
Ceftriaxone 2x1 gr
Analgetik, injeksi Ketorolac 30 mg (IV)
Fitomenadion 2mg/12 jam
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai