Anda di halaman 1dari 17

Bedsite Teaching

Abses Perianal dan Hemoroid


Kelompok B1:
Abdalia Zubara Siregar 210131092
Cj Randas Senggado 210131143
Siti Maghfirah 210131173
Rio Wahyudi Panggabean 210131247
Ziqka Afriza Zuzafni 210131252

Dosen Pembimbing: Dr. dr. Adi Muradi Muhar,Sp.B, Subsp.BD (K)


Anatomi
Anatomi Anus
• Anal canal memanjang dari rektum (katup rectal inferior) ke
orifisium anal.
• Anal column ➜ lipatan mukosa longitudinal di anal canal atas.
• Anal valve ➜ lipatan mukosa di ujung bawah anal column.
• Anal sinus ➜ alur mukosa melintang di antara anal valve.
• Anal gland terletak di antara sfingter anus internal dan eksternal
dan mengalir ke anal sinus.
• Anal pecten (zona transisi) terletak di antara linea dentata dan
linea anokutaneus.
• Di atas pekten, epitel berbentuk kolumnar. Di bawah pekten
yakni sel epitel skuamosa keratin.

Susan, S., 2016. Gray's Anatomy : The Anatomical Basis of Clinical Practice. Forty-first ed. Philadelphia: Elsevier.
Abses Perianal
Definisi
Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak sekitar saluran anus yang membentuk
kumpulan pus pada jaringan perianal. Abses perianal merupakan jenis abses anorektal yang paling
umum terjadi. Abses perianal yang tidak diobati dapat meluas ke ruang ischioanal atau ruang
intersphincteric karena area ini berlanjut dengan ruang perianal. Abses parianal juga dapat
menyebabkan infeksi sistemik jika tidak diobati.
Epidemiologi
Secara umum, pasien dengan abses perianal tidak mencari pertolongan medis. Usia rata-rata
pasien adalah 40 tahun. Pria dewasa dua kali lebih berisiko mengalami abses perianal dibandingkan
Wanita.
Etiologi
90% dari semua abses anorektal disebabkan oleh obstruksi non-spesifik dan infeksi lanjutan
dari kriptus kelenjar rektum atau anus. Penyebab lainnya bisa termasuk penyakit radang usus
seperti penyakit Crohn, serta trauma, atau penyebab kanker. Pasien dengan abses berulang atau
kompleks harus dievaluasi untuk penyakit Crohn.
Faktor Risiko
Faktor risiko meliputi segala sesuatu yang menyebabkan imunosupresi atau penyembuhan luka
yang buruk, seperti:
• Merokok
• HIV
• Obat imunosupresif
• Diabetes

Penyakit Crohn juga merupakan faktor risiko yang diketahui untuk mengembangkan abses
perirectal.
Hemoroid
Tatalaksana
Terapi hemoroid non medikamentosa, berupa:
• Perbaikan pola hidup (makan dan minum)
• Perbaikan cara/pola defekasi (buang air besar).
• Perbaikan defekasi yang disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri dari : diet,
cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air.
• Dianjurkan untuk posisi jongkok waktu defekasi dan tindakan menjaga kebersihan lokal dengan
cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit 3 kali sehari.
• Pasien di edukasikan untuk tidak banyak duduk atau tidur, namun banyak bergerak/jalan.
• Pasien harus banyak minum 30-40 cc/kgBB/hari, dan harus banyak makan serat (dianjurkan sekitar
30 gram/hari) seperti buah-buahan, sayuran, sereal dan bila perlu suplementasi serat komersial.
• Makanan yang terlalu berbumbu atau terlalu pedas harus dihindari.
Tatalaksana
Pada hemorrhoid derajat I dan II:

● Terapi lokal dan himbauan tentang perubahan pola makan


● Dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung air.
● Pemberian obat melalui anus (suppositoria) dan salep anus.
● Selain itu dilakukan juga skleroterapi, yaitu penyuntikan larutan kimia yang merangsang dengan
menimbulkan peradangan steril yang pada akhirnya menimbulkan jaringan parut.
Tatalaksana
Pada hemoroid derajat III dan IV: Ada berbagai macam tindakan operasi, yaitu :
Terapi yang dipilih adalah terapi bedah yaitu ● Mengikat pangkal hemoroid dengan gelang
dengan Hemoroidektomi yaitu dilakukan karet agar hemoroidnya nekrosis dan terlepas
pemotongan pada jaringan yang benar-benar sendiri (Rubber Band Ligation)
berlebihan agar tidak mengganggu fungsi
● Menyuntikkan agen sklerosing (larutan fenol
normal anus
5% dalam minyak nabati) agar timbul
jaringan parut.
● Fotokoagulasi inframerah, elektrokoagulasi
dengan arus listrik, atau pengangkatan
langsung hemoroid dengan memotongnya
dengan pisau bedah.
Tatalaksana
• Ligasi karet gelang
• Fotokoagulasi inframerah
Komplikasi
Sebagian besar hemoroid sembuh Komplikasi pembedahan, diantaranya:
secara spontan atau hanya dengan terapi • Stenosis
medis konservatif.
• Perdarahan
Namun, komplikasi dapat berupa:
• Infeksi
• Trombosis • Kekambuhan
• Anemia • Luka yang tidak sembuh
• Infeksi sekunder • Pembentukan fistula
• Ulserasi
• Abses
• Inkontinensia
Prognosis
Sebagian besar hemoroid sembuh secara spontan atau hanya dengan konservatif saja. Namun,
tingkat kekambuhan dengan Teknik non bedah adalah 10-50% selama periode 5 tahun sementara
hemoroidektomi <5%.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai