Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN ANOREKTAL/MALFORMASI ANOREKTAL

Pengertian

Malformasi anorektal adalah kelainan kongenital yang meliputi anus, rektum, atau batas di
antara keduanya. Malformasi anorektal termasuk kelainan-kelainan kongenital yang terjadi
karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital. Pada kelainan
bawaan anus umumnya tidak terdapat kelainan rektum, sfingter dan otot dasar panggul.
Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital yang sering kita jumpai pada kasus
bedah anak. Malformasi anorektal merupakan kasus bedah anak yang paling sering
dijumpai dan berhubungan dengan tingginya morbiditas maka perlulah para ahli medis
dan orang awam segera mengenali diagnosis penyakit kongenital ini.

Malformasi anorektal bisa terjadi tanpa disertai penyakit lain namun dapat juga terjadi
disertai dengan penyakit seperti atresia duodeni, fistula trakeoesofageal, kelainan vertebra
dan ginjal, down syndrome, dan penyakit jantung bawaan. Pasien dengan down syndrome
biasanya memiliki keunikan anomal.

Macam – Macam Malformasi Anorektal ialah :

a) Hemorrhoid
- Pengertian
Hemoroid atau yang biasa dikenal dengan Wasir merupakan pelebaran dan inflamasi
pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis.
Mekanisme terjadinya hemorrhoid belum diketahui secara jelas. Hemorrhoid
berhubungan dengan konstipasi kronis disertai penarikan feces. Hemorrhoid sangat
umum dan berhubungan dengan peningkatan tekanan hidrostatik pada system porta,
seperti selama kehamilan, mengejan waktu berdefekasi, atau dengan sirosis hepatis
(Isselbacher, 2000).

Hemorrhoides atau wasir merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi darah.
Gangguan tersebut dapat berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut venectasia
atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh bendungan dalam
susunan pembuluh vena. Hemorrhoid disebabkan oleh obstipasi yang menahun dan
uterus gravidus, selain itu terjadi bendungan sentral seperti bendungan susunan portal
pada cirrhosis hati, herediter atau penyakit jantung kongestif, juga pembesaran prostat
pada pria tua, atau tumor pada rectum (Bagian Patologi F.K.UI, 1999).

- Patofisiologi
Dahulu terdapat beberapa patofisiologi yang diperkirakan mengakibatkan
hemoroid. Hipotesis terbaru mengemukakan bahwa hemoroid timbul akibat
pergeseran bantalan (cushion) kanal anal yang melemah. Pergeseran tersebut
mengakibatkan dilatasi vena.
- Etiologi/Faktor Resiko
Menurut (Sudoyo Aru,dkk 2011). Hemoroid timbul karena dilatasi,
pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-
faktor risiko/pencetus, seperti:

1. Mengedan pada buang air besar yang sulit


2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,
lebih lama duduk dijamban sambil membaca,merokok)
3. Peningkatan penekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor
abdomen). 4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan
hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks peranal
9. Kurang minum air putih makan makanan berserat (sayur dan buah)
10. Kurang olahraga/imobisasi

Ternyata faktor risiko hemorrhoid banyak, sehingga sukar bagi kita untuk
menentukan penyebab yang tepat bagi tiap kasus. Secara anoskopi hemoroid dapat
dibagi atas :

1. Hemorrhoid Interna
Hemorrhoid interna merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan
submukosa pada rectum sebelah bawah. Hemorrhoid interna sering terdapat
pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan belakang, dan kiri lateral.
(Sjamsuhidajat, 1998). Hemorrhoid interna letaknya proksimal dari linea
pectinea dan diliputi oleh lapisan epitel dari mukosa, yang merupakan
benjolan vena hemorrhoidalis interna.
Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibagi atas :
 Derajat 1 : Pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus,
hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.
 Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau
masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.
 Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke
dalam anus dengan bantuan dorongan jari.
 Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk
mengaladami thrombosis dan infark.

2. Hemorrhoid Eksterna
Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit
(subkutan) dibawah atau luar lines dentate. (Jitowiyono, Kristiyanasari, 2012).
Kelainan ini berasal dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh epitel
skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persyarafan serabut saraf nyeri
somatic.

Ada 3 bentuk yang hemorhoid eksterna yang sering dijumpai yaitu :


1. Bentuk hemorrhoid biasa tapi letaknya berada di distal linea pectinea.
2. Bentuk trombosis atau benjolan hemorrhoid yang terjepit.
3. Bentuk skin tags. Biasanya benjolan ini keluar dari anus kalau penderita
disuruh mengedan, tapi dapat dimasukkan kembali dengan cara menekan
benjolan

- Gejala
Menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala pada hemoroid
yaitu :
1. Rasa gatal dan nyeri, bersifat nyeri akut. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi
setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang
cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan yang
berlangsung sangat singkat. (Andarmoyo, 2013).
2. Pendarahan berwarna merah terang pada saat pada saat BAB.
3. Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh thrombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga
dapat menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.

- Cara Pengobatan & Pencegahan


Hemorhoid/Wasir harus segera ditangani agar tidak membengkak dan pecah, atau
terpuntir. Pengobatan bisa dengan cara:

1. Menerapkan pola makan yang sehat.


2. Mengonsumsi obat-obatan atau menggunakan salep wasir.
3. Operasi pengangkatan wasir. Jika wasir disebabkan oleh susah BAB,
penggunaan obat pelancar BAB mungkin akan diperlukan.

Pencegahan
1. konsumsi makanan kaya serat dan banyak minum air putih. 2.
2. Hindari duduk terlalu lama, menunda BAB dan mengejan berlebihan.
3. Jika ingin mencobanya, obat alami ambeien juga bisa menjadi pilihan.

b) Fisura Ani

- Pengertian
Fisura ani adalah robeknya bagian superfisial anoderma secara linier yang
dapat disebabkan karena pelebaran jalan keluar akibat feses yang mengeras.
Robekan ini berada dibagian distal linea dentate. Fisura ani merupakan salah
satu gangguan anorektal yang banyak ditemukan baik pada anak-anak maupun
orang dewasa.

- Patofisiologi
Penyebab yang tepat dari fisura anus tidak diketahui, untuk sementara beberapa
faktor dicurigai sebagai penyebab munculnya fisura anus seperti trauma gerakan
usus yang keras, diit rendah serat, dan riwayat operasi anus sebelumnya. Untuk
saat ini tidak ada pekerjaan yang dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko
terjadinya fisura anus. Mula-mula celah kecil di mukosa dubur terbentuk akibat
gerakan usus yang keras dan terus-menerus terjadi.

Pada kebanyakan orang, celah ini sembuh dengan cepat tanpa gejala sisa jangka
panjang, sedangkan pada pasien dengan kelainan dasar sfingter internal, cedera
sedikit saja bisa berkembang menjadi fisura akut dan kronis. Kelainan paling
sering terjadi ialah hipertonik dan hipertrofi sfingter anus internal yang
menyebabkan terganggunya peningkatan dan penurunan tekanan anus.
- Etiologi
· Feses yang mengeras
· Diare kronik
· Penggunaan cathartic
· Trauma ani (terjadi karena anal intercourse atau pemeriksaan rektum
menggunakan spekulum)
· Fissura ani dapat ditemukan pada penderita syphilis dan penyakit kelamin
lainnya, tuberculosis, leukemia, inflammatory bowel disease seperti Crohn
disease, tindakan bedah didaerah anal sebelumnya, HIV, dan kondisi atau
penyakit lainnya.
. Insidensi fissura ani pada penderita leukemia sekitar 24%.

- Gejala
· Nyeri didaerah rektum, biasanya digambarkan seperti rasa terbakar, rasa
terpotong, atau seperti terasa robekan.
· Nyeri sejalan dengan kontraksi usus; spasme anus perlu dicurigai terjadinya
fissura ani. · Buang air besar berdarah. Khas, ditemukannya darah warna merah
terang pada permukaan feses. Darah biasanya tidak bercampur dengan feses.
Kadang-kadang, darah ditemukan pada tisue toilet saat membersihkan anus.
· Mucoid discharge
· Pruritus

- Cara Pengobatan

A. Farmakoterapi
Terapi awal untuk fisura anal bersifat farmakoterapi dan lebih dari 80% fisura
anus akut sembuh tanpa terapi lebih lanjut. Tujuan pengobatan ialah untuk
meringankan konstipasi dan memutus siklus gerakan usus yang keras, nyeri yang
terkait, dan perburukan yang semakin parah. Beberapa obat yang bisa
meringankan gejala tersebut ialah sebagai berikut :

1. Laksatif
2. Salep nitrogliserin
3. Salep nifedipin
4. Toksin botulinum

B. Pembedahan
Terapi bedah biasanya dilakukan pada fisura akut yang tetap bergejala selama 3-4
minggu setelah pengobatan dan untuk fisura kronis. Pembedahan yang dilakukan
ialah dengan cara dilatasi sfingter dan kemudian dilakukan lateral internal
sfingterotomi.
C) Abses Perianal

- Pengertian
Abses perianal adalah suatu kondisi di mana terdapat pus pada jaringan di sekitar
rektum dan anus. Kondisi ini merupakan jenis abses anorektal yang paling banyak
terjadi, dan merupakan masalah bedah yang umum ditemukan. Sepertiga abses
perianal disertai fistula-in-ano  yang meningkatkan risiko rekurensi abses dan
sering membutuhkan drainase bedah ulang. Abses perianal sering kali timbul
akibat infeksi pada kelenjar di anus. (Gossman, W., A., 2019).

- Patofisiologi

Patofisiologi abses perianal diawali dengan infeksi pada kelenjar kriptoglandular


yang terjadi pada 90% kasus. Infeksi terjadi pada bagian posterior dan pada ruang
intersfingter yang dipenuhi kelenjar-kelenjar anal. Infeksi akan menyebabkan
inflamasi dan penumpukan cairan sehingga menimbulkan abses.

Abses terbentuk akibat kelenjar yang seharusnya mampu melakukan drainase


melalui kripta-kripta anal menjadi tidak terdrainase akibat adanya infeksi.

Abses yang terbentuk dapat meluas hingga melewati sfingter anal eksternum, atau
disebut sebagai abses isiorektal. Abses juga dapat menyebar secara lateral kedua
sisi perianal, menyebabkan abses yang berbentuk seperti sepatu kuda (ahnan, K., et
al., 2017).

- Etiologi

Mayoritas etiologi abses perianal adalah infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob. Beberapa bakteri yang diketahui dapat
menyebabkan abses perianal antara lain :

 Bacteroides fragilis
 Peptostreptococcus spp

 Prevotella sp

 Fusobacterium sp

 Porphyromonas sp

 Clostridium sp

 Staphylococcus aureus

 Streptococcus sp

 Escherichia coli

Sebuah studi di Taiwan menemukan bahwa bakteri Escherichia coli merupakan


bakteri yang paling banyak ditemukan pada sampel abses perianal pasien
nondiabetik. Sedangkan pada pasien abses perianal dengan diabetes mellitus,
bakteri Klebsiella pneumoniae  ditemukan paling banyak. (Gossman, W., A.,
2019).

- Gejala
gejala abses perianal adalah :

1. Ketika disentuh, benjolan biasanya akan lunak, merah, dan hangat.


2. Nyeri, yang biasanya terasa konstan
3. Iritasi kulit di sekitar anus, termasuk pembengkakan, kemerahan, dan nyeri
4. Bernanah
5. Sembelit atau nyeri ketika buang air besar
6. Gejala lain termasuk demam, panas dingin, dan rasa tidak enak. Kadang-
kadang rektum dapat terasa panas, nyeri dan bengkak.

- Cara Pengobatan & Pencegahan


Untuk mengetahui dan menangani lebih lanjut abses perianal ini, dapat langsung
memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah konsultan digestif (organ
pencernaan) .biasanya dokter bedah akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
lebih lengkap, seperti akan dilakukan pemeriksaan anus, pemeriksaan darah,
pemeriksaan yang lainnya untuk menegakkan diagnosis. kemudian jika memang
terindikasi untuk operasi, maka dokter bedah akan menyarakan untuk operasi.
Operasinya pun tidak menutup kemungkinan bisa berulang karena beberapa
sebab.

Sehingga, untuk mengatasi keluhan ini, harus memeriksakan diri ke dokter bedah.
Spesialis bedah yang dapat melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut
biasanya dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah digestif, atau
boleh mencoba melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit kelamin.

Pencegahan :

- Menjaga kebersihan di sekitar anus, cebok menggunakan sabun


- Melakukan hubungan seksual secara sehat, hindari hubungan seksual melalui
anus, hindari hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
- Mengurangi asupan makanan yang berlemak tinggi
- Banyak memakan sayur dan buah yang berserat tinggi

d) Fistula Ani
- Pengertian

Fistula ani merupakan suatu kondisi terdapatnya saluran atau terowongan antara
regio anorektal dengan kulit di sekitar anus. Orificium internal sering kali berada
di kanalis anal dan orificium eksternal berada di kulit perianal. Fistula ani terjadi
akibat adanya abses anorektal yang telah keluar.  Abses anorektal merupakan
suatu kondisi akut, sedangkan fistula memperlihatkan fase kronis. (Oliveira
PG,2012).

- Patofisiologi

Patofisiologi fistula ani terjadi akibat abses perianal yang secara sengaja atau
spontan pecah, menyisakan ruang kosong. Ruang sisa abses dapat menetap
membentuk kista atau fistula antara kanalis anal dengan kulit perianal. Fistula ani
sering terjadi di kripta anus. Fistula ani dimulai dari sekresi kelenjar ani yang
mengalir masuk ke kripta anus dan keluar melalui kanalis anus. Apabila kelenjar-
kelenjar tersebut tersumbat, maka terjadi statis dan infeksi pada kripta anus.
(Onkelen RV,2018).

- Etiologi

Sebagian besar fistula ani diawali dengan abses anus yang tidak diatasi atau tidak
sembuh dengan sempurna. Seiring waktu, penumpukan nanah pada abses anus
akan menekan area di sekelilingnya dan mencari jalan keluar. Akibatnya,
terbentuklah sebuah saluran dari abses ke anus atau dubur yang disebut fistula ani.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami
fistula ani, yaitu:

1. Penyakit Crohn

2. Divertikulitis

3. Fisura ani

4. Penyakit menular seksual, termasuk lymphogranuloma venereum (LGV)

5. Karsinoma atau keganasan pada kolon

6. Infeksi jamur, seperti aktinomikosis

7. Infeksi bakteri, seperti tuberculosis


8. Diabetes mellitus

9. Cedera pada anus

10. Terapi radiasi

11. Komplikasi operasi pada area sekitar anus

- Gejala

Gejala dari fistula ani belum diketahui secara jelas, tetapi biasanya diawali oleh
infeksi anorektal. Beberapa mikroba yang menjadi etiologi abses anorektal
adalah Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus, Prevotella, Fusobacterium,
Porphyromonas, Clostridium, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Abses
perianal dapat menyebabkan adanya ruang kosong yang menetap, membentuk
kista atau fistula antara kanalis analis dengan kulit perianal. (Jimenez M,2020).

- Cara Pengobatan & Pencegahan

Penatalaksanaan fistula ani biasanya membutuhkan tindakan bedah. Prosedur


bedah bertujuan untuk memperbaiki fistula ani atau memotong orificium fistula.

Pilihan tindakan operasi ditentukan jenis fistula ani :

1. Fistulotomi
Langkah operasi ini dipilih bila letak fistula ani tidak atau hanya sedikit
berhubungan dengan otot sfingter. Fistulotomi dilakukan dengan membuka kulit
dan otot saluran fistula ani, membersihkan area tersebut, dan membiarkannya
terbuka sehingga terjadi penyembuhan alami dari dalam.

2. Penyumbatan fistula
Prosedur ini dilakukan setelah nanah dikeluarkan. Pada prosedur ini, saluran
fistula akan disumbat dengan bahan khusus yang dapat terserap oleh tubuh, hingga
akhirnya menutup fistula.

3. Pemasangan seton
Pada prosedur ini, bahan sejenis benang (seton) akan dipasang melalui bukaan
fistula membentuk sebuah simpul sehingga saluran fistula melebar dan nanah dari
abses dapat keluar.
Tingkat kekencangan ikatan benang akan diatur dokter untuk menutup saluran
fistula pada masa pemulihan. Ketika saluran sudah tertutup, benang akan dilepas.
Umumnya, benang seton dipasang selama 6 minggu.

4. Pemasangan jaringan (advancement flap procedure)


Prosedur ini dapat dipilih bila fistula melalui otot sfingter. Pada prosedur ini,
saluran fistula akan dibedah, dibersihkan, kemudian ditambal dengan jaringan
yang diambil dari rektum karena sifatnya yang mirip otot sfingter.

5. Pengikatan saluran fistula atau prosedur LIFT


Prosedur LIFT (ligation of the intersphincteric fistula tract) dapat dipilih bila
fistula melalui otot sfingter. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan di
atas fistula, mengangkat bagian tengahnya yang meradang kemudian mengikat
dan menjahit ujung-ujungnya sehingga saluran ini tertutup.
Setelah operasi, dokter umumnya akan meresepkan obat pereda nyeri dan
antibiotik untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah infeksi pascaoperasi. Selain
itu, pasien juga mungkin perlu melakukan kunjungan berkala ke dokter untuk
memastikan fistula ani benar-benar sembuh.

Pencegahan Fistula Ani


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terbentuknya
fistula ani, yaitu:

 Menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan area di sekitarnya


 Tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim
 Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, serta minum air putih
dalam jumlah yang cukup
 Melakukan pengobatan dan kontrol berkala ke dokter bila menderita
penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fistula ani

Anda mungkin juga menyukai