PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
Hemoroidalis (Muttaqin, 2011).Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah
vena hemoroidalis dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi
daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011). Hemoroid sering terjadi pada
orang dewasa dengan umur 45 sampai 65 tahun ( Chong dkk.2008 ).
Penyakit hemoroid yang terjadi di Amerika Serikat merupakan penyakit yang
cukup umum dimana pasien dengan umur 45 tahun yang didiagnosis
hemoroid mencapai 1.294 per 100.000 jiwa (Everheart, 2004). Sebuah
penelitian yang dilakukan di Iran menunjukan sebanyak 48 persen dari
pasien yang menjalani sigmoidoskopi dengan keluhan perdarahan pada
anosrektal memperlihatkan adanya hemoroid ( Nikpour dan Asgari, 2008 ).
Berdasarkan penelitian dari sepuluh juta orang di Indonesia di laporkan
menderita hemoroid dengan prevalensi 4 persen.
1
Selain itu hemorrhoid dapat dicegah dengan cara olahraga yang cukup,
duduk tidak terlalu lama dan berdiri tidak terlalu lama (Merdikoputro, 2006).
Dalam hal ini, peran perawat sangat dibutuhkan dalam membantu klien yang
mengalami hemoroid agar mampu memaksimalkan kemampuan yang
dimiliki dalam melaksanakan aktivitas daily living untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang diinginkan penulis yaitu diperolehnya pengalaman
nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan
Hemoroid Hari ke 1 di Ruang Kenanga RSUD Sunan Kalijaga Demak
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 3 x 24 jam maka
diharapkan penulis dapat :
1. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan hemoroid
2. Membuat analisa data keperawatan pada klien dengan hemoroid
3. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan hemoroid
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan hemoroid
5. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan hemoroid
6. Mengidentifikasi faktor pendukung, penghambat serta dapat
mencapai solusinya
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsure
berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot disekitar anorektal (Felix, 2006).
2. ETIOLOGI
Etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa factor
pendukung yang terlibat diantaranya adalah :
rempah)
(Mutaqqin ,2011)
3
3. MANIFESTASI KLINIS
4
Kehamilan
Obesitas
Penyakit hati kronis
Makanan rendah serat Pembesaran Prostat
Disertai hipertensi portal
Fibroma Uteri
Tinja keras Penekanan intraabdomen Aliran balik vena
Tumor Rectum hemoroidalis
Varices/bendungan
Hemoroid
Intern Eksterna
Tindakan MK : Gangguan
pembedahan nyeri
MK :Ansietas
MK : Ansietas/cemas
5
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
b. Anoskopy
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop Dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran .Penderita
dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam
mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas
panjang.Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderitadimintamengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harudi perhatikan.
6
6. PENATALAKSANAAN
a.. Medis
7
c. Laser Nd: YAG Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi
hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan
nyeri.Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca
operatif.
B. Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
1) Pengkajian
a) Pengkajian yang dilakukan pada pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan adalah kebiasaan olahraga pada pasien, kemudian diit rendah serat,
selain itu juga perlu dikaji mengenai kebiasaan klien tentang minum kurang dari
2.000 cc/hari. Hal lain yang perlu dikaji adalah mengenai riwayat kesehatan klien
tentang penyakit sirorcis hepatis.
b) Pengkajian mengenai pola nutrisi metabolik pada klien adalah mengenai berat
badan klien apakah mengalami obesitas atau tidak. Selain itu juga perlu dikaji
apakah klien mengalami anemia atau tidak.Pengkajian mengenai diit rendah
serat (kurang makan sayur dan buah) juga penting untuk dikaji.Kebiasaan
minum air putih kurang dari 2.000 cc/hari.
c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien apakah
sering mengalami konstipasi atau tidak. Keluhan mengenai nyeri waktu defekasi,
duduk, dan saat berjalan. Keluhan lain mengenai keluar darah segar dari anus.
8
Tanyakan pula mengenai jumlah dan warna darah yang keluar.Kebiasaan
mengejan hebat waktu defekasi, konsistensi feces, ada darah/nanah.Prolap
varices pada anus gatal atau tidak.
d) Pengkajian pola aktivitas dan latihan pada klien mengenai kurangnya aktivitas
dan kurangnya olahraga pada klien. Pekerjaan dengan kondisi banyak duduk
atau berdiri, selain itu juga perlu dikaji mengenai kebiasaan mengangkat
barang-barang berat.
e) Pengkajian pola persepsi kognitif yang perlu dikaji adalah keluhan nyeri atau
gatal pada anus.
f) Pengkajian pola tidur dan istirahat adalah apakah klien mengalami gangguan
pola tidur karena nyeri atau tidak.
g) Pengkajian pola reproduksi seksual yang perlu dikaji adalah riwayat
persalinan dan kehamilan.
h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap serat. Koping yang digunakan
dan alternatif pemecahan masalah.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
b) Konstipasi b.d asupan serat kurang ditandai dengan feses keras
c) Ansietas b.d status terkini ditandai dengan fisiologis wajah tegang
3) Intervensi Keperawatan
a. Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri berkurang:
NIC :
1. Monitor TTV
2. Kaji manajemen nyeri
3. Anjurkan untuk terapi relaksasi
4. Berikan bantuan pasien untuk mengontrol pemberian analgesik
5. Kolab pemberian obat : Intravena(IV)
9
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan ada pengetahuan:
perilaku kesehatan
NIC :
NOC :
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan tingkat kecemasan
berkurang
NIC :
10
4) DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada
pasien fraktur ekstremitas bawah.Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari website
http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?prm=artikel&yar=detail&id=27.
11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R
DENGAN HEMOROID DI RUANG KENANGA
RSU SUNAN KALIJAGA DEMAK
A. Pengkajian
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn R
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Botorejo 2/3 Demak
Tanggal masuk RS : 18-10-2018
No.RM : R G00885xxx
Diagnosa Medis : Hemoroid
12
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan nyeri di rasakan
seperti di tusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada daerah sekitar anus, nyeri
bertambah jika pasien ada keinginan untuk BAB. Ekspresi wajah
meringis sakit dengan ukuran skala nyeri 7
c. Riwayat penyakit dahulu : Sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu
klien mengatakan BAB keras, Konstipasi (+).
d. Riwayat penyakit keluarga : Didalam keluarga klien, tidak ada yang
menderita penyakit yang sama dengan klien.
e. Riwayat Alergi :
Pasien tidak mempunyai alergi obat
13
Pasien tiduran di bed karena kalau di buat berjalan, pasien merasa
nyeri tidak nyaman
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain
Pasien mampu berkomunikasi baik dengan orang lain, petugas dan
keluarganya
k. Kebutuhan spiritual
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien rajin beribadah bersama
keluarga.
Setelah dirawat di Rumah Sakit pasien tidak sholat karena kondisi
pasien dengan tangan terpasang infus
l. Kebutuhaan bekerja
Pasien tidak bekerja dan beraktifitas apapun, hanya tiduran di bed
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum masuk RS pasien jarang untuk berekreasi
n. Kebutuhan belajar
Pasien adalah panutan dari anak-anaknya
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : G: 4 C: 5 S:6
c. TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/menit
d. Kepala : Bentuk normal tidak ada benjolan dan lesi
e. Wajah : Simetris, ovale
f. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
fungsi penglihatan tidak ada gangguan
g. Hidung :Bentuk simetris, tidak terdapat cuping hidung, tidak ada
polip
h. Mulut : Mukosa lembab tidak ada stomatitis
i. Telinga : Normal tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
j. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan JVP
k. Dada : Bentuk normal dengan gerak simetris Paru
I : Simetris kanan kiri, postur barrel chest
P : Vokal premitus kanan kiri sama
P : Sonor kanan kiri
14
A : Suara Vesikuler
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri
P : Ictus cordis teraba pada mid klavikula intercostal 4-5 kiri
P : Pekak di intercostal 5
A : Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
l. Abdomen
I : Datar
A : Bunyi peristaltic 24 x/menit
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Tympani
m. Genetalia : ada benjolan di sekitar anus sebesar kacang tanah
n. Ekstremitas
Atas : Tidak ada edema, terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri
Bawah : Tidak ada edema, tidak ada luka
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan laborat
Hb : 12,8 g/dL
Hematokrit : 39,9
Lekosit : 9,7
Trombosit : 154
Eritrosit : 4.66
Netrofil : 76,4
Limfosit : 16,3
Monosit : 6,9
Eosinofil : 0,3
Basofil : 0,1
MCH : 29,6
MCHC : 24,6
MCV : 65,5
MPV : 11,6
Waktu perdarahan (BT) : 2’20’’
Waktu pembekuan (CT) : 3’
b. Terapi medis
R/ - Inf RL 20 tpm
Inj Ceftriaxone 1x2 mg
c. Diet : makanan berserat
15
A. ANALISA DATA
No Hari/Tanggal Data Fokus Problem Etiologi
Jam (Ds &Do)
1. 19-10-2018 Ds : Pasien mengatakan Agen cedera Nyeri
nyeri di rasakan seperti biologis
di tusuk-tusuk, nyeri
dirasakan pada daerah
sekitar anus, nyeri
bertambah jika klien ada
keinginan
untuk BAB
Do : -wajah meringis
sakit
-Skala nyeri 7
-TD: 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/menit
16
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri b.d agen cedera biologis ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
(Domain 12 kelas 1 Kode diagnosis 00132)
b) Konstipasi b.d asupan serat kurang ditandai dengan feses keras (Domain
3 kelas 2 Kode diagnosis 00011)
c) Ansietas b.d status terkini ditandai dengan fisiologis wajah tegang
(Domain 9 kelas 2 Kode diagnosis 00146)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
17
2 18-10-2018 Konstipa Setelah dilakukan O : Manajemen
si b.d tindakan kep saluran cerna:
asupan selama 3x24 jam - Biasakan
serat diharapkan ada BAB secara
kurang pengetahuan: teratur dan
ditandai perilaku jangan 1.Untuk
dengan kesehatan:1.Lakuka menahan mengembalika
feses n manajemen BAB n keteraturan
keras saluran cerna N : Minum air pola defekasi
(Domain 2.Lakukan putih minimal 1,5 pasien
3 kelas 2 manajemen -2 Liter sehari 2.Nutrisi serat
Kode konstipasi E :Konsumsi tinggi untuk
diagnosis 4.Pemberian obat : makanan yang melancarkan
00011) rektum berserat seperti eliminasi
buah dan sayur 3.Untuk
C : Pemberian melunakkan
obat suppositoria feses
3 19-10-18 Ansietas Setelah dilakukan O : Identifikasi 1. Pasien
b.d status tindakan kep selama tingkat mengungkapka
terkini 3x24 jam diharapkan kecemasan: n penyebab
ditandai tingkat kecemasan -temani pasien kecemasan
dengan berkurang : untuk memberikan sehingga
fisiologis 4. Berikan keamanan dan perawat dapat
wajah bimbingan mengurangi rasa menentukan
tegang antisipasif takut tingkat
(Domain 5. Pengurangan -bantu pasien kecemasan
9 kelas 2 kecemasan mengenal situasi pasien dan
Kode 6. Pemberian yang menentukan
diagnosis teknik menimbulkan intervensi
00146) menenangkan kecemasan selanjutnya
N : Anjurkan 2.Dukungan
keluarga untuk keluarga dapat
tetap memperkuat
mendampingi mekanisme
pasien koping pasien
E :Instruksikan sehingga
18
teknik relaksasi tingkat
C : Jelaskan ansietasnya
prosedur tindakan berkurang
3.Teknik
relaksasi yang
diberikan pada
pasien dapat
mengurangi
ansietas
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
19
feses keras BAB kamar mandi
(Domain 3 2.Meminum air putih pasien
kelas 2 Kode minimal 1,5 -2 Liter
diagnosis sehari
00011) 3.Mengkonsumsi
makanan yang berserat
seperti buah dan sayur
4.Pemberian obat
suppositoria
3 20-10-2018 Ansietas b.d 1.Mengidentifikasi Ds: Pasien
status terkini tingkat kecemasan: mengatakan
ditandai -temani pasien untuk kecemasannya
dengan memberikan keamanan sudah berkurang
fisiologis dan mengurangi rasa Do:Wajah pasien
wajah tegang takut sudah tidak tegang
(Domain 9 -bantu pasien mengenal
kelas 2 Kode situasi yang
diagnosis menimbulkan
00146) kecemasan
2.Anjurkan keluarga
untuk tetap
mendampingi pasien
3.Menginstruksikan
teknik relaksasi
4.Jelaskan prosedur
tindakan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
20
wajah nyeri
(Domain 12
kelas 1 Kode
diagnosis
00132)
21
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : 18-10-2018
NIM : N520184304
6. IDENTITAS
c. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No.RM : R G00849xxx
22
2. PENGKAJIAN
Data Subeyektif :
Pasien mengatakan nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada daerah
sekitar anus, nyeri bertambah jika klien ada keinginan untuk BAB
Data Obyektif :
-Skala nyeri 7
N : 80 x/menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/menit
3. TINDAKAN
A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
23
D. Prosedur :
1. Fase Orientasi:
a. Mengucapkan salam
b. memberikan penjelasan kepada pasien maksud dan tujuan rencana tidakan
keperawatan
c. Menyiapkan alat dan bahan (bila dibutuh
2. Fase kerja :
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
d. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
e. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
f. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks Usahakan agar tetap konsentrasi
/ mata sambil terpejam
g. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
h. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
i. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
j. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan
cepat. pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostagla din dan
substansi akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan
berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh
darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan
metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla
spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
3. Fase Teminasi :
a. Menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan perawatan sudah selasai
b. Merapikan alat dan bahan (bila diperlukan)
c. Mengucapkan salam
24
E. KAJIAN ILMIAH
Berdasrkan jurnal (W. Utomo, 2015), Efektivitas Antara Terapi Musik Religi Dan
Slow Deep Breathing Relaxation.
Tehnik relaksasi nafas dalam secara ilmiah telah dibuktikan bahwa sangat membantu
mengurangi nyeri, hasil penelitian menunjukan skala nyeri yang dirasakan oleh pasien
post operasi bedah mayor sesudah dilakukan intervensi pada kelompok musik religi dan
nafas dalam sebagian berada pada skala nyeri ringan (1- 3) sebanyak 15 responden
(88,2%), sedangkan pada kelompok kontrol teknik nafas dalam sebagian berada pada
skala nyeri ringan (1-3) sebanyak 11 responden (64,7%) mengalami nyeri sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
(W. Utomo, 2015)Efektivitas Antara Terapi Musik Religi Dan Slow Deep Breathing
Relaxation
Solehawati. (2010). Pengaruh tekhnik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri
pada pasien post operasi fraktur di rumah sakit Iaslam Jakarta Cemapaka Putih .
http:psikumj.ac.id/libarary/index.php, diperoleh 16 Mei 2015
25