Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID

DIRUANG SULAIMAN 5 RS ROEMANI MUHAMMADIYAH


SEMARANG

Disusun oleh:

GULAM ARSYAD

G3A017084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam plaksus hemoroidalis.
(Syamsuhidayat, 1998 : 190)
Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada anus. Hemoroid
biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid interna merupakan varices vena hemoroidalis superior dan media.
Dan hemoroid eksterna merupakan varices vena hemoroidalis inferior.

B. ETIOLOGI
Faktor yang memegang peranan kausal adalah
1. Mengedan waktu defekasi
2. Kehamilan
3. Obesitas
(Syamsuhidayat, 1998 : 190)
beberapa faktor etiologi yang lain adalah
1. Pembesaran prostat
2. Fibroma uteri
3. Tumor rektum
4. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal.
(Price, 1995 : 421)

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala dari hemoroid adalah
1. Perdarahan waktu defekasi
2. Nyeri jika terjadi defekasi
3. Iritasi kulit perional dapat menitikberatkan rasa gatal yang dikenal sebagai
oprotitus anusa dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus
dan rangsangan mukus. (Syamsuhidayat, 1998 : 190)
D. PATOFISIOLOGI
Daerah anorektal dapat mengalami pecah-pecah (fisura), abses atau
fistula. Fisura biasanya merupakan akibat dari trauma yang disebabkan oleh
pengeluaran kotoran yang keras yang meregangkan secara berlebihan lingkaran
anal. Fisura tidak sembuh dengan cepat. Abses anal dapat terjadi didalam fisura
anal dan jika saluran untuk mengeluarkan cairan abses tidak menutup suatu
fistula drainase kronis tidak terbentuk. (Long, 1996 : 264).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid eksternal diklasifikasikan sebagai akut
dan kronik. Bentuk akut merupakan hematoma, walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis eksterna akut. Hemoroid eksternal kronik atau skin tak
berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung
dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat I, II dan III.
Hemoroid interna derajat I (dini) tidak menonjol melalui anus dan hanya dapat
ditemukan dengan proktroskopi. Lesi biasanya terletak pada posterior kanan
dan kiri dan anerior kanan, mengikuti penyebaran cabang-cabang vena
hemorodalis superior dan tampak sebagai pembengkakan glabular kemerahan.
Hemoroid derajat II dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah direduksi
(dikembalikan kedalam) secara manual. Hemoroid ini III mengalami prolapsus
secara permanen. Gejala hemoroid interna yang paling sering adalah
perdarahan tanpa nyeri karena tidak ada serabut-serabut nyeri pada daerah lain.
(Price, 1995 : 420 421).

E. DATA PENUNJANG
Apabila hemoroid mengalami prolaps lapisan epitel penutup bagian
yang menonjol keluar ini mengeluarkan mukus yang dapat dilihat apabila
penderita diminta mengejan. Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid tidak
dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya
tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum.
Penilaian dengan anoskop diperlukan untu melihat hemoroid dan yang
tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengalami
ketika kuadaran. Hemoroid terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol
kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit akan ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa
keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan ditingkat
yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologi saja atau tanda
yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
(Syamsuhidayat, 1998 : 911).

F. PENATALAKSANAAN
Kebanyakan penderita hemoroid tidak memerlukan pembedahan,
pengobatan berupa kompres duduk atau bentuk pemanasan basah lain dan
penggunaan supositoria. Eksisi bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap,
terjadi prolapsus atau pruritus dan nyeri anus yang tidak dapat diatasi.
Terapi hemoroid yang sistomatik harus ditetapkan secara perorangan.
Hemoroid adalah normal dan oleh karena tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroidal terapi untuk meghilangkan keluhan.
Kebanyakan hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan
lokal yang sederhana disertai nasehat tentang makan.makanan sebaiknya terdiri
atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar,
namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengejan secara berlebihan.
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang
bermakna kecuali efek anestik dan astrigen.
Hemoroid yang mengalami prolaps oleh karena udema umum dapat
dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan istirahat tentang dan
kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan. (Syamsuhidayat, 1998 : 913).
G. PATHWAY

Kehamilan
Obesitas
Pembesaran Prostat
Fibroma Uteri Penyakit hati kronis
Makanan rendah serat Tumor Rectum Disertai hipertensi portal

Tinja keras Penekanan intraabdomen Aliran balik vena


hemoroidalis

Konstipasi Kongesti vena hemoroidalis

Varices/bendungan

Hemoroid

Intern Eksterna

Pleksus vena Pelebaran dan penonjolan


hemoridalis pleksus hemoroid inferior
superior
Trombosis MK : Gangguan
Ketakutan untuk nyeri rasa nyaman nyeri
Membesar defekasi
Pembengkak
Prolaps dianal Konstipasi di anal
perdarahaan
MK : Gangguan pola
eliminasi BAB konstipasi Gatal MK : Gangguan
Tindakan Lesi integritas kulit
pembedahan
Iskemi
MK : Resti Infeksi
MK : Ansietas/cemas
Nekrosis
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit
3. Pola fungsi pemeriksan fisik
a. Aktifitas/istirahat
1) Kelemahan
2) Perubahan pola istirahat
b. Sirkulasi
1) Perubahan pada tekanan darah
c. Integritas ego
1) Faktor stres
2) Kehilangan kontrol
d. Eliminasi
1) Perubahan pola defekasi
2) Perubahan eliminasi urinarius
e. Makanan/cairan
1) Kebiasaan diet buruk
2) Perubahan berat badan
f. Nyeri/kenyamanan
1) Nyeri gaster sesuai derajat yang bervariasi
g. Sexualitas
1) Masalah sexsual
h. Interaksi sosial
1) Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
2) Masalah tentang fungsi/tanggung jawab.
(Doenges, 2001 : 998 999)

I. ANALISA DATA
P : Resti infeksi
E : Hemoroidektomi
Do : Terdapat tanda-tanda infeksi
P : Ansietas
E : Kekurangan pengetahuan tentang peristiwa pra operasi dan pasca operasi
Do : Ekspresi wajah tegang
P : Gangguan elimininasi konstipasi
E : Nyeri pada anal
Do : Feses konsistensi keras

P : Gangguan rasa nyaman nyeri


E : Kerusakan pada anal
Do : Raut wajah kesakitan

P : Gangguan integritas kulit


E : Pembengkakan sekitar anus
Do : Kulit bengkak, merah

J. FOKUS INTERVENSI
DP I : Resti infeksi berhubungan dengan hemoroidektomi
KH : - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Pasien menunjukkan luka sembuh dengan adekuat
- Jaringan sekitar bersih, kering dan utuh
Intervensi : - Amati tanda manifestasi klinis infeksi
- Pantau TTV tiap pagi, siang, sore
- Ganti balutan tiap pagi
- Bersihkan area perional setelah defekasi

DP II : Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


peristiwa pra operasi dan pasca operasi
KH : - Pasien mengungkapkan pemahaman tentang peristiwa pra
operasi dan pasca operasi
- Merasakan perasaan cemas berkurang
- Ekspresi wajah rilaks
Intervensi : - Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat berat dan
mengejan
- Jelaskan gejala luka dan struktur anal
- Jelaskan mempertahankan defekasi lunak dengan
menggunakan pelunak feses dan makanan laksatif alami.

DP III : Gangguan eliminasi konstipasi berhubungan dengan nyeri pada


anal
KH : - Defekasi lunak
- Bising usus normal
Intervensi : - Instruksi pasien untuk BAB segera, hindari duduk artoilet
terlalu lama dan mengedan
- Sediakan cairan yang adekuat untuk mempertahankan hidrasi
- Anjurkan pasien untuk olahraga
- Berikan pelunak feses

DP IV : Gangguan rasa nyaman nyeri


KH : - Nyeri berkurang
- Tidak mengeluh nyeri
- Ekspresi wajah rileks
Intervensi : - Ajarkan teknik relaksasi
- Berikan pereda rasa sakit yang optimal dengan analgetik
- Berikan kompres hangat untuk meningkatkan sirkulasi
- Berikan es jika diperlukan untuk mengurangi kongesti dan
edema.

DP V : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembengkakan


sekitar anus
KH : - Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab untuk ulkus
karena tekanan
- Pasien dapat konstipasi untuk rencana pengobatan yang
dianjurkan untuk meningkatkan penyembuhan luka.
- Pasien dapat mengidentifikasi rasional untuk pencegahan dan
pengobatan
Intervensi : - Mesasage dengan lembut kulit sehat disekitar area yang sakit
untuk merangsang sirkulasi jaringan, lakukan massage area
jika tampak kemerahan.
- Konsul dengan perawat/dokter untuk pengobatan luka tekan
- Lindungi permukaan kulit yang sehat dengan satu/ kombinasi
berikut ini :
a. Salep
b. Tutup area dengan balutan

K. PENGOBATAN
1. Pemberian analgetik yang adekuat seperti supositoria
2. Biasanya, wasir tidak membutuhkan pengobatan kecualai bila menyebabkan
gejala
3. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami
perdarahan.
4. Pembedahan mungkin dilakukan bila pengobatan lain gagal
5. Bila wasir dengan bekuan darah menyebabkan nyeri, maka bisa diobati
dengan cara :
- Duduk berendam dalam air hangat
- Mengoleskan salep obat bius lokal
- Pengompresan dengan kemiri
6. Nyeri dan pembengkakan biasanya akan berkurang beberapa hari kemudian
4 bekuan menghilang setalah 4 6 minggu.
Pilihan lainnya adalah memotong vena dan mengeluarkan bekuan yang
dengan segera akan mengurangi nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi Vi, Alih
Bahasa Monica Ester, EGC. Jakarta

Long. Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3 Alih Bahasa Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung

Price, Silvia A. 1995. Patofisiologis Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih


Bahasa, Peter Anugerah, EGC. Jakarta

Syamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Alih Bahasa Ni Luh Gede
Yasmin Asih. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai