PEMBIMBING:
Solikin, Ns., M.Kep.,Sp.,Kep.,MB
Roesmanita, S.Kep.,Ners
OLEH :
Muhammad Fajriasnyah Kurniawan, S.Kep
NPM. 2014901110047
2. Etiologi
Penyebab hemoroid adalah dilatasi (pelebaran) pleksus vena
hemorrhodialis interna yang fisiologis, sehingga tidak begitu
berbahaya, namun dapat menjadi simptomatik apabila mengalami
pembesaran, peradangan, trombus, atau prolaps (Sya’haya & Iyos
2016).
Faktor resiko terjadinya hemoroid adalah kurangnya konsumsi
makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan, kebiasaan duduk terlalu
lama, peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air
besar yang salah, hubungan seks peranal, kurangnya intake cairan,
kurang olah raga, kehamilan dan masuknya pengaruh budaya barat di
Indonesia seperti pemakaian jamban duduk juga memegang peranan
dalam kejadian hemorrhoid. Sebab hemorrhoid dapat terjadi akibat
proses mengejan berlebihan pada posisi duduk saat defekasi yang
berkelanjutan. Mengonsumsi makanan rendah serat yang terlalu
banyak dapat menyebabkan susah buang air besar. Bila sudah
mengalami kesulitan dalam buang air besar, maka pada akhirnya untuk
mengeluarkan feses harus mengejan. Hal ini menyebabkan pembuluh
darah di daerah anus, yakni pleksus hemorrhoidalis akan merenggang,
membesar karena adanya tekanan yang tinggi dari dalam. Bila terjadi
secara terus-menerus, maka pembuluh darah tu tidak akan mampu
kembali ke bentuk semula (Sya’haya & Iyos 2016).
3. Klasifikasi
Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa
pelebaran vena subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan
hemoroid interna berupa pelebaran vena submukosa di atas linea
dentata (Sudarsono, 2015).
Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus
hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna
akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada
kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu
atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit
pembuluh darah.
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus
hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.
Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan
ulserasi.
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis
Umumnya perdarahan merupakan tanda pertama dari hemoroid interna
akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna
merah segar dan tidak tercampur dengan feses, dapat hanya berupa
garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang
terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid
yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar
menyebabkan prolaps (Sudarsono, 2015).
Gejala yang paling sering adalah ditemukan perdarahan lewat anus,
nyeri, pembengkakan atau penonjolan di daerah anus, sekret atau
keluar cairan melalui anus, rasa tidak puas waktu buang air besar
(Sya’haya & Iyos 2016).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Colok Dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemugkinan karsinoma rektum.
Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
b. Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi.
Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20-
30 g/hari. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke
jongkok pada saat defekasi. Penanganan lain seperti melakukan warm
sits baths dengan merendam area rektal pada air hangat selama 10- 15
menit 2-3 kali sehari.
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah :
a. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat
laksatif memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
b. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri.
Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk
hemoroid eksterna.
c. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan
hesperidin.
d. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi
topikal dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk
menghilangkan rasa sakit daripada lidokain (Xylocaine). Pada
pasien hemoroid eksternal berat, pengobatan dengan eksisi atau
insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari onset
gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan, antara lain:
a. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan
karet pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga
mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut menyebabkan
hemoroid nekrosis, degenerasi, dan ablasi.
b. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau
sinar inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid
interna.
c. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi.
(Sudarsono, 2015).
8. Diagnosa Keperawatan
Septadina, Indri Seta & Veronika, Fifi. (2015). Gambaran Histopatologi Epitel
Transisional Kolorektal pada Pasien Hemoroid. Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, Volume 2, No. 1, Hal : 85-91
Sudarsono, Danar Fahmi. (2015). Diagnosis Dan Penanganan Hemoroid. J
MAJORITY Volume 4 Nomor 6, Hal : 31-34
Sya’haya, Shesy & Iyos, Rekha Nova. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak
Daun Ungu (Graptophylum Pictum Griff) Terhadap Penyembuhan
Hemoroid. MAJORITY Volume 5 I Nomor 5, Hal 155-160