Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

K DENGAN HEMOROID di
RUANGAN OK RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah


Pendidikan Profesi Ners STIKes Bumi Persada Lhokseumawe

Disusun Oleh:

SAFINATUL JADILLAH
NIM. 2214901004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN SAINS
UNIVERSITAS BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diisetujui dan disahkan oleh pembimbing, Laporan Praktek Stase KMB Prodi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Teknologi dan Sains Universitas Bumi
Persada Lhokseumawe TA.2023/2024 di RSU Cut Meutia Aceh Utara.

Telah di Setujui

Dosen Pembimbing CI Ruangan OK

Ns. Setia Budi.,S.Kep.,M.Kep Ns.M.Usman., S.Kep


NIDN. 1301099105 Nip. 197407102007011004

LAPORAN

2
PENDAHULUAN

A. Definisi Kasus

Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu sekmen atau lebih


vena hemoroidalis di daerah anorektal.Hemproid bukan sekedar pelebaran
vena hemoradialis,tetapi bersifat lebih kompleks.yakni melibatkan beberapa
unsur berupa pembuluih darah,jaringan lunak dan otot disekitar anorektal
(kanalis anus). (Felix 2006)

Hemoroid merupakan dilatasi varises pleksus vena sub mukosa anus


dan peri anus.Dilatasi ini sering terjadi setelah usia 50 tahun yang berkaitan
dengan peningkatan tekanan vena di dalam pleksus hemoradialis
(Robbins,2007).

B. Fisiologi Rektum dan Anus

Fungsi utama dari rectum dan kanalis anal ialah untuk mengeluarkan
massa fesus yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal
tersebut dengan cara yang terkontrol.Rektum dan kanalis anal tidak begitu
berperan dalam proses pencernaan,selain hanya menyerap sedikit
cairan.Selain itu sel-sel goblet mukosa mengeluarkan mucus yang berfungsi
sebagai pelican untuk keluarnya massa feses. Pada hampir setiap
waktu,rectum tidak berisi feses.hal ini sebagian di akibatkan adanya otot
sfingter yang tak begitu kuat yang terdapat pada rectosigmoid junction,kira-
kira 20 cm dari anus.Terdapatnya lekukan tajam dari tempat ini juga
member tambahan penghalang masuknya feses kea rah rectum.Akan tetapi
bila suatu gerakan usus mendorong feses kearah rectum,secara normal
hasrat defekasi akan muncul yang di timbulkan oleh refleks kontraksi dari
rectum dan relaksasi dari otot sfingter.Feses tak keluar secara terus menerus
dan sedikit demi sedikit berkat adanya kontraksi tonik otot sfingter ani
interna dan eksterna (Sabiaton,1994)

Pada dasarnya hemoroid dibagi menjadi 2 klasifkasi,yaitu :

1. Hemoroid Interna
Gejala dari hemoroid interna adalah perdarahan tanpa rasa sakit
karena tak adanya serabut rasa sakit pada daerah ini.Hemoroid
interna dibagi menjadi :
• Derajat 1

3
Timbul perdarahan varises prolapsi atau tonjolan
mukosa tidak melalui anus dan hanya dapat di temukan
dengan protoskopi.
• Derajat 2
Terdapat trombus didalam varises sehingga varises
selalu keluar pada saat defekasi,tapi setelah defekasi selesai
tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
• Derajat 3
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat
masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus didorong.
• Derajat 4
Suatu saat timbul keadaan akut dimana varises yang
keluar pada saat defekasi tidak dapat dimasukkan
lagi.biasanya pada derajat ini timbul thrombus dan di ikuti
infeksi dan kadang timbul perlingkaran anus,sering disebut
dengan hemoral inkarserata karena seakan-akan ada yang
menyempit hemoroid yang keluar itu.

2. Hemoroid Eksterna
Merupakan perluasan dari hemoroid interna yang di bagi menjadi
dua yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
pinggir anus dan dan sebenarnya adalah hematom.Walaupun
disebut dengan Trombus Eksterna Akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul:
✓ Sering rasa sakit dan nyeri
✓ Rasa gatal pada daerah hemoroid

Kedua tanda ini di sebabkan karena ujung-ujung syaraf pada


kulit merupakan reseptor rasa sakit.

b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik “Skin Tag”terdiri atas satu lipatan
atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung
dan sedikit pembuluh darah.

C. Etiologi
1. Mengedan pada BAB yang sulit

4
2. Pola BAB yang salah (penggunaan jamban duduk
3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud,tumor
abdomen)
4. Kehamilan
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare kronik
8. Diare akut berlebihan
9. Hubungan seks peranal
10. Kurang minum air
11. Kurang makanan berserat
12. Kurang olahraga / imobilisasi
D. Manifestasi Klinis
1. Timbul rasa gatal dan nyeri
2. Pedarahan berwarna merah terang saat defekasi
3. Pembengkaan pada daerah anus
4. Nekrosis pada area sekitar anus
5. Perdarahan/prolapse

E. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Farmakologis
➢ Menggunakan obat untuk melunakkan feses / psillium akan
mengurangi sembelit dan terlalu mengedan saat defekasi,
dengan demikian resiko terkena hemoroid berkurang.
➢ Menggunakan obat untuk mengurangi/menghilangkan keluhan
rasa sakit, gatal, dan kerusakan pada daerah anus. Obat ini
tersedia dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk supositoria untuk
hemoroid interna, dan dalam bentuk krim / salep untuk hemoroid
eksterna.
➢ Obat untuk menghentikan perdarahan, banyak digunakan adalah
campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%)
2) Nonfarmakologis
➢ Perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi
makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang
lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama
proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar
lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air
sehingga dapat melunakkan feses. Mengurangi makanan yang
terlalu pedas atau terlalu asam. Menghindari makanan yang sulit

5
dicerna oleh usus. Tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan
minuman bersoda. Perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg
BB/hari.
➢ Perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi
closet duduk. Jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat
tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.
➢ Penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal
daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15
menit tiga kali sehari. Selain itu penderita disarankan untuk tidak
terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
3) Tindakan minimal invasif
Dilakukan jika pengobatan farmakologi dan non farmakologi tidak
berhasil, tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
➢ Skleroskopi hemoroid, dilakukan dengan cara menyuntikkan
obat langsung kepada benjolan / prolaps hemoroidnya.
➢ Ligasi pita karet, dilakukan dengan cara mengikat hemoroid.
Prolaps akan menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
➢ Penyinaran sinar laser.
➢ Disinari sinar infra red.
➢ Dialiri arus listrik (elektrokoagulasi)
➢ Hemoroideolysis. (www.fkuii.org, 2006)

b. Pembedahan
Terapi bedah dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV dengan
penyulit prolaps, trombosis, atau hemoroid yang besar dengan
perdarahan berulang. Pilihan pembedahan adalah hemoroidektomi
secara terbuka, secara tertutup, atau secara submukosa. Bila terjadi
komplikasi perdarahan, dapat diberikan obat hemostatik seperti asam
traneksamat yang terbukti secara bermakna efektif menghentikan
perdarahan dan mencegah perdarahan ulang.
(www.suaramerdeka.com, 2005).
Terapi medikal hanya digunakan untuk kasus ringan, hemoroid tanpa
komplikasi dengan manifestasi ringan. Pengobatan meliputi :
1) Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan
hygiene personal yang baik.
2) Menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi.
3) Diit tinggi serat.
4) Pemberian laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati
anus.
5) Rendam duduk dengan salep dan supositoria yang mengandung
anastesi.
6
6) Tirah baring.
7) indakan non operatif seperti : fotokoagulasi infra merah, diatermi
bipolar dan terapi laser.
8) Injeksi larutan sklerosan untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah.
9) Tindakan bedah konservasif hemoroid internal adalah prosedur
ligasi pita-karet.
10) Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat
hemoroid dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama
waktu tertentu sampai timbul nekrosis.
11) Laser Nd:YAG digunakan terutama pada hemoroid eksternal.
(Smeltzer, 2002 ; 1138)
F. Pengkajian Fokus
1. Biodata
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, agama, kedudukan
pasien dalam keluarga, tgl MRS, tgl pengkajian, diagnose medis,
nomor RM, alamat.
b. Identitas orang tua atau penanggung jawab : nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.
2. Keluhan utama
Klien biasanya datang dengna keluhan nyeri pada waktu BAB disertai
dengan keluarnya daging kecil dari anus dan disertai darah segar. darah
dapat menetes keluar dari anus beberapa saat sesudah BAB.
pengeluaran lendir dialami oelh beberapa pasien yang menderita
hemoroid prolapsus.
3. Riwayat penyakit sekarang
Dikembangkan dari keluha utama dengan memakai rumus PQRST.
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Data aspek biologis
a. Aktivitas sehari – hari
➢ Pola nutrisi
Kebiasaan makan sehari-hari, jam makan, frekuensi makan, porsi
dan jenis makana yang disukai dan tidak disukai, diet, alergi
terhadap makanan.
Cairan : jenis minuman, frekuensi, kehilangan cairan yang
berlebih, asupaan makanan, minum, infuse.
➢ Pola eliminasi
Kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna, bau, konsistensi, jumlah.
➢ Pola istirahat tidur

7
Kebiasaan tidur sehari -hari, jam tidur, lama tidur, sering bangun
waktu tidur, masalah yang berhubungan dengan tidur.
➢ Personal hygine
Kebiasaan mandi, cuci rambut, ganti pakaian, gunting kuku, gosok
gigi.
b. Penampilan umum
Klien dengan hemoroid biasanya tampak lemah.
c. Penampilan fisik
➢ System respirasi
Pola napas yang cepat dipengaruhi oleh adanya nyeri,dan
ditemukan perubahan frekuensi pernafasan akibat adanya nyeri.
➢ System kardiovaskuler
Kaji tekanan darah / mmHg, nadi regular, ireguler, palpitasi atau
tidak, peningkatan vena jugularis atau tidak, kemungkinan
konjungtiva pucat
➢ System gastrointestinal
Benjolan pada usus, pergesekan feses, ulkus yang menyebabkan
perforasi pada mukosa. Kemungkinan ditemukan darah segar dari
anus. Frekuensi BAB, peristaltic usus.
➢ System musculoskeletal
Kemungkinan dijumpai kelemahan otot, kelelahan, keletihan,
penurunan toleransi terhadap aktivitas.
➢ System genitourinaria
Frekuensi BAB/BAK perhari, konsistensi, adakah benjolan sekitar
genetalia, jenis pekerjaan
➢ System integument
Kaji suhu, turgor kulit, tekstur, bersisik atautidak, adakah luka
memar atau tidak, ada lesi atau tidak, keadaan rambut, penyebaran
rambut, mudah dicabut atau tidak.
➢ System neurosensori
Pada hemoroid kemungkinanpasien mengeluh pusimg karena
adanya perdarahan. Kaji adanya trenior, gangguan bicara/ tida,
pemglihatan klien, nilai GCS, fungsi saraf cranial,

➢ System endokrin
Kaji adakah pembesaran tyroid, kelenjar getah bening. Apakah
mempunyai penyakit DM.
7. Data aspek psikososial, social, spiritual
a. Aspek psikososial

8
Dampak psikososial dari pasien mungkin dihadapkan rasa cemas,
akibat ketidak tahuan pasien adanya lika pada anus.
b. Aspek social
o Pola interaksi
o Lingkungan rumah
c. Aspek spiritual
Meliputi keyakinan nilai – nilai ketuhanan yang dianut, keyakinan
dan harapan akan kesembuhan/ kesehatannya.
G. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Konstipasi
3. Resiko infeksi
4. PK anemia
5. Kerusakan integritas kulit
6. Intoleransi aktivitas
H. Masalah Kolaboratif
1. Perdarahan
2. Thrombosis
3. Hemoroidal strangulasi ( Luksman’s,1997:1085)
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Colok Dubur
2. Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rectum). (www.
Suaramerdeka. Com,2005).
3. Pemeriksaan rectal atau palpasi digital.
4. Proctocopy dan kohonoskopi ( untuk menunjukkan hemoroid
intervena) ( Reeves,1999: 162)
J. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d iritasi kulit/Jaringan di daerah anus

2. Gangguan eliminasi bowel :Konstipasi b/d nyeri pada saat defekasi

3. Resti infeksi b/d prolaps anus dan terbentuknya jaringan keluar


anus.

4. Gangguan keseimbangan cairan b/d banyaknya perdarahan .

5. Kerusakan integritas kulit b/d iritasi kulit sekitar anus.

6. intoleransi aktivitas b/d adanya masa / prolaps pada anus.

K. Intervensi

9
Diagnosa 1

Tujun : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah


keperawatan nyeri dapat diatasi.

KH :

✓ Paien mampu mengontrol nyeri


✓ Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
✓ Pasien mmampu mengenali nyeri
✓ Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.
R/: mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgetik
1) Kaji laporan nyeri, cacat lokasi, lamanya intensitas ( skala 0-10) selidiki dan
laporkan perubahan karakteristik nyeri.
R/ : Perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan terjadinya
komplikasi seperti perforasi,toksik.
2) Catat petunjuk non verbal seperti gelisah menolak untuk berhati – hati,
selidiki perbedaan petunjuk verbal dan non verbal.
R/ : bahwa tubuh / petunjuk nonverbal dapat secara psikologis dan fisiologis
dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk
mengidentifikasikan luas/ beratnya masalah.
3) Berikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung, ubah posisi,
R/: meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembaliperhatian atau
meningkatkan kemampuan koping .
4) Berikan arena rectal dengan sabun ringan dan air lap setelah defekasi
perawatan kulit seperti jeli, minyak.
R /: Melimdungi kulit dari asam usus, mencegah eksklorasi
5) Berikan rendam duduk dengan tepat.
R/ : meningkatkan kebersihan dan kenyamanan.
6) Kolaborasi dengan tim gizi dalam memodifikasi diet sesuai dengan
kebutuhan misalnya makanan tinggi serat.
R/ : makanan tinggi serat membantu melembekkan feses sehingga feses
mudah dikeluarkan
7) Kolaborasi dalam pemberian obat
o Analgesik:
R/ : Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu
penangananuntuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan
R/ : Menjelaskan otot rectal menurunkan nyeri spasme

Diagnosa 2:

10
Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatan diharapkan masalah
keperawatan konstipasi dapat diatasi.

KH :

✓ Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari


✓ Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
✓ Mengedintifikasi indikasi untuk mencegah konstipasi
✓ Feses lunak dan berbentuk
1) Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltic usus
R/; distensi dan hilangnya peristaltic usus merupakm tanda bahwa fungsi
defekasi hilang yang kemungkinan b/d kehilangan syaraf parasimpatik usus
besar dengan tiba – tiba .
2) Anjurkan minum 2000-2500 ml/hr kecuali bila ada kontra indikasi
R/ : membantu memperbaiki konstipasi feses bila ada kontra indikasi
3) Berikan diet rendah sisa, tinggi serat, lunak sesuai toleransi
R/: makanan rendah sisa serat tinggi membantu memperbaiki konsistensi
feses
4) Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses, anjurkan defekasi segara
mungkin bila dorongan terjadi.
R /: mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi .

Diagnosa 3:

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah


keperawatan resiko infeksi tidak terjadi.

KH :

✓ Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi


✓ Menunjukkan perilaku hidup sehat
✓ TTV normal
✓ Tidak didapatkan tanda- tanda infeksi
(rubbor,dolor,kalor,tumor,fungsiolaisa)
1) Pantau TTV ,perhatikan peningkatan suhu tubuh
R/: adanya peningkatan suhu tubuh adalah karakteristik infeksi
2) Kaji TTV dengan sering , catat tidak membaiknya atau
berkelanjutannnya hipotensi
R/: tanda adanya syok septic, endotoksin/ sirkulasi menyebabkan
vasodilatasi ,kehilangan cairan dari sirkulasi dan rendahnya status curah
jantung

11
3) Laksanakan pencucian tangan yang baik dan perawatan prolaps aseptiks
. berikan perawatan paripurna
R/: menurunkan resiko infeksi (penyebaran infeksi)
4) Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/ orang terdekat.
R/: pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi,
membantu menurunkan ansietas.
5) Kolaborasi dalam pemberian antibiotic sesuai indikasi
R/: mungkin diberikan secara profilaksis atau menurunkan jumlah
organism,e (pada infeksi yang telah ada sebelumnya) untuk menurunkan
penyebaran dan pertumbuhan bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif,a.h dan Kusuma,h.(2003).aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis & nanda edisi revisi jilid 1. Yogyakarta:
Medication.

12
Anonym,2009.Hemoroid.http://
medinux.blogspot.com/2009/02/hemoroid.html

http ://ilmu kedokteran .blog.ca/2010/12/07/askep –hemoroid-103134695)

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.K No RM: 03.69.51

Ruang : OK

13
NO. DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS : Ansietas Kurangnya Informasi

- Pasien mengatakan khawatir


penyakit ambiennya muncul
perdarahan lagi.
- Pasien mengatakan resah setiap
akan BAB.
- Pasien mengatakan dirinya ragu
untuk bisa melakukan aktivitas
seperti saat di rumah.
DO :

- Pasien banyak diam.


- Pasien duduk dengan hati-hati.
- Pasien gelisah.
- TTV :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
2. DS : Kurang pengetahuan Kurangnya informasi

- Pasien mengatakan tidak


mempedulikan penyakit ambien
yang sudah muncul sejak 2 tahun
yang lalu.

- Pasien berharap penyakit ambien


sembuh setelah operasi ini.

- Pasien mengatakan tidak


mengetahui tentang penyakitnya.

DO:

- Pasien sering menanyakan tentang


kondisinya kepada perawat.

- Pasien terlihat bingung.

IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Tn.K No RM: 03.69.51

Ruang : OK

14
Diagnosa Tindakan / Tanda
NO.
Keperawatan Implementasi Tangan

1. I 1) Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa penyakit


hemoroid dapat menimbulkan perdarahan ulang jika tidak
diatur pola hidup sehari-hari, seperti menghindari valsava
maneuver. Penyakit hemmoroid disebabkan oleh adanya
tekanan seperti mengejan, kerja berat, makanan kurang
serat, dll.
2) Menyarankan kepada keluarga untuk memberikan
dukungan psikologis kepada pasien untuk tetap kuat dengan
penyakitnya dan tetap tenang.
3) Mengobservasi kecemasan pasien
4) Menjelaskankan kepada pasien bahwa jika pola hidup
pasien baik, kemungkinan besar penyakit hemmoroid tidak
akan kambuh.
5) Mengobservasi TTV:
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
1) Memberikan penjelasan tentang derajat keparahan
penyakit hemoroid Tn. S
II 2) Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa hemoroid
nya sudah masuk ke derajat 3 yang harus dilakukan
pembedahan.
3) Menyarankan kepada pasien untuk menghindari
mengedan dan tertawa berlebih.
4) Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan
diet TKTP dan tinggi serat.
2. I 1) Mengkaji perkembangan suasana hati pasien.
2) Memberikan support kepada pasien apabila pola aktivitas
baik, maka kemungkinan kecil untuk timbul kekambuhan.
3) Menyarankan kepada keluarga agar tidak meninggalkan
pasien sendirian.
4) Mengobservasi kecemasan
5) Mengobservasi TTV
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
1) Mengkaji perkembangan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
2) Memberikan dukungan kepada pasien untuk menerima
II tindakan medis yang diberikan dan menjelaskan tujuan dari
setiap tindakan.
3) Mengingatkan kepada pasien agar tetap menghindari
batuk,tertawa dan mengedan berlebih.
4) Memberikan diit TKTP dan tinggi serat.

15
3. I 1) Mengkaji kondisi kecemasan pasien
2) Memberikan support kepada pasien atas harapan tidak
adanya komplikasi perdarahan lagi
3) Mengobservasi kecemasan
4) Mengobservasi TTV
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
II 1) Mengkaji perkembangan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
2) Memberikan penjelasan kepada pasien tujuan dari setiap
tindakan.
3) Mengingatkan kepada pasien agar menghindari
mengedan,batuk dan tertawa berlebihan.
4) Memberikan diit TKTP dan tinggi serat

EVALUASI

Nama Pasien : Tn.K No RM: 03.69.51

16
Ruang : OK

Diagnosa
NO. DX Keterangan
Keperawatan

I Ansietas b/d S : - Pasien mengatakan takut muncul perdarahan ulang


Kurangnya - Pasien mengatakan masih resah saat BAB.
Informasi O : - Pasien gelisah
TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
A : Masalah belum teratasi
II P : Intervensi dilanjutkan
Kurang
pengetahuan S:
b/d kurangnya - Pasien mengatakan mulai sedikit faham tentang penyakitnya
informasi - Pasien mengatakan masih perlu mempertimbangkan untuk tindakan
operasi
O:
- Pasien sering bertanya kepada perawat kapan bisa pulang
- Pasien terlihat bingung
A :Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
I Ansietas b/d S : - Pasien mengatakan kekhawatiran berkurang
Kurangnya - Pasien mengatakan resah berkurang saat BAB
Informasi O : - Gelisah pasien berkurang
TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/i
- S : 36 °C
- RR : 20
A : Masalah Ansietas Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Kurang - Pasien mengatakan memahami derajat ambien yang dia derita dan dampak
pengetahuan jika tidak dilakukan tindakan pembedahan.
b/d kurangnya - Pasien mengatakan masih perlu mempertimbangkan untuk tindakan
informasi operasi.
O:
- Pasien sering bertanya kapan bisa segera pulang
- Kebingungan pasien tentang pasien berkurang
A :Masalah teratasi sebagian
II P: Lanjutkan intervensi

17

Anda mungkin juga menyukai