Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hemoroid/Wasir merupakan suatu penyebab paling umum dari masalah pada patologi

anal, dan juga sering menjadi keluhan anorectal yang paling sering dicurigai awal oleh pasien

maupun medis. Hemeroid seling diasalah artikan sebagai masalah strukur anatomi normal,

pada kasus ini kita akan membahas dalam konteks hemoroid dalam konteks patologis

mengacu pada prersentase patologis vena dalam pleksus Hemoroidalis.

Vena-vena di didalam pleksus hemoroid merupakan struktur normal anorectal, karena

kaya akan pasokan pembuluh darah dan lokasi yang sangat sensitive mengakibatkan factor

resiko terjadinya erosi dan Prolaps, Pelebaran vena pleksus hemoroidalis merupakan

penyebab umum patologis anus. Gejala yang timbul dapat mengganggu seperti pruritus

hingga perdarahan.

Meskipun wasir adalah kondisi umum yang didiagnosis dalam praktik klinis, banyak

pasien terlalu malu untuk mencari pengobatan. Akibatnya, prevalensi sebenarnya dari wasir

patologis tidak diketahui. Selain itu, meskipun wasir bertanggung jawab atas sebagian besar

keluhan anorektal, penting untuk menyingkirkan kondisi yang lebih serius, seperti penyebab

lain perdarahan gastrointestinal (GI), sebelum secara refleks menghubungkan gejala dengan

wasir.

Walaupun hemoroid atau wasir merupakan kondisi umum dalam praktek klinis namun

banyak pasien yang masih cenderung malu untuk memeriksakan diri pada layanan Kesehatan,

akibatnya terjadi peningkatan kasus dan derajat keparahan pada pemriksaan awal pasien,

meskipiun hemoroid atau wasir merupakan kondisi awal dari keluhan anorectal, penting
untuk menyingkirkan kondisi yang lebih serius, seperti penyebab lain perdarahan

gastrointestinal sebelum memastikan bahwa keluhan gejala diakibatkan oleh karena

hemoroid/wasir.

Dalam sebuah studi terhadap 198 dokter dari spesialisasi yang berbeda, Grucela et al

menemukan tingkat identifikasi yang benar untuk tujuh kondisi patologis anal yang umum

dan jinak (termasuk abses anus, fisura, dan fistula; wasir internal prolaps; wasir eksternal

trombosed; kondiloma acuminata; dan prolaps rektum) terbesar untuk prolaps kondylomata

dan rektal dan terendah untuk kondisi Hemoroid/wasir.

Anatomi:

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis:

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.


Anamnesis (Subjective)

Keluhan

1. Perdarahan pada waktu defekasi, darah berwarna merah segar. Darah dapat

menetes keluar dari anus beberapa saat setelah defekasi.

2. Prolaps suatu massa pada waktu defekasi. Massa ini mula-mula dapat kembali

spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus dimasukkan secara manual dan

akhirnya tidak dapat dimasukkan lagi.

3. Pengeluaran lendir.

4. Iritasi didaerah kulit perianal.

5. Gejala-gejela anemia (seperti: pusing, lemah, pucat).

Faktor Risiko:

1. Penuaan

2. Lemahnya dinding pembuluh darah

3. Wanita hamil

4. Konstipasi

5. Konsumsi makanan rendah serat

6. Peningkatan tekanan intraabdomen

7. Batuk kronik

8. Sering mengedan

9. Penggunaan toilet yang berlama-lama (misal : duduk dalam waktu yang

lama di toilet)
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

1. Periksa tanda-tanda anemia

2. Pemeriksaan status lokalis

a. Inspeksi:

• Hemoroid Derajat 1,

Tidak menunjukkan adanya suatu kelainan diregio anal.

• Hemoroid Derajat 2,

Tidak terdapat benjolan mukosa yang keluar melalui anus, akan tetapi bagian

hemoroid yang tertutup kulit dapat terlihat sebagai pembengkakan.

• Hemoroid derajat 3 dan 4

Benjolan yang besar akan segera dapat dikenali dengan adanya massa yang menonjol

dari lubang anus yang bagian luarnya ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa

yang berwarna keunguan atau merah.

b. Palpasi:

• Hemoroid

Interna pada stadium awal merupaka pelebaran vena yang lunak dan mudah kolaps sehingga

tidak dapat dideteksi dengan palpasi.

• Setelah hemoroid berlangsung lama dan telah prolaps, jaringan ikat mukosa mengalami

fibrosis sehingga hemoroid dapat diraba ectum jari tangan meraba sekitar ectum bagian

bawah.

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan darah rutin, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia dan infeksi.

Klasifikasi hemoroid:

dibagi menjadi :

1. Hemoroid internal, yang berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi

mukosa.

Hemoroid internal dibagi menjadi 4 grade,

yaitu :

a. Grade 1 hemoroid mencapai lumen,anal kanal

b. Grade 2 hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat pemeriksaan

tetapi dapat masuk kembali secara spontan.

c. Grade 3 hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk kembali secara

manual oleh pasien.

d. Grade 4 hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal kanal meski

dimasukkan secara manual

2. Hemoroid eksternal, berasal dari bagian dentate line dan dilapisi oleh epitel

mukosa yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik.

Diagnosis Banding:

Kondiloma Akuminata, Proktitis, Rektal prolaps

Komplikasi:

Anemia

Penatalaksanaan Komprehensif:
Penatalaksanaan Hemoroid hemoroid grade 1 dengan terapi konservatif medis dan

menghindari obat – obat anti-inflamasi non-steroid, serta makanan pedas atau berlemak. Hal

lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi rasa nyeri dan konstipasi pada pasien

hemoroid. Konseling dan Edukasi Melakukan edukasi kepada pasien sebagai upaya

pencegahan hemoroid. Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan cara:

1. Konsumsi serat 25-30 gram perhari. Hal ini,bertujuan untuk membuat feses menjadi

lebih lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada

vena anus.

2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.

3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segerakan ke kamar mandi saat merasa akan

buang air besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses. Hindari mengedan.

4. Hemoroid interna grade 2, 3 awalnya diterapi dengan nonsurgical procedures

5. Hemoroid Grade 3 dan 4 dan hemoroid eksterna memerlukan penatalaksanaan di

pelayanan kesehatan sekunder

6. Hemoroid Grade 4 dilakukan Tindakan pembedahan secara elektif

Prognosis:

Prognosis pada umumnya bonam


Laporan Kasus

Anamnesis:

Identitas:

Nama : Tn. S.D

Usia : 76 tahun

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Alamat : Winangun

Keluhan utama : Benjolan pada anus

Riwayat Penyakit Sekarang:

Nyeri pada daerah dubur disertai keluar benjolan dan tidak masuk lagi sejak 2 hari

SMRS. Awalnya Menurut keluarga pasien memiliki Riwayat hemoroid sejak 30 tahun lalu,

biasanya benjolan bisa dimasukan kembali dengan jari, namun sejak 2 hari SMRS benjolan

sudah tidak bisa dimasukan kembali. Pasien memiliki riwayat batuk lama, keluhan juga

disertai keluar darah dari dubur, nyeri dan susah BAB. BAK Keruh.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis E4V5M6


Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 x / menit, reguler,isi cukup

Respirasi : 22 x / menit tipe thorakal abdominal

Suhu badan : 36,5 oC

Kepala : Konj, an (-), Sklera Ikterik (-), pupil bulat isokor,  3mm, RC +/+ normal

Leher : Tidak ada kelainan

Thorax : Tidak ada kelainan

Abdomen : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

Status Lokalis : Regio Rectal

L : Massa Keluar ukuran ± Panjang 4 cm, Lebar ± 4 cm, Hiperemis (-), kotor

F : NT (+) regio rectal

M: ROM terbatas

Diagnosa:

Hemoroid Eksterna

Penatalaksanaan:

 Edukasi Pembedahan Elektif

 Cefadroxyl 2 x 500 mg

 Kolicgon 3x1 tab

 Paracetamol 3 x 500 mg

 Edukasi pola hidup


PEMBAHASAN

Hemoroid merupakan masalah yang sering terjadi pada penderita dengan lanjut usia
yang memliki factor resiko:
1. Penuaan
2. Lemahnya dinding pembuluh darah

3. Wanita hamil

4. Konstipasi

5. Konsumsi makanan rendah serat

6. Peningkatan tekanan intraabdomen

7. Batuk kronik

8. Sering mengedan

9. Penggunaan toilet yang berlama-lama (misal : duduk dalam waktu yang

lama di toilet).

Pada pasien ini faktor resiko yang menyebabkan dan memperberat ialah Penuaan,

lemahnya dinding pembuluh darah, konstipasi, konsumsi makanan rendah serat, batuk kronik,

sering mengedan. Kebiasaan pola hidup yang tidak baik dan kurangnya perhatiaan terhadap

kondisi penyakit pada awal gejala mengakibatkan perjalanan penyakit semakin memburuk,

Pada pasien ini gejala awal telah dirasakan sejak 30 tahun lalu, awalnya timbulrasa

nyeri dan keluar darah pada saat defekasi, darah berwarna merah segar. darah juga menetes

keluar dari anus beberapa saat setelah defekasi. Kemudian timbul benjolan yang keluar dari

anus, menurut pasien biasanya benjolan bisa dimasukan kembali dengan jari, namun sejak 2

hari SMRS benjolan sudah tidak bisa dimasukan kembali. Kondisi ini mengakibatkan rasa
nyeri dan rasa tidak nyaman yang dialami oleh pasien sehingga membawa pasien ke unit

gawat darurat sesuai anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien

didiagnosis dengan Hemoroid Internum Grade IV, dikonsulkan ke bagian bedah, kemudian

direncenakan untuk dilakukan tindakan Hemoroidektomi Elektif.

Hemorrhoids. Thrombosed hemorrhoid. This hemorrhoid was treated by incision and

removal of a clot.

Derajat Hemoroid
KESIMPULAN

Pasien Tn. S.D usia 76 tahun, pekerjaan buruh bangunan alamat winangun datang ke Instalasi

Gawat Darurat RS Bhyangkara Kota Manado dengan keluhan utama Benjolan pada anus,

diserati batuk kronik, dapat dilayani dengan baik melalui Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan

pemeriksaan penunjang, maka pasien didiagnosis dengan Hemoroid Internum Grade IV,

Pasien dikonsulkan kepada bagian Bedah kemudian diterapi secara simptomatis dan

direncenakan untuk dilakuakan tindakan pembedahan Hemoroidektomi Elektif. Prognosis

pada pasien ini dubia ad bonam.


DAFTAR PUSTAKA

1. Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen's Emergency


Medicine: Concepts and Clinical Practice. 6th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier;
2006. 1509-12.

2. Tintinalli JE, Kelen GD, Stapczynski JS, eds. Emergency Medicine: A


Comprehensive Study Guide. 6th ed. New York, NY: McGraw Hill; 2004. 540-
1.

3. Ibrahim AM, Hackford AW, Lee YM, Cave DR. Hemorrhoids can be a source
of obscure gastrointestinal bleeding that requires transfusion: report of five
patients. Dis Colon Rectum. 2008 Aug. 51(8):1292-4. [QxMD MEDLINE Link].

4. Grucela A, Salinas H, Khaitov S, Steinhagen RM, Gorfine SR, Chessin DB.


Prospective analysis of clinician accuracy in the diagnosis of benign anal
pathology: comparison across specialties and years of experience. Dis Colon
Rectum. 2010 Jan. 53(1):47-52. [QxMD MEDLINE Link].

5. Gibbons CP, Bannister JJ, Read NW. Role of constipation and anal
hypertonia in the pathogenesis of haemorrhoids. Br J Surg. 1988 Jul.
75(7):656-60. [QxMD MEDLINE Link].

6. Johanson JF, Sonnenberg A. The prevalence of hemorrhoids and chronic


constipation. An epidemiologic study. Gastroenterology. 1990 Feb. 98(2):380-
6. [QxMD MEDLINE Link].

7. Johanson JF, Sonnenberg A. Constipation is not a risk factor for hemorrhoids:


a case-control study of potential etiological agents. Am J Gastroenterol. 1994
Nov. 89(11):1981-6. [QxMD MEDLINE Link].

8. Wim de Jong. Hemoroid; Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2, Hal 672-675

Anda mungkin juga menyukai