Latar Belakang
Vulnus Laceratum adalah Luka Robek dalam kasus ini pada Regio Parietal, Vulnus
laceratum sendiri merupakan bagian dari pembagian kategori Vulnus pada Trauma Tumpul
Jenis Trauma.1 :
Tusuk
Sayat
Tembak
Benturan
Tumpul Deselerasi
Kompresi
Ledakan
Panas
Kimia
Radiasi
1
Penyembuhan luka dapat dibagi menjadi.2 :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima.
Pembuluh darah yang terputus pada luka akan memnyebabkan perdarahan dan tubuh
yang putus (retraksi), dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit yang keluar dari
pembuluh darah saling melenget dan bersama jala fibrin yang terbentuk, membekukan
2. Fase Proliferasi
Fase proliferasi juga disebut fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inlamasi sampai kira-kira
akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,
3. Fase Penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan kembali jaringan
yang berlebih, penggerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan
kembali jaringan yang baru terbentuk, fase ini dapat berlangsung berbulan – bulan
dan dinyatakan berakhir jika semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha
Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutupdan
diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan
2
No Fase Proses Gejala dan Tanda
menutup: epitel/endotel/mesotel
kembali
Penyembuhan kulit tanpa pertolongan dari luar, berjalan secara alami, luka akan terisi
jaringan granulasi dan kemudian ditutupi jaringan epitel. Cara ini biasanya memakan
waktu cukup lama dan meninggalkan parut yang kurang baik, terutama kalau luka
menganga lebar
Terjadi bila luka segera diusahakan bertaut, biasanya dengan bantuan jahitan. Parut
Penyembuhan luka yang tidak langsung dilakukan pada luka yang terkontaminasi
berat dan atau tidak berbatas tegas, luka yang compang – camping seperti luka
tembak, sering meninggalkan jaringan yang tidak dapat hidup yang pada pemeriksaan
pertama sukar dikenal, keadaan ini diperkirakan akan mengakibatkan infeksi bila luka
dibiarkan 4 – 7 hari, kemudian selanjutnya dijahit dan akan sembuh secara primer.
3
Gambar 1.1
Klasifikasi Penyembuhan Luka
a. Penyembuhan Primer: didapat jika luka bersih, tidak terinfeksi, dan dijahit dengan
baik: Luka (1), Luka dijahit (2), Penyembuhan luka (3)
b. Penyembuhan Sekunder: Luka dibiarkan terbuka (1), Luka terisi jaringan garnulasi;
epitel menutup granulasi mulai dari pinggir (3), Granulasi ditutp oleh epitel (4),
proses perupaan kembali disertai pengerutan (5)
c. Penyembuhan Primer Tertunda atau Penyembuhan dengan jahitan tertunda: Luka
dibiarkan terbuka (1), setelah beberapa hari ternyata ada granulasi baik tanpa gejala
dan tanda infeksi (2), Dipasang jahitan (3), Penyembuhan (4).
4
Penyulit
1. Penyulit Dini 4
Hematom harus dicegah dengan mengerjakan hemostasis secara teliti. Hematom yang
Seroma adalah penumpukan cairan luka di lapangan bedah, jika seroma mengganggu
atau terlalu besar, dapat dilakukan pungsi. Jika seroma kambuh, sebaiknya dibuka dan
dipasang penyalir.
Infeksi luka terjadi jika luka yang terkontaminasi dijahit tanpa pembilasan dan eksisi
yang memadai. Pada keadaan demikian, luka harus dibuka kembali, dibiarkan terbuka dan
penderita diberikan antibiotik sesuai dengan hasil biakan dari cairan luka atau nanah.
2. Penyuilt Lanjut 4
Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan
dalam proses penyembuhan luka, serat kolagen disini teranyam teratur. Keloid yang tumbuh
berlebihan melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung kambuh
Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular dan kemerahan, yang
menimbulkan rasa gatal da kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan menyusut pada fase
akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid justru tumbuh.
5
Gambar 1.2
Penanganan luka
a. Luka
b. Luka dijahit lapis demi lapis (1), Penyembuhan Primer (2)
c. Luka dijahit, tetapi terjadi hematom karena hemostasis kurang sempurna dan atau
dibiarkan ada ruangmati di luka (1), hematom merupakan lahan baik untuk infeksi
dan perkembangan abses (2), setelas abses pecah atau dibuka, harus ditunggu
penyembuhan sekunder; proses ini juga ditemukan jika pembersihan luka dan atau
eksisi luka tidak dilakukan sebagaimana mestinya (3).
Perawatan Luka 5
Diagnosis
Pertama – tama, dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk memastikan apakah ada
perdarahan yang harus dihentikan. Kemudian, tentukan jenis trauma, tajam atau tumpul,
6
Penatalaksanaan
Pertama dilakukan anestesia setempat atau umum, tergantung berat dan letak luka,
serta keadaan penderita. Luka dan sekitarnya dibersihkan dengan antiseptic, jika perlu luka
dicuci dengan air sebelumnya. Bahan yang dapat digunakan ialah larutan Povidon Iodine
10% dan larutan Klorheksidine ½ %. Larutan Iodium 3% atau alcohol 70% hanya digunakan
untuk membersihkan kulit disekitar luka. Kemudian, daerah sekitar lapangan kerja ditutup
dengan kain steril dan secara steril dilakukan kembali pembersihan luka dan kontaminan
secara mekanis misalnya dengan pembuangan jaringan mati dengan gunting pisau
(debridement) dan dibersihkan dengan bilasan, guyuran, atau semprotan cairan Nacl.
Akhirnya dilakukan penjahitan dengan rapi. Bila perkirakan akan terbentuk atau dikeluarkan
cairan berlebihan, perlu dibuat cairan penyaliran. Luka ditutup dengan bahan yang dapat
7
Laporan Kasus
Anamnesis:
Identitas:
Usia : 57 tahun
Alamat : Kairagi
Keluhan utama : Luka robek dan nyeri di Kepala akibat tertimpa pipa besi
Primary Survey:
A : Clear
B : 22 x/mnt
D : Verbal Respon
E : Regio Parietal
Secondary Survey:
Riwayat AMPLE:
Allergies : -
Medication : -
8
Last Meal : 3 jam sebelum dating ke IGD Puskesmas Bahu
Terdapat Luka robek dan nyeri di kepala diderita pasien oleh karena tertimpa benda
tumpul besi pipa air ukuran ½ inci, saat bekerja sebagai buruh bangunan, kejadian sejak 3
jam sebelum datang ke IGD Puskesmas Bahu, pasien datang ke IGD Puskesmas Bahu
Manado dengan kondisi gumpalan darah menutupi lokasi Luka, setelah dilakukan eksplorasi
ditemukan Luka Robek pada Regio Parietal dengan Panjang ± 4 cm, dalam -± 0,5 cm, tepi
rata, dasar Luka kotor karena ditutupi oleh daun-daunan yang digunakan oleh pasien untuk
menutupi lokasi Luka. Riwayat pingsan (-), mual dan muntah disangkal.
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran : E4V5M6
Kepala : Regio Parietal terdapat luka robek ukuran ± Panjang 4 cm, dalam ± 0,5 cm, tepi
9
Abdomen : Tidak ada kelainan
L : luka robek ukuran ± Panjang 4 cm, dalam ± 0,5 cm, tepi rata, dasar kotor
M: ROM baik
Diagnosa:
Penatalaksanaan:
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Paracetamol 3 x 500 mg
10
Followup Hari 1 (tanggal 9/3/22):
Pemeriksaan Fisik:
Panjang 4 cm, dalam ± 0,5 cm, Kondisi Vulnus terawat dengan baik,
Hematoma ( - ), Pus ( - ),
M : ROM baik
11
Diagnosa:
Penatalaksanaan:
Rawat Luka
Cefadroxyl 2 x 500 mg
12
PEMBAHASAN
Vulnus Laceratum pada pasien ini diakibatkan oleh karena tertimpa benda tumpul
besi pipa air ukuran ½ inci, saat bekerja sebagai buruh bangunan, pasien datang ke IGD
Puskesmas Bahu Manado dengan kondisi gumpalan darah menutupi lokasi Vulnus, setelah
dilakukan eksplorasi ditemukan Vulnus Laceratum pada Regio Parietal dengan Panjang ± 4
cm, dalam -± 0,5 cm, tepi rata, dasar Vulnus kotor karena ditutupi oleh daun-daunan yang
digunakan oleh pasien untuk menutupi lokasi Vulnus. Keluhan mual dan muntah disangkal
oleh pasien.
Segera saat pasien datang ke IGD Puskesmas Bahu Manado, dilakukan tindakan
Evaluasi memastikan kondisi pasien secara umum melalui Airway, Brithing, Circulation,
Disability, Exprosure dalam batas normal. Kemudian pasien diedukasi untuk dilakukan
tindakan penanganan, selanjutnya dilakukan Aseptic pada kulit sekitar area luka dengan
Alkohol 70% dan Povidon Iodine 10%, memastikan area luka dalam keadaan bersih dengan
menggunakan bilasan, guyuran atau semprotan Nacl 0,9 %, Anestesi Lokal dengan Lidocain
HCL 2 % sebanyak 3 cc pada regio Vulnus Laceratum untuk dilakukan tindakan Hecting atau
penjahitan, Hecting dilakukan dengan metode interruptus sebanyak 3 simpul, setelah hecting
13
Dokumentasi tindakan:
Luka Awal
Persiapan Tindakan
14
Vulnus Laceratum adalah Luka Robek dalam kasus ini pada Regio Parietal,
merupakan Luka Robek yang perlu diperhatikan dalam tindakan penanganan dan perawatan
luka pada kepala. Memastikan bahwa pasien dalam keadaan umum yang stabil atau tidak,
Penanganan melalui prosedur tindakan penjahitan luka ( Hecting ) dengan memastikan tidak
ada perdarahan maupun hematoma. Pada kasus ini perawatan dan penyembuhan luka pasca
memberikan edukasi perawatan luka pada pasien saat di rumah, memastikan agar luka dalam
kondisi kering serta bersih dan penggantian kassa Povidon Iodine 10% dalam 24 jam.
Evaluasi Luka pada pertemuan ke dua tanggal 9 Maret 2022, Luka baik, mengering
tidak ada hematoma, tidak ada pus. Perencanaan aff hecting saat luka kering.
15
Kesimpulan
Pasien dengan Vulnus Laceratum Regio Parietal ec Trauma Tumpul yang dilayani
pada Instalasi Gawat Darurat Puskesmas Bahu Kota Manado, dapat dilayani dengan baik
melalui Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, dan Diagnosis, serta Penatalaksanaan yang sesuai
16
Daftar Pustaka
Ed. 2, 1999
17