201920401011173
F-33
LUKA
Definisi luka
Luka adalah suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan
kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik),
hasil tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Adapun juga disebabkan
Jenis luka
a. Luka insisi (incised wounds atau vulnus scisum), terjadi karena teriris
oleh instrumen yang tajam dan kerusakan sangat minimal. Misal, yang
c. Luka lecet (abraded wound atau vulnus escoriatum), terjadi akibat kulit
bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak
tajam.
d. Luka tusuk (punctured wound atau vulnus punctum), terjadi akibat
adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit
yang menembus organ tubuh. 'Iasanya pada bagian awal masuk luka
melebar.
disebabkan oleh api, atau penyebab lain seperti oleh air panas, radiasi,
kulit
a. Luka akut: luka baru, mendadak, dan penyembuhannya sesuai waktu yang
b. Luka kronis: luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon
baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali: ulcus decubitus,
c. Luka operasi: luka akut yang dibuat: luka jahit, skin graft
3. Berdasarkan derajat kontaminasi
a. Luka bersih (clean wounds), yaitu luka tak terinfeksi, dimana tidak
d. Luka kotor atau infeksi (dirty or infected wounds), yaitu luka terbuka
lebih dari empat jam dengan tanda infeksi di kulit sekitar luka,
Faktor lokal
a. Insufisiensi arteri
b. Insufisiensi vena
c. Edema
d. Infeksi
Faktor sistemik
a. Diabetes melitus
b. Malnutrisi
d. Kemoterapi
e. Merokok
f. Penuaan
g. Glukokortikoid
Pada proses penyembuhan luka ada 3 macam fase yang terjadi yaitu fase
1. Fase inflamasi
Segera sampai 2-5 hari. Diawali dengan fase hemostasis : vasokonstriksi dan agregasi
platelet. Bila hemostasis tercapai akan diikuti oleh proses inflamasi yang ditandai
Berlangsung selama 2 hari sampai 3 minggu. Terjadi proses granulasi yaitu fibroblas
melakukan sintesis kolagen, untuk mengisi defek dan disertai dengan terbentuk
kapiler baru. Pada fase ini juga terjadi kontraksi yaitu tarikan tepi luka yang akan
mengurangi defek serta proses epitelialisasi yaitu migrasi epitel dari tepi luka.
tipe 3 dan akan meningkatkan tensil strength luka. Akhir proses terbentuk parut
Contracture: kekakuan atau konstriksi pada otot, sendi, ligamen, dan kulit
Menyatukan kedua tepi luka dengan jahitan, plester, skin graft atau flap, hanya sedikit
jaringan yang hilang., luka bersih. Jaringan granulasi yang dihasilkan sangat sedikit.
Tidak ada tindakan aktif untuk menutup luka, luka sembuh secara alamiah (intervensi
hanya berupa cleaning, dressing, kadang pemberian antibiotika). Jaringan yang hilang
cukup luas. 13. Luka terbuka atau dibiarkan terbuka, kadang kotor. Terbentuk
jaringan granulasi cukup banyak. Luka ditutup oleh re-epitelisasi dan deposisi
jaringan ikat sehingga terjadi kontraksi. Jaringan parut dapat luas/ hipertrofik,
antibiotika.
Tatalaksana Luka
Penanganan luka secara umum meliputi : penilaian luka, preparasi luka (wound bed
A. Penilaian luka
Ukuran dan dalam luka : tampak kulit, jaringan subkutan, fascia, otot atau
tulang
eksudat.
1. Luka akut; tampak ada darah segar pada luka dan jaringan sekitarnya ( bisa
2. Luka nekrotik; luka kronis, berupa jaringan berwarna hitam dan kering
Kehijauan.
Problem luka
Preparasi bed luka adalah suatu proses pembuangan barrier yang terdapat di
luka untuk mempersiapkan luka supaya dapat melalui proses penyembuhan luka
dengan baik yang dapat dilakukan dengan cara melakukan debridement, kontrol
jaringan nonvital dan jaringan yang sangat terkontaminasi dari bed luka dengan
pembuluh darah, tendo dan tulang. Jika jaringan nekrotik tidak dihilangkan akan
berakibat tidak hanya menghalangi penyembuhan luka tetapi juga dapat terjadi
amputasi tungkai atau kematian. Setelah debridement akan terjadi perbaikan sirkulasi
Dan suplai oksigen yang adekuat ke luka. Debridement dilakukan pada luka akut
Metode debridement :
1. Autolytic debridement
2. Mechanical debridement
3. Biological debridement
4. Surgical debridement
di dalam luka atau yang berasal dari dalam tubuh sendiri yang akan menghancurkan
dari target jaringan yang akan dihancurkan. Topikal oinment yang populer saat ini
protein tetapi tidak berbahaya pada jaringan sehat. Enzim terakhir ini sudah tidak
digunakan lagi di amerika berdasarkan hasil ketentuan FDA mengingat tidak ada
Prinsip kerjanya adalah wet to dry dressing. Luka ditutup dengan kasa yang
telah dibasahi normal saline, setelah kering kasa akan melekat dengan jaringan yang
mati. Saat mengganti balut jaringan mati akan ikut terbuang. Tindakan ini dilakukan
berulang 2 sampai 6 kali perhari. Prosedur ini membuat tidak nyaman bagi penderita
saat mengganti balutan, merusak jaringan granulasi baru, merusak epitel yang masih
fragile dan potensial timbul maserasi di sekitar luka. Termasuk dalam metode
3. Biological Debridement
disebut sebagai maggot debridement therapy (mdt). Larva ini memiliki kemampuan
untuk menghasilkan enzim proteolitik yang berguna untuk mencerna jaringan mati
atau nekrotik. Selain itu, dalam enzim yang dikeluarkan oleh larva juga mengandung
antibiotik yang dapat mengurangi terjadinya infeksi. Secara rinci disebutkan bahwa
prosedur ini dapat membersihkan jaringan nekrotik dan infeksi tanpa rasa nyeri,
4. Surgical Debridement
atau instrumen lain disertai irigasi untuk membuang jaringan nekrotik, dari luka.
Tujuan dari surgical debridement adalah eksisi luka sampai jaringan normal,
lunak, vaskularisasi baik. Seringkali tindakan ini tidak bisa dilakukan seperti:
gula darah, albumin, elektrolit, batuk pilek, dll), tidak ada yang mengurus
Kontrol bakteri
kolonisasi, kolonisasi kritis dan infeksi. Luka terbuka adalah luka kontaminasi,
berarti terdapat bakteri pada bed luka tetapi tidak aktif berkembang. Luka
kolonisasi adalah jika bakteri tersebut aktif berkembang tetapi tidak ada invasi ke
jaringan luka, sedangkan kolonisasi kritis adalah jika sudah mengganggu
penyembuhan luka, tetapi tidak ada gejala dan tanda khas infeksi. Disebut infeksi
jika sudah ada tanda dan gejala infeksi yaitu eritema, nanah, bau, hangat dan
bengkak. Bila jumlah bakteri >105/ gram jaringan dapat terjadi infeksi dan akan
dapat secara topikal (krim, salep, gel, bubuk) maupun parenteral tergantung dari
kondisi luka. Alternatif yang lain adalah penggunaan dressing yang mengandung
silver.
Manajemen eksudat
Cara terbaik untuk melihat bed luka yang tidak sembuh pada luka kronik
direct dan indirect. Direct : dilakukan balut tekan disertai highly absorbent
dressing atau sistem vacum mechanical. Bisa juga dilakukan pencucian dan irigasi
menggunakan naci 0,9% atau air steril. Tindakan ini tidak hanya membuang
eksudat dan seluler debris tetapi juga dapat menurunkan jumlah bakteri yang
Karakteristik pembalut luka yang ideal pembalut luka yang ideal harus dapat
memberikan lingkungan yang optimal bagi penyembuhan luka dan melindungi luka
dari trauma. Berikut ini adalah karakteristik pembalut luka yang ideal :
1. Dapat mempertahankan kelembaban pada area luka. Dasar luka yang kering
3. Mempertahankan suhu dalam luka tetap optimal bagi penyembuhan luka dan
melindungi luka dari perubahan suhu lingkungan. Penurunan suhu di dasar luka
5. Cukup menempel dengan erat sehingga tidak mudah terlepas, namun tidak
menempel terlalu erat sehingga sulit dilepas mengakibatkan rasa nyeri dan
mengenal perawatan luka lembab, kasa biasanya lengket pada luka karena luka dalam
sehingga area luka tidak kering sehingga mengakibatkan kasa tidak mengalami
lengket pada luka. Dengan adanya kelembaban tersebut dapat memicu petumbuhan
jaringan lebih cepat dan tingkat risiko terjadinya infeksi menjadi rendah.
jaringan luka yang sehat berwarna merah/red. Time merupakan singkatan dari :
menjadikan dasar luka menjadi sehat berwarna merah (red yellow black),
eksudat, atau melakukan hidrasi untuk luka yang kering sehingga didapatkan
keseimbangan kelembaban,
(E)edge of wound dengan mengevaluasi epitelisasi pada tepi luka. Tepi luka
yang keras dan kering akan menghambat proses epitelisasi dalam penyembuhan
luka. Sehingga tepi luka harus disiapkan sejak dini. Luka yang sehat ditandai
dengan adanya epitelisasi pada tepi luka, bila dalam 2-4 minggu tidak ada
berikut:
memberikan kelembaban.
infeksi .
Daftar Pustaka
Surabaya
Falanga, V., And K. G. Harding, Eds. The Clinical Relevance Of Wound Bed
Offset Printing.Jakarta
Y.Lee, Book. 2005. The Wound Management Manual.Mc Graw Hill. Singapore