• Luka Bakar
• Luka Operasi
• Luka Abrasi
Gambar 3.3 Luka Abrasi
b) Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
• Luka Abses
• Luka Kanker
Gambar 3.6. Luka Kanker
• Luka Ganggren
1) Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses utama
terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis
(penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di
daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan
jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah
dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka
bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka.
Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah
kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah
dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan
lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.
2) Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah
pembedahan. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke
daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Diawali dengan
mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5
hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah
tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah
kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama
waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis irisan luka.
Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang
memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan.
Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring
perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini
disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah.
3) Fase Maturasi
Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan.
Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya menyatukan
dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan
elastisitas dan meninggalkan garis putih
• Luka baru
Yang kotor dapat dibersihkan dengan air, sabun, dan dikeringkan dengan
kain bersih atau kassa steril. Bila luka dangkal dan terdapat dibagian yang
tidak bergerak dibiarkan terbuka agar proses penyembuhan cepat. Bila
luka bersih tidak usah pakai antiseptik atau salep antibiotik. Bila luka
kotor sebaiknya ditutup dengan kassa steril. Luka operasi harus dijaga
agar tidak terkena air guna mempercepat penyembuhan dijaga.
• Luka basah
Menghilangkan pus : Pus adalah produk dari invasi bakteri pyogenik. Pus
harus dikeluarkan dari luka dengan cara pembedahan (insisi), membuka
serta mengalirkan nanah dapat dilakukan dengan teknik pemasangan
tampon dengan cairan fisiologis
Menjaga kelembaban luka : Setelah jaringan mati dibersihkan dan pus
dikeluarkan maka akan keluar cairan bening (tahap penyembuhan luka
dimulai). Apabila cairan ini keluar secara berlebih maka harus dilakukan
penutupan luka dengan kassa steril.
Hidrogel tersedia dalam bentuk lembaran, seperti serat kasa, atau gel. Gel akan
memberi rasa sejuk dan dingin pada luka, yang akan meningkatkan rasa
nyaman pasien. Gel sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan
penyembuhan luka yang moist/lembab dan digunakan pada jenis luka dengan
drainase yang sedikit. Gel diletakkan langsung diatas permukaan luka, dan
biasanya dibalut dengan balutan sekunder (foam atau kasa) untuk
mempertahankan kelembaban sesuai level yang dibutuhkan untuk mendukung
penyembuhan luka.
2) Hydrocolloid
• Digunakan untuk eksudat minimal sampai sedang
• Menjaga kestabilan kelembaban luka dan sekitar luka
• Menjaga dari kontaminasi air dan bakteri
• Bisa digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder
• Dapat diaplikasikan 5-7 hari
Gambar 3.10. Hydrocolloid
3) Hydrofiber
• Digunakan pada luka kotor, terinfeksi dan terkontaminasi
• Sebagai primarry dressing
Hidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan atau
balutan pita yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole, beberapa
bahan penyerap sama dengan yang digunakan pada balutan hidrokoloid.
Komponenkomponen balutan akan berinteraksi dengan drainase dari luka
untuk membentuk gel yang lunak yang sangat mudah dieliminir dari
permukaan luka. Hidrofiber digunakan pada luka dengan drainase yang sedang
atau banyak, dan luka yang dalam dan membutuhkan balutan sekunder.
Hidrofiber dapat juga digunakan pada luka yang kering sepanjang kelembaban
balutan tetap dipertahankan (dengan menambahkan larutan normal salin).
Balutan hidrofiber dapat dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah
drainase pada luka.
4) Alginate
• Terbuat dari rumput laut
• Untuk luka dengan eksudat sedang sampai banyak
• Kandungan Ca dapat membantu menghentikan perdarahan
• Digunakan pada fase pembersihan luka dalam maupun permukaan,
dengan cairan banyak, maupun terkontamiasi
Alginat lunak dan bukan tenunan yang dibentuk dari bahan dasar ganggang
laut. Alginate tersedai dalam bentuk ”pad” atau sumbu. Alginate dan
hidrofiber merupakan tipe produk yang sama. Pada kasus ini, alginate akan
menjadi lunak, tidak lengket dengan luka. Alginate juga digunakan pada luka
dengan drainase sedang hingga berat dan tidak dapat digunakan pada luka yang
kering. Balutan dapat dipotong sesuai kebutuhan, bentuk luka yang akan
dibalut, atau dapat dilapisi untuk menambah penyerapan.
5) Foam
• Digunakan untuk menyerap eksudat luka sedang
• Tidak lengket pada luka
• Menjaga kelembaban luka, menjaga kontaminasi dan penetrasi bakteri
serta air
6) Kassa/ Gauze
Balutan kasa terbuat dari tenunan dan serat non tenunan, rayon, poliester, atau
kombinasi dari serat lainnya. Berbagai produk tenunan ada yang kasar dan
berlubang, tergantung pada benangnya. Kasa berlubang yang baik sering
digunakan untuk membungkus, seperti balutan basah lembab normal saline.
Kasa katun kasar, seperti balutan basah lembab normal saline, digunakan
untuk debridement non selektif (mengangkat debris dan atau jaringan yang
mati). Banyak kasa yang bukan tenunan dibuat dari poliester, rayon, atau
campuran bermacam serat yang ditenun seperti kasa katun tetapi lebih kuat,
besar, lunak, dan lebih menyerap. Beberapa balutan, seperti kasa saline
hipertonik kering digunakan untuk debridemen, berisi bahan-bahan yang
mendukung penyembuhan. Produk lainnya berisi petrolatum atau elemen
penyembuh luka lainnya dengan indikasi yang sesuai dengan tipe lukanya.
g. Pengkajian Luka
Pengkajian luka harus dilakukan setiap kali melkaukan perawatan luka/dressing
agar perkembangan luka dapat dinilai. Hal-hal yang harus diperhatikan oada saat
mengkaji luka antara lain:
1) Lokasi, ukuran dan kedalaman luka
Mengukur luka dapat digunakan alat bantu seperti penggaris dalam ukuran cm
pada aspek terpanjang dan tegak lurus dari permukaan luka yang terlihat. Luas
permukaan dapat dilihat dengan mengalikan panjang dengan lebar. Ukuran
luka di nilai dengan skala 1-5 di mana 1=PxL <4cm, 2=PxL 4-16cm, 3=PxL
Gambar Luka dengan warna dasar merah tua atau terang dan selalu tampak
lembap merupakan luka bersih dengan banyak vaskulerisasi, karenanya
luka mudah berdarah (Kartika, 2015).
b) Luka Dasar Kuning
Tujuan perawatan adalah meningkatkan sistem autolisis debridement agar
luka berwarna merah, kontrol eksudat, menghilangkan bau tidak sedap
dan mengurangi/menghindari kejadian infeksi.
4) Jaringan Nekrotik
Nekrosis didefinisikan sebagai jaringan devisa yang mati. Dapat berwarna
hitam, coklat, abu-abu, atau kuning.
6) Tepi luka
Tepi luka merupakan daerah dimana jaringan normal menyatu dengan dasar
luka. Tepi luka seharusnya bersih, berdekatan dengan lapisan sepanjang tepi
luka. Tepi luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang
kira-kira satu minggu. Kulit menjadi tertutup hingga normal dan tepi luka
menyatu.
7) Edema
Edema adalah pembengkakan pada jaringan di sekitar luka. edema dapat
dikenali dengan menekan jari ke dalam jaringan dan tunggu selama 5 detik.
Saat melepaskan tekanan, jaringan gagal untuk kembali ke posisi normal, dan
lekukan muncul pada daerah yang di berikan tekanan.
8) Jaringan granulasi
Merupakan tanda perbaikan penyembuhan luka. Biasanya jaringan granulasi
berwarna merah.
9) Jaringan epitelisasi
Epithelization adalah proses pelepasan epidermal dan muncul sebagai kulit
merah muda atau merah.
2 Cuci tangan
5 Cuci tangan
16 Rapikan peralatan
18 Cuci tangan