Nursing Care For Patients With Ischemic Stroke In The Men's Nervous Room:
A Case Study
ABSTRAK
Stroke iskemik terjadi akibat suplai darah ke jaringan otak berkurang karena adanya obstruksi total atau
sebagian pada pembuluh darah otak. Serangan stroke yang mendadak dapat menyebabkan kecacatan fisik,
mental serta kematian. Studi kasus ini dilakukan pada pasien stroke iskemik berusia 54 tahun di Rumah Sakit
X di Banda Aceh. Hasil dari pengkajian didapatkan pasien mengalami hemiparesis dextra, afasia global,
mulut miring, keluarga tidak tahu tentang penyakit pasien. Didapatkan masalah keperawatan gangguan
komunikasi verbal, defisit pengetahuan dan risiko jatuh. Intervensi yang diberikan melatih komunikasi
dengan metode bicara perlahan, menunjuk benda di sekitar, isyarat sederhana, memberikan pendidikan
kesehatan terkait stroke dan mengurangi risiko jatuh. Hasil studi kasus ini dapat menjadi referensi baru dalam
ranah pengetahuan khususnya berhubungan dengan stroke iskemik. Rekomendasi untuk perawat yaitu
mengajarkan keluarga cara melakukan terapi bicara di rumah untuk mempercepat proses penyembuhan
pasien.
ABSTRACT
Ischemic stroke occurs due to reduced blood supply to brain tissue due to total or partial obstruction of
cerebral blood vessels. A sudden stroke can cause physical, mental disability and death. This case study was
conducted on a 54-year-old ischemic stroke patient at the X hospital in Banda Aceh. The results of the study
showed that the patient had right hemiparesis, global aphasia, oblique mouth, the family did not know about
the patient's disease. Obtained nursing problems verbal communication disorders, knowledge deficit and risk
of falling. The intervention provided was to train communication by speaking slowly, pointing to objects
around, simple gestures, providing health education related to stroke and reducing the risk of falling. The
results of this case study can be a new reference in the realm of knowledge, especially related to ischemic
stroke. Recommendations for nurses are to teach families how to do talk therapy at home to speed up the
patient's healing process.
141
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
142
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
143
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
144
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
stroke, 18 bulan setelah onset stroke resolusi pengetahuan tentang penyakit (Thompson-
total afasia hanya didapatkan pada sebanyak Butel et al., 2019).
sekitar 24%, sedangkan 43% pasien lainnya Hasil penelitian Ahmil et al., (2022)
masih menderita afasia yang signifikan juga mendapatkan hal yang sesuai yaitu
(Zheng et al., 2019). dengan pemberian edukasi stroke dengan
menggunakan leaflet juga terbukti dapat
Defisit pengetahuan meningkatkan pemahaman keluarga dalam
Berdasarkan hasil evaluasi keluarga memberikan perawatan dan memenuhi
pasien sudah mengetahui dan dapat kebutuhan pada pasien stroke.
menyebutkan secara ringkas apa itu stroke,
beberapa faktor risiko, jenis stroke dan Risiko jatuh
perilaku yang dilakukan untuk mencegah Berdasarkan hasil evaluasi selamat
stroke. Pengetahuan masyarakat tentang rawatan pasien tidak mengalami cidera,
stroke juga mempengaruhi keberhasilan luka/lecet, perdarahan, dan fraktur. Pada
penanganan stroke pada saat awal terserang. pasien stroke terjadi gangguan sensomotorik
Pemahaman keluarga tentang penyakit stroke yang menyebabkan hambatan dalam
berguna untuk mengetahui gejala pertama keseimbangan, berkurangnya koordinasi atau
terjadinya stroke sehingga dapat membuat kemampuan untuk mempertahankan posisi
keputusan untuk memberikan pertolongan tertentu (Adamson et al., 2004). Pasien pasca
dengan segera dibawa rumah sakit terdekat stroke dengan hambatan keseimbangan
(Powers et al., 2015). maupun penurunan koordinasi terjadi
Kelalaian pada pertolongan pertama sebanyak 70 sampai 80% (Sun et al., 2016).
fase pre-hospital harus dihindari dengan Hambatan keseimbangan akibat hilang atau
mengetahui gejala-gejala terserang stroke menurunnya fungsi motorik pada pasien
bagi orang disekitar dan pasien. Dalam setiap stroke menyebabkan kerentanan untuk jatuh.
kesempatan, pemahaman gejala stroke Hal ini dapat menyebabkan pasien
terutama pada kelompok yang memiliki mengalami inaktivitas (Weerdesteyn et al.,
risiko tinggi perlu untuk disebarluaskan. 2008).
Menurut Duque & Batalha (2015) pada orang Penelitian yang dilakukan Mackintosh
dengan pemahaman stroke yang kurang baik dkk, menyimpulkan sebanyak 50 sampai 70
itu tentang faktor risiko dan peringatan gejala pasien dengan diagnosa stroke mengalami
stroke cenderung tidak tanggap dan terlambat kejadian jatuh di rumah dan bahkan dalam
dalam memberikan pertolongan pertama masa rawatan di rumah sakit (Mackintosh et
yang menyebabkan keparahan serangan al., 2006). Menurut penelitian Ashburn dkk,
stokre. pada 155 pasien dengan stroke terdapat 62
Implementasi yang telah dilakukan pasien (54%) mengalami kejadian hampir
perawat sesuai dengan penelitian Anand et jatuh, 63 pasien (55%) mengalami sekali
al., (2017) yang mendapatkan hasil dengan jatuh, dan 48 (42%) mengalami kejadian
pemberian pendidikan kesehatan dan jatuh yang berulang. (Ashburn et al., 2008).
motivasi pada keluarga dapat meningkatkan Implementasi yang diberikan perawat
pengetahuan kesehatan serta dapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan
meningkatkan kepuasan keluarga setelah oleh Setyarini & Herlina (2013) dengan
pulang dari rumah sakit. Penelitian lain juga masalah risiko jatuh yang dilakukan perawat
telah dibuktikan dengan memberikan adalah melakukan pencegahan atau
pendidikan kesehatan stroke melalui media meminimalisir kejadian jatuh selama
brosur dapat memberikan dampak yang perawatan. Intervensi dilakukan Setyarini &
cukup signifikan terhadap peningkatan Herlina antara lain memasang tanda
pengkajian berisiko jatuh, mengenakan
145
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
146
Studi Kasus. JIM FKep Volume I Nomor 2 Tahun 2022
147