Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus.

JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA STROKE ISKEMIK DI RUANG SARAF PRIA:


SUATU STUDI KASUS

Nursing Care in Ischemic Stroke in Men's Neuro Treatment Rooms: A Case Study

Faula Monasti Maqfirah1, Riski Amalia2, Nani Safuni2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Email: faula.monasti@gmail.com

ABSTRAK

Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika aliran darah ke otak hilang karena adanya penyumbatan di pembuluh
darah yang dapat menyebabkan penderitanya kekurangan oksigen pada sel otak dan menyebabkan kematian
mendadak. Stroke iskemik merupakan keadaan dimana hilangnya aliran darah secara tiba-tiba ke area otak
yang mengakibatkan hilangnya fungsi neurologis. Hal ini disebabkan oleh trombosis atau emboli yang
menyumbat pembuluh darah otak, sehingga otak kehilangan fungsinya karena penurunan aliran darah tetapi
tidak cedera permanen. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia yaitu dengan
prevalensi insiden stroke pada tahun 2018 menjadi 10,9/mil. Studi kasus ini dilakukan pada pasien stroke
iskemik berusia 53 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Hasil dari pengkajian
didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran, ekstremitas kanan tidak bisa digerakkan, mulut miring
dan tidak mampu berbicara. Didapatkan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik, defisit pengetahuan
dan risiko gangguan integritas kulit. Intervensi yang diberikan mengubah posisi setiap 2 jam, mengajarkan
ROM, dan edukasi terkait stroke. Hasil karya ilmiah akhir ini dapat menjadi referensi baru dalam ranah
pengetahuan khususnya berhubungan dengan stroke iskemik. Rekomendasi untuk perawat yaitu mengajarkan
keluarga cara melakukan ROM pasif dan aktif di rumah untuk mempercepat proses penyembuhan pasien

Kata Kunci: Asuhan keperawatan, gangguan mobilitas fisik, stroke iskemik,

ABSTRACT

Stroke is a disease that occurs when blood flow to the brain is lost due to a blockage in the blood vessels that
can cause the sufferer to lack oxygen to brain cells and cause sudden death. Ischemic stroke is a condition in
which a sudden loss of blood flow to an area of the brain results in loss of neurological function. This is caused
by thrombosis or embolism that blocks the blood vessels of the brain so that the brain loses its function due to
decreased blood flow but is not permanently injured. Stroke is the second highest cause of death in Indonesia,
with the prevalence of stroke incidence in 2018 being 10.9/mile. This case study was conducted on a 53-year-
old ischemic stroke patient at the dr. Zainoel Abidin Public Hospital Banda Aceh. The results of the assessment
showed that the patient had decreased consciousness, the right extremity could not be moved, the mouth was
tilted and unable to speak. The nursing problems with impaired physical mobility, knowledge deficits, and the
risk of impaired skin integrity. The intervention provided changing positions every 2 hours, teaching ROM,
and giving education related to stroke. The results of this final scientific work can be a new reference in the
realm of knowledge, especially related to ischemic stroke. Recommendations for nurses are to teach families
how to do passive and active ROM at home to speed up the patient's healing process.

Keywords: Nursing care, Impaired physical mobility, Ischemic stroke

45
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

PENDAHULUAN gangguan fisik yang sering terjadi pada


Stroke iskemik merupakan keadaan penderita stroke. Hal ini mengakibatkan
dimana hilangnya aliran darah secara tiba-tiba terjadinya gangguan bicara, hambatan pada
ke area otak yang mengakibatkan hilangnya rentang gerak dan penurunan aktivitas sehari-
fungsi neurologis. Hal ini dipicu oleh hari (Hinkle & Cheever, 2014).
trombosis atau emboli yang menyumbat Pada pasien stroke dengan defisit
pembuluh darah otak, sehingga otak neurologis sering mengalami penurunan
kehilangan fungsinya karena penurunan aliran dalam mobilisasi. Pasien yang mengalami
darah tetapi tidak cedera permanen (Nogueira gangguan mobilisasi atau imobilisasi dapat
et al, 2018). Saat terjadinya stroke, aliran menyebabkan pasien berisiko untuk
darah ke otak terganggu sehingga terjadinya mengalami luka dekubitus. Luka dekubitus
iskemia yang berakibat kurangnya aliran disebabkan karena adanya penekanan jaringan
glukosa, oksigen dan bahan makanan lainnya dalam jangka waktu yang panjang seperti tirah
ke sel otak (Smeltzer & Bare, 2015). baring yang lama. Pada psien stroke sangat
Satu dari enam orang di seluruh dunia dianjurkan untuk merubah posisi sesering
akan mengalami stroke selama hidupnya, mungkin (Brunner & Suddarth, 2015)
lebih dari 13,7 juta orang mengalami stroke Komplikasi lainnya yang sering terjadi
setiap tahunnya, dan 5,8 juta orang per tahun setelah serangan stroke yaitu kelemahan dan
meninggal akibat stroke. Menurut Benjamin kelumpuhan (Hariyanto & Rini, 2015).
et al (2019) prevalensi stroke di Amerika Banyaknya komplikasi akibat stroke
Serikat meningkat dan lebih tinggi sekitar 85- diperlukan tindakan khusus dalam asuhan
87%. Sedangkan di Indonesia menurut keperawatan pada pasien stroke yang meliputi
Riskesdas (2018) angka prevalensi stroke pengkajian, perumusan diagnosa
meningkat menjadi 10,9/mil (Riskesdas, keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
2018). evaluasi. Intervensi keperawatan yang
Salah satu faktor risiko untuk terjadinya dilakukan pada pasien stroke iskemik untuk
stroke iskemik yaitu hipertensi. Stroke meningkatkan derajat kesehatan dan
iskemik juga di sebabkan oleh faktor genetik, pengetahuan pasien tentang stroke iskemik
jenis kelamin, usia, dan gaya hidup seperti dan pencegahannya. Penulisan studi kasus ini
merokok (Boehme, Esenwa & Elkind, 2017). bertujuan untuk menjelaskan asuhan
Pasien yang menderita stroke mengalami keperawatan pada stroke iskemik di ruang
ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan saraf pria Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
hidup sehari-hari sehingga bergantung pada Abidin Banda Aceh.
keluarga untuk memenuhi aktivitas sehari-
hari (Chafjiri, Navabi, Shamsalinia & GAMBARAN KASUS
Ghaffari, 2017). Pengkajian ini dilakukan pada pasien
Pada penderita pasca stroke banyak laki-laki, usia 58 tahun, masuk dari IGD
ditemukan gejala sisa yang diakibatkan karena tanggal 23 Desember 2021, dengan keluhan
fungsi otak yang belum membaik sepenuhnya. hilangnya kesadaran, kelemahan anggota
Beberapa diantaranya yaitu gangguan gerak. Setelah pasien mendapatkan
keseimbangan, gangguan koordinasi, penanganan di IGD, pasien dianjurkan untuk
kelumpuhan pada satu sisi tubuh, gangguan dirawat inap di ruang saraf pria.
bahasa, gangguan mental dan hilangnya rasa Hasil pengkajian di ruang rawat pada
(Nabyl, 2012). tanggal 27 Desember 2021 didapatkan,
Kelemahan satu sisi tubuh (hemiparise) Glasgow Coma Scale (GCS): E3M4V1.
atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh dari Tekanan darah: 160/90 mmHg. Nadi:
salah satu bagian tubuh seperti wajah, lengan 99x/menit. Suhu tubuh: 36,60C. Respiratori
dan tungkai (hemiplegia) merupakan rate: 26x/menit. Keluhan utama pasien belum

46
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

sadar sepenuhnya, anggota tubuh sebelah yang dilakukan menggunakan narasi dari hasil
kanan dan tidak dapat digerakkan. Hasil pengkajian, implementasi dan evaluasi.
Laboratorium (27/12/2021): Hemoglobin;
12,1 g/dL, Hematokrit; 38%, Eritrosit; 4,5 HASIL
106/mm3, GDS; 280 mg/dL. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
Keadaan umum pasien tampak lemah, dengan penurunan kekuatan otot
keluarga pasien mengatakan pasien Gangguan mobilitas fisik merupakan
mengalami penurunan kesadaran sejak masuk keterbatasan satu atau lebih anggota gerak
ke rumah sakit. Pasien mengalami dalam melakukan gerakan fisik secara
Hemaparesis dextra sehingga pemenuhan mandiri. Luaran yang diharapkan ialah:
aktivitas kebiasaan sehari-hari dibantu penuh mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil
oleh keluarga. Kondisi kelemahan anggota yang diharapkan pergerakan ekstremitas
gerak juga menyebabkan pasien tidak mampu meningkat, kekuatan otot meningkat dan
utuk mengubah posisi dan keluarga kelemahan fisik menurun. Implementasi yang
mengatakan pasien hanya berbaring selama dilakukan selama 5 hari ialah dukungan
ini. Kekuatan otot pasien bagian ekstremitas mobilisasi yaitu mengkaji kekuatan otot,
atas kanan 0000 yaitu tidak bisa digerakkan mengubah posisi setiap 2 jam, melakukan
sama sekali dan ekstremitas kiri atas yaitu ROM, memberikan latihan meremas bola
2222 yakni mampu melakukan gerakan karet.
namun, tidak mampu melawan gravitasi. Evaluasi hari ke-5 kekuatan otot
Sedangkan ekstremitas bawah kanan 0000 terjadi peningkatan terlihat dari kekuatan otot
yaitu tidak bisa digerakkan sama sekali dan kaki dan tangan kanan yang sebelumnya
ekstremitas kiri bawah 2222 yakni mampu dengan penilaian 0 yakni tidak bisa bergerak.
melakukan gerakan namun, tidak mampu Sedangkan pada evaluasi akhir nilai
melawan gravitasi. meningkat menjadi 2 yakni mampu
Pasien berisiko tinggi mengalami melakukan gerakan namun, tidak mampu
dekubitus dengan skala Norton = 7 yaitu risiko melawan gravitasi. Sedangkan kekuatan otot
yang sangat tinggi terjadinya dekubitus. Kulit kaki dan tangan kiri terjadi peningkatan dari 2
pasien tampak kering dan adanya kemerahan, menjadi 3 yaitu mampu melawan gravitasi.
terdapat jamur di bagian ketiak pasien. Data Berdasarkan evaluasi tersebut, gangguan
tambahan lainnya yaitu pasien dan keluarga mobilitas fisik teratasi sebagian sehingga
tidak memiliki riwayat penyakit stroke dan memerlukan intervensi lanjutan.
tidak tahu ada yang mengalami penyakit
hipertensi, diabetes melitus maupun asma Defisit pengetahuan berhubungan dengan
serta tidak ada keluhan alergi. kurangnya terpapar informasi
Masalah keperawatan yang muncul Defisit pengetahuan merupakan
ialah gangguan mobilitas fisik, defisit kondisi kurangnya informasi kognitif terkait
pengetahuan dan risiko gangguan integritas topik tertentu. Luaran yang diharapkan ialah:
kulit. Studi kasus ini dilaksanakan di ruang tingkat pengetahuan membaik dengan kriteria
saraf pria Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel hasil yang diharapkan perilaku sesuai anjuran
Abidin Banda Aceh selama 5 hari, yaitu dari meningkat, kemampuan menjelaskan suatu
tanggal 27 Desember 2021 sampai dengan pengetahuan dan topik meningkat.
tanggal 01 Januari 2022. Asuhan keperawatan Implementasi yang dilakukan selama 5 hari
diawali dengan pengkajian dan analis data ialah memberikan pendidikan kesehatan
dengan cara memaparkan fakta dan mengenai stroke beserta cara
membandingkan dengan teori serta pengendaliannya kepada keluarga pasien.
dituangkan ke dalam pembahasan. Analisis Evaluasi hari ke-5 keluarga pasien
sudah mengetahui dan dapat menyebutkan

47
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

pengertian, tanda dan gejajala serta cara fungsi motorik pada penderita stroke. Dalam
pengendalian stroke. Berdasarkan evaluasi penelitian ini, kedua kelompok mengalami
tersebut, defisit pengetahuan tertasi dan peningkatan kekuatan otot atas dan bawah
intervensi dihentikan. selama bulan pertama. Disarankan untuk
menggunakan latihan rentang gerak pasif dini
Risiko gangguan integritas kulit sebagai bagian dari perawatan bagi penderita
berhubungan dengan imobilisasi stroke selama fase akut penyakit untuk
Risiko gangguan integritas kulit meningkatkan kekuatan otot. Hasil penelitian
merupakan risiko terjadinya kerusakan kulit lainnya yaitu Hosseini, Peyrovi dan Gohari
atau jaringan. Luaran yang diharapkan ialah: (2019) yang menyatakan bahwa Latihan
integritas kulit dan jaringan tidak terjadi rentang gerak pasif dapat meningkatkan
kerusakan dengan kriteria hasil yang fungsi motorik yang signifikan dan
diharapkan elastilitas meningkat, hidrasi direkomendasikan untuk menggunakan
meningkat, kerusakan lapisan kulit dna latihan rentang gerak pasif dini sebagai bagian
hematoma menurun. Implementasi yang dari perawatan bagi penderita stroke selama
dilakukan selama 5 hari ialah monitor kondisi fase akut penyakit. Hasil penelitian lainnya
kulit, mengubah posisi pasien setiap 2 jam, yang dilakukan oleh Srinayanti et al (2021)
memberikan salep, memberikan pelembab menunjukkan bahwa latihan ROM yang
atau minyak pada kulit kering. dilakukan oleh pasien sangat berpengaruh
Evaluasi hari ke-5 kulit pasien tampak positif terhadap peningkatan kekuatan otot
lembab dan area kemerahan sudah tidak ada. pada pasien stroke.
Berdasarkan evaluasi tersebut, risiko
gangguan integritas kulit teratasi sebagian Defisit pengetahuan berhubungan dengan
sehingga memerlukan intervensi lanjutan. kurangnya terpapar informasi
Pengetahuan yang kurang terhadap
PEMBAHASAN faktor resiko dan pencegahan penyakit
Gangguan mobilitas fisik berhubungan menjadi masalah yang utama. Faktor risiko
dengan penurunan kekuatan otot stroke meliputi hipertensi, diabetes melitus
Adanya gangguan di sistem dan atrial fibrilasi (Zeng et al., 2012).
persyarafan menyebabkan terjadinya Pengetahuan pasien dan keluarga yang kurang
penurunan fungsi motorik dan muskuluskletal tentang stroke menyebabkan tidak
seperti kelemahan anggota gerak yang patuhnyanya pasien dalam menjalani
merupakan gangguan yang sering dialami pengobatan. Kurang pengetahuan terkait
oleh pasien stroke (Nurarif & Kusuma, 2015). tanda peringatan terjadinya stroke dapat
Latihan gerak (ROM) aktif dan pasif sangat menyebabkan pasien terlambat dalam
berpengaruh terhadap sistem saraf yaitu mendapatkan pertolongan saat serangan
reaktivasi sambungan saraf yang ada, stroke terjadi (Hafsteinsdóttir, Vergunst,
regenerasi saraf yang baru. Melatih beberapa Lindeman, & Schuurmans, 2011).
latihan gerak pada penderita stroke membawa Implementasi yang diberikan perawat
perubahan pada korteks sensorimotor sejalan dengan penelitian Anand, Sumeet dan
sehingga meningkatkan fungsi motorik pada George (2017) tentang pemberian pendidikan
pasien stroke (Nishibe, Urban, Barbay & kesehatan dan motivasi terkait stroke yang
Nudo, 2015). diberikan untuk pasien stroke dan keluarga
Implementasi yang diberikan perawat terbukti bisa meningkatkan pengetahuan
sejalan dengan hasil penelitian Hosseini, pasien stroke dan keluarganya. Penelitian lain
Peyrovi dan Gohari (2019) yang menyatakan yang mendukung yaitu pemberian pendidikan
latihan pasif tidak hanya mencegah kesehatan pada pasien stroke dan keluarga
komplikasi lokal, tetapi juga meningkatkan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan

48
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

pasien dan keluarga terkait faktor risiko dan pasien.Hasil penelitian lainnya Kusumah &
tanda peringatan stroke. Serta meningkatkan Hasibuan (2021) menunjukkan bahwa
kualitas perawatan yang diberikan keluarga terdapat pengaruh yang signifikan dari
pada pasien stroke. Media yang digunakan perubahan posisi yang dilakukan setiap 2 jam
dalam pemberian pendidikan kesehatan yaitu sekali dalam mencegah kerusakan kulit dan
booklet (Clarke & Forster, 2015). Hasil adanya dekubitus.
penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Thompson-Butel et al (2019) menunjukkan KESIMPULAN
bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan Pada studi kasus ini didapatkan bahwa
melalui pamphlet atau brosur dapat masalah keperawatan yang teratasi yaitu
memberikan dampak yang cukup signifikan defisit pengetahuan. Masalah keperawatan
lainnya belum teratasi dikarenakan
terhadap peningkatan pengetahuan pasien
keterbatasan waktu penulis dalam melakukan
terhadap penyakit stroke asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan
yang paling banyak dilakukan oleh penulis
Risiko Gangguan Integritas Kulit yaitu memberikan edukasi, monitor integritas
Imobilisasi pada pasien stroke terjadi kulit dan perubahan posisi setiap 2 jam.
karena penurunan kesadaran sehingga bisa
menyebabkan muncul luka dekubitus UCAPAN TERIMA KASIH
(Gadodia et al, 2016). Pada pasien stroke, Ucapan terima kasih penulis tunjukan kepada
imobilisasi yang lama bisa menyebabkan area pembimbing dan pihak Rumah Sakit Umum
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh khususnya
tonjolan tulang mengalami tekanan. Hal
ruang saraf pria yang telah membantu selama
tersebut menyebabkan hipoksemia dan studi kasus serta kepada keluarga pasien yang
iskemia pada jaringan yang tertekan karena telah mengizinkan penulis untuk melakukan
aliran darah ke tempat tersebut sudah studi terhadap kasus stroke iskemik.
berkurang (Kowalak, 2014).
Perubahan posisi tidur alih baring REFERENSI
mempunyai manfaat yang besar yaitu Ana, K. D. (2016). Pengaturan posisi miring
mengubah tumpuan berat badan yang tertekan 30 derajat dengan kejadian pressure
pada bagian tubuh lain, sirkulasi darah pada ulcer. Adi Husada fdekuNursing
Journal, 2(1), 108–113.
daerah yang tertekan stabil, serta tekanan pada
tonjolan tulang berkurang (Kozier, 2010). Anand, L., Sumeet, S., & George, R. (2017).
Setiap 2 jam posisi pasien diubah dengan Effectiveness of education programme
posisi miring 30o, memposisikan bagian on knowledge among caregivers of
stroke patients. International Journal of
kepala tempat tidur ditinggikan 30o, kedua
Nursing Education, 9(4), 6.
tangan dan kaki bagian atas ditekuk dan https://doi.org/10.5958/0974-
disanggah menggunakan bantal (Nurarif & 9357.2017.00088.
Kusuma, 2015). Hasil implementasi yang
Benjamin, E. J., Muntner, P., Alonso, A.,
diberikan perawat sejalan dengan penelitian
Bittencourt, M. S., Callaway, C. W.,
Ana (2016) yang menyatakan jika pengaturan Carson, A. P., Chamberlain, A. M.,
posisi miring 30o diberikan selama 5 hari Chang, A. R., Cheng, S., Das, S. R.,
dapat mencegah terjadinya pressur ulcer. Delling, F. N., Djousse, L., Elkind, M. S.
Implementasi yang diberikan perawat V., Ferguson, J. F., Fornage, M., Jordan,
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh L. C., Khan, S. S., Kissela, B. M.,
Wu et al (2015) menyatakan bahwa Knutson, K. L., … Virani, S. S. (2019).
Heart disease and stroke statistics-2019
penggunaan baby oil dan lotion secara rutin
update: a report from the American
selama 2 minggu dapat melembabkan kulit, Heart Association. Circulation.
mengangkat sel-sel mati dan terbukti secara https://doi.org/10.1161/CIR.000000000
sifnifikan menurunkan pruritus pada 0000659

49
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

Boehme, A. K., Esenwa, C., & Elkind, M. S. Hariyanto, A. & Rini, S. (2015). Buku ajar
(2017). Stroke risk factors, genetics, and keperawatan medikal bedah 1 dengan
prevention. Circulation Research, diagnosa nanda internasional.
120(3), 472-495. Jogyakarta: Ar-ruzz Media.
https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.
116.308398 Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014).
Brunner & Suddarth's textbook of
Bovim, M. R., Askim, T., Lydersen, S., medical-surgical nursing thirteenth
Fjærtoft, H., & Indredavik, B. (2016). edition. Philadelphia: Lippincott
Complications in the first week after William & Wilkins.
stroke: a 10-year comparison. BMC
Neurology, 16(1), 1–9. Hosseini, Z.-S., Peyrovi, H., & Gohari, M.
https://doi.org/10.1186/s12883-016- (2019). The effect of early passive range
0654-8 of motion exercise on motor function of
people with stroke: a randomized
Chafjiri, R. T., Navabi, N., Shamsalinia, A., & controlled trial. Journal of Caring
Ghaffari, F. (2017). The relationship Sciences, 8(1), 39–44.
between the spiritual attitude of the https://doi.org/10.15171/jcs.2019.006
family caregivers of older patients with
stroke and their burden. Clinical Kowalak, J. P. (2014). Buku ajar
Interventions in Aging, 12, 453. patofisiologi. Jakarta: EGC.
https://doi.org/10.2147/CIA.S121285 Kozier. (2010). Buku ajar praktik
Clarke, D. J., & Forster, A. (2015). Improving keperawatan klinis. Jakarta: EGC.
post-stroke recovery: the role of the Kusumah, A. M. P. & Hasibuan, M. T. D.
multidisciplinary health care team. (2021). Pengaruh perubahan posisi
Journal of Multidisciplinary Healthcare, dalam mencegah dekubitus pada pasien
8, 433. yang menjalani perawatan di rumah
https://doi.org/10.2147/JMDH.S68764 sakit aminah ciledug tangerang.
Gadodia, G., Rizk, N., Camp, D., Bryant, K., Indonesian Trust Health Journal, 4(1),
Zimmerman, S., Brasher, C., ... & 451–455.
Nahab, F. (2016). Presenting symptoms Maida, C. D., Norrito, R. L., Daidone, M.,
and dysphagia screen predict outcome in Tuttolomondo, A., & Pinto, A. (2020).
mild and rapidly improving acute Neuroinflammatory mechanisms in
ischemic stroke patients. Journal of ischemic stroke: focus on cardioembolic
Stroke and Cerebrovascular Diseases, stroke, background, and therapeutic
25(12), 2876-2881. approaches. International Journal of
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebro Molecular Sciences, 21(18), 1–33.
vasdis.2016.07.049 https://doi.org/10.3390/ijms21186454
Guzik, A., & Bushnell, C. (2017). Stroke Nabyl R. A. (2012). Deteksi dini gejala
epidemiology and risk factor pengobatan stroke. Yogyakarta: Aulia
management. Continuum Lifelong Publishing.
Learning in Neurology, 23(1), 15–39.
https://doi.org/10.1212/CON.00000000 Nishibe, M., Urban III, E. T., Barbay, S., &
00000416 Nudo, R. J. (2015). Rehabilitative
training promotes rapid motor recovery
Hafsteinsdóttir, T. B., Vergunst, M., but delayed motor map reorganization in
Lindeman, E., & Schuurmans, M. a rat cortical ischemic infarct model.
(2011). Educational needs of patients Neurorehabilitation and Neural Repair,
with a stroke and their caregivers: a 29(5), 472-482.
systematic review of the literature. https://doi.org/10.1177%2F1545968314
Patient education and counseling, 85(1), 543499
14-25.
https://doi.org/10.1016/j.pec.2010.07.04 Nogueira, R. G., Jadhav, A. P., Haussen, D.
6 C., Bonafe, A., Budzik, R. F., Bhuva, P.,

50
Studi Kasus. JIM FKep Volume 1 Nomor 2 Tahun 2022

... & Jovin, T. G. (2018). Thrombectomy https://doi.org/10.1111/j.1365-


6 to 24 hours after stroke with a 2702.2012.04118.x
mismatch between deficit and infarct.
New England Journal of Medicine,
378(1), 11-21.
https://doi.or/10.1056/NEJMoa1706442
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Nanda
nic-noc aplikasi jilid 1. Jakarta:
Mediaction.
Price, S. A. & Wilson, L. M. (2016).
Patofisiologi: konsep klinis proses-
proses penyakit. Jakarta: EGC
Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas 2018.
In Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Dikutip dari:
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/ima
ges/download/laporan/RKD/2018/Lapo
ran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Smeltzer, C. & Bare, B. G. (2015). Buku ajar
keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC.
Srinayanti, Y., Widianti, W., Andriani, D., &
Firdaus, F. A. (2021). Range of motion
exercise to improve muscle strength
among stroke patients : a literature
review. International Journal of Nursing
and Health Services ( IJNHS ), 3(2),
332–343.
Thompson-Butel, A. G., Shiner, C. T.,
McGhee, J., Bailey, B. J., Bou-Haidar,
P., McCorriston, M., & Faux, S. G.
(2019). The role of personalized virtual
reality in education for patients post
stroke—a qualitative case series.
Journal of Stroke and Cerebrovascular
Diseases, 28(2), 450–457.
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebro
vasdis.2018.10.018
Wu, C.-F., Hsiao, Y.-C., & Ko, P.-C. (2015).
The effects of nonpharmacological
treatment on uremic pruritus patients: a
systematic review. Advances in Nursing,
1–9.
https://doi.org/10.1155/2015/258263
Zeng, Y., He, G. P., Yi, G. H., Huang, Y. J.,
Zhang, Q. H., & He, L. L. (2012).
Knowledge of stroke warning signs and
risk factors among patients with
previous stroke or TIA in China. Journal
of clinical nursing, 21(19), 2886-2895.

51

Anda mungkin juga menyukai