Nama Mahasiswa :
Fitri Andriani
KOREKSI I KOREKSI II
(………………………………………………) (…………….……..…….………………….)
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Bagaimanakah pengaruh pemberian mobilisasi dini pada kekuatan otot,
tonus otot dan kemampuan fungsional motorik pada penderita stroke hemiparase sinistra di
IGD RSU Provinsi Banten
BAB II
ANALISIS JURNAL
2.1 Definisi
Weiss (2010) mendefinisikan bahwa hemiparese adalah suatu kondisi yang umumnya
disebabkan oleh stroke atau cerebral palsy, meski bisa juga disebabkan oleh multiple sclerosis,
tumor otak, dan penyakit lain pada sistem saraf atau otak. Kata “hemi” berarti, “satu sisi,
sementara”, sedangkan“paresis” berarti “kelemahan”. Sejalan dengan definisi itu, Heidy
(2017) juga mendefinisikan bahwa Hemiparese adalah istilah medis untuk menggambarkan
suatu kondisi adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau ketidakmampuan untuk
menggerakkan anggota tubuh pada satu sisi. Istilah ini berasal dari kata hemi yang berarti
separuh, setengah, atau satu sisi dan paresis yang berarti kelemahan. Hemiparese juga sering
disebut hemiparese.
Menurut Black (2009), hemiparese (kelemahan) adalah kelemahan dari satu bagian tubuh bisa
terjadi setelah stroke. Penurunan kemampuan ini biasanya terjadi karena stroke pada arteri
serebralanterior atau media, sehingga mengakibatkan infark pada bagian otak yang mengontrol
gerakan (saraf motorik) dari korteks bagian depan. 8 9 Dalam sebuah penelitian “Muscle
Strengthening for Hemiparese after Stroke : A Meta-Analysis” yang dilakukan Wist, et all
(2016), dijelaskan bahwa setelah mengalami stroke, hemiparese merupakan gangguan motorik
yang serius dan mempengaruhi 65% korban stroke. Paresis didefinisikan sebagai perubahan
kemampuan untuk menghasilkan tingkat kekuatan otot normal. Hal ini menyebabkan postur
tubuh yang tidak normal dan peregangan refleks, dan hilangnya gerakan yang normal.
2.2 Etiologi
Penyebab utama terjadinya hemiparese adalah adanya kerusakan otak pada salah satu sisi.
Kerusakan otak pada sisi tertentu akan menyebabkan terjadinya kerusakan anggota tubuh pada
sisi yang berlawanan. Kerusakan otak yang paling utama disebabkan oleh stroke.
Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak, bisa berupa perdarahan atau penyumbatan.
Selain disebabkan oleh penyakit stroke, hemiparese dapat juga disebabkan oleh :
a. Trauma hebat pada kepala yang menyebabkan kerusakan otak.
b. Infeksi pada otak dan juga selaput otak.
c. Cacat sejak lahir.
d. Tumor otak.
2.3 Patofisologi
Black (2009) menjelaskan bahwa hemiparese (kelemahan) maupun hemiplegia (kelumpuhan)
dari satu bagian tubuh bisa terjadi setelah stroke. Penurunan kemampuan ini basanya
disebabkan oleh stroke arteri serebral anterior atau media sehingga mengakibatkan infark pada
bagian otak yang mengontrol pergerakan, dalam konteks ini yaitu saraf motoric dari korteks
bagian depan. Hemiparese maupun hemiplegia bisa terjadi pada setengah bagian dari wajah
dan lidah, juga pada lengan dan tungkai pada sisi bagian tubuh yang sama. Infark yang terjadi
pada bagian otak sebelah kanan akan menyebabkan kelemahan maupun kelumpuhan pada sisi
tubuh sebelah kiri, dan sebaliknya jika infark pada bagian otak sebelah kiri maka akan
menyebabkan kelemahan maupun kelumpuhan pada sisi tubuh sebelah kanan.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala yang paling dapat dilihat dari pasien yang mengalami hemiparese adalah tidak dapat
menggerakan secara normal otot-otot wajah, lengan, tangan, dan tungkai bawah pada salah
satu sisi.Pergerakan yang ada sangat kecil dan mungkin tidak terlihat jelas.
Derajat kelemahan otot-otot tersebut tergantung dari seberapa parah gangguan yang terjadi di
otak ataupun jalur saraf lainnya.Akibat adanya kelemahan otot-otot pada salah satu sisi tubuh,
maka gejala lain dapat menyertai hemiparese seperti :
a. Hilang keseimbangan.
b. Tidak dapat berjalan.
c. Sulit untuk memegang benda
d. Kelemahan otot
e. Koordinasi gerak yang terganggu.
f. Gangguan berbicara.
g. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari (Heidy, 2017)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Argumen Riset I
Abstrak : Dampak terbanyak dari stroke adalah timbulnya kelemahan pada anggota
gerak yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi
masyarakat. Rehabilitasi dini dibutuhkan untuk mengurangi kelemahan yang terjadi
dengan cara melakukan mobilisasi dini paska serangan stroke akut. Tujuan penelitian
untuk melihat efektivitas pemberian mobilisasi dini terhadap kekuatan otot, tonus otot,
kemampuan motorik fungsional pada hemiparese paska stroke iskemik. Jenis penelitian
adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest group. Subjek penelitian ini
pasien hemiparese pasca stroke iskemik yang disebar di dua kelompok yaitu kelompok
pertama diberi latihan mobilisasi 2x/hari berjumlah 10 orang dan kelompok kedua
3x/hari berjumlah 10 orang. Latihan dimulai pada hari ke 2 paska serangan stroke
sampai hari ke 5. Analisa menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan
derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan pada tonus
otot,kekuatan otot,kemampuan fungsional motorik pada kedua kelompok dengan
masing- masing kelompok nilai p=0,000. Didapatkan peningkatan lebih baik pada tonus
otot, kekuatan otot (bahu,siku,pergelangan tangan,paha,lutut,pergelangan kaki) dan
kemampuan motorik fungsional kelompok yang mendapat terapi 3x/hari daripada
2x/hari dengan nilai kemaknaan kekuatan otot pada bahu p= 0,016; otot siku dengan
p=0,037; otot pergelangan tangan p=0,042; otot lutut p=0,004 dan otot pergelangan kaki
p=0,050. peningkatan kemampuan miring ke sisi yang sehat p= 0,000; peningkatan
kemampuan telentang ke duduk p=0,000; menjaga keseimbangan duduk p=0,007; dan
kemampuan duduk ke berdiri dengan p=0,007. Saran agar terapi latihan mobilisasi dini
dijadikan sebagai intervensi keperawatan mandiri bagi perawat yang dapat dilakukan
sebanyak 2x/hari maupun 3x/hari sehingga dapat membantu mempercepat masa
pemulihan kelemahan dan mencegah komplikasi lanjut.