Anda di halaman 1dari 15

Laporan

Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa :
SITI AISYAH WIDYANTI

Kasus/Diagnosa Medis: Trauma Thoraks


Jenis Kasus : Trauma / Non Trauma
Ruangan : IGD
Kasus ke : 2

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(…………………………………………………………) (………………………..……...
………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

FORMULIR SISTEMATIKA
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN

A. Definisi Penyakit
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoraks yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan
gawat thoraks akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus.
Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang
disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi Keluasan kerusakannya karena
gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddart, 2002).

B. Etiologi
Etiologi penyakit terdiri dari :
1. Trauma tembus
a. Luka tembak
b. Luka tikam/tusuk
2. Trauma tumpul
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Jatuh
c. Pukulan pada dada

C. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala pada trauma thorak :
a. Ada jejas pada thorak
b. Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi
c. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat palpasi
d. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek
e. Dispnea, hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan
f. Penurunan tekanan darah
g. Peningkatan tekanan vena sentral yang ditunjukkan oleh distensi vena leher
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

h. Bunyi muffle pada jantung


i. Perfusi jaringan tidak adekuat
j. Pulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun dan berfluktuasi dengan
pernapasan) dapat terjadi dini pada temponade jantung

D. Deskripsi patofisiologi ( Berdasarkan Kasus kegawatdaruratan )

Trauma thorax

Mengenai rongga thorax Terjadi robekan pembuluh darah

sampai rongga pleura,udara intercostal, pembuluh darah jaringan

bila masuk (pneumothorax) paru-paru

karena tekanan negatif intrapleura terjadi perdarahan : (perdarahan

maka udara luar akan terhisap jaringan interstitium, perdarahan

masuk kerongga pleura (sucking intraalveolar, diikuti kolaps kapiler

wound). Kecil-kecil dan ateleksasi)

 Open pneumothorax tekanan perifer pembuluh paru naik


 Close pneumothorax (aliran darah turun).
 Tension pneumothorax - Ringan < 300 cc = di punksi
- Sedang 300-800 cc = di Drain
- Berat > 800 cc = torakotomi
Tekanan pleura meningkat terus

Tekanan pleura meningkat terus

 Sesak napas yang progresif mendesak paru-paru (kompresi &


Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

 Nyeri bernapas dekompresi).


 Bising napas berkurang hilang
 Bunyi napas sonor/hipersonor
 Photo thorax gambaran udara lebih
¼ dari rongga thorax. pertukaran gas berkurang

 Sesak napas yang progresif


 Nyeri bernapas/pernafasan
asimetris/adanya jejas/trauma
 Bising napas tak terdengar
 Nadi cepat/lemah, anemis/pucat.
 Photo thorax 15-35%

WSD (Water Seal Drain)

 Terdapat luka pada WSD - kerusakan integritas kulit


 Nyeri pada luka bila bergerak - resiko terhadap infeksi
 Perawatan WSD harus diperhatikan - perubahan kenyamanan
 Inefektif kebersihan jalan nafas nyeri
- ketidakefektifan pola pernafasan
- gangguan mobilitas fisik

E. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
1. Tension pneumothoraks : udara masuk ke rongga tetapi tidak dapat keluar
2. Open pneumothoraks : spontan (bula yg pecah), trauma (penyedotan luka
rongga dada ), iatrogenik (“pleura tap”, biopsi paru-paru, insersasi CVP,
ventilasi dengan tekanan positif)
3. Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam,
traumatik atau spontan
4. Flail chest : krepitasi tulang iga/ics fraktur
5. Temponade jantung : disebabkan luka tusukan dada yang tembus ke
mediastinum/daerah jantung (FKUI, 1995)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

F. Pemeriksaan Diagnostik dan pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Gas darah arteri (GDA), untuk melihat adanya hipoksia akibat kegagalan
pernafasan
b. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
c. Hemoglobin : mungkin menurun
d. Saturasi O2 menurun (biasanya)
e. Toraksentesis : menyatakan darah/cairan di daerah thoraks

2. Radio Diagnostik
a. Radiologi : foto thorax (AP) untuk mengkonfirmasi pengembangan
kembali paru-paru dan untuk melihat daerah terjadinya trauma
b. EKG memperlihatkan perubahan gelombang T-ST yang non spesifik datau
disritmia
c. Pemeriksaan USG (echocardiografi) merupakan metode non invasif yang
dapat membantu penilaian pericardium dan dapat mendeteksi cairan di
kantung perikard
3. Radiologi : foto thorax (AP)
4. Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun
5. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
6. Hemoglobin : mungkin menurun
7. PaCo2 kadang-kadang menurun
8. PaO2 normal/menurun
9. Saturasi O2 menurun (biasanya)
10. Oraksentesis : menyatakan darah/cairan

G. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
- Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnostik
medik, alamat.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

1) Identitas penanggung jawab


Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan
jadi penanggung jawab selama perawatan, data yang terkumpul
meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien
dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri
pada dada dan gangguan bernafas.
- Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien,
quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana (nyeri yang dirasakan klien,
Regional (R) yaitu penyebaran nyeri, safety (S) yaitu posisi yang sesuai
untuk mengurangi nyeri dan dapat membuat klien merasa nyaman dan
Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri.
- Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah
terdapat riwayat sebelumnya.
3. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
- Sesak napas
- Nyeri, batuk-batuk.
- Terdapat retraksi klavikula/dada.
- Pengambangan paru tidak simetris.
- Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain.
- Pada perkusi ditemukan adanya suara sonor/hipersonor/timpani,
hematotraks
- Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang
berkurang/menghilang.
- Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas.
- Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

- Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.


2) Sistem Kardiovaskuler :
- Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.
- Takhikardia, lemah
- Pucat, Hb turun /normal.
- Hipotensi.

H. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Trauma tajam, trauma tembus, trauma Pola Nafas Tidak
 Pasien mengatakan tumpul Efektif
sesak ↓
DO : Kecelakaan lalu lintas, pukulan benda
 Penggunaan otot tumpul
bantu pernapasan ↓
 Takipnea Trauma tumpul

 Pernapasan cuping ↓

hidung Mengenai dinding dada

 Akral teraba dingin ↓


Fr. sternum
 TD : <90 mmHg

 RR : >30x/mnt
Patah tulang merobek paru-paru
 N : <60x/mnt

 S : 36⸰C
Hematothorak

Perdarahan pada ekspansi paru

Napas cepat dan pendek

Pola nafas tidak efektif
DS : Trauma tajam, trauma tembus, trauma Nyeri Akut
 Pasien mengatakan tumpul
nyeri dada ↓
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

DO : Kecelakaan lalu lintas, pukulan benda


 Tampak meringis tumpul
 Gelisah ↓

 Frekuensi nadi Trauma tumpul

meningkat ↓

 Tekanan darah Mengenai dinding dada

meningkat ↓

 Pola nafas berubah Fr. sternum



Patah tulang merobek paru-paru

Hematothorak

Robekan pada paru

Terputusnya syaraf perifer

Memicu impuls nyeri

Nyeri akut

Trauma tajam, trauma tembus, trauma Penurunan curah


DS :
tumpul jantung
 Pasien mengatakan

nyeri dada
Kecelakaan lalu lintas, pukulan benda
 Pasien mengatakan
tumpul
sesak

DO :
Trauma tumpul
 Gelisah

 Frekuensi nadi
Contusion paru
meningkat

 Tekanan darah
Temponade jantung
meningkat

Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

 Pola nafas berubah Kontraktilitas jantung menurun


cepat ↓
 Terdapat jvp Cardiac output
 Crt >3 detik ↓

 Warna kulit pucat Penurunan curah jantung

Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas :

1. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan deformitas tulang dada


2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma) ditandai
dengan cedera traumatis
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
4.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
(SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(SLKI) (SIKI)
Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Observasi
1 Efektif b.d selama 3x24 jam diharapkan pola napas Napas  Monitor pola napas (frekuensi,
deformitas tulang membaik dengan kriteria hasil : kedalaman, usaha napas)
dada  Kapasitas vital meningkat  Monitor bunyi napas tambahan (mis.
 Tekanan ekspirasi meningkat Gurgling, wheezing)
 Tekanan inspirasi meningkat
Terapeutik
 Dispnesa menurun
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Penggunaan otot bantu napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw
menurun
thrust jika curiga trauma servikal)
 Frekuensi napas membaik
 Posisikan semi fowler atau fowler
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
 Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

2 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nyeri Observasi
agen pencedera selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri  Identifikasi skala nyeri
fisik d.d cedera menurun dengan kriteria hasil :  Identifikasi faktor yang memperberat
traumatis  Keluhan nyeri menurun rasa nyeri
 Meringis menurun  Identifikasi pengaruh nyeri pada
 Gelisah menurun kualitas hidup
 Frekuensi nadi membaik  Monitor efek samping penggunaan
 Pola napas membaik analgetik

 Tekanan darah membaik


Terapeutik
 Berikan terapi komplementer untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi
musik)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
 Ajarkan terapi komplementer untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
Relaksasi)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

 Informasikan penggunaan analgetik

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3 Penurunan curah Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan jantung Observasi
jantung b.d selama 3x24 jam diharapkan curah jantung - Identifikasi tanda/ gejala
perubahan meningkat dengan kriteria hasil : primer penurunan curah
kontraktilitas - Kekuatan nadi perifer jnatung (meliputi dyspnea,
meningkat kelelahan, edema, ortopnea,
- lelah menurun paroxysmal nocturnal
- dyspnea menurun dyspnea, peningkatan CVP)
- pucat/sianosis menurun - Monitor tekanan darah
- tekanan darah membaik (termasuk tekanan darah
- Crt membaik ortostatik)
- Monitor intake dan output
cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor eksg 12 sadapan
- Monitor keluhan nyeri dada (
intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, previtasi jantung
yang mengurangi nyeri)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

- Periksa tekanan darah dan


nadi sebelum dan sesudah
aktivitas.
Teraupetik
- Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman.
- Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
- Anjurkamn berhenti
merokok
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
oksigen untuk
mempertahankan saturasi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

oksigen <94%
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022

DAFTAR PUSTAKA

Arsa, S. A. (2016). STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP): KASA 3 SISI


(OPENPNEUMOTHORAX). Clinical Journal, 1-5.

Jainurakhma, J., Harianto, S., Richard, D. M., silalahi, l. e., khoernawan, D., Rahayu, C.
E., . . . Djuwadi, G. (2021). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Medan: Yayasan
Kita Menulis.

Malik, R. H. (2020). Penanganan Gawat Darurat Tension Pneumothorax Dengan Needle


Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan Mini-WSD: A Case Report. Clinical
Journal, 113-119.

Mayasari, D., & Pratiwi, A. I. (2017). Penatalaksanaan Hematotoraks Sedang Et Causa


Trauma Tumpul. Clinical journal, 37-42.

Nusantoro, A. P. (2018). MODUL AJAR PATOFISIOLOGI. Surakarta: Stikes Kusuma


Husad.

Pitojo, K. G., Tangkilisan, A., & Monorafa, A. (2016). Pola trauma tumpul toraks non
penetrans, penanganan, dan hasil akhir di. Jurnal e-Clinic (eCI), 1-5.

PPNI. (2017). STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta: DPP


PPNI.

PPNI. (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta: DPP


PPNI.

PPNI. (2019). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta: DPP PPNI.

Punarbawa, w. a., & Surajaya, P. P. (2020). EARLY IDENTIFICATION AND BASIC LIFE
SUPPORT FOR PNEUMOTHORAX. Clinical Journal, 1-18.

Anda mungkin juga menyukai