Anda di halaman 1dari 24

TRAUMA THORAKS

Kelompok 1
Abednego Bakay
Jausmira Sudirman
Sitti Khajirah
Indah Sari
Indah Pratiwi
definisi
 Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga
thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax
ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam
atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
Etiologi

 Tamponade jantung: disebabkan luka tusuk


dada yang tembus ke mediastinum/daerah
jantung.
 Hematotoraks: disebabkan luka tembus toraks
oleh benda tajam, traumatik atau spontan
 Pneumothoraks: spontan (bula yang pecah) ;
trauma (penyedotan luka rongga dada) ;
iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru,
insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif)
Patofisiologi

 Trauma dada sering menyebabkan  Hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis


gangguan ancaman kehidupan. sering disebabkan oleh trauma thorax.
Luka pada rongga thorak dan Hipokasia jaringan merupakan akibat
isinya dapat membatasi dari tidak adekuatnya pengangkutan
kemampuan jantung untuk oksigen kejaringan oleh karena
memompa darah atau kemampuan hipivolemia (kehilangan darah),
paru untuk pertukaran udara dan pulmonary
oksigen darah. Bahaya utama ventilation/perfusionmismatch (contoh
berhubungan dengan luka dada kontusio, hematoma, kolaps alveolus)
biasanya berupa perdarahan dan perubahan dalam tekanan
dalam dan tusukan terhadap organ intratthorax (contoh: tension
pneumothorax, pneumothorax terbuka).
Manifestasi Klinis

1. Tamponade jantung : 1. Hematotoraks :


 Trauma tajam didaerah  Pada WSD darah yang
perikardium atau yang keluar cukup banyak dari
WSD.
diperkirakan menembus  Gangguan pernapasan
jantung.
 Gelisah. 2. Pneumothoraks :
 Pucat, keringat dingin.
 Nyeri dada mendadak dan
sesak napas.
 Gagal pernapasan dengan
sianosis.
 Kolaps sirkulasi.
Pemeriksaan Penunjang
 Radiologi : X-foto thoraks 2 arah
(PA/AP dan lateral)
 Gas darah arteri (GDA), mungkin
normal atau menurun.
 Torasentesis : menyatakan
darah/cairan serosanguinosa.
 Hemoglobin : mungkin menurun.
 Pa Co2 kadang-kadang menurun.
 Pa O2 normal / menurun.
 Saturasi O2 men urun (biasanya).
 Toraksentesis : menyatakan
darah/cairan.
Penatalaksanaan

 pasien trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with care
ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia (Nugroho,
2015).
 Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension
Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks masif, tamponade
perikardial, dan flail chest yang besar (Nugroho, 2015).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
 Identitas
 Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan yang lalu

 Alergi terhadap obat, makanan tertentu.


 Pengobatan terakhir.

 Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipoksia, tidak
adekuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan
2. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang
tidakmaksimal karena trauma, hipoventilasi

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi


sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.

4. Perubahan kenyamanan : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan


reflek spasme otot sekunder.

5. Resiko terjadinya syok Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan yang


berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Intervensi dan implementasi
Keperawatan
1. Dx 1 Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipoksia, tidak adekuatnya
pengangkutan oksigen ke jaringan
a. Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab
penurunan perfusi jaringan
b. Memonitor GCS dan mencatatnya

c. Memonitor keadaan umum pasien

d. Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi

e. Mengkolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah


lengkap/packed produk darah sesuai indikasi
2. Dx 2 Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang tidakmaksimal
karena trauma, hipoventilasi

a. Memberikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke
sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
b. Mengobservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan
tanda-tanda vital.
c. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.

d. Menjelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.

e. Membantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan
dalam

f. Memperhatikan alat bullow drainase berfungsi baik, cek setiap 1 – 2 jam


1. Dx 3 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi sekret dan
penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.
a. Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif

b. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk

c. Mengajarkan Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk

d. Memberikan perawatan mulut yang baik setelah batuk

e. Memberikan antibiotika atau expectorant


1. Dx 4 Perubahan kenyamanan : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme
otot sekunder.
a. Membantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasive
b. Memerikan kesempatan waktu istirahat bila terasanyeri dan
memberikan posisi yang nyaman

c. Meningkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri, dan


menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung

d. Berkolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik

e. Mengobservasi tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji efektivitasnya
1. Dx 5 Resiko terjadinya syok Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
a. Memonitor keadaan umum pasien

b. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

c. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika
terjadi perdarahan
d. Berkolaborasi : Pemberian cairan intravena

e. Berkolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit


KASUS
 Tn A umur 35 tahun dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit
RSUD Tenriwaru pada tanggal 15 oktober 2021 karena mengalami
kecelakaan bermobil.dari pengkajian pasien mengalami penurunan
kesadaran.penolong mengatakan dada korban terbentur stir mobil,
setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak
sadarkan diri. Keadaan pasien saat di IGD pasien mengalami
penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi suara napas
ronchi, dan pasien ngorok. Terdapat keluar darah daribengkak dan
jejas didada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8 (E2V2M4)
kesadaran delirium, hasil pemeriksaan TTV, TD : 90/50 mmHg, Nadi :
110/menit, RR : 35x/menit, suhu : 37,5oC, akral teraba dingin, tampak
sianosis, penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping hidung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret


yang berlebih, gumpalan darah yang menghalangi pernapasan

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan


ventilasi dan perfusi

3. Nyeri dada berhubungan dengan bengkak, jejas dan infark paru-


paru

Anda mungkin juga menyukai