Anda di halaman 1dari 32

PNEUMOT

HORAX
Keperawatan Gawat Darurat
Kelompok 1
- Fitriana Tabitha F. - Diah Ayu Pitaloka
- Alfan Suri Maulana - Andini Putri H.
- Khaerani Nazlatul - Lesa Titta Bela
- Nabila Anisaputri
- Anggun Dwi
Rizkiani
- Arbinendra Fajar S.
- Rina Putri Yanti
Tension
Pneumothorax
Tension pneumothoraks adalah pengumpulan / penimbunan udara
diikuti peningkatan tekanan di dalam rongga pleura. Kondisi ini terjadi
bila salah satu rongga paru terluka, Sehingga udara masuk ke rongga
pleura dan udara tidak bisa keluar secara alami, Kondisi ini bisa dengan
cepat menyebabkan terjadinya insufisiensi pernapasan, kolaps
kardiovaskuler, dan akhimya, kematian jika tidak dikenali dan
ditangani, Hasil yang baik memerlukan diagnosa mendesak dan
penanganan dengan segera. Tension pneumothoraks adalah diagnosa
klinis yang sekarang lebih siap dikenali karena perbaikan di pelayanan-
pelayanan darurat medis dan tersebarnya penggunaan sinar-x dada
(Bosswick, 1988).
Etiologi Tension
Pneumothorax
Etiologi Tension Pncumotoraks yang paling sering terjadi adalah
karena introgenik atau berhubungan dengan trauma. Yaitu
sebagai berikut:
a.Trauma benda tumpul atau tajam –meliputi gangguan salah satu
pleura visceral atau parietal dan scring dengan patah tulang rusuk
(patah tulang rusuk tidak menjadi hal yang penting bagi
terjadinya Tension Pneumotoraks).
●b.Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah pusat),
biasanya vena subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter
subklavia).

●c.Komplikasi ventilator, pneumolhoraks spontan, Pneumotoraks


sederhana ke Tension Pneumotoraks.

●d.Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka ke


pneumothoraks sederhana di mana fungsi pembalut luka sebagai 1-way
katup

●e.Akupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan mengakibatkan


pneumothoraks (Corwin, 2009).
Tanda Dan Gejala :
Menurut Boshwick tanda dan gejala pada Tension Pneumothorax yaitu:
a.Manifestasi awal : nyeri dada, dispnea, ansietas, takipnea, takikardi, hipersonor
dinding dada dan tidak ada suara napas pada sisi yang sakit.
b.Manifestasi lanjut : tingkat kesadaran menurun, trachea bergeser menuju ke sisi
kontralateral, hipotensi, pembesaran pembuluh darah leher/ vena jugularis (tidak ada
jika pasien sangat hipotensi) dan sianosis (Boshwick, 1997 is (Boshwick, 1997).
menurut Corwin, tanda dan gejala pasien dengan Tension Pneumothorax yaitu:
1)Terjadi sesak napas yang progresif dan berat.
2)Terdapat kolaps dengan pulsus kecil dan hipotensi berat sebagai akibat gangguan pada
jantung dan terhalangnya aliran balik vena ke jantung
OurPatofisiologi
Center
Tension pneumotorax terjadi ketika udara dalam rongga pleura memiliki
tekanan yang lebih tinggi daripada udara dalam paru sebelahnya. Udara
memasuki rongga pleura dari tempat ruptur pleura yang bekerja seperti
katup satu arah. Udara dapat memasuki katup satu arah. Udara dapat
memasuki rongga pleura pada saat inspirasi tetapi tidak bisa keluar lagi
karena tempat ruptur tersebut akan menutup pada saat ekspirasi. Pada saat
inspirasi akan terdapat lebih banyak udara lagi yang masuk dan tekanan
udara mulai melampaui tekanan barometrik. Peningkatan tekanan udara
akan mendorong paru yang dalam keadaan recoiling sehingga terjadi
atelektasis kompresi.
Pathway Tension Pneumothorax
Pemeriksaan Diagnostik
A.Pemeriksaan Computed Tomography (CT-Scan)
diperlukan apabila  pemeriksaan  pemeriksaan foto dada diagnosis belum dapat D.Pemeriksaan Laboratorium :
ditegakkan. Pemeriksaan ini lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema
bullosa dengan  pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan 1)GDA :variable tergantung dari variable tergantung dari
ekstrapulmonal serta untuk membedakan antara pneumotoraks spontan dengan derajat paru y derajat paru yang dipengaruhi, ang
pneumotoraks sekunder. dipengaruhi, gangguan mekanik pernapasan dan
kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang
meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun;
B.Pemeriksaan endoskopi (torakoskopi) saturasi oksigen biasanya menurun. Analisa gas darah
merupakan pemeriksaan invasive, tetapi memilki sensivitas yang lebih besar
arteri memberikan gambaran hipoksemia.
dibandingkan pemeriksaan CT-Scan.
2)Hb :menurun, menurun, menunjukan menunjukan
c.Pemeriksaan foto dada tampak garis pleura viseralis , kehilangan kehilangan darah.
lurus atau cembung terhadap dinding dada dan terpisah dari garis pleura
parietalis. Celah antara kedua garis pleura tersebut tampak lusens karena berisi 3)Torasentesis :menyatakan darah / cairan sero
kumpulan udara dan tidak didapatkan corakan vascular pada daerah tersebut. sanguinosa.
Penatalaksanaan

1.Primery Survey 2.Secondary Survey 3.Medis 


Komplikasi

1. Gagal Napas Akut 5.Kematian timbul cairan


intra pleura, misalnya ;
2. Komplikasi tube
torakostomi lesi pada • Pneumothoraks disertai
nervus interkostales efusi pleura : eksudat,
pus
3. Henti jantung paru
• Pneumothoraks disertai
4. Infeksi sekunder dari darah : hemathotoraks.
penggunaan WSD
ASUHAN
KEPERAWATA
N
KASUS
Tuan A umur 50 th datang ke rs dengan keluhan sesak napas mendadak
yang makin lama semakin berat. Tuan A juga mengeluhkan nyeri, nyeri
dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri
pada gerakan pernapasan. TTV : TD : 110/70mmHg RR: 32x/mnt N :
92x/mnt : 36oc Pasien seorang perokok, pasien mengatakan dahulu
sempat terjatuh saat bekerja
Pengkajian
A. Identitas pasien
nama : Tn. A
umur : 50th
Alamat : magelang
Tanggal masuk rs : 22-03-2022
nomer rekan medic : 2114xxx
b. Keluhan utama : sesak napas, nyeri di dada yang sakit
c. RPS : pasien mengatakan keluhan sesak napas sering datang mendadak semakin lama
semakin berat. Nyeri dada terasa berat, tertekan, dan terasa lebih nyeri saat gerakan
pernapasan . Karena keluhan semakin berat pasien di bawa keruang dahlia
d. RPD : setahun yang lalu pasien pernah menderita penyakit TB Paru, sudah menjalani
pengobatan OAT selama enam bulan
e. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien
Pemeriksaan Fisik
keadaan umum : tampak sakit berat dan sesak napas
KU : sangat lemah
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70mmHg rr: 32x/mnt n : 92x/mnt s : 36oc

• dada dan pernapasan :


- inspeksi :
klien tampak sesak napas
bentuk dada kanan lebih cembung
Pola napas cepat dan dangkal
- Palpasi :
Taktil fremitus getaran menurun di dada kanan
Perkusi : hipersonor di dada kanan
Auskultasi : suara napas menghilang di dada kanan
b. Data Objektif
1) Airway (A) Batuk dengan sputum kental atau darah, terkadang disertai dengan
muntah darah, krekels (+), jalan nafas tidak paten.
2) Breathing (B) Adanya napas spontan, dengan gerakan dada asimetris (pada
pasien tension pneumotoraks), napas cepat, dipsnea, takipnea, suara napas
kusmaul, napas pendek, napas dangkal.
3) Circulation (C) Terjadi hipotensi, nadi lemah, pucat, terjadi perdarahan, sianosis,
takikardi.
4) Disability (D) Penurunan kesadaran (apabila terjadi penanganan yang terlambat)
2. Pengkajian Sekunder.
a. Eksposure Adanya kontusio atau jejas pada bagian dada.
b. Five Intervention / Full set of vital sign (F)
1) Tanda-tanda vital : RR meningkat, HR meningkat, terjadi hipotensi
2) Pulse oksimetri : mungkin terjadi hipoksemia
3) Aritmia jantung
4) Pemeriksaan lab :Gambaran pada hasil X ray yang biasa dijumpai :
a) Kontusio paru : bintik-bintik infiltrate
b) Pneumotoraks : batas pleura yang radiolusen dan tipis, hilangnya batas paru (sulit mendiagnosa pada
foto dengan posisi supinasi)
c) Injury trakeobronkial : penumomediastinum, udara di servikal.
d) Rupture diafragma : herniasi organ abdomen ke dada, kenaikan hemidiafragma.
e) Terdapat fraktur tulang rusuk, sternum, klavikula, scapula dan dislokasi sternoklavikular
.
5) CT scan dapat ditemukan gambaran hemotoraks, pneumotoraks, kontusi paru atau laserasi,
pneumomediastinum, dan injuri diafragma.
6) Esofagogram dan atau esofagografi dilakukan jika dicurigai injury esophagus.
7) Broncoskopy untuk terjadi trakeobronkial injury.
8) Echokardiogram akan memperlihatkan gambaran tamponade jantung (pada umumnya
echokariogram digunakan untuk melihat cedera pada katup jantung)
9) EKG akan memperlihatkan adanya iskemik, aritmia berhubungan dengan miokardia
kontusion atau iskemia yang berhubungan dengan cedera pada arteri koronaria.
10) Pemeriksaan cardiac enzym kemungkinan meningkat berhubungan dengan adanya
iskemik atau infak yang disebabkan dari hipotensi miokardia kontusion.
Diagnosa
1. D.0005 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
2. D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
3. D.0192 Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan faktor
mekanis
4. D.0142 Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan
Intervensi
no Dx. Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi

1. D.0005 pola napas tidak NOC; NIC;


efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan I.01011
dengan hambatan upaya keperawatan 2x24 jam, Observasi
napas diharapkan pola napas tidak - Monitor pola napas
efektif dapat diatasi dengan (frekuensi,kedalaman,usaha
kriteria hasil : napas)
L.01004 - Monitor bunti napas tambahan
> Ventilasi semenit meningkat (miss.
5 Gungling,mengi,whezing,ronkhi
kering)
Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil intervensi

 Dispnea menurun 5 - Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)


 Penggunaan otot bantu TERAPEUTIK
napas menurun 5 - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
 Frekuensi napas membaik head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
5 trauma servikal)
 Kedalaman napas - Posisikan semi Fowler atau Fowler
membaik 5 - Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
- Lakukan hiperoksigensi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Intervensi
EDUKASI
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
konraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawata
n
1. 23 maret D.0005 Pola Observasi DS : pasien mengatakan bersidia untuk
2022, napas tidak -Memonitor pola di monitor pola napas
efektif napas(frekuensi,kedalaman,usaha DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
10.00 berhubunga napas) pola napas
n dengan   DS : pasien mengatakan bersidia untuk
10.15 hambatan -Memonitor bunyi napas di monitor bunyi napas
upaya tambahan(mis.gungling,mengi,whezi DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
10.45
napasmenin ng,ronkhi kering) bunyi napas
10.55 gkat 5   DS : pasien mengatakan bersidia untuk
-Memonitor di monitor sputum
sputum(jumlah,warna,aroma) DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
  sputum
   
Terapeutik  
-Mempertahankan kepatenan jalan DS : Pasien mengatakan siap
napas dengan head-tilt dan chin-lift dipertahankan kepatenan jalan napas
(jaw-thrust jika curiga trauma DO : Pasien tampak siap untuk
servikal) dipertahankan jalan napasnya
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawatan

1. 11.00 - Memposisikan semi-Fowler atau DS : Pasien mengatakan siap untuk


  Fowler diposisikan semi-fowler
  DO : Pasien tampak siap untuk
  diposisikan semi-fowler
11.10 - Memberikan oksigen jika perlu DS : Pasien mengatakan bersedia jika
  nanti perlu diberikan oksigen
  DO : Pasien tampak bersedia jika nanti
  - Memberikan minum hangat diberikan oksigen
11.25 DS : Pasien mengatakan akan
meminum minuman hangat yang
diberikan
DO : Pasien tampak meminum minuman
hangat yang diberikan
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawatan

1. 11.45 Edukasi DS : Pasien mengatakan akan


  - Menganjurkan asupan cairan memenuhi cairannya
  2000 ml/hari, jika tidak DS : Pasien tampak paham apa yang
  kontraindikasi dianjurkan
12.10   DS : Pasien mengatakan akan
  - Mengajarkan teknik batuk elektif mengikuti apa yang diajarkan
    DO : Pasien tampak mengikuti apa yang
    diajarkan
  Kolaborasi  
  -Berkolaborasi pemberian DS : Pasien mengatakan bersedia untuk
  bronkodilator, ekspektoran, pemberian bronkodilator, ekspektoran,
12.30 mukolitik, jika perlu. mukolitik jika perlu
DO : Pasien tampak bersedia jika
diberikan broncodilator, ekspetoran,
mukolitik jika perlu
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawatan

1. 24 maret D.0005 Pola Observasi DS : pasien mengatakan bersidia untuk


2022, napas tidak -Memonitor pola di monitor pola napas
13.00 efektif napas(frekuensi,kedalaman,usaha DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
  berhubungan napas) pola napas
  dengan   DS : pasien mengatakan bersidia untuk
  hambatan -Memonitor bunyi napas di monitor bunyi napas
  upaya napas tambahan(mis.gungling,mengi,whe DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
13.15 zing,ronkhi kering) bunyi napas
    DS : pasien mengatakan bersidia untuk
  -Memonitor di monitor sputum
sputum(jumlah,warna,aroma) DO : Pasien tampak bersedia dimonitor
13.45 sputum
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawatan

1. 13.55 Terapeutik DS : Pasien mengatakan siap


  -Mempertahankan kepatenan jalan dipertahankan kepatenan jalan napas
  napas dengan head-tilt dan chin-lift DO : Pasien tampak siap untuk
  (jaw-thrust jika curiga trauma dipertahankan jalan napasnya
  servikal) DS : Pasien mengatakan siap untuk
14.00   diposisikan semi-fowler
  - Memposisikan semi-Fowler atau DO : Pasien tampak siap untuk
  Fowler diposisikan semi-fowler
    DS : Pasien mengatakan bersedia jika
14.10   nanti perlu diberikan oksigen
  - Memberikan oksigen jika perlu DO : Pasien tampak bersedia jika nanti
    diberikan oksigen
    DS : Pasien mengatakan akan
14.25 - Memberikan minum hangat meminum minuman hangat yang
diberikan
DO : Pasien tampak meminum minuman
hangat yang diberikan
Implementasi
No Tanggal Diagnosa Impementasi Repon
dan jam keperawatan

1. 14.45 Edukasi DS : Pasien mengatakan akan


  - Menganjurkan asupan cairan memenuhi cairannya
  2000 ml/hari, jika tidak DS : Pasien tampak paham apa yang
  kontraindikasi dianjurkan
15.10   DS : Pasien mengatakan akan
  - Mengajarkan teknik batuk elektif mengikuti apa yang diajarkan
    DO : Pasien tampak mengikuti apa yang
    diajarkan
  Kolaborasi  
  -Berkolaborasi pemberian DS : Pasien mengatakan bersedia untuk
  bronkodilator, ekspektoran, pemberian bronkodilator, ekspektoran,
15.30 mukolitik, jika perlu. mukolitik jika perlu
DO : Pasien tampak bersedia jika
diberikan broncodilator, ekspetoran,
mukolitik jika perlu
Evaluasi
No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
dan jam

1. 23 Maret D.0005 Pola napas tidak S : Pasien mengatakan sesak napas sudah sedikit
2022 efektif berhubungan berkurang
dengan hambatan upaya O:
napas Ventilasi semenit meningkat 3
Dispnea menurun 3
Penggunaan otot bantu napas menurun 3
Frekuensi napas membaik 3
Kedalaman napas membaik 3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
dan jam

2. 24 Maret D.0005 Pola napas tidak S : Pasien mengatakan sesak napas sudah sedikit
2022 efektif berhubungan berkurang
dengan hambatan upaya O:
napas Ventilasi semenit meningkat 5
Dispnea menurun 5
Penggunaan otot bantu napas menurun 5
Frekuensi napas membaik 5
Kedalaman napas membaik 5
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
Thank You!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai