Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OPEN PNEUMOTHORAKS

DISUSUN OLEH :

INDRY YANTI AZIZAH

2020207209024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

2020/2021
A. PENGERTIAN
Open pneumotoraks adalah yang terjadi akibat terdapatnya hubungan antara rongga
pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari luar. Perubahan tekanan ini sesuai
dengan perubahan tekanan gerakan pernapasan, pada saat inspirasi tekanan menjadi
negative dan pada saat ekspirasi tekanan menjadi positif.

Open pneumotoraks adalah adanya trauma tembus pada dinding dada dimana udara yang
masuk diruang pleura lebih banyak berasal dari paru-paru yang rusak dari pada defek
dinding dada. Jika dinding dada cukup lebar udara dapat masuk dan keluar dari ruang
pleura pada setiap pernafasan sehingga mnyebabkan paru didalamnya kolaps.

B. ETIOLOGI
Open pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus dada. Berdasarkan kecepatannya,
trauma tembus dada dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kecepatannya, yaitu :
- Luka tusuk
Umumnya dianggap kecepatan rendah karena senjata (benda yang menusuk atau
mengenai dada) menghancurkan area kecil di sekitar luka. Kebanyakan luka tusuk
disebabkan oleh tusukan pisau. Namun, selain itu pada kasus kecelakaan yang
mengakibatkan perlukaan dada, dapat juga terjadi ujung iga yang patah (fraktur iga)
mengarah ke dalam sehingga merobek pleura parientalis  dan viseralis sehingga dapat
mengakibatkan open pneumotoraks
- Luka tembak
Luka tembak pada dada dapat dikelompokkan sebagai kecepatan rendah, sedang, atau
tinggi. Faktor yang menentukan kecepatan dan mengakibatkan keluasan kerusakan
termasuk jarak darimana senjata ditembakkan, kaliber senjata, dan konstruksi serta
ukuran peluru. Peluru yang mengenai dada dapat menembus dada sehingga
memungkinkan udara mengalir bebas keluar dan masuk rongga toraks.
C. KLASIFIKASI
a. Artificial           
Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau
pneumothoraks disengaja (artificial) dengan terapi dalam hal pengeluaran atau
pengecilan kavitas proses spesifik yang sekarang tidak dilakukan lagi. Tujuan
pneumothoraks sengaja lainnya ialah diagnostik untuk membedakan massa
apakah berasal dari pleura atau jaringan paru. Penyebab-penyebab lain ialah
akibat tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura.
b. Traumatic
Masuknya udara melaui mediastinum yang biasanya disebabkan trauma pada
trakea atau esophagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat (endoskopi)
atau benda asing tajam yang tertelan. Keganasan dalam mediastinum dapat pula
mengakibatkan udara dalam rongga pleura melalui fistula antara saluran nafas
proksimal dengan rongga pleura.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bisa berupa: Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri
jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk.
- Sesak nafas
- Dada terasa sempit
- Mudah lelah
- Denyut jantung yang cepat
- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Hidung tampak kemerahan
- Cemas, stres, tegang
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
E. PATHWAY

Trauma Tajam, Mengenai Rongga Torax


Trauma Dada
Trauma Tembus & Rongga Pleura

Masuk udara ke Luka terbuka pada


Open Pneumo Thorax
rongga pleura pleura

Aliran udara ke
rongga pleura Tekanan Penumpukan darah
Intrathorax yg dijalan nafas
progresif
Terjadinya Kolaps
paru
Penekanan vena cava Bersihan Jalan
Nafas Tidak
Ekspansi paru Efektif
Efektivitas Pompa
Jantung
Nafas cepat &
dangkal TD menurun

Pola Nafas Tidak Penurunan curah


Efektif jantung

Fungsi Alveoli Difusi O2 & CO2


pada membran
alveoli
Sianosis

Gangguan
Pertukaran Gas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG (LAB & DIAGNOSTIK)
 Ro.Thoraks
Menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura; dapat menunjukkan
penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
 Gas Darah Arteri (GDA) Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang
dipengaruhi atau gangguan mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi
PaCO2 kadang meningkat. PaCO2 mungkin normal atau menurun ;saturasi O2 bisa
menurun.
 Torasentesis
Menyatakan darah atau cairan serosanguinosa.
 Hb
Mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah.

G. KOMPLIKASI
1. Kebocoran udara berulang
2. Shock
3. Serangan jantung
4. Oksigen darah rendah
5. Kegagalan pernapasan

H. PENATALAKSANAAN MEDIK
Pneumotoraks terbuka membutuhkan intervensi kedaruratan. Menghentikan aliran udara
yang melewati lubang pada dinding dada merupakan tindakan menyelamatkan jiwa. Pada
situasi darurat tersebut, apa saja dapat digunakan untuk mentup luka dada misalnya
handuk, sapu tangan, atau punggung tangan. Jika sadar, pasien diinstruksikan untuk
menghirup dan mengejan dengan glotis tertutup. Aksi ini membantu mengembangkan
kembali paru dan mengeluarkan udara dari toraks. Di rumah sakit, lubang ditutup dengan
kassa yang dibasahi dengan petrolium. Balutan tekan dipasang dan diamankan dengan
lilitan melingkar. Biasanya, selang dada yang dihubungkan dengan drainase water-seal
(WSD) dipasang untuk memungkinkan udara dan cairan mengalir. Anti biotik biasanya
diresepkan untuk melawan infeksi akibat kontaminasi. Singkirkan adanya perlukaan atau
laserasi pada paru-paru atau organ intra toraks lain.
Tindakan torakotomi dilakukan bila:
1. Kebocoran paru yang masif sehingga paru tak dapat mengembang (bullae / fistel
bron kopleura).
2. Pneumotoraks berulang.
3. Adanya komplikasi (Empiema, Hemotoraks, Tension pneumothorax).
4. Pneumotoraks bilateral.
5. Indikasi social (pilot, penyelam, penderita yang tinggal di daerah terpencil)
6. Teknik bedah

I. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


1. Pengkajian
a. Identitas
 nama :
 umur :
 jenis kelamin :
 agama :
 status perkawinan

 pendidikan

 pekerjaan
 tanggal masuk
 no register
 Diagnosa medic

 Penanggung jawab
b. Dalam mengkaji pasien Gawat Darurat dengan kasus OPEN
PNEUMOTORAKS, harus dilakukan dengan sistematis mulai dari:
1) A: Airway (jalur nafas)
Pada airway yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan jalan nafas,
memperhatikan apakah ada obstruksi pada jalan nafas( benda
asing,secret,darah). Pada kasus open pneumotoraks terdapat masalah pada
jalan napasnya  yang disebabkan oleh penumpukan darah dan udara.
2) B:Breathing (pernapasan)
Pada auskultasi suara napas menghilang yang mengindikasikan bahwa paru
tidak mengembang dalam rongga pleura.perkusi dinding dada
hipersonor,semakin lama tekanan udara didalam rongga pleura didalam
rongga pleura akan meningkat dan melebihi tekanan atmosfir. Udara yang
terkumpul dalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga dapat
terjadi sesak nafas tiba-tiba,nafas pendek bahkan sering menimbulkan gagal
nafas.
3) C:Circulation (sirkulasi)
Peningkatan tekanan intratoraks mengakibatkan tergesernya organ
mediastinum secara massif ke arah berlawanan dari sisi paru yang mengalami
tekanan. Pergeseran mediastinum ke arah berlawanan dari area cedera ini
dapat menyebabkan penyumbatan aliran vena kava superior dan inferior yang
dapat mengurangi cardiac preload dan menurunkan cardiac output.
4) D:Disability (kesadaran)
Pada pasien open pneumotoraks memang mungkin akan mengalami
penurunan kesadaran GCS nya sekitar 3 – 8
5) E:Exposure
Adanya luka tembus menyebabkan luka terbuka dan bunyi aliran udara
terdengar pada area luka tembus. Yang selanjutnya disebut “ sucking” chest
wound (luka dada menghisap).
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan sesak napas sering dan semakin lama semakin berat. Nyeri dada
dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri
pada gerakan pernapasan. Melakukan pengkajian apakah ada riwayat
trauma yang mengenai rongga dada seperti peluru yang menembus dada
dan paru, ledakan yang menyebabkan tekanan pada paru meningkat,
kecelakaan lalu lintas biasanya menyebabkan trauma tumpul di dada atau
tusukan benda tajam langsung menembus pleura.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit seperti TB Paru
dimana sering terjadi pada pneumothorax spontan, atau klien pernah
mengalami trauma sebeumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu ditanyakan adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang
mungkin menyebabkan pneumothorax seperti kanker paru, asma, TB paru
dan lain-lain.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas dan Istirahat
- Dispnea dengan aktivitas maupun istirahat
2) Sirkulasi
- S3 / S4 / irama jantung, Gallop (gagal jantung sekunder tanpa efusi)
- Nadi apical (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal
dengan ketegangan pneumotoraks.
- Tanda Homman (bunyi renyah sehubungan dengan denyutan jantung
menunjukkan udara dalam mediastrum)
- Tekanan darah : hipotensi
- DJV
3) Integritas ego
- Ketakutan
- Cemas
- Gelisah
4) Nyeri atau kenyamanan
- Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan, batuk
- Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk/ regangan
- Mengerutkan wajah
5) Pernafasan
- Kesulitan bernafas
- Peningkatan frekuensi/ takipnea dan kedalaman pernafasan
- Peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori pernafasan pada
dada, leher; retraksi interkostal, ekspirasi abdomen kuat
- Bunyi nafas menurun atau tidak ada (sisi yang terlibat)
- Fremitus menurun (sisi yang terlibat)
- Palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma/ kemps;
penurunan pada jaringan dengan palpasi)
- Inspeksi : kulit pucat, sianosis, berkeringat
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Nilai gas darah arteri (GDA) PaCO2 <> 7,40. Penurunan tekanan oksigen
darah arteri (PaCO2).
2) Elektrolit serum: menentukan adanya gangguan metabolic asam basa.
3) Fosfat serum: Mungkin turun < 0,5 mg/dl (normalnya adalah 3,0-4,5
mg/dl). Karena alkalosis yang menyebabkan peningkatan ambilan fosfat ke
sel-sel.
4) EKG: Mendeteksi disritmia jantung, yang mungkin terjadi dengan alkalosis.

2. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH

Ds: Pasien mengatakan dadanya sesak penumpukan Bersihan jalan


Do: - Pasien tampak sesak darah dan udara. napas tidak efektif 
- Ada penumpukan
darah dan udara
- Bunyi napas ronchi
TTV:
TD 80/70
R:33X/MENIT
Ds: Pasien mengatakan sesak nafas penurunan Ketidak efektifan
Do:- Nafas pasien sucking wound kemampuan pola nafas
- Terdapat retraksi dinding dada oksigenasi karena
- Terpasang O2 akumulasi udara
- RR 32
- Saat nafas menggunakan otot
bantu pernafasan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif  b/d penumpukan darah dan udara.
b. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan kemampuan
oksigenasi karena akumulasi udara
c. Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral b/d penurunan aliran balik vena,
penurunan curah jantung.
d. Resiko terjadinya infeksi b/d adanya luka tusuk
4. Intervensi
NO INTERVENSI RASIONAL
DX
1 1. Kaji kesadaran pasien dengan 1. mengetahui tingkat kesadaran pasien,
menyentuh, menggoyang dan apakah masih dalam tahap unrespon, pain,
memanggil namanya. voice, dan alert.
2. Lakukan panggilan untuk 2. bantuan segera dapat membantu
pertolongan darurat mempercepat pertolongan.
3. Beri posisi terlentang pada 3. mengantisipasi trauma servikal, posisi
permukaan rata yang tidak keras, yang tepat dan lingkungan yang nyaman
kedua lengan pasien disamping dapat penolong dan korban dalam melakukan
tubuhnya tindakan.
4. Berikan posisi nyaman pada 4. meningkatkan inspirasi
klien seperti semifowler/fowler maksimal,meningkatkan ekspansi paru dan
5. Tutup lubang atau luka dengan ventilasi pada sisi yang tak sakit.
kassa 3 sisi 5. mencegah kebocoran udara dari dalam
6. Beri O2 atau pasang ventilator 6. alat dalam menurunkan kerja napas,
7. Berikan obat jenis analgetik meningkatkan penghilangan distress respirasi
8. Lakukan pemasangan WSD dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia
7. mengurangi hingga menghilangkan rasa
nyeri
8. untuk mengeluarkan darah yang
menumpuk pada rongga pleura
2 1. Kaji pernapasan klien dengan 1. mengetahui ada tidaknya pernapasan.
mendekatkan telinga di atas hidung 2. mengetahui apakah masih terjadi
atau mulut sambil mempertahankan pengembangan paru.
pembukaan jalan nafas 3. mendengarkan apakah terdapat suara
2. Perhatikan dada pasien dengan tambahan atau tidak.
melihat gerakan naik turunnya dada 4. Meningkatkan ekspansi paru.
pasien. 5. mengetahui keberhasilan tindakan yang
3. Auskultasi yang keluar waktu telah dilakukan
ekspirasi,merasakan adanya aliran 6. memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
udara.
4. Berikan posisi nyaman pada
klien seperti semifowler/fowler.
5. Observasi kembali naik turunnya
dada,mendengar dan merasakan
udara yang keluar pada ekshalasi.
6. Berikan O2 atau pasang
ventilator
3 1. Tentukan ada tidaknya denyut 1. perabaan dilakukan untuk mengetahui
nadi . apakah jantung masih berkontrasi atau tidak.
2. Hubungi system darurat dengan 2. informasi yang diperoleh akan membantu
memberikan informasi tentang hal- dalam menentukan tindakan selanjutnya
hal yang terjadi dan peralatan yang sehingga pertolongannya akan lebih mudah
diutuhkan. 3. memenuhi kebutuhan cairan dan elektorlit.
3. Kolaborasi dalam pemasangan Pantau pemberian cairan yang dilakukan,
dan pemberian cairan infuse jangan sampai terjadi udem
4 1. Luka tembus perlu segera 1. memungkinkan udara yang terhisap dapat
ditutup dengan pembalut darurat dikeluarkan dan bagian yang terbuka sebagai
atau balutan tekan dibuat kedap katup dimana udara dapat keluar dan paru-
udara dengan petroleum jelly. paru akan mengembang.
2. Pemberian antobiotik 2. mengurangi terjadi proses infeksi
3. Pertahankan kebersihan daerah 3. mencegah terjadinya iritasi
sekitar luka

DAFTAR PUSTAKA

Kristanty, Paula, dkk.2016. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta:TIM


http///G.Keperawatan Gadar Trauma Dada.akses tanggal 28 maret 2010.
Nirwan Arief , Wibowo Suryatenggara: Pneumotoraks. Dlam Symposium
Penatalaksanna Gawat  Paru Masa Kini. Achmad Husain AS, Dkk.
Yogykarta,2011.
Eddy Yapri, Thomas Kardjito, Mohammad Amin. Pneumotorax: Symposium Ilmu
Kedokteran Darurat. Surabaya 2010.
Hood Alsegaf, Isnu Pradjoko, Pneumotoraks, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Fk Unair
Surabaya, 2017

Anda mungkin juga menyukai