“ TUMOR OTAK”
A. DEFINISI
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.
(price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla
spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer
maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri
disebut tumor otak primer dan bila
berasal dari organ-organ lain
(metastase) seperti kanker paru,
payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain
disebut tumor otak sekunder. (Mayer.
SA,2002) dalam Febri (2012).
Tekanan intra kranial ( TIK )
adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi
otak, cairan serebrospinal (CSS) dan
volume darah otak sehingga.
Sedangkan peningkatan intra kranial
(PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang
relatif kecil dari volume otak, keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan
tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan
memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan
volume darah intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan
durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience.
Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi,
maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan intrakranial
yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta
kematian, Febri (2012).
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak.
Dikarenakan otak meruopecan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ
lainnya dapat terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa
menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor
menyerang orang usia produktif atau dewasa (Wikipedia).
Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus
tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan
jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun
fatal. Karena itu, dokter lebih suka menggunakan istilah "tumor otak" dari pada
"kanker otak." Saat ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik
dan pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak dan
yang menjadi concern utama pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini
adalah seberapa cepat mereka menyebar melalui bagian otak/ syaraf tulang
belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan tidak kambuh lagi
(Wikipedia).
b. Malignant
Astrocytoma (grade 2,3,4)
Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat
muncul hingga 10 tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan tekanan intrakranial dan
merupakan keganasan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.
Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada
ependim yang menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering
terjadi tetapi dapat terjadi di setiap bagian fosa ventrikularis. Tumor ini
lebih sering terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Dua faktor utama
yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan
bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomi tumor.
Makin muda usia pasien maka makin buruk progmosisnya.
2. Berdasarkan Lokasi
a. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :
1. Glioma :
Glioblastoma multiforme
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di
hemisfer otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui
korpus kolosum.
Astroscytoma
Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma
tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relative
avaskuler dan cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai
pada hemisfer otak orang dewasa muda.
2. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan
perlekatan duramater yang lebar (broad base) berbatas tegas karena
adanya psedokapsul dari membran araknoid. Pada kompartemen
supratentorium tumbuh sekitar 90%, terletak dekat dengan tulang dan
kadang disertai reaksi tulang berupa hiperostosis. Karena merupakan
massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut sesuai dengan tempat
perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%), Sphenoid ridge
(20%), Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%), Tuberculum
sellae (10%), Konveksitas serebellum (5%), dan Cerebello-Pontine
angle. Karena tumbuh lambat defisit neurologik yang terjadi juga
berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan struktur otak di
sekitar tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma
konveksitas 70% ada di regio frontalis dan asimptomatik sampai
berukuran besar sekali. Sedangkan di basis kranii sekitar sella turcika
(tuberkulum sellae, planum sphenoidalis, sisi medial sphenoid ridge)
tumor akan segera mendesak saraf optik dan menyebabkan gangguan
visus yang progresif.
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari
meningen, sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid
dan dura.
3. Tumor Infratentorial
4. Schwanoma akustikus
5. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh
tumor otak dan dapat berasal dari setiap tempat primer. Tumor primer
paling sering berasal dari paru-paru dan payudara. Namun neoplasma
dari saluran kemih kelamin, saluran cerna, tulang dan tiroid dapat juga
bermetastasis ke otak.
6. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang
paling sering dijumpai dalam serebelum.
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya,
yaitu
a) Surgery
Terapi Pre-Surgery :
- Steroid ® Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
- Anticonvulsant ® Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
- Shunt ® Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah
membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil
yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately
sensitive), sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis
tinggi radiasi diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun
demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat
disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi
dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta
teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma
hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu
atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh
sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt.
Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif
dalam waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus
dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat
dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah
tidak.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula
oblongata.
c. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
d. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi
ortostatik.
e. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada
ekspresi atau interpretasi.
f. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
efek kemoterapi dan radioterapi.
g. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan aneurisma.
h. Gangguan persepsi sensori penghidu berhubungan dengan aneurisma.
i. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu
menggerakan leher.
4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang`1 atau dapat diadaptasi oleh
klien
Kriteria hasil :
(1) Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat
diadaptasi ditunjukkan penurunan skala nyeri. Skala = 2
(2) Klien tidak merasa kesakitan.
(3) Klien tidak gelisah
Intervensi :
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
1. Anonim. 2013. Tumor dan Kanker Otak. Di akses pada tanggal 20 November
2015 di http://tumorkankerotak.blogspot.co.id/.
2. Wikipedia. Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
https://id.wikipedia.org/wiki/Tumor_otak
3. USU. 2010. Chapter II – Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November
2015 di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31137/4/Chapter%20II.pdf
4. Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Tumor Otak. DI akses pada tanggal 20
November 2015 di https://nersfebri.wordpress.com/2012/04/01/asuhan-
keperawatan-askep-tumor-otak/
5. Septi. 2013. Askep Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://septiapritayani.blogspot.co.id/2013/07/askep-tumor-beserta-
pathway_6.html