TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suriadi & Yulianti (2017), Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN)
disebut juga wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis
beberapa jam setelah bayi lair. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum bayi lahir. Penyebab TTN
lebih dikaitkan dengan beberapa faktar resiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi
baru lahir. Faktor resiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:
Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan
sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan hormon
selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru – paru. Bayi yang lahir melalui
jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar tidak mangalami penekanan yang normal
terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal, sehingga mereka lebih beresiko
mengalami penumpukan cairan di paru – paru saat mereka menarik nafas pertama kali.
C. Manifestasi
Menurut Proverawati & Sulistyorini (2017), Berikut ini adalah gejala takipnea
transien yang paling umum ditemukan pada bayi baru lahir.
Namun, setiap bayi dapat mengalami gejala yang berbeda
Adapun gejala-gejala tersebut yaitu:
Bernafas dengan sangat cepat, lebih dari 60 tarikan napas per menit.
Mengeluarkan suara seperti mendengus saat bernapas.
Napas cuping hidung (nasal flare)
Retraksi atau menarik tulang rusuk saat bernapas.
Mulut dan hidung kebiruan (sianosis)
Grunting atau merintik/mendengkur saat bayi mengeluarkan napas Selain tanda
dan gejala tersebut, bayi dengan TTN tampak seperti bayi lainnya.
D. Patofisiologi
Sebelum lahir paru – paru bayi terisi dengan cairan. Saat didalam kandungan
bayi tidak menggunakan paru – parunya untuk bernafas, bayi mendapat oksigen dari
pembuluh darah plasenta, saat mendekati kelahiran, cairan diparu-paru bayi mulai
berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat
bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis terhadap thorax). Setelah lahir bayi
mengambil nafas pertamanya dan paru-paru terisi udara dan cairan diparu-paru
didorong keluar. Cairan yang masih tersisa kemudian dibantukan atau diserap tubuh
3
secara bertahap melalui sistem pembuluh darah atau sistem lifatik. (Suriadi & Yulianti
2017)
Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih terdapat diparu-paru atau
pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami kesulitan
untuk menghirup oksigen secara normal kemudian bayi bernafas lebih cepat dan lebih
dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru-paru.(Suriadi & Yulianti 2017)
E. Pathway
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Suriadi & Yulianti (2017) Pemeriksaan Diagnostik pada TTN terdiri atas :
1. Test Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Analisis Gas Darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan.
Hipokarbia biasanya didapatkan. Jika ada, hipokarbia biasanya ringan
(PCO2 >55 mm Hg). Extreme hypercarbia sangat jarang, namun jika
terjadi, merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain.
1) Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi sebaiknya
dilakukan untuk menentukan apakah terdapat proses infeksi. Nilai
hematokrit akan menyingkirkan polisitemia.
2) Urine and serum antigen test dapat membantu menyingkirkan
infeksi bakteri.
b. Pemeriksaan Radilogi
4
membaik dan kembali normal dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak ada.
Jika keadaan bayi belum membaik maka dokter harus mencari kemungkinan penyebab
lainnya yang mungkin menyertai. Setelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan
pulih sepenuhnya, inilah syarat dimana bayi boleh dipulangkan. Sebelum pulang
berikan edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di rumah dengan memantau
tanda-tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan bernapas, tampak biru, sela iga
cekung saat bernapas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat
terdekat.
Nilai 0 1 2
Frekuensi Nafas < 60 x/menit 60 – 80 x/menit 80 x/menit
Rentraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada Hilang dengan O2 Menetap dengan O2
Air Entry (udara Ada Menurun Tidak terdengar
masuk)
Merintih Tidak ada Terdengar dengan Terdengar tanpa alat
stetoskop bantu
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama, jenis kelamin, berat badan lahir, No. MR, tanggal lahir,
masa gestasi, nama ibu, nama ayah, ras, agama, tanggal
pengkajian dan usia bayi.
2. Riwayat maternal
KPD
Riwayat DM
Riwayat asma
Masalah selama kehamilan
Jumlah gravida dan kelahiran meninggal
3. Riwayat persalinan
Apgar score
Masa gestasi
Cara lahir
4. Sistem Neurologis
Kesadaran
Perdarahan intra kranial
Kejang
5. Sistem Pernafasan
Sesak
Takipnea
Sianosis
Retraksi intercostals suprasternal atau substernal
Cuping hidung
Wishing ronchi
9
6. Sirkulasi
Tekanan darah
Takikardia bila ada asiosis dan hipoksemia
Akrar dingin
Pucat disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah
periver
Kutis marmurata
7. Sistem Pencernaan
Bising usus
Muntah
Distended
BAB
8. Sistem Perkemihan
Produksi urin
Warna dan BJ urin
9. Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi foto thorax
Laboratorium meliputi darah rutin, IT ratio, CRP, IT, kultur
darah
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang Sering Terjadi pada Bayi Prematur Diagnosa
keperawatan dibuat setelah dilakukan pengkajian. Beberapa diagnosis dapat ditetapkan
untuk semua bayi, tetapi diagnosis tertentu ditetapkan sesuai dengan hasil pengkajian
yang ditemukan (bervariasi sesuai kondisi bayi). Masalah yang lazim muncul atau
diagnosa keperawatan yang sering muncul pada bayi prematur menurut Nurseha
(2016), adalah sebagai berikut:
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot
pernafasan
Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
14
Nanda
Defenisi: inspirasi dan ekspirasi yg tidak memberi ventilasi adekuat.
Batasan karakteristik:
• Penurunan tekanan ekspirasi
• Penurunan tekanan inspirasi
• Pernafasan cuping hidung
• Perubahan ekskursi dada
• Pola nafas abnormal
• Takipnea
Kriteria hasil:
a. Tidak ada sianosis dan disipnea, mendemonstrasikan batuk efaktif dan suara
nafas yang bersih
b. Menunjukan jalan nafas yang paten(pelayan tidak merasa tercekik,tidak ada suara
nafas abnormal)
c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
NIC
1. Manajemen jalan nafas
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
Motivasi pasien untuk berbafas pelan, dalam, berputar dan batuk
Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler, sebagaimana mestinya
15
3. Hipotermi
Defenisi : suhu iti tubuh dibawah kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi
Batasan Karakteristik :
1. Akrosianosis
2. Bradikardi
3. Hipoglikemia
4. Hipoksia
17
5. Kulit dingin
Kriteria hasil :
a. Suhu 37 °C
b. Bayi tidak kedinginan
NIC :
1. Perawatan Hipotermia
Aktivitas :
Monitor suhu pasien, menggunakan alat pengukur dan rute yang tepat
Bebaskan pasien dengan lingkungan yang dingin
Bebaskan pasien dari pakaian yang dingin dan basah
Tempatkan pasien pada posisi telentang
Minimalkan stimulasi pada pasien
Bagi panas tubuh, gunakan baju yang tidak terlalu tebal untuk
menfasilitasi pemindahan panas
Berikan pemanasan eksternal aktif
Berikan pengobatan dengan hati hati
Monitor adanya gejala2 yang berhubungan dengan hipotermi ringan
Monitor warna dan suhu kulit
2. Pengaturan Suhu
Aktivitas:
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
Selimuti bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
Selimuti bayi berat badan lahir rendah dengan selimut berbahan dalam
plastik
Berikan topi stockinette untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru
lahir
Tempatkan bayi baru lahir dibawah penghangat,jika diperlukan
Pertahankan kelembaban pada 50% atau lebih besar dalam inkubator
untuk mencegah hilangnya panas
Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
Berikan medikasi yang tepat untuk mencegah atau mengkontrol menggigil
Berikan pengobatan antiperetik
4
4
5
Intervensi
Kritria Hasil :
5
6
Intervensi :
Intervensi :
6
7
Intervensi
Evaluasi adalah mengkaji respon pasien terhadap standar atau kriteria yang di
tentukan oleh tujuan yang ingin dicapai. Penulisan pada tahap evaluasi proses
keperawatan yaitu terdapat jam melakukan tindakan, data perkembangan pasien yang
7
8
mengacu pada tujuan, keputusan apakah tujuan tercapai atau tidak, serta ada tanda
tangan atau paraf kegiatan yang dilakukan meliputi menggunakan standar keperawatan
yang tepat, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, membandingkan data dengan
kriteria dan menyimpulkan hasil yang kemudian ditulis dalam daftar masalah
(Hidayat,2017)