Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN I

PRE NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


KASUS DHF (DENGUE HAEMORRAGHIC FEVER)
RUANG ICU/ICCU

Dosen Pembimbing : Era Widia Sary, Ns.M.Kep

Disusun oleh :
Nama : Tina Lestari
Npm : 1614201110059
Semester : 7
Kelas A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN 2019/2020
Banjarmasin, ……...……………2019

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(……………………………) (……………………………..)
1. Anatomi Fisiologis

(Darah)

Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ


pembentuk darah dan penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel darah,
serta sumsum tulang.Darah adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain,
karena berbentuk cairan. Jumlah darah dalam tubuh adalah 6-8% berat tubuh
total. Empat puluh lima sampai 60% darah terdiri darisel-sel, terutama eritrosit,
leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai media transportasi, serta
memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan (Atul dan Victor,cit.Arifin
dkk,2015)
Anatomi Fisiologi (menurut Syaiffudin, 2011)
1. Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
a) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah mempunyai fungsi khusus untuk
mentransport oksigen. (normalnya 3,50-5,50 Juta/ul)
b) Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit
dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut.Sel darah putih yang
mengandung inti, (normalnya 4.0-10.0 ribu/ul)
c) Trombosit (sel pembeku darah)
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran
darah tidak berwarna, (normalnya 150-450 ribu/ul)
2. Struktur Sel
a) Membran sel (selaput sel)
Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk
rangsangan yang datang.
a) Plasma
Terdiri dari beberapa komponen yaitu :
 Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah serta
melawan bibit penyakit (immunoglobulin). .
 Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
 Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk
membantu metabolisme.
 Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri
 Sesuai produk jaringan : urea, asam urat dan kreatinin

2. Definisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorragic Fever


(DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (Nurarif, 2015).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong
arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (betina) (Resti, 2014).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan
beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (PADILA, 2012)
Sehingga saya sebagai penulis dapat menyimpulkan bahwa penyakit
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus )
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

3. Etiologi

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok


arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh
artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypy.
(Widoyono, 2010).
Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang,
telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari,
kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari.
Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100
butir (Murwani, 2011).

4. Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan


menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat
bradikinin, serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus (Murwani, 2011).
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di
seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit, hiperemia
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran hati (hepatomegali). Menurut Ngastiyah (2011)
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan akan di lepas C3a dan C5a
dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibtkan terjadinya pembesaran plasma ke
ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang eksta seluler
mengakibatkan kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningatan hematokrit >20%) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena
(Noersalam,dkk 2013).
Adanya kebocoran plasma Setelah pemberian cairan intravena,
peningkatan jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma telah
teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi kecepatan
dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung,
sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang
buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik
berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan
kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik (Murwani, 2011)
Pathway
Virus Dengue terdapat pada
nyamuk aedes aeygypty

Nyamuk aedes aeygypty


menggigit Manusia

Masuk ke Aliran Darah

Viremia

Komplemen Antigen
Mekanisme Tubuh Untuk dan Renjatan (proses
Melawan Virus Antibodi Meningkat imunologi)

Peningkatan Asam Pembebasan Histamin Ke pembuluh darah dan ke otak melalui


Lambung aliran darah
Anoreksia, mual,
Peningkatan
Virus berkembang di
Muntah permebilitas dinding
dalam darah
pembuluh darah

Defisiensi
kekurangan
volume cairan Kebocoran plasma Hipertermi

Plasma banyak menguap

pada jaringan
interstitial tubuh

Edema

Penekanan syaraf

Nyeri Akut

Sumber : Murwani (2011), Ngastiyah (2011), Noersalam (2013), Herdman (2010).


5. Manifestasi Klinis

Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah :


1. Demam tinggi 5-7 hari
1. Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie
2. Epistaksi, hemamelena, hematuria
3. Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
4. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
5. Sakit kepala
6. Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
7. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan darah
menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat dan
lemah).

6. Pemeriksaan diagnostik

Langkah - langkah diagnosa medik pemeriksaan menurut


(Murwani, 2011):

a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal:


pria 40-50%; wanita 35-47%

b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara


tekanan systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5
menit untuk anak-anak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang
20 pada diameter 2,5 inchi.

c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali dengan


memakai kertas saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktu
pasien masuk rumah sakit, kedua diambil pada waktu akan pulang dan
ketiga diambil 1-3 mg setelah pengambilan yang kedua. Kertas ini
disimpan pada suhu kamar sampai menunggu saat pengiriman.
7. Penatalaksanaan Medis

Untuk penderita DHF sebaiknya dirawat dikamar yang bebas nyamuk


(berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita berikan sesuai
dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan beratnya
penyakit :
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan
elektrolit karena adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman
karena demam, nyeri epigastrium, dan perputaran bola mata.

Perawatan: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu


makan dianjurkan minum yang banyak 1500-2000cc/hari), diberi
kompres dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi.

b. Derajat II: peningkatan kerja jantung

: pengobatan diberikan sesuai dengan intruksi dokter, perhatikan teknik-


teknik pemasangan infus, jangan menambah pendarahan, tetap
diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan pendarahannya,
semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila keadaan
memburuk segera lapor dokter.

b. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung


menurun, penderita mengalami pre shock/ shock.

Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi


terlentang denan kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara
pakaian yang ketat dilonggarkan, bila ada lender dibersihkan dari mulut
dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi
atas izin dokter.
8. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari


pengumpulan, verifikasi, komunikasi dan data tentang pasien. Pengkajian
ini didapat dari dua tipe yaitu data subyektif dan persepsi tentang masalah
kesehatan mereka dan data obyektif yaitu pengamatan/pengukuran yang
dibuat oleh pengumpulan data.

Berdasarkan klasifikasi NANDA (Herdman, 2010), fokus pengkajian yang


harus dikaji tergantung pada ukuran, lokasi, dan etiologi kalkulus:

a. Aktivitas/ Istirahat

Gejala: keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya,


pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi.

b. Sirkulasi

Tanda: peningkatan TD, HR, nadi, kulit hangat dan kemerahan.

c. Eliminasi

Gejala: riwayat ISK, obstruksi sebelumnya, penurunan volume urin,


rasa terbakar.

Tanda: oliguria, hematuria, piouria, perubahan pola berkemih.

d. Pencernaan

Tanda: mual, muntah.


9. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
2. Defisiensi volume cairan berhubungan dengan asupan
cairan kurang
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
10. Intervensi Keperawatan

A. Rencana Keperawatan

No Dx Keperawatan NOC NIC

1 Domain11.Kelas 6. Dalam waktu 2 x 15 menit 3786.Perawatan Hipertermi


Kode Diagnosis 0007 masalah kenaikan suhu 1. Monitor suhu tubuh
 Hipertermi b/d tubuh teratasi dengan dan Tanda tanda vital
penyakit kriteria hasil: lainnya
Termoregulasi : 2. Monitor warna kulit
 Klien dapat dan suhu
Melaporkan 3. Longgarkan atau
kenyamanan suhu lepaskan pakaian
(dipertahankan pada 4. Kolaborasikan dengan
skala 2 (banyak dokter pemberian
terganggu) obat/cairan IV(anti
ditingkatkan ke skala piretik, agen bakteria
5(tidak terganggu) ) dan agen menggigil)
 Peningkatan suhu
kulit (dipertahankan
pada skala 1 (berat)
ditingkatkan ke skala
4(ringan) ) (NIC, 2018-2020)
(NOC, 2018-2020)
2 Domain 2. Kelas 5 Dalam waktu > 3x24 jam 4120 manajemen cairan
kode Diagnosis 00027 masalah cairan dapat 1. timbang berat badan
 Defisiensi teratasi dengan kriteria setiap hari dan
volume cairan hasill: monitor status pasien
b.d asupan  Keseimbangan 2. .jaga intake/asupan
cairan kurang cairan yang akurat dan catat
 Hidrasi output pasien
 Keseimbangan 3. monitor status
intake dan output hidrasi(misal
dalam 24 jam membran mukosa
(dipertahankan pada lembab, denyut nadi
2 ditingkatan ke 4) adekuat)
 Kelembaban monitor laboratorium
membran mukosa yang relevan dengan
(dipertahankan pada retensi
skala 2 (banyak cairan( misal,peningkatan
terganggu) BUN, penurunan
ditingkatan ke skala hematocrit)
5 (tidak terganggu) )
 Hematocrit
(dipertahankan pada
skala 1(sangat
terganggu)
ditingkatan ke skala
5( tidak terganggu) )
 Berat badan stabil
(dipertahankan pada
skala 3 (cukup
terganggu) (NIC. 2018-2020)
ditingkatan ke skala
5( tidak terganggu) )
(NOC. 2018-2020)
3 Domain 12. Kelas 1 Dalam waktu > dari 1 jam 1400 Managemen nyeri
kode Diagnosis 00132 nyeri atau masalah teratasi 1. Lakukan pengkajian
 Nyeri akut b.d dengan nyeri secara
agen cedera kriteria hasil : komferhensif,
biologis - kontrol nyeri termasuk lokasi,
mampu melaporkan karakteristik, durasi
nyeri yang Frekuensi, kualitas,
terkontrol(dipertahan intensitas nyeri dan
kan pada skala 1 factor pencetus
(kadang kadang 2. Pertahankan tirah
menunjukan) baring, posisi semi
ditingkatan ke 5 fowler dengan tulang
(secara konsisten spinal, pinggang dan
menunjukan) lutut dalam keadaan
fleksi, posisi telentang
(NOC, 2018-2020) 3. Ajarkan
menggunakan teknik
non farmakologis
(mis, relaksasi,
distraksi, terapi
music, pijat
(NIC, 2018-2020)
DAFTAR PUSTAKA

Suyono, Slamet. 2010.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Jakarta ; FKUI

Nurarif, A. H. & Kusuma H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda. Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction

Judith, M. W., & Nancy, R. A. (2012). Diagnosa Keperawatan Nanda NIC


NOC. Jakarta:EGC

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2012-2014. Jakarta : EGC.

Diagnosis Keperawatan Nanda NIC NOC (2018-2020) Edisi 11 buku kedokteran :


Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai