2. Terapi Paliatif (Efusi pleura haemorhagic). 3. Torakosentesis. Aspirasi cairan pleura selain bermanfaat untuk memastikan diagnosis apakah terdapat cairan atau udara dirongga dada, aspirasi juga dapat dikerjakan dengan tujuan terapetik. Pemasangan water sealed drainage (WSD) adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan sesak. Indikasi untuk melakukan torakosentesis adalah: a. Menghilangkan sesak napas yang ditimbulkan oleh akumulasi cairan rongga pleura. b. Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal. c. Bila terjadi reakumulasi cairan. Pengambilan pertama cairan pleura jangan lebih dari 1000 cc, karena pengambilan cairan pleura dalam waktu singkat dan dalam jumlah banyak dapat menimbulkan sembab paru yang ditandai dengan batuk dan sesak.
Gambar 2.5 Pemasangan WSD
4. Pleurodesis. a. Dilakukan pada efusi pleura maligna yang tidak dapat dikontrol atau pada efusi yang terus menerus terjadi setelah dilakukan torasintesis berulang. b. Obat-obatan yang dipakai untuk pleurodesis antara lain tetrasiklin HCl (derivat- derivatnya yang bereaksi dengan asam misalnya : teramisin HCl doksisiklin HCl), bleomisin, fluoro-urasil dan talk, larutan glukosa 40%. Bleomisin dan fluorourasil dapat dipakai pada efusi pleura maligna. Pada pemberian obat ini WSD harus dipasang dan paru dalam keadaan mengembang. Apabila dalam waktu 24 jam-48 jam cairan tidak keluar, selang toraks dapat dicabut. Komplikasi tindakan pleurodesis adalah sedikit sekali dan biasanya berupa nyeri pleuritik atau demam.14