Efusi pleura harus segera mendapatkan tindakan pengobatan karena cairan pleura akan
menekan organ-organ vital dalam rongga dada. Beberapa macam pengobatan atau tindakan yang dapat
dilakukan pada efusi pleura masif adalah sebagai berikut :
Hemotoraks
Kilotoraks
Empiema
Pleuritis TB.
Torakosentesis
keluarkan cairan seperlunya hingga sesak - berkurang (lega); jangan lebih 1-1,5 liter pada setiap
kali aspirasi. Zangelbaum dan Pare menganjurkan jangan lebih 1.500 ml dengan waktu antara 20-30
menit. Torakosentesis ulang dapat dilakukan pada hari berikutnya. Torakosentesis untuk tujuan
diagnosis setiap waktu dapat dikerjakan, sedangkan untuk tujuan terapeutik pada efusi pleura
tuberkulosis dilakukan atas beberapa indikasi.
Adanya keluhan subjektif yang berat misalnya nyeri dada, perasaan tertekan pada dada.
Cairan sudah mencapai sela iga ke-2 atau lebih, sehingga akan mendorong dan menekan jantung dan
alat mediastinum lainnya, yang dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba.
Suhu badan dan keluhan subjektif masih ada, walaupun sudah melewati masa 3 minggu. Dalam hal
seperti ini biasanya cairan sudah berubah menjadi pyotoraks.
Penyerapan cairan yang terlambat dan waktu sudah mendekati 6 minggu, namun cairan masih tetap
banyak.
Chest tube
jika efusi yang akan dikeluarkan jumlahnya banyak, lebih baik dipasang selang dada (chest tube),
sehingga cairan dapat dialirkan dengan lambat tapi sempurna. Tidaklah bijaksana mengeluarkan lebih
dari 500 ml cairan sekaligus. Selang dapat diklem selama beberapa jam sebelum 500 ml lainnya
dikeluarkan. Drainase yang terlalu cepat akan menyebabkan distres pada pasien dan di samping itu
dapat timbul edema paru.
Pleurodesis
Pleurodesis dimaksudkan untuk menutup rongga pleura sehingga akan mencegah penumpukan
cairan pluera kembali. Hal ini dipertimbangkan untuk efusi pleura yang rekuren seperti pada efusi
karena keganasan Sebelum dilakukan pleurodeSis cairan dikeluarkan terlebih dahulu melalui selang
dada dan paru dalam keadaan mengembang
Pleurodesis dilakukan dengan memakai bahan sklerosis yang dimasukkan ke dalam rongga
pleura. Efektifitas dari bahan ini tergantung pada kemampuan untuk menimbulkan fibrosis dan obliterasi
kapiler pleura. Bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk keperluan pleurodesis ini yaitu : Bleomisin,
Adriamisin, Siklofosfamid, ustard, Thiotepa, 5 Fluro urasil, perak nitrat, talk, Corynebacterium parvum
dan tetrasiklin Tetrasiklin merupakan salah satu obat yang juga digunakan pada pleurodesis, harga
murah dan mudah didapat dimana-mana. Setelah tidak ada lagi cairan yang keluar masukkanlah
tetrasiklin sebanyak 500 mg yang sudah dilarutkan dalam 20-30 ml larutan garam fisiologis ke dalam
rongga pleura, selanjutnya diikuti segera dengan 10 ml larutan garam fisiologis untuk pencucian selang
dada dan 10 ml lidokain 2% untuk mengurangi rasa sakit atau dengan memberikan golongan narkotik
1,5-1 jam sebelum dilakukan pleurodesis. Kemudian kateter diklem selama 6 jam, ada juga yang
melakukan selama 30 menit dan selama itu posisi penderita diubah-ubah agar tetrasiklin terdistribusi di
seluruh rongga pleura. Bila dalam 24-48 jam cairan tidak keluar lagi selang dada dicabut.
2. Empiema
3. Pleurektomi yaitu mengangkat pleura parietalis; tindakan ini jarang dilakukan kecuali pada efusi
pleura yang telah mengalami kegagalan setelah mendapat tindakan WSD, pleurodesis kimiawi, radiasi
dan kemoterapi sistemik, penderita dengan prognosis yang buruk atau pada empiema atau hemotoraks
yang tak diobati
4. Ligasi duktus torasikus, atau pleuropritoneal shunting yaitu menghubungkan rongga pleura dengan
rongga peritoneum sehingga cairan pleura mengalir ke rongga peritoneum. Hal ini dilakukan terutama
bila tindakan torakosentesis maupun pleurodesis tidak memberikan hasil yang memuaskan; misalnya
tumor atau trauma pada kelenjar getah bening.