Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

EFUSI PLEURA

Pembimbing : dr. Hakimansyah. Sp. B


Penulis : Cindy Alvina Hendryan
RSUD Kota Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Anatomi dan Fisiologi Pleura


Pleura membran tipis yang melapisi paru terdiri dari 2 lapisan
yaitu pleura visceralis dan parietalis. Secara histologis kedua
lapisan ini terdiri dari sel mesothelial, jaringaan ikat, dan dalam
keadaan normal, berisikan lapisan cairan yang sangat tipis.
Membran serosa yang membungkus parekim paru pleura
viseralis
Membran serosa yang melapisi dinding thorak, diafragma, dan
mediastinum pleura parietalis.

Anatomi dan Fisiologi Pleura


Pleura Visceralis
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit. Di bawah sel-sel
mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit,
di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan
serat-serat elastik.
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak
mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a.
Brakhialis serta pembuluh limfe
Fungsinya untuk mengabsorbsi cairan pleura.

Anatomi dan Fisiologi Pleura


Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan
ikat (kolagen dan elastis).
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a.
Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak
reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan
perbedaan temperatur berasal n. Intercostalis dinding dada dan
alirannya sesuai dengan dermatom dada.
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura

Definisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana
terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang
berlebihan di dalam rongga pleura, yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran cairan pleura.

Etiologi
Mekanisme sebagai berikut memainkan peran dalam pembentukan efusi pleura:
Perubahan permeabilitas membran pleura (misalnya, radang,
keganasan, emboli paru)
Pengurangan tekanan onkotik intravaskular (misalnya,
hipoalbuminemia, sirosis)
Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan pembuluh
darah (misalnya, trauma, keganasan, peradangan, infeksi, infark paru, obat
hipersensitivitas, uremia, pankreatitis)
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi sistemik
dan / atau paru-paru (misalnya, gagal jantung kongestif, sindrom vena kava
superior)
Pengurangan tekanan dalam ruang pleura, mencegah ekspansi paru penuh
(misalnya, atelektasis yang luas, mesothelioma)

Etiologi
Penurunan drainase limfatik atau penyumbatan lengkap,
termasuk obstruksi duktus toraks atau pecah (misalnya, keganasan,
trauma)
Peningkatan cairan peritoneal, dengan migrasi di diafragma
melalui limfatik atau cacat struktural (misalnya, sirosis, dialisis
peritoneal)
Perpindahan cairan dari edema paru ke pleura viseral
Peningkatan tekanan onkotik di cairan pleura yang persisiten
menyebabkan adanaya akumulasi cairan di pleura
Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang
(tuberkulosis, pneumonia, virus, bronkiektasis, abses amuba subfrenik
yang menembus ke rongga pleura), karena tumor dan trauma

Klasifikasi
Efusi pleura umumnya diklasifikasikan berdasarkan
mekanisme pembentukan cairan dan kimiawi cairan
menjadi 2 yaitu atas transudat atau eksudat.
Transudat hasil dari ketidakseimbangan antara
tekanan onkotik dengan tekanan hidrostatik.
Eksudat adalah hasil dari peradangan pleura atau
drainase limfatik yang menurun.
Dalam beberapa kasus mungkin terjadi kombinasi
antara karakteristk cairan transudat dan eksudat.

Klasifikasi
Transudat
Transudat terjadi apabila terjadi ketidakseimbangan antara tekanan kapiler
hidrostatik dan koloid osmotic, sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi
pleura melebihi reabsorpsinya oleh pleura lainnya.
Penyakit-penyakit yang menyertai transudat adalah:
Gagal jantung kiri (terbanyak)
Sindrom nefrotik
Obstruksi vena cava superior
Asites pada sirosis hati (asites menembus suatu defek diafragma atau masuk melalui
saluran getah bening)

Klasifikasi
Eksudat
Eksudat merupakan cairan yang terbentuk melalui membrane kapiler yang
permeabelnya abnormal dan berisi protein berkonsentrasi tinggi
dibandingkan protein transudat.
Penyakit yang menyertai eksudat, antara lain:
Infeksi (tuberkulosis, pneumonia)
Tumor pada pleura
Iinfark paru,
Karsinoma bronkogenik
Radiasi

Manifestasi Klinis
Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang
disebabkan oleh penyakit dasar.
Pneumonia akan menyebabkan demam,
menggigil
Nyeri dada pada pleuritis.
Efusi malignan dapat mengakibatkan dispnea
dan batuk.
Ukuran efusi akan menentukan keparahan
gejala.

Manifestasi Klinis
Dari anamnesa didapatkan :
Sesak nafas bila lokasi efusi luas. Sesak napas terjadi pada saat
permulaan pleuritis disebabkan karena nyeri dadanya dan apabila
jumlah cairan efusinya meningkat, terutama kalau cairannya penuh
Rasa berat pada dada
Batuk pada umumnya non produktif dan ringan, terutama apabila
disertai dengan proses tuberkulosis di parunya, Batuk berdarah pada
karsinoma bronchus atau metastasis
Demam subfebris pada TBC, demam menggigil pada empiema

Manifestasi Klinis
Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi
yang sakit)
Dinding dada lebih cembung dan gerakan
tertinggal
Vokal fremitus menurun
Perkusi dull sampal flat
Bunyi pernafasan menurun sampai menghilang
Pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat
dapat dilihat pada treakhea

Manifestasi Klinis
Nyeri dada pada pleuritis :
Simptom yang dominan adalah sakit yang tiba-tiba seperti ditikam dan
diperberat oleh bernafas dalam atau batuk. Pleura visceralis tidak
sensitif, nyeri dihasilkan dari pleura parietalis yang inflamasi dan
mendapat persarafan dari nervus intercostal. Nyeri biasanya dirasakan
pada tempat-tempat terjadinya pleuritis, tapi bisa menjalar ke daerah
lain :
Iritasi dari diafragma pleura posterior dan perifer yang dipersarafi
oleh G. Nervus intercostal terbawah bisa menyebabkan nyeri pada
dada dan abdomen.
Iritasi bagian central diafragma pleura yang dipersarafi nervus
phrenicus menyebabkan nyeri menjalar ke daerah leher dan bahu.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi thoraks
Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui
torakosentesis.
Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita dengan
posisi duduk. Aspirasi dilakukan toraks, pada bagian bawah paru di sela
iga v garis aksilaris media dengan memakai jarum Abbocath nomor 14
atau 16. Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000 1500 cc
pada setiap kali aspirasi.

Tatalaksana
Obati penyakit yang mendasari
Thorakosentesis
dilakukan atas beberapa indikasi:

Adanya keluhan subjektif yang berat misalnya nyeri


dada, perasaan tertekan pada dada.
Cairan sudah mencapai sela iga ke-2 atau lebih,
sehingga akan mendorong dan menekan jantung dan
alat mediastinum lainnya, yang dapat menyebabkan
kematian secara tiba-tiba.
Penyerapan cairan yang lambat

Tatalaksana
Chest tube
Jika efusi yang akan dikeluarkan jumlahnya banyak, lebih
baik dipasang selang dada (chest tube), sehingga cairan
dapat dialirkan dengan lambat tapi sempurna.
Pleurodesis
Pleurodesis dimaksudkan untuk menutup rongga pleura
sehingga akan mencegah penumpukan cairan pluera
kembali. Hal ini dipertimbangkan untuk efusi pleura yang
rekuren seperti pada efusi karena keganasan Sebelum
dilakukan pleurodesis cairan dikeluarkan terlebih dahulu
melalui selang dada dan paru dalam keadaan mengembang

Tatalaksana
Pengobatan pembedahan mungkin
diperukan untuk :
Hematoraks terutama setelah trauma
Empiema
Pleurektomi yaitu mengangkat pleura parietalis
Ligasi duktus torasikus, atau pleuropritoneal
shunting yaitu menghubungkan rongga pleura
dengan rongga peritoneum sehingga cairan
pleura mengalir ke rongga peritoneum.

Komplikasi
Infeksi.
Pengumpulan cairan dalam ruang pleura dapat mengakibatkan
infeksi (empiema primer), dan efusi pleura dapat menjadi terinfeksi setelah
tindakan torasentesis (empiema sekunder). Empiema primer dan sekunder harus
didrainase dan diterapi dengan antibiotika untuk mencegah reaksi fibrotik.
Antibiotika awal dipilih gambaran klinik. Pilihan antibiotika dapat diubah setelah
hasil biakan diketahui.
Fibrosis
Fibrosis pada sebagian paru-paru dapat mengurangi ventilasi dengan membatasi
pengembangan paru.

Prognosis
Prognosis pada efusi pleura bervariasi sesuai
dengan etiologi yang mendasari kondisi itu.
Namun pasien yang memperoleh diagnosis dan
pengobatan lebih dini akan lebih jauh terhindar
dari komplikasi daripada pasien yang tidak
memedapatkan pengobatan dini.

Anda mungkin juga menyukai