Anda di halaman 1dari 28

Laringitis Tuberkulosis

Lany Harlianto
405101134
Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara
Periode 18 Januari 2016 20 Februari 2016

Daftar Isi
Anatomi Laring
Fisiologi Laring
Laringitis Tuberkulosis
Defenisi
Etiologi
Patogenesis
Klasifikasi
Gambaran klinis
Gejala klinis
Diagnosa dan Diagnosa Banding
Penatalaksanaan
Prognosis

Anatomi Laring
Laring

Laring merupakan bagian terbawah saluran napas bagian


atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung
dengan bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah.

Batas Laring

Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan


batas bawahnya ialah batas kaudal kartilago krikoid.

Anatomi Laring
Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan yang menyusun laring adalah


kartilago epiglotis; kartilago tiroid; kartilago
krikoid; kartilago aritenoid; kartilago
kornikulata; kartilago kuneiformis.

Anatomi Laring
Ligamentum yang membentuk

susunan laring adalah


ligamentum seratokrikoid
(anterior, lateral, dan
posterior);
ligamentum krikotiroid
medial dan posterior
ligamentum
kornikulofaringeal
ligamentum hiotiroid medial
ligamentum hioepiglotika
ligamentum ventrikular
ligamentum vokal
ligamentum tiroepiglotika.

Ligamentum Laring

Anatomi Laring
Otot Otot Laring

Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otototot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik.
Otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring
secara keseluruhan, sedangkan otot-otot intrinsik
menyebabkan gerak bagian-bagian laring tertentu
yang berhubungan dengan gerakan pita suara.

Anatomi Laring
Otot-otot ekstrinsik laring

ada yang terletak di atas tulang hioid


(suprahioid), dan ada yang terletak di bawah
tulang hioid (infrahioid).
Otot-otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi

menarik laring ke bawah


Otot-otot ekstrinsik yang suprahioid (4) ialah
m.digastrik; m.geniohioid; m.stilohioid dan
m.milohioid.
Otot-otot ekstrinsik laring yang infrahioid menarik
laring ke atas.
Otot infrahioid (3) ialah m.sternohioid; m.omohioid;
dan
m.tirohioid.

Otot Ekstrinsik

Anatomi Laring
Otot-otot intrinsik laring di bagi menjadi 2 bagian

ialah :
Otot - otot ini terletak di bagian lateral laring:

m.krikoaritenoid lateral; m.tiroepiglotika; m.vokal;


m.tiroaritenoid; m.ariepiglotika; dan m.krikotiroid.
Otot-otot intrinsik laring yang terletak di bagian
posterior :
m.aritenoid transversum; m.aritenoid oblik; dan
m.krikoaritenoid posterior.
Sebagian besar otot-otot intrinsik adalah otot aduktor

(kontraksinya akan mendekatkan kedua pita suara ke


tengah) kecuali M.krikoaritenoid posterior yang
merupakan otot abduktor (kontraksinya akan
menjauhkan kedua pita suara ke lateral).

Otot interinsik

Anatomi Laring
Persarafan Laring

Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus


vagus, yaitu N. laring superior dan N.laring
inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran
saraf motorik dan sensorik.

Anatomi Laring
Perdarahan Laring yaitu
A.laring superior merupakan cabang dari A. tiroid
superior yang memperdarahi mukosa dan otot-otot
laring.
Arteri laring inferior merupakan cabang dari arteri
tidoid inferior. Di dalam laring arteri itu bercabangcabang memperdarahi mukosa dan otot serta
beranastomosis dengan A. laring superior.

Anatomi Laring
Perdarahan Laring yaitu
Vena laring superior dan vena laring inferior
letaknya sejajar dengan A. laring superior dan
inferior dan kemudian bergabung dengan vena
tiroid superior dan inferior

Fisiologi Laring
Fungsi Laring
Untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi,
menelan, emosi serta fonasi, mengatur besar
kecilnya rima glotis dan membantu proses
menelan.

Laringitis Tuberkulosis
Defenisi
adalah proses inflamasi pada mukosa pita
suara dan laring yang terjadi dalam jangka
waktu lama yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosa.
Etiologi
Laringitis tuberkulosis disebabkan infeksi laring
oleh Mycobacterium tuberculosa yang hampir
selalu akibat tuberkulosis paru aktif.

Laringitis Tuberkulosis
Patogenesis

Laringitis tuberkulosis umumnya


merupakan sekunder dari lesi
tuberkulosis paru aktif,
Secara umum, infeksi kuman ke
laring dapat terjadi melalui udara
pernapasan, sputum yang
mengandung kuman, atau
penyebaran melalui darah atau
limfe.

Laringitis Tuberkulosis
Klasifikasi

Berdasarkan mekanisme terjadinya


laringitis tuberkulosis dikategorikan
menjadi 2 mekanisme, yaitu:
Laringitis Tuberkulosis Primer
Laringitis Tuberkulosis Sekunder

Laringitis Tuberkulosis
Gambaran klinis

Secara klinis, laringitis tuberkulosis


terdiri dari 4 stadium, yaitu:
Stadium infiltrasi;
Stadium ulserasi;
Stadium perikondritis; dan
Stadium fibrotuberkulosis

Laringitis Tuberkulosis
Gejala klinis

Tergantung pada stadiumnya, disamping itu


terdapat gejala sebagai berikut:
Rasa kering, panas dan tertekan di daerah laring;
Suara parau berlangsung berminggu-minggu,

sedangkan pada stadium lanjut dapat timbul afoni;


Hemoptisis;
Nyeri waktu menelan yang lebih hebat bila
dibandingkan dengan nyeri karena radang lainnya,
merupakan tanda yang khas;
Keadaan umum buruk;
Pada pemeriksaan paru (secara klinis dan radiologik)
terdapat proses aktif (biasanya pada stadium
eksudatif atau pada pembentukan kaverne).

Laringitis Tuberkulosis
Diagnosa berdasarkan :
Anamnesis;
Gejala dan pemeriksaan klinis;
Laboratorium;
Foto toraks;
Laringoskopi;
Pemeriksaan patologi anatomik.

Laringitis Tuberkulosis
Diagnosa banding :
Laringitis leutika
Karsinoma laring
Aktinomikosis laring
Lupus vulgaris laring

Laringitis Tuberkulosis
Penatalaksana

Laringitis Tuberkulosis
Penatalaksana

Laringitis Tuberkulosis
Penatalaksana

Laringitis Tuberkulosis
Penatalaksana

Laringitis Tuberkulosis
Prognosis
Tergantung pada keadaan sosial
ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat
serta ketekunan berobat. Bila diagnosis
dapat ditegakkan pada stadium dini
maka prognosisnya baik.

Daftar Pustaka
Ballenger John. Penyakit Granulomatosa Kronik Laring. Dalam:

Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Jilid


1.Jakarta: Binarupa Aksara.2013
Soepardi AE, Iskandar N, dkk. Kelainan Laring. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Ed 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Purnanta M. Arief. Laryngitis Tuberculosa in ENT Department Dr. Sujito
Hospital Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen ENT-Head and Neck.
Medical Faculty of GMU-Dr. Sarjito Hospital.
Colman BH. Disease of the Nose Throat Ear Head and Neck,
tuberculosis of the larynx. 2007 5. Hibbert J, Laryngology and Head
and Neck Surgery, Atrophic Laryngitis.2004 6. Becker W. Ear, Nose and
Throat Disease, Spesific Form of Chronic Laryngitis.2005
Cummings CW, Flint PW, Harker LA et al. Cummings otolaryngology
head & neck surgery, 4th edition, Volume I. Philadelphia: Elsevier
Mosby, 2010:1618-68
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia :
Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai