Anda di halaman 1dari 21

TUMOR PAROTIS

ANATOMI
Major Glands
Parotid,
submandibular and
sublingual glands.

Minor Glands
Hundreds residing
in the oral cavity,
pharynx and
paranasal sinuses.

Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva yang terbesar.


Beratnya rata-rata 25 gram dan bentuknya irregular, berlobus,
berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah
meatus akustikus eksternus diantara mandibula dan muskulus
sternokleidomastoideus.

ANATOMI

Kelenjar parotis memiliki


saluran
untuk
mengeluarkan sekresinya
yang
dinamakan
Stensens duct yang akan
bermuara di mulut dekat

ANATOMI
Perdarahan kelenjar parotis
berasal dari arteri karotis
eksterna, dimana arteri ini
berjalan medial dari kelenjar
parotis,
kemudian
mempercabangkan
arteri
maksilaris
dan
arteri
temporalis
superior
mempercabangkan
arteri
fasialis
tranversalis
yang
berjalan di anterior zigoma dan
saluran
parotis,
kemudian
memperdarahi kelenjar parotis,
saluran
parotis
dan
otot
Vena maksilaris dan vena temporalis superfisialis
maseter.
bersatu membentuk vena retromandibuler yang
berjalan di sebelah dalam saraf fasialis, kemudian
menyatu dengan vena jugularis eksterna.

ANATOMI

Fungsi sekretomotorik dihantarkan melalui serabut saraf


parasimpatis lewat saraf glosofaringeus. Dalam perjalanan
yang rumit serabut saraf ini memasuki kelenjar parotis setelah
melewati ganglion otik dan dihantarkan melalui saraf
aurikulotemporalis.

berfungsi
motorik
untuk
wajah, masuk ke kelenjar
parotis
dan
membaginya
menjadi 2 zona surgical
(lobus
superfisialis
dan
profunda).
Nervus ini keluar dari skull
base
melalui
foramen
stylomastoid.
Trunkus
kemudian
bercabang
dua
yakni
cabang
temporofasialis
(atas,
bercabang dua: temporal
dan
zigomaticus)
dan
cervicofasialis
(bawah,
bercabang
tiga:
bucal,
marginal
mandibular,
dan
Permukaan superfisialnya di tutupi
oleh kulit
dan
fascia superficial yang mengandung cervical).
cabang fasial dari
saraf aurikuler, nodus limfatikus parotis superfisial,
dan batas bawah dari platisma).

ANATOMI

ANATOMI
Nervus fasialis ini dalam
kelenjar parotis bercabang
menjadi 5, yaitu:
Cabang temporal ke otot
frontalis
Cabang zigoma ke otot
orbicularis oculi
Cabang bucal ke otot wajah
dan bibir atas
Cabang mandibular ke otot
bibir bawah dagu
Cabang cervical ke otot
plastisma

FISIOLO
SekresiGI
saliva dapat ditingkatkan
saliva yang berbeda:

melalui dua jenis refleks

DEFINI
SI

TUMOR
PAROTIS

Tumor merupakan pertumbuhan


baru suatu jaringan dengan
multiplikasi sel-sel yang tidak
terkontrol dan progresif, disebut
juga sebagai neoplasma.
Tumor parotis adalah tumor yang
menyerang kelenjar liur parotis.

EPIDEMIOLOGI
Dari tumor kelenjar saliva, insidens tumor parotis paling tinggi,
yaitu sekitar 80%, tumor submandibular 10%, tumor sublingual
1%, tumor kelenjar saliva kecil dalam mulut 1%.
Sebagian besar tumor parotis adalah jinak. Tumor jinak yang
paling sering adalah mixed tumor / pleomorfik adenoma, dan
Wartins tumor. Hanya sekitar 20% tumor parotis yang ganas.

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor kelenjar parotis masih
belum jelas.
Paparan rokok dan konsumsi alkohol tidak ada
hubungannya dengan pertumbuhan tumor
parotis. Kontroversi
Sejauh ini, paparan radiasi ion sudah ditetapkan
sebagai faktor resiko terjadinya tumor parotis.
Seseorang yang pernah mengalami terapi radiasi
dan terapi UV pada kepala dan leher
meningkatkan faktor risiko. Faktor resiko lain yang
mempengaruhi terjadinya karsinoma kelenjar liur
adalah usia, pekerjaan, nutrisi, dan genetik.

Gambaran klinik Adenoma Pleomorfik (kanan) dan potongan


diseksi adenoma pleomorfik (kiri)

PROSEDUR DIAGNOSTIK
ANAMNESIS
Informasi tentang keluhan, perjalanan penyakit,
penyebab atau faktor resiko dan riwayat pengobatan
Keluhan umumnya berupa benjolan soliter tanpa rasa
nyeri di pre / infra / retroaurikula, submandibula dan
dalam rongga mulut. Terkadang disertai rasa nyeri
sedang sampai hebat.
Paralisis nervus fasialis , kelenjar getah bening leher,
gangguan pendengaran, kebas-kebas di wajah atau
adanya perbedaan bentuk / ukuran antara wajah sisi kiri
dengan sisi kanan
Faktor resiko perlu ditanyakan terutama tenteng
paparan radiasi, pekerjaan dan paparan limbah pabrik dll

PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
FISIK
a.) Status general
Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki,
tentukan :
1. Penampilan (Karnofski / WHO)
2. Keadaan umum
adakah anemia, ikterus, periksa T,N,R,t,
kepala, toraks,
abdomen, ekstremitas,vertebra, pelvis
3. apakah ada tanda dan gejala ke arah
metastase jauh (paru, tulang tengkorak, dll)

PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
FISIK
b.) Satus lokal
1. Inspeksi (termasuk intraoral, adakah
pendesakan tonsil/uvula)
2. Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk
menilai konsistensi, permukaan, mobilitas
terhadap jaringan sekitar)
3. Pemeriksaan fungsi n.VII,VIII,IX,X,XI,XII
karena lintasan nervus-nervus tersebut dekat
dengan kelenjar parotis
c.) Status regional
Palpasi, apakah ada pembesaran kelenjar
getah bening leher ipsilateral dan
kontralateral. Bila ada pembesaran tentukan
lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan

PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

STAGING TUMOR
PAROTIS

TNM

Keterangan

Tx

Tumor primer tak dapat ditentukan

ST

T1

N0

M0

T2

N0

M0

T0

Tidak ada tumor primer

T1

Tumor < 2cm, tidak ada ekstensi ekstraparenkim

II

T3

N0

M0

T2

Tumor >2cm-4cm, tidak ada ekstensi ektraparenkim

III

T1

N1

M0

T3

Tumor >4cm-6cm, atau ada ekstensi ekstraprenkim tanpa terlibat n.VII

IV

T2
T4

N1
N0

M0
M0

T3

N1

M0

T4
Tiap T

N1
N2

M0
M0

Tiap T

N3

M0

Tiap T

Tiap N

M1

T4

Tumor >6cm, atau ada invasi ke n.VII/dasar tengkorak

Nx

Metastase k.g.b tak dapat ditentukan

N0

Tidak ada metastase k.g.b

N1

Metastase k.g.b tunggal <3cm, ipsilateral

N2

Metastase

N2a

ipsilateral/bilateral/kontralateral
Metastase k.g.b tunggal >3cm-6cm, ipsilateral

N2b

Metastase k.g.b multipel > 6cm, ipsilateral

N2c

Metastase k.g.b > 6cm, bilateral/kontralateral

N3

Metastase k.g.b >6cm

Mx

Metastse jauh tak dapat ditentukan

M0

Tidak ada metastase jauh

M1

Metastase jauh

k.g.b

tunggal/multipel

>3cm-6cm,

PENATALAKSANAAN
Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah
Pembedahan (parotidektomi superfisial atau total sesuai
dengan lokasi tumor dengan preservasi nervus fasialis)
Radioterapi sebagai terapi ajuvan pasca bedah diberikan
hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinoma kelenjar
liur yang inoperabel.
Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun
masih dalam penelitian, dan hasilnya masih belum
memuaskan.

KOMPLIKASI
Trauma Nervus Facialis
Sekitar 15-20% kasus (15-20 dalam 100 pasien) nervus
fasialisnya
mengalami
trauma
sehingga
terjadi
kelemahan pada otot-otot fasialis. Ini biasanya sembuh
dalam 14 hari sampai 3 bulan setelah operasi dan
penyembuhan bisa lebih cepat dengan latihan terapi
bicara dan bahasa. Sebanyak 1% kasus terjadi
kelemahan permanen dari nervus fasialis. Beberapa
pasien mengalami kelemahan nervus fasialis cabangcabang tertentu saja.
Hematoma
Hematoma mengenai 3 dari 26 pasien. Terjadi karena
blokade drainase sehingga pada pasien post
parotidektomi dipasang drain untuk mencegah
terjadinya hematoma.

KOMPLIKASI
Freys Syndrome
Nama lain Freys syndrome adalah Baillargers syndrome,
Dupuys syndrome, auriculotemporal syndrome, atau FreyBaillarger syndrome
Merupakan komplikasi tersering pada pasien pasca operasi
parotidektomi yaitu sebanyak 6 orang dari 26 pasien.
Freys syndrome adalah manifestasi klinik berupa
kemerahan dan berkeringat pada hemifasial setelah
stimulus kelenjar saliva dan mengunyah. Freys Syndrome ini
biasanya terjadi setelah cedera traumatik regio parotis
seperti parotidektomi, fraktur kondilar, trauma tumpul, insisi
dan drainase abses. Sindrom ini bisa muncul setelah
beberapa minggu sampai beberapa tahun setelah trauma.

PROGNOSI
S
Jika tumor dapat diangkat seluruhnya dengan kapsul
utuh secara teori adenoma pleomorfik dapat sembuh
100%. Kekambuhan pada kasus adenoma pleomorfik
relatif rendah setelah pengangkatan tumor.
Tumor ini jika tidak dilakukan tindakan pengobatan
dalam waktu lama (10-15 tahun) dapat berubah menjadi
ganas.

Anda mungkin juga menyukai