Oleh :
I Gede Anugrah Adiatmika
K1A1 13 022
Pembimbing :
dr. Tamsil Bachrun, M.Kes., Sp.An
Fakultas : Kedokteran
Laporan Kasus : Caudal Anestesi Pada Biopsi Eksisi Soft Tisue Tumor Regio
Plantar Pedis Sinistra
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan klinik pada
Bagian Anestiologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga penulisan Laporan Kasus yang
berjudul Caudal Anestesi Pada Biopsi Eksisi Soft Tisue Tumor Regio Plantar
Pedis Sinistra dapat dirampungkan dengan baik. Penulisan laporan ini disusun
untuk melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Anestesiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo. Melalui kesempatan ini secara khusus penulis
persembahkan ucapan terima kasih dr. Tamsil Bachrun, M.Kes, Sp.An sebagai
pembimbing laporan kasus saya. Dengan segala kerendahan hati penulis sadar
bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan tugas ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
3
Caudal Anestesi Pada Biopsi Eksisi Soft Tisue Tumor Regio Plantar Pedis
Sinistra
I Gede Anugrah Adiatmika, Tamsil Bachrun
BAB I
PENDAHULUAN
popularitas tidak sampai diawal tahun 1960. Perbaikan pada bahan kateter dan
minat pada teknik ini untuk anak-anak.1 Blokade kaudal adalah teknik yang
mudah dan sangat efektif, terutama pada pasien anak, dengan daerah operasi di
bawah umbilikus.
Teknik blokade kaudal ini secara teknis cukup sederhana, aman serta dapat
ialah kebutuhan zat anestesi volatil yang lebih rendah, pemulihan yang cepat
intra dan juga pascaoperasi pada operasi abdominal bawah, inguinal, serta
4
penoskrotal pada pasien pediatrik.2 Pendekatan anestesi caudal kontinyu mirip
5
BAB II
IDENTIFIKASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 3 tahun
Tanggal Lahir : 29 April 2016
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kelurahan Wanggudu, Konawe Utara
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : Belum Menikah
Tanggal Masuk : 16 Januari 2020
RM : 1 07 11 50
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Benjolan pada telapak kaki kiri
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli bedah onkologi diantar oleh orang tuanya
tidak disertai dengan nyeri, tidak gatal, tidak ada riwayat trauma maupun
disangkal.
6
C. PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum
Sakit Sedang, Compos mentis
Tanda Vital
TD Nadi Pernafasan Suhu
90/60 mmHg 90x/Menit 24 x/Menit 36,60C/Axillar
(regular, kuat
angkat)
Status Generalis
Kulit Berwarna sawo matang,
Kepala Normocepal
Rambut Berwarna hitam, tidak mudah tercabut.
Mata Konjungtiva anemis (-), skleraikterik (-), Exopthalmus (-/-),
edema palpebra -/-, Gerakan bola mata dalam batas normal,
kornea refleks (+) pupil refleks (+)
Hidung Epitaksis (-) rinorhea (-)
Telinga Otorrhea (-) nyeri tekan mastoid (-)
Mulut Bibir pucat (-) bibir kering (-) perdarahan gusi (-)
Leher Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid
(-)
Thoraks Inspeksi
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan. Retraksi sela
iga (-)
Palpasi
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus dalam batas normal
Perkusi
Sonor kiri = kanan
Auskultasi
Bunyi nafas vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
7
Jantung Inspeksi
Ictus kordis tidak tampak
Palpasi
Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi
Batas jantung kanan pada linea parasternal dextra, batas
jantung kiri ICS V linea mid clavicularis sinistra
Auskultasi
BJ I dan II normal, murmur (-)
Abdomen Inspeksi
Datar, ikut gerak nafas
Auskultasi
Peristaltikusus (+) kesan normal
Palpasi
Nyeri tekan (-), Pembesaran lien (-) Pembesaran hepar (-)
Ballotemen ginjal (-)
Perkusi
Tympani (+)
Ekstremitas Inspeksi
-peteki -/-, edema -/-, deformitas -/-
-ekstremitas atas dalam batas normal, edema (-) CRT<2
detik
-ekstremitas bawah terdapat benjolan berbentuk bulat
berukuran 4x4cm,berbatas tegas, konsistensi keras, sukar
digerakkan
8
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Kimia Darah dab Elektrolit (16-01-2020)
Parameter Nilai Rujukan Satuan
GDS 124 <180 mg/dL
Creatinin - 0,7-1,2 mg/dL
Ureum - 19-44 mg/dL
DarahRutin
Parameter 16/01/2020 Rujukan Satuan
WBC 14,8 4.00-10.00 103/uL
RBC 4,22 3.50-5.50 106/uL
HGB 11,2 12.0-16.0 g/Dl
HCT 31,9 36.0-48.0 %
MCV 75,7 80.0-97.0 fL
MCH 26,5 26.5-33.5 Pg
MCHC 35,1 31,5-35.0 g/dL
PLT 286 150-400 103/uL
9
E. RESUME
Pasien datang ke poli bedah onkologi dengan keluhan terdapat benjolan di
telapak kaki kiri pasien yang dirasakan sejak lahir, benjolan semakin lama
semakin membesar, benjolan tidak disertai dengan nyeri, tidak gatal
Tidak ada riwayat trauma maupun alergi, riwayat menderita asma tidak
ada, riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. Tidak ada riwayat penyakit
jantung
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang bermakna tanggal 16/01/2020
yaitu WBC 14,8 103/uL, HB 11,2 g/Dl, PLT 286 103/uL
F. Diagnosa
Diagnosa Pre Operasi : Soft tisue tumor regio plantar pedis sinistra
Diagnosa Post Operasi :Biopsi eksisi Soft tisue tumor regio plantar pedis
sinistra
G. Perencanaan
Dilakukan caudal anestesi dan general anestesi facemask pada pasien
Persiapan : Puasa 8 jam pre op
IVFD RL 18tpm
ASA II
Teknik Anestesi : Blok regional (caudal anestesi)
Block caudal dengan levobupivacaine 0.25% dalam 7 ml diencerkan
dengan lidocaine 2% sebanyak 2 Ampul menjadi 7 cc.
Pemeliharaan : O2 4 l/m
Monitoring ABCD
Pasca Anestesi
a. Aldrete Score
Sirkulasi : TD menyimpang <20 mmHg dari normal
Oksigenasi : SpO2 >92% dengan udara bebas (2)
Respirasi : Nafas dalam/batuk (2)
Kesadaran : Sadar penuh (2)
Aktivitas : Gerakan 2 ekstremitas (1)
10
b. Instruksi Pasca operasi :
Posisi : Supine, kepala ekstensi
Infus : RL 1000 ml/24 jam (14 tpm)
Pengawasan : Tekanan darah, nadi, respirasi
Analgetik : Metamizole 200mg/8jam iv
Diet : Biasa
Lain-lain : Awasi perdarahan
H. Persiapan Anestesi
1) Persiapan pasien
- Pasien puasa sejak pukul 05.00 WITA – 16.00 WITA
- Pemasangan infus pada tangan kanan dengan cairan Ringer Laktat
2) Persiapan alat
- Stetoskop
- Tensimeter
- Meja operasi dan perangkat operasi
- Mesin anastesi dan perangkat anastesi umum
- Abocath No. 20, infus set
- Spoit
- Suction set
3) Obat-obat yang digunakan
Medikasi :
- Injeksi levobupivacaine 0,25% sejumlah 7ml
11
Saat anestesi
- Injeksikan levobupivacaine 0.25% sejumlah 7 ml sebagai anestesi
regional
- O2 4 lpm
Setelah Anestesi
- Metamizole 200mg/8jam iv
- Pasien dipindahkan keruang RR
12
BAB III
ANALISIS KASUS
telapak kaki kiri pasien yang dirasakan sejak lahir, benjolan semakin lama
semakin membesar, benjolan tidak disertai dengan nyeri, tidak gatal Tidak ada
riwayat trauma maupun alergi, riwayat menderita asma tidak ada, riwayat
pengobatan sebelumnya tidak ada. Tidak ada riwayat penyakit jantung, pasien
didiagnosis sebagai soft tisue tumor regio plantar pedis sinistra, dan pasien
direncanakan untuk dilakukan operasi biopsi eksisi tumor dengan teknik General
A. Definisi
regional yang digunakan secara luas untuk penatalaksanaan nyeri intra dan juga
pasca operasi pada operasi abdominal bawah, inguinal, serta penoskrotal pada
penatalaksanaan nyeri post operasi agar pasien menjadi lebih koperatif setelah
caudal adalah injeksi obat di ruang epidural melalui hiatus sacralis. Teknik ini
13
Pada kasus, pasien akan menjalani operasi di daerah tungkai bawah,
tepatnya daerah plantar pedis sinistra, sehingga anestesi dengan teknik blok
caudal bisa menjadi suatu pilihan karena masih termasuk daerah dermatom
B. Anatomi
Sakrum merupakan tulang yang berbentuk segitiga yang dibentuk oleh fusi
dari vertebra sakralis (S1-S5). Sakrum pada bayi dan anak-anak lebih datar
dibandingkan dengan orang dewasa (Gambar 1).4 Biasanya, ada celah berbentuk
sakralis merupakan defek pada bagian bawah dinding posterior tulang sakrum
akibat kegagalan fusi dari lamina vertebra sakralis 4 dan 5 dibagian tengah
(Gambar 2).5 Pada orang dewasa hiatus sacral terletak di dekat natal cleft yang di
mana pada bayi letaknya jauh lebih tinggi. Pada neonatus biasanya ditengah
sakrum.4
14
Gambar 2. Aspek posterior sakrum dan sakral hiatus
Gambar 3.
pada anak-anak. Sebagai contoh, pada neonatus dan bayi, conus medullaris
terletak lebih rendah pada column spinal (kira-kira pada vertebra L3)
15
Ketidak samaan ini merupakan hasil dari tingkat pertumbuhan yang berbeda
antara spinal cord dan colum tulang vertebra pada bayi. Namun, pada usia 1
tahun conus medullaris mencapai tingkat yang sama di L1 seperti pada orang
dewasa.
Sakrum pada pasien juga lebih sempit dan datar dibandingkan padaorang
dewasa. Saat lahir, sakrum, yang dibentuk oleh lima vertebra sakral, tidak
sepenuhnya ossified dan terus tumbuh sampai kira-kira 8 tahun. Caudal dalam
ruang epidural dapat diakses dengan mudah pada bayi dan anak-anak melalui
hiatus sakral. Karena pengembangan yang terus menerus dari atap kanal sakral,
maka terdapat banyak variasi pada hiatus sakral. Pada anak-anak, hiatus
sakralis terletak lebih cephalad dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu,
hati-hati bila menempatkan caudal blok pada bayi, karena dura mungkin
pada dural.3
Jaringan lemak epidural pada anak anak kurang padat dibandingkan orang
dewasa. Dengan kurangnnya lemak di ruang epidural hal ini membuat ruang
16
epidural menjadi lebih longgar sehingga tidak hanya dapat memfasilitasi
dan daerah genital, atau anggota tubuh bagian bawah. Contoh operasi termasuk
foot. Indikasi pada pasien ini adalah pembedahan daerah plantar pedis.
kembali rasa sakit di akhir blok kaudal, pada pasien diberikan analgetik
berlokasi di abdomen bagian atas atau daerah toraks, dan untuk mereka yang
membutuhkan analgesia yang efektif dalam waktu yang lama, namun hal ini
infeksi lokal atau umum, gangguan neurologis progresif dan pasien atau orang
tua pasien yang menolak dilakukannya anestesi kaudal. Selain itu, anomali kulit
17
merupakan kontraindikasi anestesi kaudal.5 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
pada pasien, tidak ditemukan kontra indikasi untuk menggunakan teknik anestesi
kaudal.
a. Persiapan
saturasi, ECG, tensi, (Gambar 5) dan harus ada akes intravena perifer yang
(Gambar 5). Posisi kepala harus dipastikan supaya jalan napas tetap bebas
(Gambar 6).
18
Gambar 6. Induksi anestesi umum dan kontrol jalan napas
masing antara 21G dan 25G, dan 25mm dan 40mm. Pendekbevel
risiko tusukan pembuluh darah atau perforasi sakral, dan (Secara teori)
risiko pencangkokan sel kulit epidural. Jika stilet jarum tidak tersedia,
lubang kulit dapat dibuat dengan jarum yang berbeda sebelum tusukan
1. Tusukan
mengidentifikasi tulang ekor dan terus meraba pada garis tengah ke arah
kranial. Kornu sakralis dapat dirasakan di kedua sisi dari garis tengah yang
19
Hiatus sakralis dirasakan sebagai cekungan antara dua tulang
10-15 detik. Meskipun saat aspirasi tidak terdapat darah maupun cairan
spinal hal ini belum dapat memastikan posisi sudah benar, karena
20
Gambar 7. Bony Landmark dan teknik penusukan 90 ° dan 30 ° ke
permukaan kulit
21
Gambar 9. Orientasi jarum selama tusukan
(Gambar 10 dan 11). Sayatan bedah adalah uji tes untuk keberhasilan blok
listrik pada jarum tusukan.Tidak ada manfaat yang jelas dari teknik ini.5
22
Gambar 10. Salah penempatan jarum
kontras dinilai sebagai gold standard. Namun, penggunaan rutin teknik ini
23
bebas dari radiasi sehingga lebih memungkinkan untuk dilakukan pada
dinilai cepat dan mudah untuk dilakukan, namun kelemahan teknik ini
langsung. Oleh sebab itu, teknik yang paling baik adalah menggunakan
injeksi agent lokal ke dalam ruang sakral epidural (Gambar 11 dan 12).5
Gambar 11.
24
Gmbar 12.
Gambar 13. Ilustrasi anatomi dari Kanal sakral dan pandangan USG longitudinal
dari Kanal sakral7
25
Gmbar 14. Ilustrasi anatomi yang menunjukkan Point of Needle untuk anestesi
epidural kaudal.7
Pemberian obat anestesi lokal melalui rute kaudal dapat dilakukan sesaat
setelah induksi anestesi umum dan atau setelah operasi selesai sebelum anestesi
memberikan durasi analgesia pasca operasi yang singkat sehingga pada operasi
yang lama dibutuhkan blokade kaudal yang kedua pada saat sebelum pasien
Pada blokade kaudal digunakan obat anestesi lokal yang dapat diberikan
dengan atau pun tanpa penambahan obat lain yang bertujuan meningkatkan
efektivitasnya.2
0,5-1,0 ml/kg berat badan dengan atau tanpa epinefrin dapat diberikan,
0,25% 0,5 ml/kg berat badan diencerkan dengan lidocain 2% dalam 7cc
26
G. Full dose
penyebaran blok dan ini harus disesuaikan dengan prosedur bedah (Gambar
17).Volume yang disuntikkan tidak boleh melebihi 1,25 ml.kg atau 20 hingga
Gambar 17. Penyebaran blok sebagai fungsi dari injeksi anestesi lokal
korelasi yang lebih baik dengan berat badan dibandingkan dengan usia pasien.
kerja panjang. Obatini digunakan rutin pada blokade kaudal padapasien anak
karena masa kerja yang panjang dan rasio antara blokade sensorik dan
27
memakai dosis yang tinggi dapat memberikananalgesi yang lebih memuaskan,
pernapasan. Untuk mengatasi hal ini, kombinasi dua jenis obat dengan dosis
yang lebih rendah dapat memberikan hasil lebih baik yaitu memperpanjang
masa kerja dengan efek samping obat lebih rendah. Konsentrasi optimal obat
bahwa durasi analgesi, skor penilaian nyeri, serta kebutuhan opioid saat
injeksi tunggal dilakukan dengan penambahan obat lain pada anestetik lokal.
berbeda.
dengan jumlah yang cukup banyak. Penyuntikan obat golongan opioid melalui
28
tersebut, sehingga menghasilkan efek analgesi dan juga dapat mengurangi efek
H. Komplikasi
Banyak resiko yang terjadi pada epidural atau blok kaudal. Dari suatu
epidural kontinyu yang diamati sampai lebih dari 5 tahun. Komplikasi serius
hanya terjadi pada 5 kasus dan hanya 1 yang mengalami gejala sisa lebih dari
12 bulan, yaitu cauda equina syndrome. Komplikasi lain dari epidural yang
pada 2 pasien), malposisi kateter epidural, mual muntah, retensi urin dan
komplikasi terkait dengan obat yang digunakan, salah satunya adalah opioid
dan efek depresi pada sistem respirasi. Komplikasi pruritus, mual dan muntah,
29
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Persiapan tindakan operasi sangat penting untuk menentukan pasien layak
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini pasien didiagnosis
dengan Soft tisue tumor regio plantar pedis sinistra yang dilakukan biopsi eksisi
dimana perlu dilakukan pemeriksaan secara cermat dan penanganan yang tepat.
prosedur bedah urologis atau ortopedi terletak di perut sub-umbilikalis, pelvis dan
daerah genital, atau anggota tubuh bagian bawah seperti pada regio plantarpedis
pada kasus. Teknik anestesi blok caudal pada kasus ini juga ditujukan untuk
30
DAFTAR PUSTAKA
LapeyronieMontpellierFranceCHU Montpellier
Hasanuddin
31
8. Alam, J., Oktalianzah, E., Elfira, Cindy. 2013. Perbandingan Penambahan
32