Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

BLOK INFRAKLAVIKULAR KONTINYU SEBAGAI MANAJEMEN NYERI AKUT


PASCAOPERASI EKSTREMITAS ATAS

Sri Astuti, I Made Gede Widnyana


Bagian Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali

ABSTRAK

Seorang laki-laki 39 tahun mengeluh nyeri berat pada tangan kanan setelah kecelakaan lalulintas.
Pada pemeriksaan rontgen didapat fraktur dan dislokasi sendi radiocarpal kanan. Tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan fisik dan penunjang. Segera dilakukan operasi reduksi terbuka dan
eksternal fiksasi, dikelola dengan anestesi blok infraklavikula pemasangan kateter kontinyu dengan
bantuan USG. Selama operasi dengan anestesi lokal bupivakain 0,5% 10 ml + epinephrine 1/400.000
dan lidokain 2 % + epinephrine 1/400.000 menghasilkan anestesi yang cukup selama operasi.
Pascaoperasi dengan analgesia blok kontinyu infraklavikula bupivakain 0,125 % 4 ml/jam dengan
syringe pump. Kateter dipertahankan selama 3 hari, hari keempat dilanjutkan parasetamol oral dan
hari kelima pasien pulang tanpa keluhan nyeri. [MEDICINA. 2014;45:47-51].

Kata kunci: anestesi regional, pleksus brakialis, infraklavikular kontinyu

CONTINUOUS INFRACLAVICULAR BLOCK AS THE MANAGEMENT OF ACUTE


POST-SURGICAL PAIN UPPER EXTREMITY

Sri Astuti, I Made Gede Widnyana


Departement of Anesthesiology and Intensive Care, Udayana University Medical School /
Sanglah Hospital, Denpasar, Bali.

ABSTRACT

A 39 year old man complaining about severe pain at his right hand after a traffic accident. An x-ray
examination revealed fracture and dislocation of right radiocarpal joint. No other abnormal findings were
noted. An urgent open reduction and internal fixation procedure was undergone, using USG-guided
infraclavicular block with continuous catheter. Local anesthetic agents bupivakain 0,5% 10 ml + epinephrine
1/400.000 and lidokain 2% + epinephrine 1/400.000 produced sufficient analgesia during the surgery.
Post operative analgesia was conducted by continuous bupivakain 0,125% 4 ml/hour via syringe pump.
Catheter was kept in place for the next 3 days, followed by oral paracetamol the following day. Patient was
discharged on the fifth day without remarkable pain. [MEDICINA. 2014;45:47-51].

Keywords: regional anesthesia, brachial plexus, continuous infraclavicular

PENDAHULUAN kualitas tinggi dan berguna untuk dengan risiko komplikasi yang
anestesi pembedahan serta lebih minimal dibandingkan
perasi ekstremitas atas analgesia pascaoperasi. Salah satu pendekatan supraklavikula. 4,5
O umumnya menggu-
nakan teknik anestesi umum, dan
teknik yang biasa dipakai adalah
blok infraklavikular single
Keuntungan lain dengan
pedekatan blok pleksus brakialis
analgesia pasca-operasi diberikan injeksi atau kontinyu untuk pada kasus yang disertai penyulit
secara sistemik. Dengan operasi ekstremitas atas.1,3 Blok penatalaksanaan jalan napas atau
berkembangnya anestesi regional infraklavikular pertama kali adanya meningkatnya sensitivitas
dalam dekade ini, maka dimodifikasi oleh Raj pada tahun terhadap anestesi inhalasi,
penatalaksanaan nyeri pasca- 1973 ( dikutip dari 4 ). pelumpuh otot, dan opioid.5,6
operasi menggunakan blok perifer Penanganan pembedahan di
antara lain blok kontinyu daerah ekstremitas atas dan bahu ILUSTRASI KASUS
infraklavikular.1,2 dengan menggunakan blok Seorang laki-laki, 39 tahun
Pendekatan blok infraklavikular kontinyu dengan dengan keluhan nyeri pada
infraklavikular telah banyak panduan USG sering digunakan tangan kanan akibat patah tulang
digunakan karena memberikan karena memberikan keuntungan terbuka dan dislokasi radiokarpal

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 47


MEDICINA • VOLUME 45 NOMOR 1 • JANUARI 2014

akibat kecelakaan lalu lintas. parsetamol, dan dilakukan foto infeksi pernapasan bahkan
Dari hasil pemerikaan rontgen rontgen ulang dengan hasil baik, kematian. Sebelum dilakukan
didapatkan patah tulang dan pasien lalu dipulangkan dengan tindakan operasi pasien diberikan
dislokasi radiokarpal tangan analgetik oral pada hari kelima. sedasi midazolam untuk dapat
kanan. Karena patah tulang mengurangi rasa cemas.
terbuka harus segera dilakukan DISKUSI Analgesia opioid seperti fentanil
operasi open reduction revisi Di RSUP Sanglah Denpasar diberikan untuk mengurasi rasa
eksternal fiksasi untuk mencegah sangat sering dijumpai pasien nyeri pada saat dilakukan teknik
terjadinya infeksi pada tulang kecelakaan lalu-lintas, dengan infraklavikular. Pemberian sedasi
(golden periode), Pemilihan patah tulang terbuka maupun diberikan sangat penting karena
teknik anestesi adalah dengan tertutup. Pada pasien patah akan mempengaruhi faktor
blok infraklavikular karena puasa tulang terbuka maupun tertutup psikologis yang dapat mempe-
pasien belum cukup untuk memiliki derajat nyeri yang berat, ngaruhi respon hemodinamik
anestesi umum. Persiapan untuk sehingga sangat diperlukan pada saat dilakukan operasi.
operasi dilakukan pemasangan IV analgetik yang cukup. Nyeri Dengan teknik blok infrakla-
line no. 18 G, pemeriksaan darah merupakan salah satu fenomena vikular akan meminimalkan
lengkap, faal hemostasis yang kompleks yang melibatkan penggunaan obat-obat anestesi
hasilnya dalam batas normal, komponen sensoris dan motivasi intravena, dan dapat sebagai
serta persiapan darah packed red afektif. Nyeri akut pascaoperasi analgesia pascaoperasi.
cell ( PRC ). Sebelum masuk ruang dilakukan penanganan dengan Pemilihan blok infrakla-
operasi pasien diberikan cara pemberian obat yang bekerja vikular lebih banyak dipilih
premedikasi midazolam 2 mg dan mempengaruhi aktivitas dibandingkan supraklavikula oleh
fentanil 50 mkg, sehingga saat hantaran stimulus nyeri dari karena pada pendekatan infrakla-
dilakukan pembiusan dengan perifer ke sentral sesuai dengan vikular risiko terjadinya
teknik anestesia blok perjalanan stimulus nyeri. pneumotoraks, blok nervus
infraklavikular pemasangan Modalitas terapi yang sering frenikus dan stelatte ganglia lebih
kateter kontinyu ( Contiplex® ) dilakukan dalam menangani nyeri minimal.4,5,7 Penelitian Mariano
dengan panduan USG pasien tidak akut adalah infiltrasi anestesi dkk, 1 menyatakan bahwa
merasa sakit. Untuk operasi lokal pada luka operasi, regional analgesia pascaoperasi dengan
diberikan bupivakain 0,5 % 10 ml anestesi dengan anestesi lokal, blok kontinyu infrakalvikular
+ epinephrine 1/400.000 dan opioid atau agonis serta lebih baik dibandingkan
lidokain 2 % + epinephrine 1/ pemberian secara sistemik opioid, supraklavikular. Demikian juga
400.000 dengan hasil komplit dan non- steroid anti- peneliti Ponde12, menyebutkan
blok.9,10 Selama operasi pasien inflammation drug (NSAID).1,6,11 bahwa teknik modifikasi kontinyu
tidak merasa sakit dan tenang. Penggunaan anestesi regional blok infraklavikular pleksus
Lama operasi 2 jam 30 menit, sebagai salah satu modalitas brakialis, kateter dapat
perdarahan 200 mL. Setelah penanganan nyeri pascaoperasi dipertahankan secara aman dan
selesai operasi pasien langsung ektremitas atas dengan digunakan secara efektif dalam
dibawa keruang pemulihan serta menggunakan blok kontinyu penanganan nyeri intra dan
diobservasi kemampuan gerakan infraklavikular pleksus brakialis pascaoperasi pada pasien anak-
tangan kanan, tekanan darah,dan dengan menggunakan infus anak.
nadi. Setelah diobservasi selama anestetik lokal melalui kateter Penggunaan panduan USG
1 jam di ruang pemulihan, pasien perineural yang dapat pada blok pleksus brakialis akan
tidak mengeluh sehingga menurunkan intensitas nyeri. memberikan keuntungan yaitu
dipindahkan ke ruang rawat Penggunaan opioid memiliki efek meminimalkan risiko komplikasi
inap. samping yang berhubungan tertusuknya saraf, injeksi
Analgesia pascaoperasi dengan gangguan tidur setelah intravaskular, meningkatkan
menggunakan blok kontinyu tindakan ortopedi dengan keamanan pasien, mengurangi
infraklavikular dengan regimen intensitas nyeri sedang pada kejadiaan blok yang tidak komplit
bupivakain 0.125 % 4 ml/jam daerah tangan dan lengan.1,10 dan menghemat biaya.
dengan syringe pump. Kateter Pada kasus ini dipilihnya Keuntungan lainnya dengan
dipertahankan selama 3 hari teknik blok infraklavikular panduan USG (Gambar 1) dapat
pascaoperasi, pasien tidak merasa karena lama puasa pasien belum melihat secara langsung
nyeri dengan VAS < 20 mm dan cukup untuk dilakukan anestesi penyebaran anestesi lokal di
motorik ekstremitas tidak terblok, umum. Puasa yang belum cukup sekitar saraf dan membantu
serta tidak merasa kesemutan. apabila dilakukan anestesi umum pemasangan kateter kontinyu
Setelah hari keempat pasien akan memiliki risiko terjadinya sebagai salah satu fasilitas untuk
dilanjutkan dengan analgetik oral aspirasi yang dapat menyebabkan penanganan nyeri pasca-

48 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Blok Infraklavikular Kontinyu Sebagai Manajemen Nyeri Akut Pascaoperasi Ekstremitas Atas | Sri Astuti, dkk.

efektif blok ulnar, radial, median


muskulokutaneus, dan saraf
aksilaris. 9,10 Pada kasus ini
dilakukan pendekatan teknik
infraklavikuler fleksus brakialis
dengan hasil anestesi yang cukup
untuk dilakukan operasi.
Pendekatatan ini memberikan
distribusi anestesi lokal secara
menyeluruh oleh karena
karakteristik anatomi fossa
Gambar.1. Teknik kontinyu blok infraklavikula dengan panduan infraklavikula. 6-8 Batas fossa
USG.5 infraklavikular yaitu otot
pektoralis mayor dan minor
operasi. 7,8,13 Pada pasien ini vikular aman dan dapat bagian anterior, bagian medial
pendekatan teknik blok dipertahankan untuk penata- dari kosta, klavikula, dan atas
infraklavikular dengan laksanaan nyeri pascaoperasi prosesus korakoid serta lateral
pemasangan kateter kontinyu (Gambar 3). Pendekatan humerus (Gambar 4 ). 14,15
menggunakan panduan USG dan infraklavikuler fleksus brakialis Anestesi yang dihasilkan oleh blok
tidak terjadi komplikasi. merupakan alternatif terbaik infraklavikular injeksi tunggal
Pleksus brakialis dibentuk dibandingkan pendekatan biasanya tidak komplit, meskipun
oleh gabungan dari divisi primer aksilaris dan atau intraskaleni beberapa peneliti menemukan
anterior dari nervus C5 sampai pada operasi yang membutuhkan bahwa stimulasi tunggal blok
infraklavikular lateral sama
efektifnya dengan stimulasi
multipel blok aksiler. Injeksi
multipel anestesi lokal akan
meningkatkan distribusi anestesi
setelah blok aksiler,
interskalenus, dan korakoid.
muskulokutaneus setelah
meninggalkan ruang
neurovaskular.3,13,14
Injeksi multipel anestesi lokal
memberikan efektivitas dan
kenyamanan yang lebih baik
dibandingkan injeksi tripel, tetapi
memiliki kelemahan yaitu
membutuhkan waktu yang lama,
menyakitkan bagi pasien serta
timbulnya komplikasi lokal akibat
injeksi multipel.3,13 Pasien ini
dilakukan injeksi multiple
anestesi lokal sehingga pasien
Gambar 2. Anatomi fleksus brakialis.5

C8 dan thorakal1. Pada saat


pangkal saraf meninggalkan
foramen intervertebral,
bergabung, membentuk batang,
cabang, ranting, dan akhirnya
nervus terminalis (Gambar 2)
Pendekatan blok kontinyu
infraklavikular pada anak-anak
telah dipublikasikan oleh
Dadure.13 Dari hasil penelitian
mereka menyebutkan bahwa
penempatan kateter infrakla- Gambar. 3. Kateter kontinyu infraklavikular dengan panduan USG.

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 49


MEDICINA • VOLUME 45 NOMOR 1 • JANUARI 2014

atau mengekstensikan hanya


pergelangan tangan dan jari-jari;
grade 3 = mampu memfleksikan
atau mengekstensikan hanya jari-
jari; grade 4 = tidak mampu
menggerakkan lengan bawah,
pergelangan dan jari-jari.5,6Pada
kasus ini keberhasilan blok pun
dinilai dengan hasil grade 4 , dan
selama durasi operasi tidak
memerlukan tambahan anestesi
umum karena semua saraf sudah
terblok.
Pascaoperasi pasien ini
dengan analgesia blok kontinyu
infraklavikular tidak merasa
nyeri sehingga pasien lebih cepat
dapat memobilisasi tangannya.

RINGKASAN
Dilaporkan seorang pasien
laki-laki, 39 tahun dengan patah
tulang terbuka dan dislokasi
radiokarpal dilakukan tindakan
operasi open reduction disertai
dengan nyeri berat. Pada durante
operasi dilakukan teknik anestesi
regional blok infraklavikular
dengan pemasangan kateter
kontinyu panduan USG. Selama
operasi didapatkan anestesi yang
cukup sehingga tidak diperlukan
tambahan anestesi umum.
Pascaoperasi pasien tidak
mengeluh nyeri dengan analgetik
blok infraklavikular. Kateter blok
Gambar.4. Area infraklavikula dengan panduan USG Ket: 1. Arteri infraklavikular dipertahankan
aksilaris,2. Vena aksilaris, 3. Pleksus brakialis medialcord, 4. Pleksus selama 3 hari, hari keempat
brakialis posterior cord, 5. Pleksus lateral cord, 6. Otot pektoralis minor, pasien hanya dengan analgetik
7. Otot pektoralis mayor.15 oral dan hari kelima pasien sudah
boleh pulang.
merasa sedikit tidak nyaman kutaneus lengan bawah (sisi
tetapi sebelum dilakukan injeksi medial lengan bawah).5,10 DAFTAR PUSTAKA
telah diberikan premedikasi. Jika lokasi pembedahan 1. Mariano ER, Sandhu NS,
Keberhasilan blok dinilai melibatkan saraf yang tidak Loland VJ, Bishop ML,
dengan hilangnya respons terblok, bisa ditambah dengan Madison SJ, Abrams RA, dkk.
terhadap nyeri dan dingin dengan anestesi umum. Blok dianggap A randomized comparison of
test pinprick pada area 5 saraf gagal jika anestesi tidak terjadi infraklavikular and
hingga lengan bawah yaitu aksiler pada lebih dari 1 distribusi saraf supraclavicular continuous
(sisi lateral lengan atas), dalam 30 menit. Blok sensorik peripheral nerve blocks for
muskulokutaneus (sisi lateral dievaluasi setiap 5 menit. Blok postoperative analgesia. Reg
lengan bawah), radial (punggung motorik dinilai 30 menit setelah Anesth Pain Med. 2011;36:26-
tangan sampai sendi memasukkan obat anestesi lokal 31.
metakarpofalangeal kedua), dan dikelompokkan menjadi 4
2. Arcand G, Stephan R,
median (jari tengah), ulnar (jari tingkatan yaitu grade 1 = mampu Chouinard P. Ultrasound-
kelingking), medial nervus memfleksikan dan guided infraklavikular versus
kutaneus lengan atas (sisi medial mengekstensikan lengan bawah; supraclavicular block. Anesth
lengan atas), dan medial nervus grade 2 = mampu mengfleksikan Analg. 2005;101:886-90.

50 • JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN


Blok Infraklavikular Kontinyu Sebagai Manajemen Nyeri Akut Pascaoperasi Ekstremitas Atas | Sri Astuti, dkk.

3. Rodriguez J, Barcena M, 8. Klaastad O, Smedby O, control study at home a


Muniz MT, Lagunilla J, Kjelstrup T, Smith HJ. The randomized double-blinded
Alvarez J. A comparison of vertical infraclavicular placebo-controlled study.
single versus multiple brachial plexus block Anesthesiology. 2002;96:1297-
injection the extent of simulation study using 1304.
anesthesia with coracoids magnetic resonance imaging.
12. Ponde Vrushali C. Continuous
infraklavikular brachial Anesth Analg. 2005;101:273-
infraklavikular brachialis
plexus block. Anesth Analg. 8.
plexus block a modified
2004;99:1225-30.
9. Klaastad Q, Lilleas FG, technique to better secure
4. Borgeat A, Ekatodramis G, Rotnes JS, Breivik H, Fosse catheter position in infant and
Dumont C. An evaluation of A. A magnetic resonance children. Anesth Analg.
the infraklavikular block via imaging study of 2008;106:94-6.
modified approach of the Raj modifications to the
13. Dadure C, Raux O, Troncin R,
technique. Anesth Analg. infraklavikular brachial
Rochetta A, Capdevila X.
2001;93:436-41. plexus block. Anesth Analg.
Continous infraklavikular
2005;91:929-33.
5. Hadzic A, Vloka JD. brachial plexus block for acut
Peripheral nerve blocks 10. Ilfeld BM, Morey TE, pain management in children.
principles and practice. New Enneking F. Infraklavikular Anesth Analg. 2003;97:691-3.
York: McGraw-Hill; 2004. perineural local anesthetic
14. Gottschalk A, Smith DS. New
infusion a comparasion of
6. Miller R. Anesthesia . concept in acut pain therapy
three dosing for
Philadelphia: Churchill- preemptive analgesia.
postperioperative analgesia.
Livingstone ; 2010. American Family Physician.
Anesthesiology. 2004;100:395-
2001;63:1979-84.
7. Bigeleise P, Wilson M. A 402.
comparison of two techniques 15. Boezaart Andre P. Atlas of
11. Ilfed BM, Morey TE,
for ultrasound guided peripheral nerve blocks and
Enneking F. Continuous
infraklavikular block. BJA. anatomy for orthopaedic
infraklavikular brachial
2006;96:502-7. anesthesia. Philadelphia:
plexus for postoperative pain
Saunders Elsevier; 2008.

JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN • 51

Anda mungkin juga menyukai