Anda di halaman 1dari 39

Komunikasi Antar Sel

Syarifah Dewi
Pendahuluan
 Sel dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
 Sel dapat mengirimkan dan menerima “pesan” dalam
molekul sinyal kimia
 Sinyal kimia (ligan)  reseptor  penyampaian sinyal 
respons seluler: aktivitas enzim, perubahan metabolisme,
ekspresi gen dll
Komunikasi antar sel yg diselenggarakan oleh sinyal/ caraka
(messenger) dengan cara
 berjalan jauh dari sel satu ke sel lainnya
 kontak langsung sel dengan matriks ekstra sel atau dengan
sel lainnya
Gambaran Umum Sinyal Kimia
Urutan dalam proses penyampaian pesan (Signaling sequence)
• Sinyal kimia disekresi oleh sel khusus sebagai respons
terhadap suatu stimulus
• Sinyal kimia berdifusi atau ditranspor melalui darah atau cairan
lain ke sel sasaran.
• Suatu reseptor di sel sasaran mengikat secara spesifik sinyal
yang bersangkutan.
• Pengikatan sinyal ke reseptor menimbulkan suatu respons
tertentu.
• Sinyal dihentikan dan diakhiri (terminated).
• Sinyal kimia dapat menimbulkan respons dalam sel sasaran
tanpa dimetabolisme oleh sel.
Jalur komunikasi antar sel
• Melalui sel-sel saraf (aksi potensial, neurotransmitter)
• Endokrin melalui darah (hormon)
• Parakrin (growth factor, interferon, faktor pembekuan)
• Autokrin (interleukin,VEGF sel kanker)
• Koneksi antar sel (gap junction)  menghubungkan
sitoplasma 2 sel
Molekul Sinyal
Chemical messenger/ caraka kimia
• Disebut juga molekul-molekul sinyal (signaling molecules)
• Menyampaikan berita antar sel
• Disekresi sel sbg respon thd stimulus yg spesifik
• Berjalan (jauh atau dekat) ke sel target dimana mereka dapat
berikatan ke reseptor spesifik membangkitkan suatu respons

Klasifikasi:
• Dalam sistem saraf, caraka kimia ini disebut neurotransmitter
• Pada sistem endokrin disebut hormones
• Pada sistem immune disebut sitokin
• Tambahan: retinoids, eicosanoids, and growth factors
Molekul Sinyal pada Sistem Saraf

Sistem saraf mensekresi 2 jenis sinyal.


• Small molecule neurotransmitters/ biogenic amines
• Neuropeptides

Neurotransmitter adalah suatu molekul mengandung nitrogen


(nitrogen-containing molecules), yang dapat merupakan suatu
asam amino atau derivatnya: asetilkolin, -aminobutyrate

Neuropeptides biasanya adalah suatu peptida kecil / small peptides


(4 – 35 AA), yang disekresi oleh neurons, bekerja sebagai
neurotransmiter pada sambungan saraf atau disekresikan ke
dalam darah, berperan sebagai neurohormones: oksitosin,
vasopresin
2. Sistem Endokrin (The endocrine system)

Hormon dikatakan merupakan suatu senyawa yang disekresikan oleh sel


endokrin spesifik dalam sel/kelenjar endokrin, yang mencapai sel sasaran
melalui transpor dalam.
Hormon klasik secara struktural terbagi ke dalam kategori sbb.
• Polypeptide hormones (insulin, glukagon)
• Catecholamine (epinephrine = neurotransmitter)
• Steroid hormones (derived from cholesterol)
• Thyroid hormone (derived from tyrosine)

Banyak hormon juga bekerja sebagai paracrine dan autocrine

Beberapa senyawa dipikirkan berperan juga sebagai hormon :


• Retinoids, derivatives of vitamin A (retinol)
• Vitamin D (derived from cholesterol) biasanya diklasifikasi sebagai
walaupun tidak disintesis dalam sel endokrin
Sistem Endokrin
3. The immune system

Sinyal, pembawa pesan dalam sistem imun disebut sitokin/ cytokines ,


merupakan suatu protein kecil dengan BM sekitar 20.000 dalton
Cytokines mengatur suatu jejaring respons yang dirancang untuk
membunuh mikroorganisme yg menginvasi tubuh.

Kelas-kelas sitokin:
• Interleukins
• Tumor necrosis factors
• Interferons
• Colony-stimulating factors

Cytokines disekresi oleh sel-sel sistem imun dan biasanya mempengaruhi


perilaku sel-sel lain dalam sistem imun dengan cara mengaktifkan
transkripsi gen protein yang terlibat dalam respons imun.
4. The eicosanoids.
Eikosanoid terdiri atas (paracrine and autocrine functions):
• Prostaglandins (PG)
• Thromboxanes
• Leukotrienes
Mereka bekerja mengontrol fungsi sel dalam hal respons terhadap
perlukaan/ injury
Senyawa ini diturunkan dari arachidonic acid, suatu asam lemak tidak
jenuh jamak ( 20-C polyansaturated fatty acid) yang biasanya terdapat
pada sel sebagai bagian dari lipid membran yang disebut
phosphatidylcholine
Walaupun hampir setiap sel menghasilkan eicosanoid sebagai respons
terhadap perlukaan, namun sel yang berbeda menghasilkan eikosanoid
yang berlainan
Contoh: Sel endotel vaskuler mensekresi prostaglandin PGI2 (prostacyclin)
yang bekerja dekat otot polos dengan tujuan vasodilatasi.
5. Growth factors

Growth factor adalah protein yang berfungsi memicu proliferasi sel.

Contoh: platelet yang beragregasi di tempat luka pembuluh darah


mensekresi PDGF (platelet-derived growth factor).
PDGF memicu proliferasi sel-sel otot polos didekatnya, membentuk
plak yang menutupi tempat luka.

Sebagian growth factor merupakan hormon, dan sebagian lain


merupakan sitokin.
Molekul Sinyal
Reseptor Sinyal

Reseptor (penerima sinyal)  diterjemahkan melalui


seperangkat alat dan membangkitkan aksi/kerja sel
(transduksi sinyal)
Reseptor adalah suatu protein:
• Yang mengandung suatu situs pengikatan spesifik untuk sinyal
tertentu dan situs pengikatan lainnya terlibat dalam
memancarkan pesan yang dimaksud (transduksi)  reseptor
membran
• Situs pengikatan yang kedua tersebut dapat berinteraksi dengan
protein lain (transducer) atau DNA  reseptor intraseluler
Reseptor Sinyal
Tipe reseptor:
• Reseptor membran plasma
• Reseptor intrasel /Intracellular binding protein
Tujuan Sinyal

 Respons seluler terhadap sinyal

Mengubah kerja yg terjadi di dalam sel target yg


meliputi
Enzim-enzim metabolisme
protein regulator gen
kanal ion
protein sitoskeletal
Reseptor Membran
Klasifikasi
• Ion channel receptors/ Reseptor kanal ion
• Kinases receptors
 Receptor tyrosine kinase/ reseptor tirosin kinase (RTK)
 Tyrosine-kinase associated receptors (JAK-STAT )
 Receptor Serine-threonin kinase
• G-protein receptor (heptahelical receptors: proteins with seven –
helices spanning the membrane)
Reseptor Kanal Ion

 Reseptor asetilkolin nikotinik


 Ach  reseptor  perubahan konformasi channel 
ion Na+ masuk dan K+ keluar
Reseptor Kinase
 Protein kinase akan memindahkan gugus fosfat dari
ATP ke gugus hidroksil asam amino spesifik
(tirosin/serin/treonin)
 Reseptor Tirosin Kinase
 Reseptor Serin/Treonin Kinase
 Reseptor JAK-STAT
Reseptor Tirosin Kinase
(Growth Factor)
 Jalur RAS-MAP Kinase
 Growth factor  reseptor  dimerisasi  fosforilasi
pada tirosin  aktivasi Ras  mengikat Raf (mitogen-
activated protein kinase/MAPK)  fosforilasi
 Meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen yang
terlibat dalam ketahanan hidup sel dan proliferasi
 Onkogen  Defek
reseptor EGF  kanker
Reseptor Tirosin Kinase
(Reseptor Insulin)
 Reseptor aktif  memfosforilasi IRS  rekrut protein
SH2 domain (Grb2, PLC, PI3-kinase)
 PI3-kinase  aktivasi protein kinase B/serin-treonin
kinase (Akt)  metabolisme glukosa
Reseptor Tirosin Kinase
(Reseptor Sitokin)
 Reseptor sitokin, JAK (Janus Kinase)-STAT prot
 Bagian intraselnya berikatan dengan protein JAK family
(tirosin kinase)
 Protein sinyal STAT mengandung SH2 domain  faktor
transkripsi
Reseptor Serin-Treonin Kinase
 Contoh: reseptor transforming growth factor (TGF-) 
sitokin/hormon yang berperan dalam regulasi proliferasi,
diferensiasi dan kematian sel
 Reseptor tipe II  tipe I  Smad (faktor transkripsi)
Reseptor Heptaheliks
 Terdapat 7 domain yang terletak menembus membran
 Hormon (glukagon), katekolamin (epinefrin, NE),
neurotransmiter (GABA)
 Bagian intrasel berikatan dengan heterotrimerik protein G
(subunit,,)
 Berbagai jenis reseptor heptahelik mengikat protein G
berbeda  efek berbeda pada protein target
 Ikatan ligan ke reseptor  mengubah konformasi 
GDP lepas, GTP diikat
 GTP- subunit  mengaktifkan adenilat siklase 
meningkatkan cAMP
 GTP- subunit  inaktivasi sendiri karena adanya
aktivitas GTPase intrinsik
 cAMP  second messenger, aktivator alosterik protein
kinase A  memfosforilasi sejumlah enzim atau faktor
transkripsi CREBP (cAMP response element binding
protein), juga dapat mengaktivasi ligand-gated channel
 cAMP dihidrolisis menjadi AMP oleh cAMP
fosfodiesterase
Fosfatidilinositol fosfat

 Dapat aktif melalui RTK atau reseptor heptaheliks


 Fosfatidilinositol fosfat punya 2 fungsi dalam transduksi sinyal:
 fosfatidilinositol 4,5-bisfosfat (PI-4,5-bisP)  dipecah membentuk 2
second messengers: diacylglycerol (DAG) & inositol trisphosphate (IP3)
 fosfatidilinositol 3,4,5-trifosfat (PI-3,4,5-trisP)  sebagai docking site
membran plasma untuk protein transduksi sinyal (PH domain)
 Fosfolipase C (PLC) diaktifkan oleh reseptor tirosin kinase
 Fosfolipase C diaktifkan oleh reseptor heptaheliks-prot G
 PI3-kinase mengandung SH2 domain  diaktifkan RTK
 Protein phosphatase and tensin homolog (PTEN)  defosforilasi
PI-3,4,5- trisP menjadi PI-4,5-bisP  menghilangkan sinyal
Fosfatidilinositol fosfat

 IP3 berikatan dengan binding site di


reticulum endoplasma/sarcoplasma
 melepaskan Ca2+  aktivasi
enzim yang mengandung calcium-
calmodulin subunit
 DAG di membran  aktivasi protein
kinase C  fosforilasi protein target
Terminasi Sinyal

 Tingkat pertama adalah caraka/hormon


 tidak disekresi lagi, yg tersisa
didegradasi
 Insulin diambil hati utk di-degradasi protein
 cAMP didegradasi oleh fosfodiesterase
 G protein dg hidrolisis GTP
 Utk kinase terjadi pembuangan fosfat oleh
enzim fosfatase
 Reseptor  internalisasi, degradasi
Reseptor Intraseluler

 Hormon lipofilik:
hormon steroid, hormon
tiroid, vitamin larut
lemak
 Hampir semua reseptor
intra sel adalah suatu
faktor transkripsi spesifik
gen  mengatur
ekspresi gen tertentu
Reseptor Intraseluler

 Hormon yang tidak larut air perlu


transporter di dalam darah:
SHBG/steroid hormone binding globulin,
TBG/thyroid hormone-binding globulin.
 Reseptor glukokortikoid terdapat di
sitoplasma sbg komplek multimerik yg
berikatan dgn suatu heat shock protein
(HSP)
 Saat glukokortikoid mengikat reseptor
 konformasi reseptor berubah dan
HSP berdissosiasi
 Komplek reseptor-hormon menjadi
dimer  translokasi ke inti sel menuju
lokasi pada DNA yg disebut Hormone
receptor element (HRE)
Gap Junction
 Koneksi antar sel khusus  struktur enam unit protein
berganda (connexins) yang berpasangan dengan unit
identik di sel tetangga untuk membentuk saluran yang
menghubungkan dua sitoplasma
 Memungkinkan pertukaran ion (K + dan Ca2 +), caraka
kedua (cAMP, cGMP, inositol 1,4,5-trifosfat /IP3), dan
metabolit kecil < 1200 Da dan impuls listrik
 Berperan dalam banyak peristiwa fisiologis, termasuk
sinkronisasi sel, diferensiasi, pertumbuhan sel, dan
koordinasi metabolisme organ-organ avaskular termasuk
epidermis dan lensa
 6 connexin oligomerisasi untuk membentuk
connexon
 Pada membran plasma, konekson dapat merapat head-
to-head dengan connexon dalam sel yang berdekatan
 membentuk gap junction
Penanda Permukaan Sel
 CD4 sel T  MHC I (Major histocompatibility complex)
 CD8 sel T  MHC II
References
 Basic Medical Biochemistry. A Clinical Approach. Marks D
B et al. Williams & Wilkins. A Waverly Company. 2009
 Fundamentals of Biochemistry 5th ed. Voet D,Voet JG,
Pratt CW. John Wiley & Sons inc. 2016
 Nelson DL, Cox MM. Lehninger Principle of Biochemistry,
7th ed. Macmillan Learning UK. 2017
 Mese G, Richard G, White TW. Gap Junctions: Basic
Structure and Function. Journal of Investigative
Dermatology, 2007; 27:2516–2524
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai