Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis

Kriteria diagnostik preeklampsia terbaru menurut American College of


Obstetricians and Gynecologists 2013 Task Force on Hypertension in Pregnancy
adalah berdasarkan:
1. Anamnesis
Gejala nonspesifik seperti nyeri kepala, visus kabur, atau nyeri kuadran kanan
atas abdomen merupakan tanda awal preeklampsia yang mungkin hadir tanpa
disertai dengan peningkatan tekanan darah. Riwayat sebelumnya seperti
penyakit kronis, riwayat keluarga, nulipara, dan komplikasi kehamilan
sebelumnya merupakan faktor predisposisi
2. Pemeriksaan fisik
Peningkatan tekanan darah yang terjadi sejak usia kehamilan 20 minggu.
Manifestasi klinis lain seperti edema ekstremitas bawah, edema paru,
hepatomegaly dan nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen merupakan temuan
klinis yang kurang spesifik untuk diagnosis preeklampsia.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium yang direkomendasikan meliputi hitung darah lengkap, basic
metabolic panel (glukosa, kalsium, sodium, potassium, CO2, Cl, BUN [Blood
Urea Nitrogen], kreatinin), tes fungsi hati, lactate dehydrogenase (LDH), dan
haptoglobin jika dicurigai ada sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim
hati, trombosit rendah).
Tabel 5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Memastikan Kecurigaan Preeklampsia
- Darah lengkap → Trombositopenia
- Tes fungsi hati → aspartate aminotransferase, alanine
aminotransferase,
bilirubin meningkat
- Kadar kreatinin dan kreatin → Kreatin serum dan protein kreatinin
meningkat
- Pemeriksaan koagulasi, LDH dan haptoglobin → jika curiga ada
sindrom HELLP

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) telah


mengeluarkan pedoman terbaru yang direkomendasikan (2017) untuk
mengidentifikasi preeklamsia dalam praktik klinis serta dalam protokol
penelitian. Pedoman sebelumnya menunjukkan bahwa PE dapat didiagnosis jika
wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan proteinuria. Namun, banyak
ahli telah menunjukkan bahwa PE bisa terjadi tanpa kehadiran
proteinuria. ACOG tidak lagi menganggap proteinuria sebagai tanda yang
diperlukan untuk mendiagnosis PE. Sebaliknya, pedoman tersebut menunjukkan
bahwa praktisi perawatan kesehatan harus mencari tekanan darah tinggi bersama
dengan proteinuria atau salah satu dari sejumlah komplikasi lainnya. Selain itu,
rekomendasi ACOG yang diperbarui tidak memiliki kriteria diagnostik terpisah
untuk PE ringan dan berat. Untuk mendiagnosis PE, ACOG merekomendasikan:

 Tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah
diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi terjadi pada dua kesempatan setidaknya
4 jam setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya
sebelumnya normal
 Tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mm Hg atau tekanan
darah diastolik 110 mm Hg atau lebih tinggi dikonfirmasi dalam interval
singkat (menit) untuk memfasilitasi terapi antihipertensi tepat waktu.

DAN

 Proteinuria: lebih dari atau sama dengan 300 mg per 24 jam pengumpulan
urin (atau jumlah ini diekstrapolasi dari pengumpulan berjangka waktu

ATAU

 Rasio protein / kreatinin lebih besar dari atau sama dengan 0,3.
ATAU

 Pembacaan dipstick 1+ (digunakan hanya jika metode kuantitatif lain tidak


tersedia)
ATAU

 Dengan tidak adanya proteinuria, hipertensi onset baru dengan salah satu
komplikasi yang tercantum di bawah ini.
Daftar Komplikasi:

 Trombositopenia: Jumlah trombosit kurang dari 100.000 / mikroliter


 Insufisiensi Ginjal: Konsentrasi kreatinin serum lebih besar dari 1,1 mg / dL
atau penggandaan konsentrasi kreatinin serum jika tidak ada penyakit ginjal
lainnya.
 Gangguan fungsi hati: Peningkatan kadar enzim hati dalam darah menjadi
dua kali konsentrasi normal
 Edema paru
 Gejala serebral atau visual

Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia


berat dengan kriteria sebagai berikut (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2016).
1. Preeklampsia ringan
a. Tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu.

b. Ekskresi protein dalam urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 dipstik, rasio
protein:kreatinin ≥ 30 mg/mmol.

2. Preeklampsia berat
Preeklampsia dikatakan masuk kategori berat apabila ditemukan satu atau lebih
tanda di bawah ini
a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg sedikitnya enam jam pada dua kali
pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah baring
b. Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ +3 dipstik pada sampel urin sewaktu yang
dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali
c. Trombositopenia < 100.000/ul dan hemolisis mikroangiopati
d. SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum
glutamic pyruvic transaminase) meningkat ditambah nyeri epigastrik atau
kuadran kanan atas abdomen akibat teregangnya kapsula glisson.
e. Sakit kepala persisten dan skotoma penglihatan.
f. Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion dan abrupsio plasenta
g. Edema paru dan gagal jantung kongestif.
h. Oliguria ≤ 500 ml/24 jam dan kreatinin plasma meningkat ≥ 1,2 mg/dL
(Suwanti, Wibowo & Safitri, 2015; Wiknjosastro & Prawirohardjo, 2014).

Suwanti, Wibowo E, Safitri N. 2014. Hubungan tekanan darah dan paritas dengan kejadian
eklampsia di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2012. Media Bina Ilmiah. 8(1):25-30.

Wiknjosastro H, Prawirohardjo S . 2014. Ilmu kandungan. Edisi ke-3 Cetakan ke-2. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. 2016. Ilmu kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan kelima. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

American college of obstetrician and gynecologist. 2017. Bisa diakses di :


https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Task-Force-and-Work-
Group-Reports/Hypertension-in-Pregnancy

Anda mungkin juga menyukai