PRE-EKLAMPSIA BERAT
Perceptor:
Koass :
Gusti Agung Putu Yogi Veda Ananta, S. Ked
Karin Indah Kurniati, S. Ked
Karunia Santi, S. Ked
Lisa Dwi Aryani, S. Ked
Mega Rusdiyanti, S. Ked
Muhammad Abi Nubli, S. Ked
Muhammad Caesario Liazmi, S. Ked
Riska Putri Soraya, S. Ked
KATA PENGANTAR
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
bimbingan dari perseptor kami yaitu dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp. OG. Maka
segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun konten di dalam referat ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
Akhir kata kami berharap semoga referat ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
I.I Definisi Pre-eklampsia Berat.......................................................................................4
I.2 Etiologi.......................................................................................................................5
1.3 Epidemiologi................................................................................................................8
1.4 Faktor Risiko...............................................................................................................9
1.5 Pencegahan................................................................................................................10
1.6 Deteksi Dini..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
4
BAB I
PENDAHULUAN
proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena
I.2 Etiologi
tersamar yang terakumulasi sepanjang kehamilan dan akhir nya menjadi nyata
arteri spinalis.
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi
Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
lapisan otot arteri spinalis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot
arteri spinalis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spinalis
dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu
(HDK) Pada HDK telah terbukti bahwa kadar oksigen, khusus nya
yang sangat toksis ini beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan
akan merusak membran sel endotel. Membran sel endotel lebih mudah
banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
lemak.
darah
1.3 Epidemiologi
kematian ibu yang disebabkan oleh preeklamsia mencapai 70.000 jiwa, dan
kematian ibu di Afrika dan Asia, dan 26% di Amerika latin dan Karibean
meningkat 25% dari 1987 sampai 2004. Sedangkan angka eklamsia menurun
Indonesia, angka kejadian preeklamsia atau eklamsia pada ibu usia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Pada bagian herediter, ibu yang
memiliki resiko 2,98 kali lebih besar terhadap kejadian preeklamsia dan
eklamsia.
eklamsia. Primigravida memiliki resiko 2,608 kali lebih besar untuk terkena
Penelitian lainnya oleh Tessema (2021) tentang faktor individual dan obstetri
memiliki berat badan normal memiliki prevalensi lebih rendah untuk kejadian
overweight (1,46 kali lebih beresiko). Primigravida juga menjadi salah satu
diabetes mellitus juga memiliki resiko untuk terkena preeklamsia 0,35 kali
lebih besar dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus
(Tessema, 2021).
1.5 Pencegahan
sebelum timbul gejala atau kedaruratan klinis karena penyakit tersebut. (3)
yang sebenarnya bisa dinilai pada kunjungan antenatal pertama, umur >40
>35, tekanan darah diastolic >80 mmHg, proteinuria (dipstick >+1 pada 2
kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam)
awal kehamilan pada pasien dengan resiko tinggi. Hal ini secara selektif
dilakukan Hofmeyr, dkk pada tahun 2010 pada wanita yang pre-eklamsia
dan C dan suplemen dengan magnesium, zinc, minyak ikan, dan diet
dilakukan pada trimester pertama yaitu pada onset awal dari penyakit PE,
yang utama pada umur kehamilan 11-13 minggu. Hal ini dikarenakan kondisi
rendah yang dimulai sejak umur kehamilan 16 minggu. Pada tahap skrining
ditentukan apakah ibu hamil tersebut perlu diberikan obat antihipertensi atau
adalah :
Metode ini merupakan salah satu metode non invasif untuk menilai
dengan adanya peningkatan Indeks Pulsasi (IP) dari arteri uterine yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anamnesis
Gejala nonspesifik seperti nyeri kepala, visus kabur, atau nyeri kuadran
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
proteinuria atau salah satu dari sejumlah komplikasi lainnya. Selain itu,
merekomendasikan :
Tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mm Hg atau
DAN
berjangka waktu
ATAU
Rasio protein / kreatinin lebih besar dari atau sama dengan 0,3.
ATAU
tidak tersedia).
ATAU
Daftar Komplikasi:
4. Edema paru
17
Wiknjosastro, 2016).
1. Preeklampsia ringan
2. Preeklampsia berat
baring.
kapsula glisson.
plasenta.
Prawirohardjo, 2014).
Penderita preeklamsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dan dianjurkan tirah baring serta miring ke satu sisi. Prinsip
Oleh karena itu, pemantauan pemberian cairan (oral ataupun infus) dan
dapat berupa :
terjadi bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500 cc/ 24 jam.
yang diterapkan ialah cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
(Sarwono, 2016).
b. Manajemen Ekspektatif
keadaan obstetrik pada waktu itu (sudah inpartu atau belum) (Sarwono,
2016).
POGI (2016).
20
2016).
seperti gagal ginjal, sindrom HELLP, angka seksio sesar, atau solusio
lamanya perawatan. Berat bayi lahir lebih besar namun insiden IUGR lebih
(2016) yaitu :
kurang dari 34 minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin stabil.
c. Magnesium Sulfat
perinatal.
dari otot polos, termasuk pembuluh darah perifer dan uterus, sehingga
dalam neuron, yang mengakibatkan kerusakan sel dan dapat terjadi kejang.
otot, ngantuk, dan iritasi dari lokasi injeksi. Efek toksisitas tersebut dapat
23
selama 10 menit (PNPK, 2016). National Institute for Health and Care
Pemberian rejimen magnesium sulfat terdiri dari dosis awal (loading dose)
10%); reflek patella (+) kuat; dan frekuensi pernapasan > 16 kali/ menit,
eklamsia.
d. Anti Hipertensi
Masih banyak pendapat dari berbagai negara tentang penentuan batas (cut
mengusulkan cut off yang dipakai adalah > 160/110 mmHg dan mean
arterial pressure (MAP) > 126 mmHg (Sarwono, 2016). Keuntungan dan
efek negatif pada perfusi uteroplasenta. Oleh karena itu, indikasi utama
penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25%
meneliti 24 uji klinik yang melibatkan 2.949 ibu dengan hipertensi dalam
2016) :
metildopa, labetolol.
e. Kortikosteroid
2016) :
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Dutta DC. Text book of Obstetrics including Perinatology and Contraception. 6th
edition. New Central book agency India; 2015: pp256
Fox Rachael, Kitt Jamie, Lesson Paul, Aye Christina YL, dan Lewandowski
Adam J. 2019. Preeclampsia: Risk Factors Diagnosis, Management, and the
Cardiovascular Impact on the Offspring. MDPI: Journal of Clinical Medicine.
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation during
pregnancy for preventing hypertensive disorders and related problems.
Cochrane database of systematic reviews. 2010
Suwanti, Wibowo E, Safitri N. 2014. Hubungan tekanan darah dan paritas dengan
kejadian eklampsia di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2012. Media Bina
Ilmiah. 8(1):25-30.