Anda di halaman 1dari 4

BAB I

DEFINISI

1. Rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk;

2. Pembahasan kasus kematian adalah diskusi tentang kasus kematian yang nyata

terjadi di ruang rawat inap tentang pelaksanaan asuhan medis sejak pasien dirawat

sampai meninggal;

3. Sub Komite Mutu Profesi Medik bertugas mempertahankan kompetensi dan

profesionalisme staf medis;

4. KSM (Kelompok Staf Medis) adalah kelompok staf medis yang keanggotaannya

sesuai dengan profesi dan keahliannya;

5. Unit pelayanan adalah unit yang menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu rawat

jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin,

radiologi, laboratorium, dan lain-lain;

6. Asuhan medis adalah kegiatan medis yang diberikan kepada pasien dan keluarganya

melalui pendekatan proses kedokteran sesuai standar operasional prosedur (SOP)

yang telah ditetapkan.

7. Peningkatan kualitas tenaga medis adalah peningkatan dari segi pengetahuan,

keterampilan dan sikap dalam penerapan asuhan medis.


BAB II
RUANG LINGKUP

Pembahasan kasus kematian dapat dilakukan melalui mekanisme rapat audit medis

dan dapat pula dilakukan di rapat kelompok staf medis. Yang perlu diperhatikan adalah

tidak semua kasus kematian harus dibahas. Pembahasan kasus kematian tergantung dari

ruang Iingkup dan besar permasalahan dari kasus kematian tersebut.

Idealnya semua kasus dapat diselesaikan di tingkat KSM, namun kita sadari

pelayanan medik adalah sangat kompleks dan antar spesialisasi bisa saling terkait. Jadi

suatu kasus kematian bisa dibahas hanya ditingkat KSM saja dan ada pula yang langsung

dibahas di tingkat rumah sakit karena kasus kematian tersebut melibatkan banyak jenis

spesialisasi.

2
BAB III
TATA LAKSANA

Mekanisme pembahasan kasus kematian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembahasan kasus kematian dilakukan sesuai pengaturan waktu yang telah

ditentukan oleh masing-masing KSM;

2. Setiap pertemuan membahas minimal 1 (satu) kasus kematian;

3. Kasus yang dipresentasikan adalah kasus yang telah diberikan asuhan medis secara

lengkap namun masih terdapat kesulitan yang menyebabkan pasien meninggal;

4. Dalam pertemuan pembahasan kasus kematian dihadiri oleh Ketua KSM, DPJP,

Komite Medik/Sub Komite Mutu Profesi Medik, Peserta didik dan apabila diperlukan

DPJP dari KSM lain;

5. Setiap kali pertemuan ilmiah harus disertai notulensi, kesimpulan dan daftar hadir

peserta yang menjadi dokumen/arsip Sub Komite Mutu Profesi Medik.


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Surat undangan dari KSM;

2. Notulensi;

3. Hasil diskusi/pembahasan kasus beserta kesimpulannya;

4. Daftar hadir peserta.

Anda mungkin juga menyukai