Anda di halaman 1dari 13

ABSES PAYUDARA

1.Abses payudara
Merupakan penyakit yang sulit untuk sembuh sekaligus mudah untuk kambuh. peluang
kekambuhan bagi yang pernah mengalaminya berkisar di antara 4!" persen.
Penyakit ini disebabkan #leh in$eksi bakteri% salah satunya adalah Staphylococcus
aureus. Bakteri yang se&ara alami bisa ditemukan pada kulit manusia itu bisa masuk
apabila ada luka pada payudara terutama di sekitar puting susu Merupakan k#mplikasi
akibat peradangan payudara ' mastitis yang sering timbul pada minggu ke dua p#st
partum (setelah melahirkan)% karena adanya pembengkakan payudara akibat tidak
menyusui dan le&et pada puting susu.
Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara ter*adi apabila mastitis tidak
tertangani dengan baik% sehingga memperberat in$eksi.
Breast abs&ess adalah akumulasi nanah pada *aringan payudara. +al ini biasanya
disebabkan #leh in$eksi pada payudara. ,edera dan in$eksi pada payudara dapat
menghasilkan ge*ala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya% ke&uali pada payudara%
in$eksi &enderung memusat dan menghasilkan abses ke&il. +al ini dapat menyerupai kista
2. Gejala dan tanda
Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
Payudara lebih mengkilap dan ber-arna merah.
Ben*#lan terasa lunak karena berisi nanah. .adang!kadang keluar &airan nanah
melalui puting susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah pada payudara adalah
sta$il#k#kus aureus dan spesies strept#k#kus.
Pada l#kasi payudara yang terkena akan tampak membengkak.Bengkak dengan
getah bening diba-ah ketiak
nyeri dan teraba masa yang $luktuati$ ' /empuk
sensasi rasa panas pada area yang terkena
Demam dan kedinginan% menggigil
Rasa sakit se&ara keseluruhan
Malaise% dan timbul lim$aden#pati pe&t#ralis% a0iller% parasternalis% dan
sub&la1ia.
Diagnosis:
Untuk memastikan diagn#sisnya perlu dilakukan aspairasi nanahmya
Di$$erensial diagn#sisnya gala&t#ele% $ibr#aden#ma dan &ar&in#m
3. Penyebab & Faktor Risiko
Penyebab
2n$eksi pada payudara biasanya disebabkan #leh bakteri yang umum
ditemukan pada kulit n#rmal (staphyl#&#&&us aureus). 2n$eksi ter*adi khususnya pada saat
ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak% biasanya pada puting
susu yang rusak pada masa a-al menyusui. Area yang terin$eksi akan terisi dengan
nanah.
2n$eksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan
kanker payudara. Pada kasus yang langka% -anita muda sampai usia pertengahan yang
tidak menyusui mengalami subare#lar abs&esses (ter*adi diba-ah are#la% area gelap
sekitar puting susu). .#ndisi ini sebenarnya ter*adi pada per#k#k.
3akt#r risik#
Diabetes
mellitus
Selain diabetes dan #besitas yang merupakan $akt#r risik# utama% beberapa $akt#r
lain ternyata dapat meningkatkan risik# abses payudara. +al ini terungkap dalam
sebuah penelitian di University of Iowa% yang dipublikasikan dalam Journal of
The American College of Surgeons edisi 4uli 51.
Per#k#k
berati
salah satu $akt#r yang dimaksud adalah r#k#k% yang dapat meningkatkan risik#
abses payudara 6 kali lipat dibanding pada -anita yang tidak mer#k#k. Selain itu%
r#k#k *uga membuat peluang kekambuhan mel#n*ak hingga 1" kali lipat. Dari
se*umlah pasien yang mengalami kekambuhan% 6 persen di antaranya merupakan
per#k#k berat. 7leh karena itu% peneliti menyarankan para pendeita abses yang
mer#k#k untuk menghentikan kebiasaanya agar risik# kambuh bisa dikurangi.
Dalam penelitian ini% para ahli melibatkan 68 -anita yang mengalami abses payudara%
termasuk 49 -anita per#k#k dan : -anita yang memiliki tindik di putingnya. Seluruh
partisipan tidak memiliki ri-ayat kanker payudara dan tidak sedang men*alani
penyinaran dengan radiasi maupun #perasi payudara dalam 15 bulan terakhir.
$akt#r berikutnya yang baru pertama kali diungkap adalah tindik di bagian puting
susu.
Risik# untuk mengalami abses payudara pada -anita yang putingnya ditindik &enderung
meningkat pada kurun -aktu hingga ; tahun se*ak tindik dibuat.
2n$eksi setelah melahirkan
.elelahan
Anemia
Penggunaan #bat ster#id
Rendahnya sistem imun
Penanaman sili&#n
4. Pencegahan
Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah hal
yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini% +#$$man<s e0er&ises
dapat dimulai se*ak 98 minggu kehamilan. 7les sedikit peli&in (&#nt#h =aseline)
pada are#la. Dua ruas *ari atau satu *ari dan *emp#l diletakkan sepan*ang sisi
puting susu dan kulit dengan lembut ditarik dengan arah h#ri>#ntal. .emudian%
gerakan ini di ulang dengan arah h#ri>#ntal% lakukan pada keduanya beebrapa
kali. 4ika latihan ini dilakukan beberapa kali per hari% akan membantu
mengeluarkan puting susu. Met#de alternati$ adalah penarikan puting susu%
digunakan pada lapisan khusus di dalam bra pada saat kehamilan.
Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah
menyusui.
Setelah menyusui% puting susu dapat diberikan salep lan#lin atau 1itamin A dan D
+indari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
Menyusui se&ara bergantian payudara kiri dan kanan
Untuk men&egah pembengkakan dan penyumbatan saluran% k#s#ngkan payudara
dengan &ara mem#mpanya
?unakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk men&egah r#bekan'luka
pada puting susu.
Minum banyak &airan
Men*aga kebersihan puting susu
Men&u&i tangan sebelum dan sesudah menyusui.
5. Penanganan dan pengobatan
Menga*arkan pada ibu &ara menyusui yang benar @
1. Aeknik menyusui yang benar.
5. .#mpres payudara dengan air hangat dan air dingin se&ara bergantian.
9. Meskipun dalam keadaan mastitis% harus sering menyusui bayinya.
4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
". +entikan menyusui pada payudara yang mengalami abses% tetapi AS2 harus tetap
dikeluarkan.
6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah% berikan antibi#tik.
;. Ru*uk apabila keadaan tidak membaik.
Aerapi @ E1akuasi abses dengan &ara dilakukan #perasi (insisi abses) dalam anestesi
umum. Setelah diinsisi% diberikan drain untuk mengalirkan sisa abses yang /mungkin<
masih tertinggal dalam payudara.
Abses ' nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi dan pemeriksaan PA.
4ika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara% selain dipasang drain
*uga dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage. Setelah 54 *am tindakan% pasien
k#ntr#l kembali untuk mengganti kassa. Pasien diberikan #bat antibi#tika dan #bat
penghilang rasa sakit.
Penanganan yang dapat dilakkan antara lain :
pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan l#kal% antipiretik
dan analgesik ringan% peng#s#ngan payudara berkala dengan terus memberikan AS2 atau
mem#mpa% dan terapi antibi#tika #ral. Bamun *ika sudah ter*adi abses% perlu diberikan
antibi#tik intra1ena% aspirasi% atau insisi dan *ika perlu drainase. Setiap &airan aspirasi
perlu dilakukan pemeriksaan hist#l#gik untuk menyingkirkan keganasan.
Dilakukan peng#mpresan hangat pada payudara selama 1"!5 menit% 4 kali'hari.
Diberikan antibi#tik dan untuk men&egah pembengkakan% sebaiknya dilakukan pemi*atan
dan pem#mpaan air susu pada payudara yang terkena.
4ika ter*adi abses% biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah% serta
dian*urkan untuk berhenti menyusui.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan #bat pereda nyeri (misalnya a&etamin#phen atau
ibupr#$en). .edua #bat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya
D!F"!R P#$"!%!
1. Pra-ir#hard*#% sar-#n#%5:. &l' kebidanan.*akarta
5. Sulistya-ati% ari%5:. Buku a*ar asuhan kebidanaan pada ibu ni$as. 4akarta
9. +yre% anne.51. ashan kebidanan care. *akarta @ pusdinakes
4. Syaipudin% abdul bari.51. paduan pelayanan kesehatan% 4akarta@ yayasan bina
pustaka.
I. Definisi
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang
terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,
bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan
mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong.
Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses.
Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun
dibawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.
Breast abscess adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini biasanya
disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada payudara dapat
menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara,
infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai
kista.
Payudara yang terinfeksi seperti jaringan terinfeksi lain, melokalisasi infeksi
dengan membentuk sawar jaringan granulasi yang mengelilinginya. Jaringan ini akan
menjadi kapsul abses, yang terisi dengan pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang
sangat nyeri, dengan kemerahan panas dan edema pada kulit diatasnya. Jika keadaan ini
dibiarkan maka pus akan menjadi berfluktuasi, dengan perubahan warna kulit dan
nekrosis. Dalam kasus seperti ini demam biasa muncul ataupun tidak . pus dapat
diaspirasi denagn spuit dan jarum berlubang besar. Diagnosis banding abses payudara
mencakup galaktokel, fibroadenoma, dan karsinoma.
(WHO, hal 20)
Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan
pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu
menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu
yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.
Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan
dengan kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan
yang tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap
sekitar puting susu). Kondisi ini sebenarnya terjadi pada perokok.
Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting
sehingga terjadi peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk
kedalam payudara sehingga pengeluaran susu terhambat akibat penyumbatan duktus
kemudian terjadi infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.
Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam
seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy
payudara.
II. Etiologi
Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan
pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu
menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu
yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.
Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan
dengan kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan
yang tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap
sekitar puting susu).
Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu
sebagai berikut :
1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
3. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bias menyebabkan abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.
2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
3. Terdapat gangguan system kekebalan tubuh.
III. PATOFISIOLOGI
Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting
sehingga terjadi peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk
kedalam payudara sehingga pengeluaran susu terhambat akibat penyumbatan duktus
kemudian terjadi infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.
IV. GAMBARAN KLINIS
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu
organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara
diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah mengkilap, panas jika disentuh,
membengkak dan adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan
lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal- gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara
yang terkena.
Menurut Sarwono (2009), pada abses payudara memiliki tanda dan gejala yaitu:
Nyeri payudara yang berkembang selama periode laktasi
Fisura putting susu
Fluktuasi dapat dipalpasi atau edema keras
Warna kemerahan pada seluruh payudara atau lokal
Limfadenopati aksilaris yang nyeri
Pembengkakan yang disertai teraba cairan dibawah kulit
Suhu badan meningkat dan menggigil
Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan
nanah bercampur air susu serta darah.
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana ; 317)
V. PEMERIKSAAN
Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan
jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi abses, bisa dilakukan
pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.
VI. PENANGANAN
a. Teknik menyusui yang benar.
b. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
c. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
d. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
e. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap
dikeluarkan.
f. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
g. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
VII. TERAPI
a. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir
areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
b. Pecahkan kantong PUS dengan tissu forceps atau jari tangan
c. Pasang tampan dan drain untuk mengeringkan nanah
d. Tampan dan drain diangkat setelah 24 jam
e. Karena penyebab utamanya Staphylococcus aureus, antibiotika jenis penisilin dengan dosis
tinggi, biasanya dengan dosis 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
f. Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
g. Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
h. Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena
untuk mencegah pembengkakan payudara.
i. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
VIII. PENCEGAHAN
Menurut WHO, 2002. Abses payudara sangat mudah dicegah bila menyusui
dilakukan dengan baik sejak awal untuk mencegah keadaan yang meningkatkan stasis
ASI dan bila tanda dini seperti bendungan ASI, sumbatan saluran payudara, dan nyeri
puting susu diobati dengan cepat.
Terapi bedah
Bila abses telah terbentuk pus harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan insisi
dan penyaliran, yang biasanya membutuhkan anastesi umum, tetapi dapat juga
dikeluarkan melalui aspirasi, dengan tuntunan ultrasuara. Ultrasuara berguna untuk
sebagi alat diagnostik abses payudara dengan dilakukan secara menyeluruh aspirasi pus
dengan bimbingan ultrasuara dapat bersifat kuratif. Hal ini kurang nyeri dan melukai
dibandingkan insisi dan penyaliran, dan dapat dilakukan dengan anastesi lokal, hal ini
sering dilakukan pada pasien yang menjalani rawat jalan.
Pengobatan sistemik dengan antibiotik sesuai dengan sensitivitas organisme biasanya
dibutuhkan sebagai tambahan. Namun antibiotik saja tanpa dilakukannya pengeluaran
pus tidak mempunyai arti. Sebab dinding abses membentuk halangan yang melindungi
bakteri patogen dari pertahanan tubuh dan membuat tidak mungkin untuk mencapai kadar
antibiotik yang efektif dalam jaringan terinfeksi
Dukungan untuk menyusui
Kita sebagai petugas kesehatan harus meyakinkan Perawatan dengan abses payudara
ia dapat melanjutkan menyusui. Bahwa hal ini tidak akan membahayakan bayinya dapat
menyusui bayinya yang lain dikemidian hari. Disini kita sebagai petugas kesehatan
memiliki peran yang sangat penting dengan menjelaskan kepada klien untuk penanganan
yang harus dilakukan dengan kondisi seperti ini.
Untuk menjamin agar menyusui yang baik terus berlansung, penatalaksanannya
sebaiknya harus dilakukan sebagai berikut:
1. Bayi sebaiknya tetap bersama ibu sebelum dan sesudah pembedahan
2. Bayi terus dapat menyusui pada payudar yang sehat
3. Saat ibu menjalani pembedahan, bila sekiranya ib tidak dapat menyusui selama lebih dari
3 jam, bayi harus diberi makanan lain.
4. Sebagai persiapan bagian dari persiapan bedah, ibu dapat memeras ASI-nya dari
payudara yang sehat, dan ASI tersebut diberikan pada bayi dengan cangkir saat ibu dalam
pengobatan.
5. Segera setelah ibu sadar kembali ( bila ibu tersebut diberi anastesi umum ), atau segera
setelah pembedahan selesai ( bila digunakan anatesi lokal ), ibu dapat menyusui kembali
pada payudar yang sehat.
6. Segera setelah nyeri pada luka memungkinkan, ibu dapat kembali menyusui dari
payudara yang terkena. Hal ini biasanya mungkin dilakukan dalam beberapa jam, kecuali
pembedahan dekatpada puting susu. Ibu harus diberi analgesikyang diperlukan untuk
mengontrol nyeri dan memungkinkan menyusui kembali lebih dini.
7. Biasanya ibu membutuhkan bantuan terlatih untuk membantu bayi mengenyut payudara
yang terkena kembali, dan hal ini dapat membutuhkan beberapa usaha sebelum bayi
dapat menghisap dengan baik. dorongan ibu u ntuk tetap menyusui, dan bantu ibu untuk
menjamin kenyutan yang baik.
8. Bila payudara yang terken tetap memproduksi ASI, penting agar bayi dapat mengisap dan
mengeluarkan ASI dari payudar tersebut, untuk mencegah statis ASI dan terulangnya
infeksi.
9. Bila pada mulanya bayi tidak mau mengenyut atau mengisap payudra yang terkena,
penting untuk memeras ASI sampai bayi mulai mengisap kembali.
10. Bila produksi ASI pada payudara berhenti, pengisapan yang sering merupakan jalan yang
efektif untuk merangsang peningkatan produksi.
11. Untuk sementara waktu bayi dapat terus menyusu pada payudara yang sehat. Biasanya
bayi dapat menyusu cukup hanya dari satu payudar, sehingga ia cukup mendapatakan
makanan sementara produksi ASI dari payudara yang terkena pulih kembali.
Sedangkan menurut pendapat ahli mengatakan bahwa :
a. Segera setelah melahirkan menyusui bayi dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusife.
b. Melakukan perawatan payudara dengan tepat dan benar. Masase payudara, kompres
hangat dan dingin, pakai bh yang menyokong kedua payudara .
c. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH
tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.
d. Segera mengobati puting susu yang lecet, bila perlu oleskan sedikit ASI pada puting
tersebut.Bila puting bernanah atau berdarah, konsultasikan dengan bidan di klinik atau
dokter yang merawat
e. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan
pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat
penghenti ASI pada dokter atau bidan.
f. Biasakan untuk menyusui secara rutin bergantian pada kedua payudara kanan dan kiri.
g. Bila menemui kesulitan seperti puting payudara tenggelam atau ASI tidak bisa lancar
keluar tetapi payudara tampak mengeras tanda berproduksi ASI maka konsultasikan
dengan bidan cara memerah ASI dengan benar agar tidak terjadi penumpukan produksi
ASI
h. Biasakan untuk menyusui bayi hingga kedua payudara terasa kosong dan bila bayi
tampak sudah kenyang namun payudara masih terasa penuh atau ASI menetes deras,
segera kosongkan dengan cara memerah secara manual menggunakan jari - jari tangan
menekan pada areola ( lingkaran hitam sekitar puting ), simpan ASI di kulkas jangan di
buang, bisa diberikan kembali dengan cara menyuap ke mulut bayi menggunakan sendok
atau biarkan bayi mencecap dengan cawan kecil setelah ASI dihangatkan.
i. Seorang ibu harus menjaga tangan dan putting susunya bersih untuk menghindari kotoran
dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Dengan cara mencuci kedua tangannya dengan
sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui Hal ini juga
menghindari putting susu sakit dan infeksi pada payudara.
j. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.Setelah
menyusui, puting susu dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D.
k. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara.
http@''asieksklusi$.net'ibu!hamil!menyusui'in$#rmasi!seputar!abses!payudara'
P()*!+!$!,
!. Pengertian Abses Payudara
Abses payudara merupakan k#mplikasi yang ter*adi akibat peradangan payudara kr#nik%
akumulasi nanah pada *aringan payudara yang dapat disebabkan #leh bakteri.
*. ?e*ala Abses Payudara
1.Adanya ben*#lan lunak yang terasa sangat sakit %
5. Payudara lebih mengkilap dan ber-arna merah.
9. 2bu mungkin panas atau tidak
4. Byeri pada payudara% kemerahan% pembengkakan dan sensasi rasa panas pada area
yang terkena
". Demam dan kedinginan
6. Rasa sakit se&ara keseluruhan
;. Bengkak dengan getah bening diba-ah ketiak
-. Penyebab Abses Payudara
2n$eksi pada payudara biasanya disebabkan #leh bakteri yang umum ditemukan pada
kulit n#rmal (staphyl#&#&&us aureus). 2n$eksi ter*adi khususnya pada saat ibu menyusui.
Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak% biasanya pada puting susu yang rusak
pada masa a-al menyusui. Area yang terin$eksi akan terisi dengan nanah.
2n$eksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan
kanker payudara. Pada kasus yang langka% -anita muda sampai usia pertengahan yang
tidak menyusui mengalami subare#lar abs&esses (ter*adi diba-ah are#la% area gelap
sekitar puting susu).
D. Pen&egahan Abses Payudara
C Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah hal yang
sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini% +#$$man<s e0er&ises dapat dimulai
se*ak 98 minggu kehamilan.
7les sedikit peli&in (&#nt#h =aseline) pada are#la. Dua ruas *ari atau satu *ari dan dengan
arah *emp#l diletakkan sepan*ang sisi puting susu dan kulit dengan lembut ditarik
h#ri>#ntal. .emudian% gerakan ini di ulang dengan arah h#ri>#ntal% lakukan pada
keduanya beebrapa kali. 4ika latihan ini dilakukan beberapa kali per hari% akan membantu
mengeluarkan puting susu.
Met#de alternati$ adalah penarikan puting susu% digunakan pada lapisan khusus di dalam
bra pada saat kehamilan.
C Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.
C Setelah menyusui% puting susu dapat diberikan salep lan#lin atau 1itamin A dan D
C +indari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
(. Penanganan Abses Payudara
1. Aeknik menyusui yang benar.
5. .#mpres payudara dengan air hangat dan air dingin se&ara bergantian.
9. Meskipun dalam keadaan mastitis% harus sering menyusui bayinya.
4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
". +entikan menyusui pada payudara yang mengalami abses% tetapi AS2 harus tetap
dikeluarkan.
6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah% berikan antibi#tik.
;. Ru*uk apabila keadaan tidak membaik.

Anda mungkin juga menyukai