LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: A.A
Umur
: 7 bulan
Tanggal lahir
: 24 februari 2014
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kolaka
Agama
: Islam
No. RM
: 030460
Tarikh MRS
: 19/11/2014
I. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama
: Bibir sumbing
Anamnesis Terpimpin
Keluhan dialami sejak lahir, pada bagian kanan atas bibir. Riwayat kelainan bawaan
lain tidak ada. Riwayat demam tidak ada, trauma tidak ada. Anak mau minum susu.
Riwayat kehamilan : pasien merupakan anak kedua, saat melahirkan ibu pasien dibantu
oleh bidan di rumah, lahir cukup bulan dan normal dengan berat badan 3,2kg, selama
hamil, ibu pasien mengaku tidak pernah jatuh dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obat
selain vitamin yang diberikan dari puskesmas saat kontrol kandungan. Ibu pasien juga
rajin membawa pasien untuk imunisasi. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
tidak ada.
II. STATUS PRESENT
STATUS GENERALIS: Sakit sedang/Gizi cukup/Composmentis
STATUS LOKALIS : Regio Labialis
I: Tampak celah yang terbentuk di bagian kanan bibir atas
P: Teraba celah pada bibir, celah tidak mengenai gusi.
Tanda vital :
Nadi
: 90 x/menit (Reguler)
Pernapasan
Suhu
: 36.5oC (Axilla)
III.PEMERIKSAAN FISIS
Kepala
Ekspresi
: Biasa
Simetris muka
Deformitas
: (-)
Rambut
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus
: (-)
Gerakan
: Ke segala arah
Kelopak Mata
: Edema (-)
Konjungtiva
: Anemis (-)
Sklera
: Ikterus (-)
Kornea
: Jernih
Pupil
: Bulat isokor
Telinga
Pendengaran
: kesan normal
Tophi
: (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Hidung
Perdarahan
Sekret
: (-)
: (-)
Mulut
Bibir
Lidah
Tonsil
Faring
Gigi geligi
Gusi
Leher
Kelenjar getah bening
Kelenjar gondok
DVS
Pembuluh darah
Kaku kuduk
Tumor
Thoraks
- Inspeksi :
Bentuk
Pembuluh darah
Buah dada
Sela Iga
Palpasi
Fremitus raba
Nyeri tekan
Massa tumor
:
: Simetris pada paru kiri dan kanan
: (-)
: (-)
Perkusi
Paru
: R+1 cmH2O
: Tidak ada kelainan, arteri karotis teraba
: (-)
: (-)
Batas paru-hepar
: ICS IV dekstra
Batas paru belakang kanan
: CV Th. VIII dekstra
Batas paru belakang kiri
: CV Th. IX sinistra
Auskultasi :
Bunyi pernapasan
: Bronkovesikuler
Bunyi tambahan
: Rh -/- , Wh -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Perut
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Punggung
Palpasi
Nyeri ketok
Auskultasi
Gerakan
Ekstremitas
Edema -/-
Pemeriksaan
Nilai
WBC
10.17
RBC
4.06
HGB
11.6
HCT
31.6
PLT
239
CT/BT
800/300
PT/APTT
13.4 / 37.1
GDS
151
Ur/Cr
14/0.4
SGOT/SGPT
42/15
Na/K/Cl
136/3.9/101
HbsAg
Negative
Anti HCV
Negative
Alb
5.6
IV. DIAGNOSA :
Labioschisis unilateral
V. PENATALAKSANAAN
- Rencana Operasi labioplasty unilateral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan
Cleft lip atau labioschisis adalah suatu kelainan bawaan berupa celah pada bibir atas di
antara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat komplit dan inkomplit.Celah pada satu sisi
disebut labioschisis unilateral dan jika celah terdapat pada kedua sisi disebut labioschisis
bilateral. Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang
menyebabkan tergangguanya proses tumbuh kembang janin. 1
Permasalahan pada penderita celah pada bibir dan langit-langit sudah muncul sejak
penderita lahir. Derita psikis yang dialami pula oleh penderita setelah menyadari dirinya
berbeda dengan yang lain. Secara fisik adanya celah akan membuat kesukaran minum karena
adanya daya hisap yang kurang. Se1ain itu terjadi permasalahan dalam segi estetik/kosmetik,
perkembangan gigi yang tidak sempurna serta gangguan pertumbuhan rahang dan gangguan
bicara berupa suara sengau. Penyulit yang juga mungkin terjadi pada penderita celah bibir
adalah infeksi pada telinga tengah hingga gangguan pendengaran serta gangguan
pertumbuhan gigi dan rahang.1
Sekitar 15 jenis orofacial clefting orofasial ada, dengan cleft lip and platelet yang
paling sering ditemukan. orofacial cleft malformasi kongenital kedua yang paling sering
terjadi, dan yang paling sering terjadi malformasi kepala dan leher. Mereka terjadi pada
sekitar 1/700 kelahiran hidup dengan sekitar 1/1000 tingkat kelahiran hidup di Amerika
Serikat. Ada sekitar 7500 bayi yang lahir di Amerika Serikat dengan cacat dibagian wajah per
tahun dengan biaya medis seumur hidup rata-rata $ 100.000 per bayi atau 750 Biaya seumur
hidup juta dolar untuk semua anak per tahun. Celah bibir dan langit-langit memiliki banyak
masalah medis yang terkait, yang meliputi penyakit otological, gangguan berbicara, cacat
gigi, dan psikososial.2
Kedua perbedaan etnis dan jenis kelamin terjadi pada prevalensi kelahiran celah bibir
dan langit-langit. Antara kelompok etnis, tingkat tertinggi terjadi dalam populasi penduduk
asli Amerika dan Asia dengan sekitar 2/1000 kelahiran hidup. Pada tingkat menengah terjadi
di antara orang-orang keturunan Eropa dengan sekitar1/1000 kelahiran hidup. Tingkat
terendah bibir sumbing dan langit-langit terjadi di antara populasi Afrika dengan 1/2500
kelahiran hidup. Tidak ada perbedaan antara kelompok-kelompok etnis untuk cleft platelet,
dengan sekitar 1/2000 kelahiran hidup. Perbedaan jenis kelamin cleft lip dan palate terjadi
dengan rasio 2: 1 laki-laki dan perempuan dimana cleft melibatkan bibir dengan atau cleft
palate.2
II. Anatomi
Anatomi bibir dan hidung merupakan hal yang penting dalam memahami kelainan
yang disebabkan oleh celah facial. Elemen yang terdapat pada bibir normal terdiri dari
philtrum sentral, sebelah lateral dibatasi oleh collum philtral dan sebelah inferior dibatasi oleh
tuberkel dan cupid bow. Cupid bow merupakan bagian tengah dari bibir atas yang dibentuk
oleh philtrum groove dan collum philtral yang kedalamannya berbeda untuk tiap individu,
sedangkan tuberkel adalah bagian tengah vermillion yang menonjol. Pertemuan antara
vermillion dan kulit merupakan jembatan mukokutaneus yang biasa disebut white roll. Dua
cuping hidung dipisahkan oleh kolumella pada bagian luar dan septum pada bagian dalam.3
Otot primer pada bibir adalah orbicularis oris, yang memiliki dua komponen yaitu
komponen eksternal dan internal. Serabut otot internal berjalan horizontal atau
sirkumferensial yang berperan dalam proses makan. Sedangkan serabut otot eksternal berjalan
obliq dan berfungsi untuk membentuk ekspresi dan pergerakan bibir saat berbicara. 3
Kompetensi oris dikendalikan oleh m. orbicularis oris, dengan musculus ekspresi wajah
lainnya daerah otot ini dikenal dengan istilah modiolus.
1.
Muskulus elevator terdiri dari m. levator labii superior alaeque nasi, m. levator labii
superior, m. zygomaticum major, m. zygomaticum minor dan m. levator anguli oris.
2.
3.
Muskulus depresor meliputi m. depresor anguli oris danm. depresor labii inferior.
Muskulus retraktor bibir bawah terdiri dari m. depresor anguli oris dan m. platysma,
sedangkan m. mentalis berfungsi untuk protrusi bibir.4
Pada bibir atas, levator labii superioris berperan dalam pembentukan bibir. Serabutnya
berjalan dari arah medial lingkaran infraorbita, melingkupi kebawah masuk ke daerah dekat
vermillion cutaneus junction. Hampir semua dari serabut medial elevator labii superioris ke
bawah untuk masuk ke sudut ipsilateral dari collum philtrum dan vermillion junction,
membantu untuk mempertahankan daerah terbawah collum philtrum dan puncak dari cupid
bow. 3,8
Inervasi sensoris bibir atas berasal dari cabang n. cranialis V (n. trigeminus) dan n.
infraorbitalis.Bibir bawah mendapat inervasi sensoris dari n. mentalis. Pengetahuan inervasi
sensoris ini penting untuk melakukan tindakan blok anestesi. Inervasi motorik bibir berasal
dari n. cranialis VII (n. facialis).Ramus buccalis n.facialis menginervasi m. orbicularis oris dan
m. elevator labii. Ramus mandibularis n. facialis menginervasi m. orbicularis oris dan m.
depressor labii.4
III. Embriologi
Secara embriologik rangka dan jaringan ikat pada wajah (kecuali kulit dan otot),
termasuk palatum, berasal dari sel-sel neural crest di cranial, sel-sel inilah yang memberikan
pola pada pertumbuhan dan perkembangan wajah. Pertumbuhan facial sendiri dimulai sejak
penutupan neuropore (neural tube) pada minggu ke-4 masa kehamilan yang kemudian
dilanjutkan dengan rangkaian proses kompleks berupa migrasi, kematian sel terprogram,
adhesi dan proliferasi sel-sel neural crest.4,8
Ada 3 pusat pertumbuhan facial, yaitu :
1. Sentra prosensefalik,
Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan lobus frontal otak, tulang frontal.
Dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksila dan septum nasal (regio frontonasal).
2. Rombensefalik
Membentuk bagian posterior kepala, lateral muka dan sepertiga muka bagian bawah (regio
latero posterior). Ada bagian-bagian yang mengalami tumpang tindih
akibat impuls-
Teori Fusi
Disebut teori klasik. Pada akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh masa
kehamilan, prosesus maksilaris berkembang ke arah depan menuju garis median,
mendekati prosesus nasomedialis dan kemudian bersatu. Bila terjadi kegagalan fusi antara
prosesus maksilaris dengan prosesus medialis maka celah bibir akan terjadi.
2.
10
Patten pada tahun 1971, pertama kali menggabungkan kemungkinan terjadinya celah
bibir, yaitu adanya fusi prosesus maksilaris dan penggabungan kedua prosesus naso
medialis yang kelak akan membentuk bibir bagian tengah.
IV. Etiopatofisiologi
Lingkungan teratogen dan faktor genetik yang terlibat dalam celah bibir dan langitlangit. eksposur intrauterine dengan fenitoin antikonvulsan dikaitkan dengan peningkatan 10
kali lipat dalam kejadian bibir sumbing. ibu yang merokok selama kehamilan, teratogen lain,
seperti alkohol, antikonvulsan, dan asam retinoat, berhubungan dengan pola malformasi yang
mencakup celah bibir dan langit-langit, tapi belum terkait langsung dengan hubungan celah. 5
Kelainan genetik dapat mengakibatkan sindrom yang mencakup celah langit-langit
primer atau sekunder selama masa area perkembangan. Lebih dari 40% dari bibir sumbing
yang berhubungan dan merupakan bagian dari sindrom malformasi, dibandingkan dengan
kurang dari 15% dari kasus celah bibir dan langit-langit. Sindrom yang paling umum terkait
dengan celah bibir dan langit-langit adalah van sindrom derWoude dengan atau tanpa lubang
bibir bawah atau sinus. Microdeletions kromosom 22q mengakibatkan velocardiofacial,
DiGeorge, atau sindrom anomali conotruncal adalah diagnosis yang paling umum terkait
dengan bibir sumbing yang terisolasi. meskipun ada komponen genetik yang diakui
nonsyndromic celah bibir dan / atau langit-langit, tampaknya menjadi multifaktorial. 5
Selama minggu ketiga dan kedelapan, lima prominences pada wajah digabungkan.
Bibir kemudian berkembang antara minggu ketiga dan ketujuh yang diikuti dengan langitlangit antara minggu kelima dan kedua belas minggu. Karena proses ini sangat rumit,
beberapa faktor-faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi jenis dan tingkat
keparahan celah bibir dan langit-langit dan mengakibatkan kerusakan jaringan berbagai yang
terlibat.1,6
Terjadi fusi antara prominensia maxillaris, nasal media dan lateral melalui apoptosis,
diferensiasi epithelial, dan subepitelial mesenkim. Celah bibir dan celah palatum terjadi jika
terdapat kegagalan fusi dari jaringan ini.Beberapa penelitian menunjukkan kelainan ini
merupakan akibat sekunder dari defek pertumbuhan mesenkim atau differensiasi epitel.Selain
itu kesalahan dari pemprograman genetic juga dapat mengganggu fusi prominensia
maxillaries dan nasal medial. Akibatnya, suplai darah dan otot terganggu dan mengakibatkan
terjadinya cacat pada bibir dan palatum.6
11
V. Klasifikasi
Celah pada bibir dapat dibedakan menjadi unilateral dan bilateral, dan dibagi menjadi
komplit, inkomplit, dan mikroform. Mikrofrom tampak sebagai defek kecil atau luka pada
bagian bibir atas, vermilion sehingga batas dari mukokutan hilang. Deformitas hidung dapat
terjadi dan kadang-kadang lebih luas daripada masalah bibir. 5
12
13
S selalu di tengah
Yang mendahului S adalah bagian kanan dan sesudah S adalah bagian kiri
Contoh :
1. CLP/L-----L
Cleft Lip and Palate lokasi celah berada di bibir kanan dan kiri, celah komplit
2. CLP/-----SHAL
14
CLP dengan lokasi celah komplit pada soft palate, alveolus dan bibir bagian kiri.
3. CLP/ I----CLP celah bibir sebelah kanan inkomplit.1
VII. Diagnosis
Diagnosis Cleft lip and palate ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisis dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Pada anamnesis adanya keluhan yang diderita sejak lahir berupa celah pada bibir yang
menyebabkan kesulitan menyusui, makan, berbicara, dan kesulitan mendengar.
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa, adanya riwayat defisiensi nutrisi/vitamin
pada ibu dan penggunaan obat-obatan teratogenik selama trimester pertama
kehamilan, serta adanya riwayat penyalahgunaan alcohol dan kebiasaan merokok saat
hamil.3,4
2. Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan Fisis di daerah wajah diagnosis CLP dapat di tegakkan. Pembagian
berdasarkan International Classification of the Diseases (ICD), mencakup celah
anatomis organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah, unilateral atau bilateral;
digunakan untuk sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh World Health
Organization (WHO).4
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada saat dalam kehamilan, pemeriksaan celah dini pada janin dapat kita lihat
dengan menggunakan transvagina ultrasonografi pada minggu ke-l1 masa kehamilan
dan bisa juga dideteksi dengan menggunakan transabdominal ultrasonografi pada usia
kehamilan minggu ke-16.
15
(a)
(b)
Gambar 13. USG 3-dimensi memperlihatkan adanya facial cleft pada fetus usia 22 minggu(a)
dan facial cleft pada usia kehamilan 32 minggu
VIII. Penatalaksanaan
Bayi yang baru lahir dengan CLP segera dipertemukan dengan pekerja sosial untuk
diberi penerangan (edukasi) agar keluarga penderita tidak mengalami stress dan menerangkan
harapan yang bisa didapatkan dengan perawatan yang menyeluruh bagi anaknya. Selain itu
dijelaskan juga masalah yang akan dihadapi kelak pada anak. Menerangkan bagaimana
memberi minum bayi agar tidak banyak yang tumpah. Pekerja sosial membuatkan suatu
record psicososialpasien dari sini diambil sebagai bagian record CLP pada umumnya. Pekerja
16
sosial akan mengikuti perkembangan psikososial anak serta keadaan keluarga dan
lingkungannya. Ahli THT untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol
pendengaran.1 Labioplasty dengan Rule Of Ten, Bayi berumur 10 minggu, Berat 10 pon (5
kg), Memiliki Hb lebih dari 10 gr%, Leukosit < 10.000.
IX. Preoperasi
Dalam penanganan penderita CLP diperlukan kerjasama para spesialis dalam suatu
tim yang akan diatur dalam sebuah protokol CLP, yaitu:1
1. Pasien umur 3 bulan (the over tens)
a. Operasi bibir dan hidung
b.
c. Evaluasi telinga
d.
Operasi palatum
b.
17
ketinggian
vertical
bibir.Jika
ketinggian
vertical
bibir
mendekati
normal
maka
ketidakseimbangan ini dapat dihilangkan dengan elips eksisi. Flap triangular dariwhite roll
dan vermillon dapat digunakan untuk menyeimbangkan penutupan celah yang dikenal dengan
teknik double unilimb Z-Plasty dimana didapatkan skar luka hanya teratas pada bagian bawah
bibir.1,7
dengan variasi yang beragam antara lain "Rose-Thompson Straight Line Closure, RandallTennison triangular flap repair, Millard rotation-advancement repair, LeMesurier
quadrilateral flap repair, Lip adhesion, and Skoog dan Kernahan-Bauer upper dan lower lip
Z-plasty repair. Dan masih banyak lagi teknik-teknik yang lainseperti teknik Delaire
danteknik Poole. Setiap teknik tersebut bertujuan untuk mengembalikan kontuinitas dan
fungsi dari musculus orbicularis dan menghasilkan anatomis yang simetris. Kesemuanya
mencoba untuk memperpanjang pemendekan philtrum pada bagian bercelah dengan
melekatkan jaringan dari elemen bibir lateral ke elemen bibir medial, dengan menggunakan
berbagai kombinasi antara lain merotasi, memajukan. dan mentransposisikan penutup.3,5
Teknik Rose Thompsonn straight line closure merupakan teknik untuk penyambungan
linear defek minimal dari lengkung bibir dengan pertimbangan megenai titik anatomis yang
18
19
20
XI. Postoperasi
Makanan oral: untuk anak yang masih menyusui, setelah operasi boleh langsung
disusui. Namun ada beberapa center yang masih menganjurkan untuk memberikan makanan
lewat NGT sampai 10 hari postoperatif kemudian baru bisa makan sebagaimana biasa.3
Aktifitas: menginstruksikan kepada kedua orang tua untuk tidak memberikan mainan
atau dot yang memiliki permukaan yang tajam selama 2 minggu setelah operasi. Beberapa
center menganjurkan untuk memakai Velcro elbow immobilizers pada pasien selama 10 hari
untuk meminimalisir resiko cedera pada bibir yang telah direkonstruksi. Secara periodik
diganti beberapa kali sehari dibawah supervisi.3
Perawatan Bibir: garis jahitan luka yang terbuka pada dasar dari bibir dan hidung
dapat dibersihkan menggunakan cotton swabs yang dicelupkan ke hidrogen peroksida serta
antibiotik topikal dapat diberikan beberapa kali sehari. Pengangkatan jahitan luka yang
permanen pada 5 sampai 7 hari postoperatif jika menggunakan cyanoacrylate adhesive, tidak
ada penatalaksanaan tambahan selama periode pertengahan postoperatif dan secara bertahap
mulai meningkat 6-12 bulan setelah rekonstruksi. Kedua orang tua juga diinstruksikan untuk
memijat bibir atas selama fase ini dan mencegah untuk menempatkan anak pada daerah yang
terkena cahaya matahari langsung sampai scarnya sembuh.3
21
XII. Prognosis
Tindakan operasi yang berhati-hati dan rekonstruksi yang mendetail pada umumnya
menghasilkan perbaikan yang lebih baik, sehingga terlihat sebagai bibir yang normal. Pada
kenyataannya banyak faktor yang berpengaruh di luar dari teknik perbaikan itu sendiri. Pada
akhirnya, hasil yang dicapai tergantung dari komplikasi yang terjadi, keadaan tulang
tengkorak dimana terjadi celah, dan efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan dari
masing-masing individu.3
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Marzoeki J. Teknik pembedahan celah bibir dan langit-langit. Jakarta: Sagung Seto; 2001;
Hal. 1-8
2. P, Harold, S, Smith, C, Eric. Cleft Lip and Palate. Department of Otolaryngology,The
University of Texas Medical Branch (UTMB Health) October 30, 2013. Available at:
http://www.utmb.edu/otoref/grnds/cleft-lip-palate-2013-10-30/cleft-lip-palate-pic-201310.pdf
3. Patel
PK.
Craniofacial,
Unilateral
Cleft
Lip
Repair.
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/1279641-overview#showall
4. Al
Fatih
M.
Labio
Gnato
Palatoschisis.
Available
at:
http://www.scribd.com/doc/55885689/labio-gnato-palatoschisis
5. Hopper RA, Cutting C, Grayson B. Cleft Lip and Palate. In : Thorne CH, Beasley RW,
Aston SJ, Bartlett SP, Gurtner GC, Spear SL, editors. Grabb and Smiths Plastic surgery.
6th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2007; p. 201-14
6. Anonim.
Cleft
Lip
and
Cleft
Palate.
UNSW
Embriology.
Available
at:
http://php.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=2011_Group_Project_11
7. Margulis A. Cleft Lip. In Kryger ZB, Mark Sisco. Practical Plastic Surgery. Austin,Texas:
Landes Biosciencep. 2007; p. 348-54
8. Dixon MJ, Mary L, Terri H, Jefferey CM. Cleft lip and palate Synthesizing genetic and
environmental influences. NIH public Access. 2011.
9. Hoffman, S., Wesser, D.R., Calostypis, f., Simon, B.e., The rotation-advancement
technique (millard) as a secondary procedure in cleft lip deformities.
http://digital.library.pitt.edu/c/cleftpalate/pdf/e20986v05n1.06.pdf
23