Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS BINAMU KOTA


KABUPATEN JENEPONTO
PERIODE JUNI 2015 – SEPTEMBER 2015

( UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK


MENULAR )
PENYULUHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN
PENCEGAHANNYA

A. Latar Belakang
Dengue adalah penyakit virus mosquito borne yang persebarannya
paling cepat. Dalam lima puluh tahun terakhir, insidensi penyakit meningkat
tiga puluh kali dan menyebar secara geografis ke negara yang sebelumnya
belum terjangkit. Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan baik bagi tenaga kesehatan khususnya,
maupun masyarakat luas pada umumnya. Hal ini dikarenakan penyakit ini
dapat menimbulkan wabah yang apabila penanganannya tidak tepat dapat
mengakibatkan kematian. Masyarakat di Asia Tenggara memiliki resiko yang
sangat besar terhadap penularan virus dengue. Dari 2,5 miliar orang yang
beresiko tertular, sekitar 1,8 miliar tinggal di negara-negara Asia Tenggara
dan regio Pasifik Barat.1,3,4 Negara yang memiliki kerentanan terhadap
serangan endemis dengue antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand dan
Timor Leste. Hal ini disebabkan karena cuaca yang tropis dan masih
merupakan area equatorial dimana Aedes aegepty menyebar di seluruh daerah
tersebut.
Sejak pertama kali ditemukan penyakit DBD di Indonesia (Surabaya
dan Jakarta) pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah
penyebarannya bertambah luas, sehingga pada tahun 1994 DBD telah tersebar
ke seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1998, terjadi. Kejadian Luar
Biasa (KLB) DBD dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang dan
merupakan wabah terbesar sejak kasus DBD ditemukan pertama kali di
Indonesia dengan 1.411 kematian. Jumlah penderita pada tahun 2004 periode
Januari-April di 188 kabupaten/kota dari 12 provinsi sebanyak 53.719 kasus,
590 diantaranya meninggal dunia. Adapun ke 12 provinsi tersebut adalah
Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD, antara lain faktor
host (kerentanan dan respon imun), lingkungan (kondisi geografi seperti
ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim, dan
kondisi demografi seperti kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial
ekonomi penduduk), serta faktor agentnya sendiri (virus dengue). Pencegahan
terhadap DBD dapat dilakukan dengan mengontrol vektornya yaitu Aedes
aegepty. Manajemen lingkungan, kontrol biologi dan kontrol kimia
merupakan cara yang efektif dalam memberantas perkembangbiakan dari
Aedes aegepty.

B. Permasalahan Di Masyarakat
Menurut data WHO 1955-2007, didapatkan lima puluh juta infeksi
Dengue setiap tahunnya dan terdapat 2,5 miliar orang yang hidup di negara
endemis. Insiden demam berdarah dengue di Indonesia termasuk tinggi.
Jumlah penderita pada tahun 2004 periode Januari-April di 188
kabupaten/kota dari 12 provinsi sebanyak 53.719 kasus, 590 diantaranya
meninggal dunia. Adapun ke 12 provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh
Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2006).
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya
demam berdarah seta pentingnya pencegahan demam berdarah, terutama saat
memasuki musim hujan dapat menyebabkan timbulnya kasus demam
berdarah dalam jumlah yang banyak. Ketidaktahuan masyarakat mengenai
cara penggunaannya bubuk abate dengan benar menyebabkan masyarakat
tidak menggunakan bubuk abate sebagai salah satu pemutus siklus hidup
nyamuk Aedes pada tempat-tempat penampungan air.

C. Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan
penyuluhan dengan materi “Demam Berdarah dan Cara Pencegahannya”.
Pada penyuluhan tersebut, diuraikan tentang definisi, etiologi, faktor resiko,
gambaran klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan demam
berdarah.
Para kader maupun masyarakat sangat penting untuk diberi penjelasan
tentang penyakit Demam Berdarah oleh karena diharapkan dapat membantu
dalam pencegahan kasus DBD di masyarakat terutama mengingat saat
dilakukan penyuluhan sedang dalam musim hujan, dan beberapa masyarakat
di sekitar wilayah kerja puskesmas Binamu Kota menderita demam berdarah.
Selain itu, perlunya pengenalan mengenai demam berdarah serta
penanaman kesadaran masyarakat dalam pencegahan demam berdarah secara
dini, sehingga perlu diajarkan kepada anak-anak bagaimana upaya untuk
mencegah demam berdarah pada saat musim hujan seperti dengan 4M
(Menguras bak air, Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang
bekas, dan Mencegah gigitan nyamuk)

D. Pelaksanaan
Penyuluhan Demam Berdarah dan cara mencegahnya ini diadakan di
Posyandu Balang, wilayah kerja Puskesmas Binamu Kota pada tanggal 19
Juni 2015. Materi dibawakan dengan menggunakan media Leaflet bergambar.
Penyuluhan ini dirangkaikan pembagian bubuk abate serta bagaimana cara
penggunaannya secara tepat, setelah itu dilanjutkan dengan diskusi tanya
jawab antara pemateri dengan audiens. Audiens terdiri dari Ibu-ibu peserta
posyandu, bidan desa, serta kader-kader posyandu.
E. Evaluasi
 Evaluasi Struktur
Dokter dan petugas puskesmas lainnya datang tepat waktu dimana
masyarakat yang akan mengikuti kegiatan posyandu dan penyuluhan
sebagian sudah berkumpul.
 Evaluasi Proses
Pada penyuluhan ini, jumlah peserta yang hadir sebanyak 20 orang.
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan dimana
peserta (para kader, ibu-ibu) antusias memberikan pertanyaan kepada
pemateri, dan para peserta menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
Hampir sebagian besar peserta menjadi lebih memahami bagaimana
mengenali gejala-gejala demam berdarah, komplikasi, cara pencegahan
demam berdarah melalui 4M, dan bagaimana cara penggunaan bubuk
abate dengan tepat.
 Evaluasi Hasil
Pada penyuluhan ini, lebih dari 80% dari peserta yang hadir
mampu menjawab pertanyaan dari Dokter tentang materi yang
disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi
yang disampaikan.

Peserta Pendamping

dr. Muhammad Nafly Farizan dr. Imam Sofingi


NIP. 19770828 200902 1 004

Anda mungkin juga menyukai