PENDAHULUAN
Luka bakar berat adalah luka yang kompleks. Sejumlah fungsi organ tubuh
mungkin ikut terpengaruh. Luka bakar bisa mempengaruhi otot, tulang, saraf, dan
pembuluh darah. Sistem pernapasan dapat juga rusak, kemungkinan adanya
penyumbatan udara, gagal nafas dan henti nafas. Karena luka bakar mengenai
kulit, maka luka tersebut dapat merusak keseimbangan cairan atau elektrolit
normal tubuh, temperatur tubuh, pengaturan suhu tubuh, fungsi sendi, dan
penampilan fisik. Sebagai tambahan terhadap kerusakan fisik yang disebabkan
oleh luka bakar, pasien juga bisa menderita permasalahan psikologis dan
emosional yang dimulai sejak peristiwa terjadi dan bisa bertahan / berlangsung
untuk jangka waktu yang lama.(1)
Mencegah timbulnya bekas luka adalah merupakan tujuan utama dari
penatalaksanaan luka bakar. Edukasi pasien secara konsisten dan berulang adalah
suatu bagian yang penting dalam terapi pasien. Penatalaksanaan terhadap edema,
penatalaksanaan gangguan nafas, memposisikan, dan melibatkan pasien dalam
aktivitas fungsional dan pergerakan harus dimulai sejak dini. Pasien perlu
dimotivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima
tanggung jawab untuk merawat diri mereka sendiri. Kemampuan fungsional
pasien setelah terapi tidak akan maksimal jika pasien tidak secara teratur terlibat
dalam pergerakan.(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Batasan
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat
menyebabkan kerusakkan jaringan. Cedera lain yang termasuk luka bakar adalah
sambaran petir, sengatan listrik, sinar X dan bahan korosif. Kerusakan kulit yang
terjadi tergantung pada tinggi suhu dan lama kontak. Suhu minimal untuk dapat
menghasilkan luka bakar adalah sekitar 44C dengan kontak sekurang-kurangnya
5-6 jam. Suhu 65C dengan kontak selama 2 detik sudah cukup menghasilkan
luka bakar. Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik mengakibatkan suhu
kulit pada kedalaman 1 mm dapat mencapai suhu 47C, air panas yang
mempunyai suhu 60C yang kontak dengan kulit dalam waktu 10 detik akan
menyebabkan kehilangan sebagian ketebalan kulit dan diatas 70C akan
menyebabkan kehilangan seluruh kulit. Temperatur air yang digunakan untuk
mandi adalah berkisar 36C-42C. Pelebaran kapiler dibawah kulit mulai terjadi
pada saat suhu mencapai 35C selama 120 detik, vesikel terjadi pada suhu 53C57C selama kontak 30-120 detik.(3)
II.2.
Panas. Termasuk api, radiasi, atau pajanan panas dari api, uap dan
cairan panas serta benda benda yang panas
Cahaya. Luka bakar yang disebabkan oleh sumber cahaya yang kuat
atau cahaya ultra violet, juga termasuk sinar matahari
Radiasi. Seperti radiasi nuklir, cahaya ultra violet juga termasuk salah
satu sumber penyebab luka bakar karena radiasi
Berdasarkan penyebabnya, luka bakar secara kasar dapat dibagi dalam enam
kategori (4)
A.
2.
Disebabkan oleh ledakan yang berasal dari gas, atau berupa partikelpartikel halus suatu benda panas.
Menyebabkan luka bakar derajat dua dan tiga pada seluruh daerah
kulit yang terkena, termasuk rambut.
B.
C.
D.
Luka bakar terjadi bila kulit berhubungan langsung dengan cairan panas
(biasanya air)
1. Air pada 1580F (700C) akan menghasilkan suatu luka bakar derajat tiga
pada kulit orang dewasa, kira-kira dalam satu detik dari kontak; pada
1310F (550C), hampir 25 detik untuk menghasilkan luka bakar yang
sama
b)
c)
E.
mikroskopik
kasar menunjukkan
penemuan
yang
Luka bakar kimia adalah diproduksi oleh agen kimia seperti asam kuat dan
alkali, sama seperti agen lain seperti fosfor dan fenol. Luka bakar
menghasilkan perbaikan yang lebih lambat daripada luka bakar akibat agen
panas.
1. Ekstensi luka tergantung dari :
a. Agen kimianya
Luka bakar derajat satu Terjadi eritema dan blister tanpa kehilangan
epidermis. Disini kapiler mengalami dilatasi dan terjadi transudasi cairan
kedalam jaringan ikat, yang menyebabkan edema. Secara umum blister
diliputi oleh kulit yang berwarna keputihan diatasnya, epidermis yang
avaskuler dan dibatasi oleh zona yang berwarna hiperemi. Bila besar blister
kurang dari 1 cm maka blister ini akan diresorbsi, sebaliknya bila blister ini
pecah maka akan meninggalkan daerah dengan dasar yang berwarna
kemerahan. Luka bakar derajat satu ini akan sembuh tanpa meninggalkan
jaringan parut. Walaupun luka bakar yang terjadi adalah derajat satu akan
tetapi bila meliputi lebih dari sepertiga permukaan tubuh terutama yang
terletak pada daerah kepala, leher, badan, atau dinding depan dari abdomen
maka akan menyebabkan kefatalan.
2.
Luka bakar derajat dua Terjadi destruksi dari seluruh ketebalan kulit.
Epidermis dapat mengalami koagulasi, pengerutan, berupa daerah yang
dibatasi oleh zona yang berwarna kemerahan, dan blister kulit. Dalam
beberapa hari, biasanya dalam beberapa minggu jaringan yang nekrosis akan
mengelupas dan meninggalkan ulkus yang lambat menyembuh. Luka bakar
2.
3.
maupun
keseluruhan.
Tabel 1. Deskripsi Tradisional dan Klasifikasi Umum dari Luka Bakar.(5)
Nomenklatur
Ketebalan
Dangkal
Ketebalan
sebagian
dangkal
Ketebalan
Sebagian
dalam
Seluruh
Ketebalan
II.3.
Nomenklatur
Tradisional
Kedalaman
Penemuan Klinis
Derajat 1
Epidermis
Erythema, nyeri
Derajat 2
Dermis dangkal
(papillar)
dimana kematian terjadi lambat oleh karena luas dan derajat luka bakar sangat
Struktur Anatomi
Kepala
Badan Depan
Punggung
Tiap Kaki
Tiap Lengan
Genitalia/perineum
II.4.
Area Permukaan
9%
18%
18%
18%
9%
1%
10
pada luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar
derajat tiga.
Bila luas luka bakar <25%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh, masih
bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik
dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan
cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin yang berkurang. Pembengkakan
terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah 8 jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat
terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap, atau uap panas yang
terhisap. Edema laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan
nafas dengan gejala sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak
berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon
monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat, sehingga hemoglobin tidak
mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,
pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila dari 60%
hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.
Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi
mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini
ditandai dengan meningkatnya diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah
infeksi. Infeksi ini sulit untuk diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh
pembuluh kapiler yang mengalami trombosis. Padahal pembuluh ini membawa
sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar
selain berasal dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran
atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini
biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap
berbagai macam antibiotik. Perubahan luka bakar derajat 2 menjadi derajat 3
akibat infeksi, dapat dicegah dengan mencegah infeksi.
11
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang
berasal dari kulit sendiri atau dari saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi
invasi kuman Gream negatif. Peudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan
eksotoksin protease dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam
invasinya pada luka bakar. Infeksi Pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau
pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghancur keropeng
yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk na nah.
Infeksi ringan dan non invasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng
yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai
dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang kering dengan perubahan
jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka
bakar yang mula-mula derajat 2 menjadi derajat 3. Infeksi kuman menimbulkan
vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan
trombosis sehingga jaringan yang diperdarahinya mati.
Bila luka bakar di biopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan
kuman dan terlihat invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar
demikian disebut luka bakar septik. Bila penyebabnya kuman Gram positif,
seperti Staphylococcus atau basil Gram negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran
kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat menimbulkan fokus infeksi di usus.
Syok septik dan kematian dapat terjadi karena toksin kuman yang menyumbat di
darah.
Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat 2 dapat sembuh
dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa
elemen epitel yang masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel
kelenjar keringat, atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat 2 yang dalam
mungkin menimbulkan parut hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku, dan secara
estetik sangat jelek.
Luka bakar derajat 3 yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami
kontraktur. Bila ini terjadi dipersendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.
12
Pada luka bakar dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristaltik
usus menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi,
peristalsis dapat menurun karena kekurangan ion kalium.
Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat
menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala
yang sama dengan gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak
Curling. Yang di khawatirkan pada tukak Curling ini adalah penyulit perdarahan
yang tampil sebagai hematemesis dan/atau melena.
Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga
keseimbangan protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena
eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang
rusak juga memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase
ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu,
penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil dan berat badan menurun. Dengan
demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat yang disebut penyakit luka
bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila luka bakar mengenai
wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin menderita beban kejiwaan berat.
Jadi, prognosis luka bakar terutama ditentukan oleh luasnya luka bakar.
II.5.
Keloid
Keloid adalah suatu pertumbuhan yang terlalu cepat dari jaringan parut.
Parut akan tumbuh di luar lokasi luka. Parut ini biasanya berwarna merah muda
atau merah dan pada akhirnya akan menjadi berwarna coklat gelap. Keloid terjadi
ketika tubuh melanjutkan prosesnya untuk menghasilkan kolagen suatu protein
berserat kuat, setelah luka telah disembuhkan. Parut keloid biasanya tebal,
bersimpai, kaku dan gatal selama proses pembentukan dan perkembangannya.
Keloid yang luas bisa membatasi pergerakan. Apalagi, gesekan dari pakaian atau
jenis friksi lain bisa mengiritasi keloid. Orang-orang berkulit gelap lebih mudah
13
untuk mengalami Keloid dibanding mereka yang mempunyai kulit berwarna putih
dan angka kejadian terjadinya Keloid berkurang sesuai dengan umur.
Keloid bisa dikurangi ukurannya dengan cryotherapy (pembekuan), tekanan
dari luar, suntikan kortison, suntikan steroid, radiasi atau dengan pembedahan.
Jika suntikan dan tekanan dari luar seperti balut tekan tidak cukup, jaringan parut
dapat dioperasi, hal ini biasanya dilakukan pada pasien dengan anestesi lokal dan
mereka bisa kembali ke pekerjaan atau sekolah dalam beberapa hari. Dokter anda
boleh merekomendasikan bahwa kamu memakai balut tekan di atas area yang atas
selama satu tahun untuk mencegah Keloid dari kekambuhan. adalah mungkin
bahwa prosedur ini akan perlu untuk diulangi sedikitnya tiap tahun sebab Keloid
mempunyai suatu kecenderungan untuk timbul kembali.
Gambar 2. Keloid
2. Parut Hipertrofik
Parut Hipertrofik biasanya berwarna merah, tebal dan timbul, bagaimanapun
juga mereka berbeda dengan Keloid karena mereka tumbuh di bawah jaringan
yang mengalami luka. Apalagi, Parut Hipertrofik akan tumbuh dari waktu ke
waktu. Pertumbuhannya ini bagaimanapun juga dapat dikurangi dengan bantuan
steroid atau suntikan.
Gambar 3. Parut Hipertrofik
14
Keloid
Timbul setelah beberapa bulan atau tahun
Parut Hipertrofik
Timbul dalam beberapa
Invasi
minggu
Terbatas pada bekas
Penyembuhan
Predileksi
Ras/bangsa
Luka bakar
Gatal
kerusakan
Hilang sendiri
Dapat timbul dimanapun
Ras kulit putih
Sering
Sangat mengganggu
3. Kontraktur
Suatu parut kontraktur adalah suatu pengencangan kulit yang permanen
yang bisa mempengaruhi otot dan tendon dibawahnya sehingga membatasi
pergerakan dan mungkin merusak atau mengurangi fungsi saraf. Kontraktur
terjadi ketika jaringan elastis normal digantikan dengan jaringan berserat yang
tidak elastis. Hal ini membuat jaringan tersebut resisten terhadap regangan dan
mencegah pergerakan normal area yang terpengaruh.
Fisioterapi,
tekanan
dan
memperbanyak
berlatih
dapat
membantu
II.6.
Intensitas panas
Pada kebakaran rumah, biasanya suhu berada pada kisaran di bawah
1200 16000F
II.8.
Terapi
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya
pasokan oksigen pada api yang menyala. Korban dapat mengusahakannya dengan
cepat menjatuhkan diri dan berguling agar bagian pakaian yang terbakar tidak
meluas. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri, misalnya
dengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin
atau melepaskan baju yang tersiram air panas.
Pertongan pertama setelah sumber panas dihilangkan adalah merendam
daerah luka bakar dengan air atau menyiraminya dengan air mengalir selama
sekurang kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan
yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga
destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah
yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh
karena itu merendam bagian yang terbakar selama 15 menit pertama dalam air
sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih
dangkal dan diperkecil. Dengan demikian luka yang sebenarnya menuju derajat
dua dapat berhenti pada derajat satu, atau luka yang akan menjadi derajat tiga
dihentikan pada tingkat dua atau satu. Pencelupan atau penyiraman dapat
dilakukan dengan air apa saja yang dingin, tidak usah steril.
Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah mendinginkan
daerah yang terbakar dengan air, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisasisa sel epitel untuk berploriferasi dan menutup permukaan luka. Luka dapat
dirawat secara tertutup atau terbuka.
Pada luka bakar berat, selain penanganan umum seperti pada luka bakar
ringan, kalau perlu dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukkan gejala
syok. Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan nafas, diberikan
campuran udara lembab dan oksigen. Kalau terjadi edema laring, dipasang
endotrakeal tube atau dibuat trakeostomi. Trakeostomi berfungsi untuk
membebaskan jalan nafas, mengurangi ruang mati dan memudahkan pembersihan
jalan nafas dari lendir atau kotoran. Bila ada dugaan keracunan CO, diberikan
oksigen murni.
Perawatan lokal adalah mengoleskan luka dengan antiseptik dan
membiarkannya terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan
17
Jika kulit tidak rusak, siram air dingin di atas area yang terbakar atau
rendam dengan air dingin (bukan air es). Lakukan hal tersebut untuk
beberapa menit. Jika luka bakar terjadi karena suatu lingkungan dingin,
Jangan gunakan air. Suatu handuk basah yang dingin dapat juga
membantu mengurangi sakit.
2.
Luka bakar dapat sangat menyakitkan, tenteramkan hati korban dan jaga
ia agar tetap tenang.
3.
4.
5.
juga
bisa
membantu
mengurangi
peradangan
dan
pembengkakan.
6.
Luka bakar ringan pada umumnya sembuh tanpa perawatan lebih lanjut.
2.
3.
Jika korban bernafas, tutup luka bakar dengan suatu perban yang steril,
lembab, dingin atau kain bersih. Jangan menggunakan suatu selimut atau
18
handuk; suatu seprai yang mudah terbakar. Jangan gunakan obat salep
dan hindari terjadinya lepuh.
4.
Jika jari tangan atau jari kaki telah dibakar, pisahkan mereka dengan
pembalut luka yang tidak mudah lengket steril, kering.
5.
Angkat area yang terbakar dan lindungi dari tekanan atau gesekan.
6.
7.
A = Airway
adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)observasi selama
24 jam bila perlu pasang ET atau lakukan trakheostomi
B = Breathing
Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax
dlllakukan escharotomi atau penanganan trauma thorax yang lain
C = Circulation
Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya
dengan infus RL diguyur sampai nadi teraba atau tekanan darah >90mmHg.
Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan dalam
penanganan syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan
adalah cara Baxter.
Baxter dengan rumus :
4cc x kgBB x %luka bakar
Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya
diberikan selama 16 jam berikutnya. Cairan yang diberikan biasanya RL
karena terjadi defisit ion Na.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah cara Evans :
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
Keduanya merupakan pengganti cairan yang hilang akibat edema. Plasma
diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar dari pembuluh darah dan
meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan
menarik kembali cairan yang telah keluar.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan
2000cc glukosa 5% per 24jam.
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya dalam
16 jam berikutnya.
- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin. Diharapkan produksi urin
- 1cc/KgBB/jam
20
- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada penderita yang
mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah.
Survei Sekunder
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep
(Dermazin) kemudian rawat luka secara tertutup
pengobatan yang berbeda. Terapi farmakologi memiliki peran yang terbatas dalam
penatalaksanaan luka bakar kimia. Disisi lain kunci dari penanganan luka bakar
listrik adalah pada rehidrasi sementara luka bakar termal memerlukan analgetik
dan antibiotik topikal. Pastikan pasien memberi informasi tentang alergi obat yang
mereka miliki, obat obatan yang sedang diminum atau kondisi kesehatan lain.(7)
A. Terapi Luka Bakar Termal
1. Analgetik
Untuk luka bakar termal dokter biasanya memberikan resep analgetik
untuk menghilangkan rasa nyeri dan memberikan kenyamanan pada
pasien. Morfin sulfat, Demerol dan Vicodin mungkin diresepkan untuk
nyeri yang sangat hebat.
2. Anti Inflamasi Non steroid
Golongan obat ini digunakan untuk nyeri akibat luka bakar ringan sampai
sedang. Ibuprofen biasanya digunakan untuk terapi awal, tapi pilihan lain
seperti naproxen, ansaid dan anaprox dapat juga diberikan.
21
3. Antibiotik Topikal
Antibiotik topikal digunakan untuk mencegah infeksi dan pertumbuhan
bakteri. Neo sporin digunakan untuk infeksi minor dan dioleskan ke kulit 1
3x sehari.
Silvadene adalah krim topikal yang digunakan untuk luka bakar yang lebih
berat. Silvadene adalah obat golongan sulfa yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi bakteri atau jamur. Silvadene harus dioleskan menggunakan
teknik steril ke tempat luka bakar dan tempat luka bakar tersebut harus dicuci
bersih sebelum pemakaian. Hindari menggunakan silvadene pada wajah dan
silvadene tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi berumur kurang dari 2 tahun
atau pada kehamilan trimester akhir.
B. Terapi Luka Bakar Kimia
Walaupun
obat-obatan
memegang
peranan
yang
terbatas
pada
penatalaksanaan luka bakar kimia pada umumnya namun antibiotik topikal, garam
magesium dan kalsium mungkin dapat digunakan. Setelah luka dibersihkan, terapi
cairan IV dan obat-obat narkotik diberikan
1. Antibiotik
Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna dalam
pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3. Obat ini harus dioleskan
pada kulit 1 atau 2x sehari dan semua obat yang diberikan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mengoleskan salep baru. Eritromicin
salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi pada luka bakar yang
terdapat di bagian mata.
2. Analgetik
Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri dan
mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasien yang
mengalami cedera pada daerah mata.
3. Anti Inflamasi Non Steroid
Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti
inflamasi yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang.
22
Osmosis diuretik
Manitol adalah diuretik osmosis yang tidak dimetabolisme secara signifikan
dan melewati glomerulus tanpa direabsorpsi oleh ginjal. Manitol digunakan
untuk mengembalikan dan mempertahankan urin output.6
Diet sudah mulai 8 jam pasca trauma bila tidak terjadi ileus,
melalui NGT
23
institusi
kesehatan
mengetahui
bahwa
luka
bakar
membutuhkan jumlah vitamin dan mineral yang lebih tinggi akan tetapi berapa
peningkatan kebutuhan ini belum dapat ditentukan. Beberapa vitamin yang
24
penting adalah vitamin C dan E bersama dengan zinc dapat membatasi kerusakan
oksidatif dan mempercepat penyembuhan luka.
Memberikan kalori dan zat gizi yang adekuat adalah tugas yang sangat
sulit pada pasien luka bakar terutama pada anak-anak. Adalah sangat penting bagi
para tenaga kesehatan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dalam
rangka meminimalisasi efek buruk dari kehilangan masa tubuh,dan malnutrisi
energi protein. Kegagalan memenuhi kebutuhan ini dapat bermanifestasi sebagai
penyembuhan luka yang tidak sempurna, balance nitrogen yang negatif,
penurunan BB dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.(7)
Penilaian status nutrisi awal sebaiknya dilakukan secepatnya setelah
masuk rumah sakit. Hal ini sangat penting agar pemberian makan yang adekuat
dapat diberikan dalam 24-48 jam pertama setelah pasien mengalami luka bakar.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan yang akurat seperti sebelum luka bakar
terjadi yang dapat dilihat pada Tabel Standar Pertumbuhan Anak sangat
diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan nutrisi pada anak. (7)
II.10. Rehabilitasi Pasca Luka Bakar(2)
Mencegah timbulnya bekas luka adalah merupakan tujuan utama dari
penatalaksanaan luka bakar. Edukasi pasien secara konsisten dan berulang adalah
suatu bagian yang penting dalam terapi pasien. Penatalaksanaan terhadap edema,
penatalaksanaan gangguan nafas, memposisikan, dan melibatkan pasien dalam
aktivitas fungsional dan pergerakan harus dimulai sejak dini. Pasien perlu
dimotivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan menerima
tanggung jawab untuk merawat diri mereka sendiri. Kemampuan fungsional
pasien setelah terapi tidak akan maksimal jika pasien tidak secara teratur terlibat
dalam pergerakan.
A. Pengendalian Nyeri(2)
Dalam rangka mencapai hasil akhir yang diinginkan, adalah sangat penting
untu memberikan penghilang nyeri yang adekuat. Tujuan dari pemberian obat
penghilang sakit adalah untuk memberikan dasar yang baik pada penatalaksanaan
nyeri agar baik aktifitas dan pergerakan fungsional hidup sehari-hari dapat
25
dilakukan oleh pasien setiap waktu. Penggunaan obat penghilang sakit kombinasi
seperti paracetamol, AINS, tramadol, dan obat narkotika lepas lambat dapat
menurunkan kebutuhan akan dosis narkotika untuk nyeri yang sangat hebat.
Kodein harus dihindarkan jika mungkin oleh karena efek negatifnya
mempengaruhi motilitas usus. Metode penatalaksanaan yang mungkin dapat
membantu adalah Stimulasi Listrik Syaraf Transkutaneus (TENS)
B. Trauma Inhalasi(2,7)
Penata laksanaan agresif dan profilaksis terhadap saluran pernafasan harus
dimulai bila ada kecurigaan adanya suatu trauma inhalasi. Jika terdapat riwayat
luka bakar pada suatu ruang tertutup atau pasien mengalami penurunan tingkat
kesadaran maka perawatan harus dimulai secepatnya. Perawatan harus diarahkan
pada menghilangkan sekresi paru-paru (oedema), menormalisasi mekanisme
pernafasan, dan mencegah komplikasi lain seperti pneumonia.
Penatalaksanaan awal meliputi:
26
D. Penatalaksanaan Oedema(2)
Menghilangkan Oedema harus dilakukan sejak awal masuk rumah sakit.
Satu-satunya sistem tubuh yang dapat dengan aktif memindahkan kelebihan cairan
dan debris dari jaringan interstitium adalah sistem limfatik. Oedema yang
terkumpul pada zona stasis suatu luka bakar dapat menyebabkan penambahan
kedalaman luka bakar secara progresif. Prinsip pengurangan oedema merupakan
bagian yang holistic dalam penata laksanaan luka bakar.
Rehabilitasi Yang dimulai pada saat terjadinya luka bakar meliputi:
Pergerakan-Ritmik
Elevasi
atau
memposisikan
ekstremitas
untuk
membantu
Pembidaian
tidak
mengendalikan
oedema
kecuali
untuk
F. Rekonstruksi Kulit(2)
Rekonstruksi Kulit dirancang sesuai dengan kedalaman luka bakar yang
dinilai pada saat operasi. Teknik rekonstruksi dan perkiraan waktu pelaksanaan
rekonstruksi sepenuhnya tergantung pada masing-masing ahli bedah. Faktor lain
27
Prosedur Pembedahan(2,7)
Terdapat dua tipe besar prosedur bedah yang dapat menghilangkan
jaringan parut dan mengganti jaringan yang hilang pada korban luka bakar berat:
dermabrasi dan skin graft. Dermabrasi adalah prosedur bedah yang bertujuan
meminimalisasi
penampilan
jaringan
parut,
mengembalikan
fungsi
dan
mengkoreksi kelainan bentuk akibat dari luka. Skin graft adalah prosedur bedah
dimana sepotong kulit yang berasal dari tubuh pasien di transplantasikan ke
daerah lain dari tubuh.
a. Dermabrasi
Dermabrasi adalah prosedur bedah yang bertujuan meminimalisasi
penampilan jaringan parut, mengembalikan fungsi dan mengkoreksi kelainan
bentuk akibat dari luka. Dermabrasi digunakan untuk menghaluskan jaringan
parut dengan mencukur atau mengikis lapisan kulit teratas. Walaupun
dermabrasi dapat menghaluskan permukaan jaringan parut,proses ini tidak akan
menghilangkan jaringan parut tersebut. Jaringan parut akan tetap ada akan tetapi
penampilannya akan menjadi lebih baik seiring dengan waktu.
Prosedur ini dapat dilaksanakan di tempat praktek bedah kulit atau di
fasilitas kesehatan lain bagi pasien yang berobat jalan. Segera setelah pembedahan
ini dilakukan, kulit akan diberikan salep, perban yang basah atau mengandung
lilin,perawatan kering atau kombinasi dari keduanya. Biasanya kulit akan terlihat
merah dan bengkak setelah pembedahan. Pembengkakan ini akan berlanjut selama
2 3 minggu. Pasien akan mengalami rasa nyeri, gatal atau rasa terbakar setelah
pembedahan yang menandakan kulit baru yang mulai tumbuh. Krusta akan
terbentuk di area yang sudah mulia menyembuh, bagaimanapun jika salep
dioleskan pada daerah yang terluka segera setelah pembedahan maka hanya akan
ada sedikit atau tidak ada krusta sama sekali. Seiring dengan proses
penyembuhan, krusta akan luruh meninggalkan lapisan kulit baru yang berwarna
merah jambu. Jika daerah tersebut tetap berwarna merah, bengkak dan terasa gatal
28
mungkin ini merupakan tanda pembentukan jaringan parut abnormal. Hal ini
harus segera dilaporkan pada ahli bedah yang bersangkutan.
Setelah pembedahan, pasien dapat beraktifitas dengan normal seperti
kembali bekerja dalam waktu 2 minggu. Pasien disarankan untuk menghindari
aktivitas yang dapat menyebabkan benturan pada area yang di operasi selama 2
minggu. Olah raga harus dihindari untuk 4 6 minggu setelah operasi. Sangatlah
penting untuk melindungi kulit selama 6 12 bulan sampai proses pigmentasi
kulit lengkap terbentuk. Warna kulit akan kembali normal dalam waktu sekitar 3
bulan. Pada saat repigmentasi kulit sudah lengkap, warna kulit akan tampak sama
dengan warna kulit sekitarnya.
b. Skin Graft
Skin graft adalah prosedur bedah dimana sepotong kulit yang berasal dari
tubuh pasien di transplantasikan ke daerah lain dari tubuh. Kulit dari orang lain
atau dari binatang mungkin digunakan sebagai penutup sementara pada luka bakar
luas untuk menghindari kehilangan cairan. Kulit yang diambil dari donor haruslah
kulit yang sehat dan diiplantasikan ke daerah kulit yang rusak dari resipien.
Skin graft merupakan prosedur bedah yang lebih rumit daripada
dermabrasi. Skin graft biasanya dilakukan di rumah sakit besar di bawah anestesi
umum. Waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan tergantung dari luas dan
keparahan luka, antara 6 minggu sampai beberapa bulan. Dalam 36 jam pertama
setelah pembedahan, pembuluh darah yang baru akan mulai terbentuk pada kulit
yang ditransplantasi. Pada umumnya skin graft berhasil, tetapi ada beberapa yang
membutuhkan pembedahan tambahan jika proses penyembuhan tidak berjalan
dengan sempurna.
Ada beberapa tipe dari skin graft: pinch,split - thickness,full thickness
dan pedicle graft.
Pinch Graft : potongan kulit sebesar inchi dipasang pada donor. Bagian
kulit yang kecil ini kemudian akan tumbuh menutup area yang terluka.
Kulit ini akan tumbuh bahkan didaerah dengan suplai darah yang terbatas
dan dapat mencegah infeksi.
29
Split thickness graft : terdiri dari lapisan superficial dan lapisan dalam
dari kulit yang berbentuk helaian. Graft yang diambil dari daerah donor
dapat mencapai lebar 4 inchi dan panjang 10 12 inchi. Graft ini
kemudian ditempel pada area resipien. Segera setelah graft ditanam daerah
tersebut dapat ditutup dengan balut tekan atau dibiarkan terbuka. Split
thickness graft digunakan pada bagian tubuh yang tidak menyangga berat
Jika transplantasi kulit ini dapat melewati 72 jam pertama tanpa infeksi atau
trauma, tubuh pada umumnya tidak menolak transplantasi ini. Sebelum
pembedahan, area donor dan resipien harus bebas dari infeksi dan mempunyai
suplai darah yang stabil. Prosedur lanjutan yang berupa memindahkan atau
meregangkan area resipien harus dihindari. Perban yang digunakan harus steril
dan biasanya diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
H.
kulit menggunakan kulit sehat meraka sendiri tidak dapat dilakukan karena
mereka hanya memiliki sedikit sekali kulit yang sehat atau meraka tidak cukup
30
kuat menjalani operasi. Alternatif lain untuk menutup luka bakar ini adalah
dengan menggunakan kulit cadaver atau kulit binatang. Tubuh akan menolak
kedua pilihan ini dalam beberapa hari dan pembedahan harus diulangi lagi. Pada
tahun 1997, produk sintetik baru bernama DermagraftTC tersedia di pasaran.
Dermagraft TC dibuat dari sel manusia hidup dan secara luas digunakan untuk
mengganti kulit kadaver.
Badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui
penggunakan Dermagraft TC ini. Ada dua jenis perban kulit buatan yang dapat
digunakan untuk perawatan luka bakar derajat tiga: Integra Artificial Skin dan
Original BioBrane. Tidak seperti
Balut Tekan(2,7)
Sangatlah penting bagi pasien luka bakar menggunakan balut tekan pada
saat jaringan parut masih in aktif dan belum matur. Jaringan parut sangat responsif
pada awal pembentukannya dan penggunaan balut tekan secara dini sangat
membantu. Balut tekan sebaiknya dipakai paling tidak 23 jam sehari dan hanya
dibuka pada saat mandi atau membersihkan balut tekan tersebut. Pada umumnya
pasien harus memakai balut tekan ini selama 12-18 bulan. Penggunaan lanjut
balut tekan mencegah penebalan, pemadatan dan pembentukan nodul yang biasa
terlihat pada jaringan parut hipertrofik. Diharapkan hanya akan terbentuk jaringan
parut tipis yang elastis yang masih memungkinkan pergerakan semi normal.
Tekanan eksternal yang diberikan oleh balut tekan dapat menurunkan respon
inflamasi dan jumlah darah dalam jaringan parut, mengurangi rasa gatal dan
mencegah sintesis kolagen. Sebagai tambahan, balut tekan memberikan
perlindungan terhadap trauma.
Pemasangan balut tekan adalah intervensi yang utama di dalam penata
laksanaan jaringan parut. Pemberian tekanan pada luka bakar bertujuan untuk
mengurangi pembentukan jaringan parut dengan menghalangi maturasi jaringan
parut dan memudahkan reorientasi serat kolagen menjadi seragam, dan tersusun
paralel sebagai kebalikan dari pola melingkar yang terlihat di jaringan parut tidak
dirawat.
Bahan pembalut tekan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
sering kali dipengaruhi oleh jenis pembedahan yang telah di jalani. Pasien harus
32
diukur pada hari ke lima atau ke tujuh setelah operasi transplantasi dan bahan
pembalut tekan ini harus langsung digunakan secepatnya setelah mereka selesai
dibuat. Balut tekan bisa digunakan untuk 3 bulan, setelah masa itu diharapkan
diadakan pengukuran kembali terhadap pasien untuk menyesuaikan dengan
perubahan dimensi jaringan parut.
Pada orang-orang dengan luka bakar derajat sedang sampai berat di daerah
muka atau leher, masker wajah yang terbuat dari akrilic harus dipertimbangkan
untuk digunakan. Masker ini memberikan tekanan yang cukup untuk daerah
wajah dan leher. Masker ini juga bisa dibuat untuk dipakai pasien pada malam
hari. Pada daerah dengan jaringan parut yang persisten yang tidak responsive
terhadap pemasangan balut tekan, teknik perawatan jaringan parut lain harus di
pertimbangkan. Teknik ini termasuk dengan pijatan, krim pelembab.
J.
karena itu pasien harus di beri motivasi untuk terus menerus menggunakan zat
pelembab bagi kulit. Pelembaban sangat penting karena dapat mencegah kulit dari
kekeringan, berkerut dan pecah-pecah yang dapat menyebabkan infeksi sekunder
dan kerusakan kulit.
Edukasi tentang perlindungan terhadap sinar matahari juga penting bagi
pasien. Pasien harus mengetahui bahwa mereka harus melindungi kulit mereka
dari sinar matahari sampai 2 tahun dan mereka juga harus melindungi dan
menutup kulit mereka tidak hanya dengan tabir surya tapi juga pakaian yang baik
pada saat bekerja atau beraktivitas di luar ruangan.
33
BAB III
RINGKASAN
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka ini dapat
menyebabkan kerusakkan jaringan. Cedera lain yang termasuk luka bakar adalah
sambaran petir, sengatan listrik, sinar X dan bahan korosif.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan 2 cara: sumber penyebab dan
derajat atau kedalaman luka bakar. Berdasarkan sumber di bedakan atas panas,
bahan kimia, listrik, cahaya dan radiasi. Berdasarkan derajat dibagi menjadi
derajat satu, dua dan tiga.
Ada tiga jenis parut utama yang biasanya disebabkan oleh luka
bakar: Keloid, Parut hipertrofik dan kontraktur. Keloid adalah jaringan parut yang
tebal tak beraturan dan membesar secara progresif akibat pembentukan kolagen
yang berlebihan dalam lapisan korium selama pembentukan jaringan ikat pada
bekas luka. Parut akan tumbuh di luar lokasi yang luka. Parut ini biasanya
berwarna merah muda atau merah dan pada akhirnya akan menjadi berwarna
coklat gelap. Parut Hipertrofik biasanya berwarna merah, tebal, berbeda dengan
Keloid, parur hipertrofik berada di luar lokasi dari luka. Kontraktur adalah suatu
pengencangan kulit yang permanen yang bisa mempengaruhi otot dan tendon
dibawahnya sehingga membatasi pergerakan dan mungkin merusak atau
mengurangi fungsi saraf.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Gordon I, Shapiro H A, Berson S D. Forensic medicine a guide to
principles. London : Churchill Livingstone. 1988 : 135-49
34
35