Anda di halaman 1dari 6

http://jendela-ilmu-bermanfaat.blogspot.co.

id/2014/06/makalah-perawatan-
payudara-breast-care.html

Makalah perawatan payudara (Breast care)

A. Latar Belakang

Tubuh manusia bisa diibaratkan seperti


mesin, dimana mesin memiliki bagian-bagian kecil yang membentuk suatu sistem dan memiliki
fungsi masing-masing. Untuk dapat megoperasikannya dengan baik atau mengajarkan orang lain
untuk mengoperasikannya, sebaiknya kita tahu bagian-abgian mesin tersebut sehingga pada saat
kita menemui hambatan kita tahu pada bagian mana dari mesin tersebut yang rusak atau yang
tidak menjalankan fungsinya. Seperti halnya payudara, agar dapat menyusui dengan baik
sebaiknya kita tahu bagian-bagian dari payudara dan fungsinya masing-masing.
Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai kelanjar endokrin, terutama hormon-hormon
hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu.
Lakatasi mempunyai dua pengertian yaitu Pembentukan produksi air susu dan pengeluaran air
susu
Buah dada merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi utama
bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra yang dugunakan
harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari
bawah bukan menekan dari depan.

Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting
susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting) payudara dirawat
baik-baik dengan dibersihkan menggunakan baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting
susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar
(dilakukan minimal satu bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).
B. Anatomi Payudara Ibu

Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari bahasa latin
yaitu mammae. Payudara berkembang sejak usia 6 minggu kehamilan dan cepat emmbesar
karena pengaruh kadar hormon yang tinggi, yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen
meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Progesteron merangsang
pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormone,
adenokortikosteroid dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Bila dilihat dari
luar, payudara terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang besar
2. Areola, yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman
3. Papilla atau nipple atau puting susu, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, sub kutan (jaringan dibawah kulit)
dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan
suatu struktur yang terdiri dari : duktus lactiferus (duktus), duktulus (duktuli), lobus dan
alveolus.
Pada 15-25 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli
bercabang-cabang menajdi 10-100 alveolus yang berfungsi sebagai satu kesatuan kelenjar.
Dengan demikian, sebenarnya payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu
tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus, dan duktulus akan membentuk lobulus.
Struktur lobulus dan duktus berpusat ke arah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu,
mesing-masing duktus melebar membentuk ampullaatau sinus yang akan berfungsi sebagai
gudang air susu ibu. Sinus, duktus dan alveolus dikelilingi oleh mioepitel (otot polos) yang dapat
berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang memberi zat-
zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis ASI.
Bagian stroma dari payudara tersusun dari bagian-bagain berikut : jaringan ikat, jaringan
lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa.
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang
penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat
berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui. Dengan akupan bibir bayi yang menyeluruh
pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.

Pada ujung puting susu terdapar 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola
mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan
lentur.

C. Perawatan Payudara pada Kehamilan


1. Tujuan Breat Care pada Kehamilan
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan puting susu
c. Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
d. Mempersiapkan produksi ASI

2. Prinsip
a. Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
b. Menjaga kebersihan sehari-hari
c. Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
d. Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
e. Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan

3. Beberapa Keadaan Yang Berkaitan Dengan Teknik Dan Saat Perawatan Payudara
a. Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatnnya
dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan keatas
b. Ibu dengan puting susu yang sudah menonjo dengan riwayat abortus, perawatannya dapat
dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan
c. Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dialkukan lebih dini,
yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan
setelah 6 bulan.

4. Cara Perawatan Puting Susu Datar Atau Masuk Ke Dalam


a. Puting susu diberi minyak
b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting
c. Pegangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah atas dan kebawah 20 kali
(gerakannya kerah luar)
d. Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan puting susu
e. Pegang daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah kiri dan kekanan 20 kali
(gerakannya ke arah luar)

5. Teknik Perawatan Payudara


a. Pengurutan payudara
1) Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil
2) Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas, samping, bawah, dan melintang
sehingga tangan menyangga payudara
3) Lakukan 30 kali selama 5 menit
b. Pengurutan kedua
1) Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil
2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan
3) Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting,
demikian pula payudara kanan
4) Lakukan 30 kali selama 5 menit
c. Pengurutan ketiga
1) Licinkan telapak tangan dengan minyak
2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri
3) Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting susu
4) Lakukan 30 kali selama 5 menit

7. Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin


1) Siram/kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air dingin
2) Kompres bergantian selama 5 menit

Membersihkan puting susu dengan minyak/baby oil agar kotoran-kotoran keluar tidak bertumpuk
dan tidak terhisap oleh bayi yang ingin menetek, minyak ini juga dapat melemaskan puting susu
sehingga kulitnya tidak mudah lecet.

D. Perawatan Buah Payudara pada Masa Nifas


Jika puting susu masuk kedalam dan pada perawatan kehamilan puting susu tidak berhasil
keluar, maka ditolong dengan menggunakan tepel hoed. Alat ini digunakan pada puting susu
yang terlalu besar atau lecet. Pada puting susu yang lecet bisa diberi zalf lanolin, gentian violet
ditutup dengan kain kasa, dimana sebelum meneteki payudara harus dicuci/dibersihkan dulu.

1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering (terutama puting susu)


a. Menggunakan BH yang menyokong payudara
b. Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap
kali selesai menyusui, menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet
c. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan menggunakan sendok
d. Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan : pengompresan payudara
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju
puting susu, keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi
lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap ASI sisanya dikeluarkan
dengan tangan
f. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui

2. Cara Pengurutan Payudara


Massage
1) Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI
2) Tekan 2-4 jari ke dinding dada, buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara

3) Setelah beberapa detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral
mengelilingi payudara ke arah puting susu atau gerakan lurus dari pangkal payudara ke arah
puting susu
Stroke
1) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan jari-jari atau telapak tangan
2) Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh bagian payudara

3) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran ASI (hormon oksitosin)

Shake (goyang)
1) Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan lembut, biarkan gaya tarik bumi
meningkatkan stimulasi pengaliran

3. Masalah Yang Sering Muncul Dalam Pemberian ASIPuting susu lecet yang disebabkan oleh
kesalahan teknik menyusui, monoliasis, pemakaian sabun dan sebagainya, saat menghentikan
menyusui tidak hati-hati, Payudara bengkak disebabkan ASI tidak disusukan dengan
adekua, Sumbatan pada duktus disebabkan adanya tekanan internal atau eksternal.

Sumber :

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC


Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara

Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai