Anda di halaman 1dari 42

WORKSHOP : 6

“PATIENT SAFETY FRIENDLY HOSPITAL INITIATIVE”


TANGGAL 20 – 21 OKTOBER 2022

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua


IKPRS - PERSI
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro,
MM, MHKes, FISQua Lahir :
Magelang
5 Nov 1943

Pendididkan.
• FK Universitas Kristen Indonesia, 1970
• Konsultan Nefrologi, PERNEFRI-Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 1982
• Magister Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta, 1994
• Magister Hukum Kesehatan Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013
• Fellowship of The International Society for Quality in Health Care, 2020
Jabatan.
• Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan KARS sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes th 2012-2015, 2016-2018,
2018-2020 Wakil Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) – PERSI sejak 2005. Ketua IKPRS-
Institut Keselamatan Pasien RS sejak th 2012
• Ketua Dewan Pakar IMPPI-Ikatan Manajer Pelayanan Pasien Indonesia sejak 2020
2
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua

Pengalaman kerja.
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.

3
Pengantar : Starkes & Patient Safety

Mengapa PSFH – Patient Safety Friendly


Hospital

25 Standar/Kriteria Kritis PSFH –


Assessment Tool

Penutup
Institut Keselamatan Pasien Rumah Sakit
WORKSHOP 6: “PATIENT SAFETY FRIENDLY HOSPITAL INITIATIVE”
TANGGAL 20 – 21 OKTOBER 2022
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti workshop ini, maka peserta akan memahami mengenai:
a. Asesmen Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
b. Peran kepemimpinan dan manajerial dalam penerapan keselamatan pasien
c. Penting melibatkan pasien, keluarga dan masyarakat untuk penyelengaraan
pelayanan Kesehatan yang aman
d. Konsep open disclosure saat terjadi insiden keselamatan pasien
e. Keamanan lingkungan rumah sakit melalui manajemen fasilitas Kesehatan
yang mengedepankan aspek keselamatan pasien
f. Komunikasi efektif dalam setiap aspek pelayanan di rumah sakit.
g. Praktik klinik berbasis bukti, panduan dan ceklis dalam upaya memberikan
layanan kesehatan yang aman.
h. Pembelajaran terus-menerus melalui sistem pelaporan dan analisis insiden
keselamatan pasien.
Institut Keselamatan Pasien Rumah Sakit

a. Judul: Patient Safety Friendly Hospital, Asesmen Tools


- Menjelaskan mengenai latar belakang dibuatnya kriteria
asesmen dari WHO
- Menjelaskan mengenai manual asesmen keselamatan
pasien WHO
- Menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat bagi rumah
sakit dalam membuat program keselamatan pasien
menggunakan manual asesmen keselamatan pasien
- Memperkenalkan lomba Patient Safety Friendly Hospital
PERSI tahun 2023
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Edit 7 Mei 2022

(67 %) (59 %)

(Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022; Buku SNARS Edisi 1.1., KARS, 2019)
Asuhan Pasien:
PAP 1.1, 1.2, PP GU, 1, 2,
Pelayanan dan Asuhan
Pasien dan Keluarga: AKP 3, 3.1., PAB 3.1, 3.2, 4, 7, 7.3, PKPO yg seragam:
dilibatkan dalam semua aspek 4, 6, KE 7, TKRS 8. PAP 1 butir a) – e)
perawatan dan tata laksana medis
melalui edukasi ..... PCC & Asuhan Pasien
→ Std HPK GU, 1, 1.2, 1.3, 2, 2.1, 3, Terintegrasi:
4.1, KE GU, KE 2. 3 Integrasi & 7 Dimensi PCC.
AKP 3 EP a), PAP 1.1 EP a), PAP 1.2
Pengkajian Ulang: oleh EP e). PP GU.
semua PPA yg terkait, dicatat di
CPPT: Medis, Perawat/Bidan, Pengkajian Pasien – I.A.R:
AKP, PP, PAP, PAB, SKP, PKPO, Prognas.
Farmasi, Gizi, dll sesuai regulasi
RS nya. →PP 2. Pemberian Pelayanan/
Implementasi Rencana:
Pengkajian Awal: AKP, PAP, PAB, PKPO, Prognas.
*oleh 2 profesi: medis & keperawatan: PPA sbg Tim: kolaborasi,
IGD, Rajal, Ranap →PP 1.1. kompetensi: AKP 3, 3.1, PAP 1, 1.1, DPJP: Clinical Leader, Ketua Tim
*menggali isi minimal 13 elemen: →PP Klinis, Integrator: AKP 3.1, PP 1, PP
1.2, PP 1, 1.2, 2, PMKP 7, PAB 3.1,
1, 1.1, 1.2 & PKPO 4. 2, PAP 1.2.
3.2, 4, 7, 7.3, PKPO 4, 6, TKRS 8, 9.
Termasuk MPP. 8
(Nico Lumenta, KARS. Sumber : Starkes & Istak, 2022)
P r o s e s S u r ve i

Starkes + Instrumen KARS

(Kepmen No HK.01.07/ MENKES/


1128/2022 Ttg Standar Akreditasi
Rumah Sakit, 13 April 2022)

EP dgn Multi-komponen: a.l.


1. Pahami “Sistem” dari R+D+W, R+D dsb..
substansi yg sedang dinilai.
2. Dgn Proporsi beri Skor
pada EP terkait.

• 10= > 80%, • Tidak Terakreditasi:


• 5 = <80%-20% / <80%-50%, - SKP < 70%
(Nico Lumenta, KARS, 2022)
• 0 = <50% / <20%. - < 8 Bab @ 80%
What is patient safety?
• Vision: A world in which no one is harmed • Dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan dalam
in health care, and every patient receives pelayanan kesehatan, dan setiap pasien menerima pelayanan
safe and respectful care, every time, yg aman dan hormat, setiap saat, di mana saja.
everywhere. • Keselamatan pasien adalah
• Patient safety is a framework of organized
✓ kerangka kerja kegiatan terorganisir
activities that creates cultures, processes,
procedures, behaviours, technologies and
✓ yg menciptakan budaya, proses, prosedur, perilaku,
environments in health care that teknologi dan lingkungan dalam pelayanan kesehatan
consistently and sustainably lower risks, ✓ secara konsisten dan berkelanjutan menurunkan risiko,
reduce the occurrence of avoidable harm, mengurangi terjadinya bahaya yang dapat dihindari,
make error less likely and reduce its impact membuat kesalahan lebih kecil kemungkinannya dan
when it does occur.. mengurangi dampaknya ketika itu terjadi. ..

(*https://www.who.int/teams/integrated-health-services/patient-safety/about,
*Global Patient Safety Action Plan 2021–2030, Towards Eliminating
Avoidable Harm in Health care, 2021)
10
UU.N0.44 TH.2009
Tentang Rumah Sakit :
Sejak 2006 : Workshop Keselamatan Pasien
2000 : To err is human. Keselamatan Pasien & wajib dilaksanakan oleh
Manajemen Risiko Klinis, Rumah Sakit
Building a safer health
telah diikuti hampir 1900
system Staf RS (Dr, Perawat, dll)
dari + 250 RS seluruh
Indonesia

WHO SEAR Patient Safety


Workshop on
2001 :Crossing the 1 Juni 2005, PERSI “Patients for Patient Safety”
Quality Chasm: A membentuk badan Jakarta Declaration
Hippocrates nasional : KKPRS Jakarta, Hotel Four Seasons, Std Akr RS 2012
New Health System
(460-335 BC). 19 July 2007 → KPRS
for the 21st Century
KemKes : KNKP
2022
Juli 2012 Starkes

Primum, non nocere” 2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012 2017 2020 2021
(“First, do no harm”)

2011 : World
Patient
PMK 1691/2011 Safety
ttg KPRS Day
21 Agustus 2005 Pencanangan 17-09-2020
Gerakan Keselamatan Pasien 2017 :
2008 :
oleh Menteri Kesehatan RI,
Keselamatan Pasien PMK 11/2017 ttg
di Jakarta GPSAP
RS telah mulai di Keselamatan Global
Florence Nightingale 2004, 27 Oktober : WHO Akreditasi oleh Pasien Patient
memimpin gerakan KARS Safety
keselamatan pasien 21 Agustus = Action
Hari Plan
dengan membentuk : 2006, KKI : Standar Keselamatan 2021-2030
World Alliance for Kompetensi Dokter : Pasien
Patient Safety, sekarang Keselamatan Pasien Nasional
“WHO Patient Safety” 11
Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Oleh Menteri Kesehatan

Seminar Nasional PERSI


21 Agustus 2005, JCC
13
WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030
Towards Eliminating Avoidable Harm in Health Care

Vision Visi
A world in which Dunia di mana tidak
no one is harmed ada seorangpun
in health care, dirugikan dalam
and every patient pelayanan kesehatan,
receives safe and dan setiap pasien
respectful care, menerima pelayanan
every time, yg aman dan hormat,
everywhere. setiap saat, di mana
saja.

(WHO : launching Buku GPSAP tgl 4 Agustus 2021, recording


videonya : https://www.youtube.com/watch?v=AywsF9CVJP8)
14
Visi
Vision:A world in which no
Sebuah dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan
one is harmed in health care,
and every patient receives
dalam pelayanan kesehatan, dan setiap pasien
safe and respectful care, menerima pelayanan yg aman dan hormat, setiap saat,
every time, everywhere.
di mana saja.

Misi
Mission:Drive forward Mendorong kebijakan dan tindakan, berdasarkan
policies and actions,
based on science, patient sains, pengalaman pasien, desain sistem dan
experience, system
Goal:Achieve the
maximum possible
design and partnerships, kemitraan, untuk menghilangkan semua sumber risiko
to eliminate all sources of
reduction in avoidable
harm due to unsafe
avoidable risk and harm dan bahaya yg dapat dihindari, pada pasien dan
to patients and health
health care globally. workers. petugas kesehatan.

Tujuan
Capai pengurangan semaksimal mungkin bahaya yg
bisa dihindari pada pelayanan kesehatan yg tidak aman
secara global.

15
7 Strategic
Objectives  @ 5 Spesific Strategy →

16
7 Strategic Objectives @ 5 Spesific Strategy GPSAP 2021-2030
“Ekosistem”
Patient Safety RS
The Indonesian Experience …Banyak pintu masuk
untuk meningkatkan
WHO ASHRM-TbPSCRM Keselamatan Pasien…

WHO GPSAP 2021-2030:


“Tidak ada seorangpun dirugikan”
7 Dimensi Implementasi PCC

(Sumber: WHO GPSAP, ASHRM. TbPSCRM,


Starkes, Istak, PMK 11/2017, PMK 66/2016) *Kegiatan Yan /
Kegiatan Kerja-K3
(Nico Lumenta, KARS, 2022)
Hospital Patient Safety Pathway WHO : Quality in Healthcare Healthcare
“The Indonesian Way” 7 Dimension Risk Mgt
8 Risk Domains

• 7 dimensi
• Program Mutu
• Indikator Mutu

WHO Global Patient Safety


Action Plan 2021-2030

Budaya Mutu
Quality Culture

RS
Risk Hospital
Safety Culture & Culture

PMK 11/2017
• 7 Standar KP
6 Pemandu KPRS
• 7 langkah menuju KP
• 6 Sasaran KP Kerangka Kerja
Komprehensif KPRS
(Nico Lumenta, 2022)
• Pelaporan IKP
WHO : Quality in Healthcare
7 Dimension

7 2 1.Efektif 2.Safe 3.Berorientasi pasien

6 3

5 4

4.Tepat waktu 5. Adil 6.Terintegrasi 7.Efisien

(WHO, Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and
20
strategy to improve quality of care, 2018. (https://www.who.int/health-topics/quality-of-care#tab=tab_1)
Risk Management in Healthcare
8 Domains

American Society for


Healthcare Risk Management -
ASHRM

(What Is Risk Management in Healthcare?, NEJM Catalyst, (Donaldson, L, Ricciardi, W, Sheridan, S, Tartaglia, R : Textbook21of Patient
2018. (https://catalyst.nejm.org/doi/full/10.1056/CAT.18.0197)) Safety and Clinical Risk Management, Springer, 2021)
Hospital Patient Safety Pathway WHO : Quality in Healthcare Healthcare
“The Indonesian Way” 7 Dimension Risk Mgt
8 Risk Domains

WHO Global Patient Safety


Action Plan 2021-2030

Peningkatan
KPRS !!!
RS
Risk Hospital
Safety Culture & Culture

PMK 11/2017
• 7 Standar KP
6 Pemandu KPRS
• 7 langkah menuju KP
• 6 Sasaran KP Kerangka Kerja
Komprehensif KPRS
(Nico Lumenta, 2022)
• Pelaporan IKP
Table 1. Distribution of the criteria stratified by the PSFHI five domains:

Domains (third edition) Critical Core Developmental Total criteria in


Criteria criteria criteria each domain
A. Leadership and
management (6 7 26 3 36
standards: A1–A6)
B. Patient and public
involvement (7 2 22 7 31
standards: B1–B7)
C. Safe evidence-based
clinical practice 14 24 2 40
(4 standards: C1–C4)
D. Safe environment
(2 standards: D1–D2) 1 20 1 22
E. Lifelong learning
(3 standards: E1–E3) 1 2 2 5
Total 25 94 15 134
Addressing all 25 criteria is a good place for a hospital to start their quality journey (Table 3).
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition
1 A.1.1.1 The hospital has a strategic plan with RS memiliki rencana strategis dengan mengutamakan
patient safety as a priority. keselamatan pasien (KP).
2 A.1.1.2 There is a recognized corporate and clinical Ada sistem tata kelola/kepemimpinan korporat dan
governance/leadership system within the hospital. klinis yang diakui di dalam RS.
3 A.1.1.3 The leadership promotes a culture of Pimpinan mempromosikan budaya KP dengan
patient safety by conducting different activities, melakukan berbagai kegiatan, termasuk bulanan KP
including monthly patient safety walk-rounds to walk-rounds untuk mengidentifikasi dan mengambil
identify and take action on safety issues. tindakan terhadap isu2 keselamatan.
4 A.2.1.1 The leadership ensures there is a Pimpinan memastikan ada anggota staf senior yang
designated qualified senior staff member with memenuhi syarat yang ditunjuk dengan tanggung
responsibility, accountability and authority for jawab, akuntabilitas dan wewenang untuk KP.
patient safety.
5 A.4.1.1 The leadership ensures the availability of Pimpinan memastikan ketersediaan peralatan dan
essential functioning equipment and supplies. perlengkapan yg berfungsi penting.
6 A.5.1.1 The leadership ensures the provision of Pimpinan memastikan penyediaan staf yg kompeten
sufficient numbers of competent staff to deliver dalam jumlah yg cukup untuk memberikan pelayanan
safe patient care at all times. pasien yg aman selalu.
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition
7 A.5.1.2 There is a defined process to ensure all Ada proses yang ditetapkan untuk memastikan semua
clinical staff are registered to practise with an staf klinis terdaftar untuk praktik pada badan yg
appropriate body. sesuai.
8 B.2.1.1 Informed consent is obtained, before a Informed consent diperoleh, sebelum prosedur yg
procedure requiring informed consent, by trained memerlukan informed consent, oleh staf terlatih pada
staff in a manner and language the patient or cara dan bahasa yg dapat dimengerti oleh pasien atau
authorized person can understand. orang yg berwenang.
9 B.3.1.1 The identification process used throughout Proses identifikasi yg digunakan di seluruh RS
the hospital requires at least two ways in which to membutuhkan setidaknya dua cara untuk
identify a patient. mengidentifikasi pasien.
10 C.1.1.1 The hospital leadership maintains effective Pimpinan RS memelihara saluran komunikasi yg
channels of communication throughout the efektif di seluruh RS, termasuk: untuk hasil kritis yg
hospital, including for urgent critical results, with a mendesak, dengan saluran khusus untuk masalah
designated channel for safety issues keselamatan.
11 C.1.1.2 The hospital implements the use of a RS menerapkan penggunaan surgical safety checklist
surgical safety checklist and conforms to dan sesuai dengan pedoman, termasuk: Pedoman
guidelines, including WHO guidelines on safe WHO tentang operasi yg aman.
surgery.
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition
12 C.1.1.3 The hospital has systems in place to RS memiliki sistem untuk memastikan pengenalan
ensure hospital-wide recognition of and response dan respons di seluruh RS terhadap kejadian klinis yg
to clinical deterioration. memburuk.
13 C.1.1.4 The hospital minimizes use of verbal and RS meminimalkan penggunaan perintah verbal dan
telephone orders and transmission of results, and telepon dan transmisi hasil, dan "read back"
“read back” is practised where verbal dipraktekkan di mana komunikasi verbal sangat
communication is essential. penting.
14 C.1.1.5 The hospital has systems in place for safe RS memiliki sistem untuk serah terima pasien yg
and thorough handover of patients between aman dan menyeluruh antara tim klinis dan antar shift,
clinical teams and between shifts, with safe intra- dengan transfer pasien intra-rumah sakit yg aman.
hospital patient transfer.
15 C.1.1.6 The hospital implements safe childbirth RS menerapkan pedoman persalinan yg aman dan
guidelines and pathways of care. alur klinis.
16 C.2.1.1 The hospital has a coordinated programme RS memiliki program terkoordinasi untuk semua
for all infection prevention and control (IPC) kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
activities that involves all disciplines. yang: melibatkan semua disiplin ilmu.
17 C.2.1.2 The hospital ensures proper cleaning, RS memastikan pembersihan, desinfeksi dan
disinfection and sterilization of all equipment. sterilisasi semua peralatan dengan benar.
18 C.2.1.3 There is a qualified, designated person Ada orang yg ditunjuk dan berkualifikasi yg
responsible for all infection prevention and control bertanggung jawab untuk semua kegiatan pencegahan
(IPC) activities. dan pengendalian infeksi (PPI).
19 C.3.1.1 The hospital implements guidelines, RS menerapkan pedoman, termasuk pedoman WHO,
including WHO guidelines, on safe quality blood and tentang kualitas darah dan darah yg aman produk.
blood products.
20 C.3.1.2 The hospital ensures that patient blood RS memastikan bahwa sampel darah pasien untuk
samples for cross-matching are securely identified pencocokan silang diidentifikasi secara aman dengan
with two unique identifiers. dua pengenal unik.
21 C.4.1.1 A licenced pharmacist provides a medication Seorang apoteker berlisensi menyediakan sistem
management system that addresses patient needs, manajemen obat yg memenuhi kebutuhan pasien,
meets applicable regulations and adheres to WHO memenuhi peraturan yg berlaku dan mematuhi
guidelines. pedoman WHO.
22 C.4.1.2 The hospital keeps high concentrations of RS menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi di tempat
electrolytes in a safe place. yg aman.
23 C.4.1.3 The hospital ensures availability of life- RS memastikan ketersediaan obat penyelamat jiwa
saving medications in proper quantities at all times. dalam jumlah yang tepat setiap saat.
24 D.2.1.2 The hospital conforms to guidelines on RS mematuhi pedoman pengelolaan semua jenis
management of all types of hazardous waste, limbah berbahaya, termasuk limbah benda tajam.
including sharps waste.
25 E.1.1.1 All hospital staff are provided with a patient Semua staf RS diberikan program orientasi KP.
safety orientation programme.
Standar Akreditasi RS Kemkes – Instrumen Survei Akreditasi KARS

Standar
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition Akreditasi RS
Kemkes
1 RS memiliki rencana strategis dengan mengutamakan keselamatan pasien
TKRS 1.
(KP).
2 Ada sistem tata kelola/kepemimpinan korporat dan klinis yang diakui di dalam
TKRS 2.
RS.
3 Pimpinan mempromosikan budaya KP dengan melakukan berbagai kegiatan,
termasuk bulanan KP walk-rounds untuk mengidentifikasi dan mengambil TKRS 13, PMKP 10.
tindakan terhadap isu2 keselamatan.
4 Pimpinan memastikan ada anggota staf senior yang memenuhi syarat yang
PMKP 11.
ditunjuk dengan tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang untuk KP.
5 Pimpinan memastikan ketersediaan peralatan dan perlengkapan yg berfungsi
MFK 7.
penting.
6 Pimpinan memastikan penyediaan staf yg kompeten dalam jumlah yg cukup KPS 1.
untuk memberikan pelayanan pasien yg aman selalu.
Standar
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition Akreditasi RS
Kemkes
7 Ada proses yang ditetapkan untuk memastikan semua staf klinis terdaftar
KPS 3.
untuk praktik pada badan yg sesuai.
8 Informed consent diperoleh, sebelum prosedur yg memerlukan informed
consent, oleh staf terlatih pada cara dan bahasa yg dapat dimengerti oleh HKP 1, 4, 4.1, 4.2.
pasien atau orang yg berwenang.
9 Proses identifikasi yg digunakan di seluruh RS membutuhkan setidaknya
SKP 1.
dua cara untuk mengidentifikasi pasien.
10 Pimpinan RS memelihara saluran komunikasi yg efektif di seluruh RS,
termasuk: untuk hasil kritis yg mendesak, dengan saluran khusus untuk SKP 2.
masalah keselamatan.
11 RS menerapkan penggunaan surgical safety checklist dan sesuai dengan
SKP 4.
pedoman, termasuk: Pedoman WHO tentang operasi yg aman.
Critical criteria. The 25 critical criteria for the third edition Standar
Akreditasi RS
Kemkes
12 RS memiliki sistem untuk memastikan pengenalan dan respons di seluruh RS
PAP 2.3.
terhadap kejadian klinis yg memburuk.
13 RS meminimalkan penggunaan perintah verbal dan telepon dan transmisi
hasil, dan "read back" dipraktekkan di mana komunikasi verbal sangat SKP 2.
penting.
14 RS memiliki sistem untuk serah terima pasien yg aman dan menyeluruh antara
SKP 2.
tim klinis dan antar shift, dengan transfer pasien intra-rumah sakit yg aman.
15 RS menerapkan pedoman persalinan yg aman dan alur klinis. PMKP 7.
16 RS memiliki program terkoordinasi untuk semua kegiatan pencegahan dan
PPI 1, 1.1, 2.
pengendalian infeksi (PPI) yang: melibatkan semua disiplin ilmu.
17 RS memastikan pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi semua peralatan
PPI 4, 4.1.
dengan benar.
18 Ada orang yg ditunjuk dan berkualifikasi yg bertanggung jawab untuk semua
PPI 1.
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
19 RS menerapkan pedoman, termasuk pedoman WHO, tentang kualitas darah
PP 3.9, PAP 2.5.
dan darah yg aman produk.
20 RS memastikan bahwa sampel darah pasien untuk pencocokan silang
PP 3.9.
diidentifikasi secara aman dengan dua pengenal unik.
21 Seorang apoteker berlisensi menyediakan sistem manajemen obat yg
memenuhi kebutuhan pasien, memenuhi peraturan yg berlaku dan mematuhi PKPO 1.
pedoman WHO.
22 RS menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi di tempat yg aman. SKP 3.

23 RS memastikan ketersediaan obat penyelamat jiwa dalam jumlah yang tepat


PKPO 3.2.
setiap saat.
24 RS mematuhi pedoman pengelolaan semua jenis limbah berbahaya, termasuk
MFK 5. 5.1.
limbah benda tajam.
25 Semua staf RS diberikan program orientasi KP. KPS 7.
Hospital Patient Safety Pathway WHO : Quality in Healthcare Healthcare
“The Indonesian Way” 7 Dimension Risk Mgt
8 Risk Domains

WHO Global Patient Safety


Action Plan 2021-2030

*Peningkatan
KPRS*
RS
Risk Hospital
Safety Culture & Culture

PMK 11/2017
• 7 Standar KP
6 Pemandu KPRS
• 7 langkah menuju KP
• 6 Sasaran KP Kerangka Kerja
Komprehensif KPRS
(Nico Lumenta, 2022)
• Pelaporan IKP
Patient Safety …

Bila Keselamatan Pasien tidak dijadikan


“Sahabat” Rumah Sakit, cepat atau
lambat dia akan berbalik menjadi
“Musuh” Rumah Sakit.
(Nico Lumenta, 2008)
Patient Safety …

“Keselamatan bukan ditemukan pada


keadaan tanpa bahaya,
tetapi justru pada kehadiran Tuhan YME”

41
Seminar Nasional XVIII PERSI, Seminar XVI Patient Safety dan
Hospital Expo XXXIV tanggal 19 - 22 Oktober 2022

*Patient Safety Friendly Hospital:


Assessment Tools*

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua


42

Anda mungkin juga menyukai