PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
Davin 140100152
Nadhilah Khairina Lubis 140100077
Tri Wulan Kurnia 140100175
Sovie Amira Rehgita 140100205
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Preeklampsia”. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dokter pembimbing kami dr Arvitamuriany T. Lubis, M.Ked (OG)
Sp. OG, yang telah meluangkan waktunya kepada kami dan memberikan
bimbingan serta masukan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.
Laporan kasus ini diharapkan bermanfaat bagi yang membaca dan dapat
menjadi referensi dalam pengembangan wawasan di bidang medis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
Daftar Tabel.............................................................................................................................iii
Daftar Gambar.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Definisi....................................................................................................................3
2.2 Epidemiologi.........................................................................................................3
2.3 Klarifikasi...............................................................................................................4
2.4 Faktor Risiko.........................................................................................................6
2.5 Etiopatogenesis.....................................................................................................6
2.6 Gambaran Klinis..................................................................................................9
2.7 Diagnosis..............................................................................................................10
2.8 Tatalaksana..........................................................................................................12
2.9 Pencegahan..........................................................................................................14
2.10 Komplikasi........................................................................................................15
2.11 Prognosis............................................................................................................18
BAB III LAPORAN KASUS............................................................................................19
BAB IV FOLLOW UP PASIEN......................................................................................28
BAB V DISKUSI KASUS..................................................................................................30
BAB VI KESIMPULAN....................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................36
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi dan derajat preeklampsia...............................................................5
Tabel 2.2 Klasifikasi preeklampsi berdasarkan severe feature
dan non severe feature 5
Tabel 2.3 Kriteria diagnostik preeklampsia....................................................................11
Tabel 2.4 Komplikasi preeklampsia pada maternal dan fetus...................................17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya. Hasil metaanalisis
menunjukkan peningkatan bermakna risiko hipertensi, penyakit jantung iskemik,
stroke dan tromboemboli vena pada ibu dengan riwayat preeklampsia. Dampak
jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan
preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah akibat persalinan prematur atau
mengalami pertumbuhan janin terhambat, serta turut menyumbangkan besarnya
angka morbiditas dan mortalitas perinatal.4
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit preeklampsia pada
kehamilan;
2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap
kasus preeklampsia pada kehamilan serta melakukan penatalaksanaan
yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik.
1.3 MANFAAT
Manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang
penyakit preeklampsia pada kehamilan;
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca preeklampsia
pada kehamilan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
3
juta pada tahun 2015 dengan jumlah kehamilan berisiko sebesar 15 -20 % dari
7
seluruh kehamilan.
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%).6 WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara
maju.8 Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di
8,9
Negara berkembang adalah 1,8% - 18%. Insiden preeklampsia di Indonesia
sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.10
2.3 KLASIFIKASI
4
persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa
proteinuria.
Berikut ini adalah klasifikasi berdasarkan derajat preeklampsia:
5
2.4 FAKTOR RISIKO
tambahan/minor.4
1. Resiko tinggi
1. Riwayat preeklampsia
2. Kehamilan multipel
3. Hipertensi kronik
4. Diabetes mellitus Tipe 1 atau 2
5. Penyakit ginjal
6. Penyakit autoimun (contoh: systemic lupus erythematosus,
antiphospholipid syndrome)
2. Resiko sedang
1. Nulipara
2)
2. Obesitas (indeks massa tubuh > 30 kg/m
3. Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
4. Umur ≥ 35 tahun
5. Riwayat khusus pasien (interval kehamilan > 10 tahun)
2.5 ETIOPATOGENESIS
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui pasti. Banyak teori-
teori yang dikemukakan oleh pra ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya,
namun belum ada yang meberikan jawaban yang memuaskan. Adapun teori-teori
3
yang sekarang banyak dianut antara lain:
6
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat,
sehingga dapt menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan “remodeling arteri spiralis”.
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Akibatnya,
arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan
“remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun
dan terjadilah hipoksia dan iskemik plasenta.
7
leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan penting dalam
modulasi respon imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi
(plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin
dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu.
Selain itu HLA- dapat mempermudah invasi sel trofoblas kedalam
jaringan desidua ibu. Pada preeklampsia, terjadi penurunan ekspresi HLA-
G. Berkurangnya ekspresi HLA-G di daerah desidua plasenta,
menghambat invasi trofoblas kedalam desidua.
5. Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26 % anak
perempuannya akan mengalami preeklamsia pula.
8
7. Teori Stimulus Inflamasi
Teori ini bedasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas didalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
Pada kehamilan normal, plasenta juga melepaskan debris trofoblas, sebagai
sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, sebagai sisa-sisa proses
apoptosis, dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stres oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris
trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi masih dalam
batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklamsia, dimana
pada preeklampsia terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga produksi
debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel
trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka
reaksi stress oksidatif akan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris
trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi
inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar, disbanding reaksi
inflamasi pada kehamilan normal.
1. Gejala subjektif
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal,
skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual
atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada
preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia
akan timbul. Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi dari
biasanya, edema dan proteinuria meningkat.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi
peningkatan tekanan darah minimal diatas 140/90 mmHg, dan tekanan
darah pada preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan
9
disertai adanya kerusakan pada beberapa organ. Selain itu kita juga akan
menemukan takikardia, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran,
11
hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan pada otak.
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat
13
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu:
1) Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut:
- Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan setelah 20
10
Tabel 2.3 Kriteria Diagnostik Preeklampsia.13
11
Gambar 2.1 Kriteria Preeklampsia dengan pemberat.11
2.8 TATALAKSANA
1. Antihipertensi
Diberikan jika tekanan darah mencapai 150 / 100mmHg dan sangat
dibutuhkan pada 160 / 110mmHg. Perawatan labetalol direkomendasikan.
Nifedipine oral (10- 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, dosis
maksimum 120 mg dalam 24 jam ), digunakan untuk kontrol awal,
labetalol intravena sebagai lini kedua dengan hipertensi berat. Tujuannya
adalah mempertahan tekanan darah sekitar 140 / 90mmHg. Antihipertensi
tidak mengubah preeklampsia, tetapi meningkatkan keselamatan bagi ibu.
Tetap dilakukan pemantauan yang intens dan preeklampsia
11
memungkinkan kehamilan yang prematur.
2. Magnesium Sulfat (MgSO4)
Magnesium sulfat digunakan untuk pencegahan terjadinya
eklampsia. Loading dose intravena disetai dengan cairan infus. MgSO 4
bukan merupakan anti konvulsan tetapi berfungsi untuk meningkatkan
perfusi otak, dan mencegah terjadinya eklampsia.11 Loading dose
12
diberikan 4 mg MgSO4 (40% dalam 10 cc) selama 15 menit. Dan
maintenance dose infus 6 gram dalam larutan ringer laktat/6jam.
Pada penggunaan magnesium sulfat dapat terjadi toksisitas maka
diperlukan pemantauan yaitu : frekuensi pernafasan (> 16 kali/menit),
reflex patella, diuresis yang cukup, dan tersedia anti dotum (kalsium
glukonas 10%).3
3. Glukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru janin, diberikan
pada kehamilan 32-34 minggu, dalam 2x24 jam.3
4. Waktu persalinan pada preeklamsia
Wanita dengan preeklampsia harus dilakukan persalianan pada usia
36 minggu. Manajemen konservatif sebelum usia 36 minggu (jika <28
minggu di unit spesialis dengan fasilitas perawatan neonatal yang
lengkap), tetapi kemungkinan peningkatan kematangan janin harus
dipertimbangkan terhadap risiko komplikasi penyakit. Steroid diberikan
sebagai profilaksis, hipertensi diobati dan ada pengawasan ibu dan janin
intensif yang melibatkan penilaian klinis harian, CTG dan keseimbangan
cairan, dan tes darah rutin. Gangguan klinis atau komplikasi ibu atau
berkurangnya STV pada pemantauan CTG, akan mendorong persalinan,
13
dan dapat menyebabkan kelahiran prematur.
5. Induksi Persalinan
Melakukan persalinan sebelum 34 minggu, atau jika ada hambatan
pertumbuhan yang parah atau CTG abnormal, operasi sesar biasa
dilakukan. Setelah 34 minggu, persalinan biasanya dapat diinduksi dengan
prostaglandin. Analgesia epidural membantu mengurangi tekanan darah.
Janin terus dipantau oleh CTG dan tekanan darah dan keseimbangan
cairan. Antihipertensi digunakan dalam persalinan. Mengedan harus
dihindari jika tekanan darah mencapai 160/110 mmHg, karena
meningkatkan tekanan intrakranial dan risiko pendarahan otak. Oksitosin
digunakan untuk tahap ketiga karena yang terakhir dapat meningkatkan
tekanan darah.13
13
2.9 PENCEGAHAN
14
suplemen kalsium direkomendasikan sebagai prevensi preeklampsia pada wanita
15
dengan risiko tinggi terjadinya preeklampsia. Penelitian yang dilakukan
Hofmeyr, dkk pada tahun 2010 pada wanita yang preeklampsia mendapatkan
dosis 1 mg/hari sebagai dosis rekomendasi sebagai prevensi preeklampsia pada
18
wanita dengan risiko tinggi. Antioksidan, vitamin E dan C dan suplemen dengan
magnesium, zinc, minyak ikan, dan diet rendah garam telah dicoba namun
15
manfaatnya masih terbatas. Pada penelitian Rumbold, dkk tahun 2008
didapatkan hasil bahwa pemberian vitamin C dan E dosis tinggi tidak
19
menurunkan risiko hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia dan eklamsia.
Diet seimbang kaya protein mungkin dapat mengurangi resiko. Heparin atau
heparin low-molecular-wieght bermanfaat pada wanita dengan trombofilia dan
15
dengan kehamilan dengan resiko tinggi.
2.10 KOMPLIKASI
1. Maternal
Onset awal penyakit dapat menjadi lebih berat. Kejadian dari
beberapa komplikasi yang mengikuti, dapat terjadi bersamaan, yang
merupakan indikasi dari terminasi dalam usia kehamilan berapa pun.
- Eklampsia
Eklampsia merupakan kejang grand mal, yang merupakan akibat
dari vasospasme serebrovaskular. Kematian dapat disebabkan oleh
keadaan hipoksia dan komplikasi dari penyakit yang berat. Tatalaksana
yang diberikan Magnesium Sulfat, dan pengawasan terhadap
komplikasi lainnya.
- Perdarahan serebrovaskular
Merupakan akibat dari kegagalan autoregulasi aliran darah otak
pada MAP (mean arterial pressure) diatas 140 mmHg. Penanganan
hipertensi dapat mencegah komplikasi ini.
- Masalah hati dan koagulasi
15
Sindroma HELLP meliputi hemolisis, peningkatan enzim hati, dan
penurunan jumlah platelet. DIC (Disseminated intravascular
coagulation), kegagalan hepar, dan ruptur hepar juga dapat terjadi.
Wanita yang mengalami nyeri epigastrium yang berat, tidak selalu
menunjukkan gejala preeklampsia dan hal ini dapat terjadi setelah
melahirkan pada wanita normal. Tatalaksana berupa suportif meliputi
profilaksis magnesium sulfat mencegah eklampsia.
- Gagal Ginjal
Gagal ginjal diidentifikasi dari pengawasan balance cairan dan
penghitungan kreatinin. Hemodialisis diperlukan pada kasus yang
berat.
- Edema Paru
Preeklampsia yang berat rentan mengalami kelebihan cairan.
Edema paru diatasi dengan oksigen dan furosemid, bantuan ventilator
dapat diberikan. ADRS (adult respiratory distress syndrome) dapat
terjadi dan mengakibatkan kematian.11
2. Fetus
Mortalitas dan morbiditas dari janin meningkat pada preeklampsia
sekitar 5% meninggal dalam kandungan dan sampai 10% kelahiran
prematur. Pada usia kehamilan sebelum 34 minggu, masalah utama
merupakan IUGR. Persalinan prematur sering dilakukan, meskipun
persalinan prematur spontan sering terjadi. Pada keadaan cukup bulan,
preeklampsia kurang mempengaruhi pertumbuhan janin tetapi tetap
berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada semua
kehamilan terdapat peningkatan dari risiko solusio plasenta. 20
16
11
Tabel 2.4 Komplikasi preeklampsia pada maternal dan fetus
11
Gambar 2.2 Komplikasi preeklampsia.
17
2.11 PROGNOSIS
Dampak jangka pendek dan jangka panjang penyakit ini dapat dilihat pada
bagian dibawah ini:
21
Gambar 2.3 Alur prognosis ibu dan bayi pada kasus preeklampsia.
18
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. S, 34 tahun, G1P0A0, Mandailing, Islam, SMA, Ibu rumah tangga, menikah
dengan Tn. A, 28 tahun, Batak, Islam, SMA, Wiraswasta
Keluhan Utama : Keluar air-air dari kemaluan
Telaah :Hal ini dialami pasien kurang lebih 2 jam sebelum
masuk rumah sakit jam 06.00 pagi ini. Riwayat mules-
mules mau melahirkan dijumpai. Riwayat keluar lendir
atau darah dijumpai, Riwayat tekanan darah tinggi
selama kehamilan dijumpai dengan tekanan darah
tertinggi 190/110. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan disangkal. Nyeri kepala tidak dijumpai,
pandangan kabur tidak dijumpai, nyeri ulu hati tidak
19
dijumpai. Riwayat kejang, mual dan muntah tidak dijumpai. BAB dan BAK dalam
batas normal. Riwayat keluarga menderita hipertensi disangkal, riwayat keluarga
menderita DM dijumpai
RPO : nifedipine
RPT : preeclampsia
Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial yaitu ibu rumah tangga, ekonomi
menengah ke bawah dan tidak ada riwayat gangguan psikososial.
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari
Volume : 3 doek/hari
Nyeri : tidak ada
HPHT : tidak jelas
TTP : tidak jelas
ANC : 4x ke Sp.OG
RIWAYAT MENIKAH
Pasien menikah 1 kali pada usia 33 tahun
RIWAYAT PERSALINAN
1. Hamil ini
20
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN (07 Oktober 2019)
Status Presens:
Sensorium : compos mentis Anemis : -
Tekanan darah : 190/100 mmHg Ikterik : -
Nadi : 80 x/menit Sianosis: -
Pernapasan : 20 x/menit Dyspnoe : -
Temperatur : 36,5 derajat Edema: -
celcius
Ekstremitas atas -/-
Ekstremitas bawah -/-
Status Generalisata :
Kepala : dalam batas normal
Mata : conjunctiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
(+/+), isokor, kanan = kiri
Leher : pembesaran KGB tidak dijumpai
Thorax : Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung: S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) reguler, murmur (-)
Paru : Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : Rh (-/-), Wh (-/-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT< 2 detik, clubbing finger (-), edema pretibial
(-/-)
Genitalia : Edema pada labia (-)
Status Lokalisata:
Abdomen : membesar asimetris, peristaltik (+) dalam
batas normal
21
Leopold 1 : Tinggi Fundus Uteri 2 jari dibawah processus xiphoideus
(TFU= 34 cm)
Leopold 2 : Teregang teraba kiri
Leopold 3 : Terbawah teraba kepala
Leopold 4 : Kepala (3/5)
His : 3 kali kontraksi tiap 20 detik dalam 10 menit
DJJ : (+) 136 kali/menit
Gerak : (+)
Status Ginekologi
VT : serviks tertutup
ST : lendir darah (+), cairan ketuban (+)
22
LABORATORIUM
07 Oktober 2019
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin (HGB) g/dL 9,3 12-16
Eritrosit (RBC) juta/µL 3,90 4,10-5,10
Leukosit (WBC) /µL 5.220 4.000-11.000
Hematokrit % 30,30 36-47
Trombosit (PLT) /µL 236,000 150.000-450.000
MCV fL 77,7 81-99
MCH Pg 23,8 27,0-31,0
MCHC g/dL 30,7 31,0-37,0
RDW-SD
D % 43,5 39-46
RDW-CV
V % 15,2 11,0-15,5
MPV Fl 11,1 9,2 – 12,0
PDW % 12,7 9,6 – 15,2
Hitung jenis
23
KIMIA KLINIK
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa darah (sewaktu) mg/dL 85
HATI
SGOT u/l 18 5-35
SGPT u/l 9 5-35
ELEKTROLIT
Natrium mg/dL 134 135-155
Kalium mg/dL 2,9 3.5-5.5
Klorida mg/dL 102 95-103
Imunoserologi
Anti HIV non-reaktif
HbsAg Non-reaktif
URINALISIS
Makroskopis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia
pH 7,00 5-8
1.005-
Berat jenis 1.020 1.030
Protein positif 2 Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif
Keton Negatif Negatif
Blood Positif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Mikroskopis
Leukosit 1-2 <6
Eritrosit 0-1 <3
Epitel 1-2
Silinder Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
24
JANTUNG
LDH u/l 478 90-120
GINJAL
Ureum mg/dL 15.3 15-40
Kreatinin mg/dL 0.73 0,6-1,1
FIBRINOGEN
Pasien mg/dl 321 200-400
Konrol mg/dl 208 205-315
DIAGNOSIS KERJA
RENCANA TATALAKSANA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Nasal canule O2: 2 lpm
• Pemasangan foelley catheter
• Injeksi MgSO4 20%→ 20cc → bolus IV lambat
• IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr (30 cc) → 14 gtt/i IV (dosis rumatan 1 gr/jam)
• Nifedipine 10 mg,/ 30 menit jika TD ≥ 160/110 mmHg berikan n ifedipine 10
mg/30 menit, dosis maksimum 120 mg/24 jam
RENCANA TINDAKAN
- Monitor vital sign dan denyut jantung janin, sectio cesarea emergensi
(07/10/2019)
25
LAPORAN SECTIO CAESARIA
- Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan posisi supine dengan infus dan
kateter urin terpasang
26
- Klem peritoneum dibersihkan dari cairan ketuban dan darah
- Terdapat multiple mioma uteri
- Peritoneum dijahit dengan plain cat gut no.2
- Kedua ujung fascia dijahit dengan vicryl ro. 2/0
- Subkutis dijahit dengan vicryl ro. 2/0 subkutikuler
- Luka operasi ditutup
- Liang vagina dibersihkan
- Keadaan umum ibu post op : mulai sadar.
Rencana Tindakan
27
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Follow-up
08 Oktober 2019 S: nyeri luka pasca operasi
O: SP: Sensorium : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
o
Suhu : 36,7 C
28
09 Oktober S: nyeri luka pasca operasi
2019 O: SP: Sensorium : compos mentis
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
o
Suhu : 36,5 C
29
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
selang 4 jam.
Etiologi:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta Ny. S, 34 tahun, G1P1A0, Islam, Mandailing, SMA, Ibu Rumah
2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Tangga menikah dengan Tn A, 28 tahun, Islam, Batak, SMA,
Bebas, dan Disfungsi Endotel Wiraswasta. Riwayat pekerjaan, sosio ekonomi dan psikososial
3. Teori Intoleransi Imunologik antara yaitu ibu rumah tangga, ekonomi menengah ke bawah dan tidak
Ibu dan Janin ada riwayat gangguan psikososial.
4. Teori adaptasi kardiovaskular
5. Teori Genetik
6. Teori Defisiensi Gizi (Teori Diet) RIWAYAT MENSTRUASI
7. Teori Stimulus Inflamasi Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Faktor Resiko: Siklus : 28 hari
Resiko tinggi : Volume : ± 3 doek/hari
Nyeri : tidak ada
1. Riwayat preeklampsia HPHT : tidak jelas
2. Multigravida TTP : tidak jelas
3. Hipertensi kronik ANC : 4x ke Sp.OG
4. Diabetes mellitus Tipe 1 atau 2
RIWAYAT MENIKAH
5. Penyakit ginjal
Pasien menikah 1 kali pada usia 33 tahun
6. Penyakit autoimun (contoh:
systemic lupus erythematosus,
30
antiphospholipid syndrome) RIWAYAT PERSALINAN.
1. Hamil ini
Resiko sedang :
1. Nulipara
2. Obesitas (indeks massa tubuh > 30
kg/m2)
3. Riwayat preeklampsia pada ibu
atau saudara perempuan
4. Umur ≥ 35 tahun
5. Riwayat khusus pasien (interval
kehamilan > 10 tahun) (PNPK)
Diagnosis: Anamnesis :
Gambaran Klinis Keluar air-air dari kemaluan dialami pasien sejak 2 jam sebelum
31
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg DJJ : (+) 136 kali/menit
pada dua kali pemeriksaan setelah Gerak : (+)
20 minggu kehamilan dengan riwayat
tekanan darah normal sebelumnya. Status Ginekologi
Inspekulo : fornix posterior tergenang,
- Proteinuria kuantitatif ≥ 300 mg nitrazin (+)
pada pemeriksaan urin 24 jam atau VT : serviks tertutup
pemeriksaan protein/ kreatinin ≥ ST : lendir darah (-), cairan ketuban (-)
0,3 g dan pada pemeriksaan test dipstic
1+.Atau jika tidak dijumpai PEMERIKSAAN USG TAS
proteinuria, hipertensi onset baru Kehamilan normal
berikut ini: Fetal movement (+), fetal heart rate (+) 144 kali/menit
-Trombositopenia : Biparietal diameter : 93,6 mm
Platelet kurang dari 100.000 µl Head circumference : 329,9 mm
- Insufiensi ginjal : Abdominal circumference : 361,2 mm
Konsentrasi serum kreatinin ≥ 1,1 Estimated Fetal Weight : 3600 gr
mg/dl atau dua kali lipat dari
konsentrasi kreatinin serum dengan Laboratorium :
tidak adanya penyakit ginjal lainnya. Hb/Ht/Leu/Plt: 9,3/30,30/5.220/236.000
- Penurunan fungsi hati : Ur/Cr: 15.3/0,73
Peningkatan konsentrasi transaminase Na/K/Cl: 134/2,9/102
dua kali lipat normal PT/APTT/TT/INR: 11,2/29,4/14.3,2/0,74
- Oedema Paru
- Adanya gangguan serebral atau gejala Urinalisa:
gangguan penglihatan. Warna/Kejernihan: kuning/jernih
pH/BJ/Protein/Glukosa/Bilirubin/Uribilinogen/Keton/Blood/Nitrit:
4) Preeklampsia with severe 7,0/1,020/+2/-/-/-/-/+/-
feature Leukosit/Eritrosit/Epitel/Silinder/Kristal/Bakteri:
yaitu preeklampsia ditambah salah 1-2/0-1/1-2/-/-/-
satu dari keadaan berikut ini:
- Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg LDH : 478 u/l
- Trombositopenia : platelet kurang SGOT/SGPT : 18 u/l/9 u/l
dari 100.000 µl
- Gangguan fungsi hati
- Penurunan fungsi ginjal
32
- Oedem paru
- Dan gangguan serebral atau
gangguan penglihatan
- Proteinuria lebih 5 g/ 24 jam atau
4+ dalam pemeriksaan kualitatif
- Oliguria, produksi urin kurang
dari 500 cc/24 jam
- Nyeri Epigastium
- Pertumbuhan janin intrauterine
yang terhambat
- Sindroma HELLP
Tatalaksana: Terapi Medikamentosa
- Antihipertensi • Nasal Canul O2: 2 lpm
- Magnesium Sulfat (MgSO4) • Pemasangan Folley Catheter
- Glukokortikoid • Injeksi MgSO4 20%→ 20cc → bolus IV lambat
- Waktu persalinan pada • IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr (30 cc) → 14 gtt/i IV (Dosis
preeklamsia rumatan 1 gr/jam)
- Induksi Persalinan • Nifedipin 4 x 10 mg, jika TD ≥ 160/110 mmHg berikan
Nifedipin 10 mg/30 menit, dosis maksimum 120 mg/24 jam
Rencana Tindakan
33
BAB VI
KESIMPULAN
Ny. S, 33 tahun, G 1P0A0, Islam, Batak, SMA, Ibu Rumah Tangga datang dengan
keluhan keluar air ketuban dari kemaluan yang dialami pasien 2 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengalami mulas-mulas mau melahirkan. Keluar
darah lendir dijumpai. Tekanan darah pasien saat sedang diperiksa yaitu 190/100
mmhg denan riwayat penggunaan obat nifedipine. Pasien didiagnosis dengan PE
with severe feature+PG+KDR (38-39) minggu+PK+AH+Inpartu. Pasien
kemudian ditatalaksana dengan Nasal canule O2 2-3 lpm, Injeksi MgSO4 20%
20cc bolus lambat, IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr (30 cc) → 14 gtt/i IV (dosis
rumatan 1 gr/jam), Nifedipine 4x10 mg, dan pasien di rencanakan untuk
dilakukan tindakan Sectio Caesarea emergensi.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
13. American College Obstetricians and Gynecologysts (ACOG), 2013,
“Clasification Hypertensive Disorders”, in : Hypertension in Pregnancy, p:
13-14.
14. Dekker G, Sibai BM. Primary, secondary, and tertiary prevention of pre-
eclampsia. Lancet 2001; 357:209-15
15. Dutta DC. Text book of Obstetrics including Perinatology and
Contraception. 6th edition. New Central book agency India; 2015: pp256
16. Sibai BM, Dekker G, Kupferminc M. Preeclampsia. Lancet 2005:365:785-
99
17. L Duley. DJ Henderson-Smart, S Meher, JF King. Antiplatelet agents for
preventing preeclampsia and its complications. Cochrane database of
systematic reviews. 2010
18. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation
during pregnancy for preventing hypertensive disorders and related
problems. Cochrane database of systematic reviews. 2010
19. Rumbold A, Duley L, Crowther CA, Haslam RR. Antioxidants for
preventing preeclampsia. Cochrane database of systematic reviews. 2008
20. Rustam. 2008. Penyakit Hipertensidalam Kehamilan, Jakarta:Rosydakarya
Remaja.
21. Wiknjosastro G, dkk. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta. 2006.
36