Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2019

PERTIMBANGAN KHUSUS ANESTESI


PADA KASUS TELINGA HIDUNG TENGGOROK
KEPALA LEHER
oleh : Pembimbing :
Muhammad Dody Hermawan Dr. Andy Nugroho, Sp.An, M.Kes
S 921802002
PENDAHULUAN

 Prosedur operasi telinga hidung tenggorok kepala leher =unik


 anestesiologis dan operator harus berbagi jalan nafas selama tindakan operasi.
 Kerjasama dan komunikasi antara operator dan anestesiologis
 Komplikasi pernafasan lebih sering pada kasus THT
 Pengetahuan yang tepat dan mendalam tentang anatomi jalan nafas dan penilaian
umum prosedur THT
 Tujuannya adalah untuk memperoleh kesepakatan yang terbaik antara manajemen jalan
nafas yang aman dan lapang pandang operasi yang jelas. ( Guye, 2011).
PEMBAHASAN

•PREOPERATIF

UMUM
•JENIS INDUKSI
•PERDARAHAN
•PERGERAKAN DADA
•EKSTUBASI

•ENDOSKOPI
•OPERASI LASER

KHUSUS
•TONSILEKTOMI ADENOIDEKTOMI
•HIDUNG DAN SINUS
•KEPALA LEHER
•MAKSILOFACIAL
•TELINGA
PERTIMBANGAN UMUM

 PREOPERATIF Tujuan utama adalah mengurangi kegelisahan pasien. Pengurangan


kecemasan sebelum pembedahan lebih banyak tergantung pada hubungan yang telah
dibangun oleh ahli anestesi dengan pasien daripada pilihan obat premedikasi.
 INTUBASI  Induksi intravena dihindari jika jalan nafas dicurigai bermasalah.
Pasien yang kooperatif awake intubation.
Tidak kooperatif induksi inhalasi.
Alat trakeostomi harus disiapkan jika dibutuhkan.
 PERDARAHAN  kokain sebagai vasokonstriktor atau agen anestesi yang mengandung
epinefrin. Direkomendasikan pula head up position yang ringan dan hipotensi sedang.
Lanjutan…. PERTIMBANGAN UMUM

 PERGERAKAN DADA  mencegah terperangkapnya udara dan barotrauma.


 EKSTUBASI  bila refleks jalan nafas telah pulih kembali secara penuh.
Jika ada kemungkinan edema post operasi yang menyumbat jalan nafas, pasien harus
diobservasi. Perdarahan jalan nafas bagian atas yang banyak, edema, atau patologi
mungkin menunda ekstubasi di kamar bedah.
PERTIMBANGAN KHUSUS
ENDOSKOPI
 Tindakan ini termasuk: laryngoscopy (diagnostik dan operatif), microlaryngoscopy
(laringoscopy dibantu dengan mikroskop operasi), esophagoscopy dan bronchoscopy.
Prosedur endoskopik dapat beserta penggunaan bedah laser.
 Tujuan utama  paralise otot untuk relaksasi muskulus masseter sehingga
memudahkan memasukkan laringoskop dan mendapatkan lapangan operasi yang baik,
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, dan menjaga stabilitas
kardiovaskular.(Neicutescu, 2012)
 Relaksasi otot intraoperatif  suksinilkolin dengan infus kontinyu atau pelemas otot
golongan nondepolarizing intermediate secara intermiten.
 Pada beberapa kasus, teknik intubasi dengan ETT dapat mengganggu visualisasi
operator. Alternatif  insuflasi oksigen aliran tinggi melalui kateter kecil yang
ditempatkan di trakea.
endoskopi

 Anestesi umum
 Tata laksana anestesi yang diperhatikan  meliputi kontrol jalan nafas atas, resiko
tintubasi sulit, mobilitas kepala leher selama operasi, dan mengurangi perdarahan
selama operasi. (Neicutescu, 2012)
 dIbutuhkan peralatan yang memadai, dan kemampuan anestesi yang baik, dipengaruhi
juga oleh kondisi anatomis, hipotensi yang terkontrol dan relaksasi pada pasien. Tipe
anestesi yang dipilih antara tracheal tube dan laryngeal mask bergantung pada
pengalaman ahli anestesi, durasi tindakan operasi, dan factor resiko pasien. .
(Neicutescu, 2012)
Operasi laser

 Perlindungan dan manajemen terbakarnya jalan nafas, pemilihan pipa endotrakeal yang
aman dari laser, penggunaan Ventilasi jet
 Jika terjadi terbakarnya jalan nafas, tindakan yang harus dilakukan adalah:
-matikan system sirkuit, lepaskan ETT, irigasi dengan saline, periksa dengan bronkoskopi,
dan lakukan intubasi ulang berdasarkan penilaian kerusakan jaringan.
-Tim operasi perlu menggunakan kacamata khsus dan masker khusus, dan evakuator asap.
Tonsilektomi adenoidektomi

 operasi THT di jalan nafas atas, diperberat resiko dan kompliaksinya oleh beberapa
factor resiko: OSAS, hiperaktivitas jalan nafas, abnormal jalan nafas, obesitas. (Guye,
2011)
 Untuk mencegah resiko dan komplikasi, ahli anestesi sering mempergunakan induksi
intravena dan pemberian atropine.(Guye, 2011)
 -Pasien dengan ISPA harus ditunda operasi 2-4 minggu untuk menghindari resiko
laringospasme.(Guye, 2011)
 -Kassa perlu dipasang di supraglotis untuk mencegah aspirasi darah.
Lanjutan… Tonsilektomi

 -Pasca operasi, pasien anak bawah 4 tahun harus diobservasi 24 jam karena ada resiko
obstruksi jalan nafas pasca operasi.
 -Intubasi sulit harus dipertimbangkan pada kasus anak dengan Down Syndrome,
Obesitas , kelainan metabolic tertentu misal mukopolisakaridosis .
 -Pemakaian sevoflurane dibanding desflurane lebih dipilih karena tidak menyebabkan
bronkokonstriksi
Hidung dan sinus

 Kondisi patologis yang sering terjadi, meliputi polip, septum deviasi, infeksi, yang
menimbulkan obstruksi jalan nafas, dapat mempersulit ventilasi masker.
 Anestesi umum cegah resiko setiap pergerakan dapat menimbulkan komplikasi serius
pada mata,
 Kehilangan darah yang banyak dapat dikontrol dengan epinefrin atau kokain dengan
dosis maksimal 3mg/kg
 Karena mukosa nasal kaya suplai vaskular, interview preoperatif sebaiknya
dikonsentrasikan pada pertanyaan yang mengarah terhadap penggunaan obat (ct.
aspirin) dan riwayat masalah perdarahan
Operasi Kepala dan leher

 Manajemen perioperative yang utama adalah menilai potensi jalan nafas sulit.
 Pemeriksaan awal manajemen jalan nafas akan menentukan penggunaan awake
intubation atau dengan trakeostomi.
 Disebabkan oleh factor komorbid dan potensi kehilangan darah yang banyak, sering
diindikasikan adanya arterial line.(Pagano, 2019)
Maksilofacial rekonstruksi

 Tindakan ini sering dilakukan pada kasus trauma, untuk mengkoreksi malformasi, atau
operasi radikal pada kanker. Pada kasus ini, sering muncul tantangan tata laksana jalan
nafas. Untuk memberika akses lapang operasi, sering dipakai orotrakeal intubasi hidung
atau submental.
 Jalur intravena kedua harus dipersiapkan karena adanya resiko kehilangan darah yang
banyak. (Pagano, 2019)
Operasi telinga

 Pada tindakan operasi telinga tengah dan dalam seperti timpanomastoidektomi dan
koklear impan, dibutuhkan anestesi umum. karena operasi ini termasuk microsurgery
dan dibutuhkan lapang operasi yang tidak mobile/bergerak.
 Perlu dipantau dan dimonitoring nervus facialis. Karena adanya resiko parese Nervus
facialis.
 Pasien mendapatkan profilaksis untuk mencegah muntah dan pusing pasca operasi.
(Pagano, 2019)
Lanjutan…. Operasi telinga

 Operasi dengan obstruksi telinga tengah, N2O dapat mengakibatkan peningkatan


tekanan telinga tengah terjadi bulging pada membrane timpani.  Dapat dihindari
dengan menghentikan N2O, 30 menit sebelum pemasangan graft
 Anestesi umum pada bedah telinga membutuhkan perhatian untuk menjaga n. facialis,
dan efek N2O pda telinga tengah, posisi kepala yang ekstrim, kemungkinan emboli
udara, kehilangan darah, dan, selama bedah mikro pada telinga, kontrol perdarahan, dan
pencegahan mual dan muntah.
KESIMPULAN

 Pada pembedahan tenggorok dan hidung, jalan nafas atas, ahli anestesi dan operator
harus berbagi jalan nafas.
 kerjasama ahli anestesi dan operator THT adalah memastikan manajemen jalan nafas
yang aman dan lapang pandang operasi yang jelas
 Pada bedah telinga membutuhkan perhatian untuk menjaga n. facialis, efek N2O pada
telinga tengah, posisi kepala yang ekstrim, kemungkinan emboli udara, kehilangan
darah, kontrol perdarahan, dan pencegahan mual-muntah.
 Operasi dengan endoskopi membutuhkan peralatan yang memadai, dan kemampuan
anestesi yang baik, dipengaruhi juga oleh kondisi anatomis, hipotensi yang terkontrol
dan relaksasi pada pasien. Tipe anestesi yang dipilih antara tracheal tube dan laryngeal
mask bergantung pada pengalaman ahli anestesi, durasi tindakan operasi, dan factor
resiko pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai