PENDAHULUAN
1
1.2. Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan usaha demi
tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka ada beberapa
landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :
6. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
2
1.3 Profil Perusahaan
• Identitas Perusahaan
o Nama : PT. MEGA ANDALAN KALASAN
Sektor usaha : Manufacturing Hospital Furniture
o Alamat : jl. Tanjung tirto 34, tirto martani km.13, kalasan , kabupaten
sleman , daerah istimewa Yogyakarta
Berikut merupakan profil perusahaan dari PT. Mega Andalan Kalasan
(MAK):
a. Perusahaan
i. Nama Perusahaan : PT. Mega Andalan Kalasan
ii. Alamat Perusahaan :
a) Jl. Tanjung Tirto No. 34, Tirtimartani Km.13, Kalasan, Yogyakarta
b) Jl. Prambanan - Piyungan Km.7 Sumberharjo, Prambanan, Sleman
c) Jl. Prambanan Piyungan Km.1 Sumberharjo, Prambanan, Sleman
iii. Telepon : 0274-497068
iv. Fax: +62274496226
v. Penanggung jawab : Ir. Hendy Rianto dan Ir. Buntoro (pimpinan
perusahaan)
vi. Email: marketing@mak-techno.com
vii. Website: http://www.mak-techno.com
b. Marketing Office
i. Alamat:
a) Grand Rubina Business Park Lt. 22, Komplek Rasuna Epicentrum
b) Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960
ii. Telepon : 021-837 00 55
iii. Fax: 021-837 00 335
iv. Email: mak@cbn.net.id atau www.mak-techno.com
PT. Mega Andalan Kalasan berdiri pada tanggal 18 Agustus 1997 Perusahaan ini
dipimpin oleh mr buntoro selaku Presiden Direktur. Perusahaan ini pada awalnya
bernama Mega Stee , dimulai dengan usaha membuat kursi lipat dari bahan besi yang
di las dengan menggunakan las karbit dan las listrik. Perusahaan ini berdiri pada tahun
3
1975 dan berlokasi di daerah bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Mega
Steel hanya mempunyai 7 orang pekerja. Dengan keberhasilan dalam pembuatan kursi
lipat, pada tahun 1978 Mega Steelmulai memproduksi bumper yang merupakan
komponen mobil karoseri. Perusahaan juga mendapatkan kontrak kerja dari karoseri
New Armada dan Gadjah Mada di jalan Magelang, Yogyakarta. Pada tahun 1987,
produksi bumpermengalami penurunan yang drastis. Hal itu disebabkan karena pada
saat itu Agen Tunggal Pemengang Merk (ATPM), seperti Astra Internasional dan
Indomobil mengaplikasikan teknologi full pressed body dan konstruksi mobil yang
terbangun lengkap.
Pada saat itu juga,Ir. Budi Atmoko dan Ir. Rianto mengajak 3 teman mereka,yaitu
Ir. Hendy Rianto, Ir. Panggih Suwito, dan Haryono untuk memasukan saham dan
bekerjasama memproduksi reclining seat. Tetapi, produksi reclining seat juga tidak
berhasil sesuai yang diperkirakan mereka berlima.
Pada tahun 1984, karena perusahaan Mega Steel sudah tidak mampu bertahan,
saham Ir. Budi Atmoko, Ir. Hendy Rianto, Ir. Panggih Suwito, dan Haryono dibeli oleh
Ir. Buntoro. Tahun1988 Ir. Buntoro dan Ir. Hendy Rianto mengalihkan usahanya di
bidang peralatan rumah sakit (Hospital Equipment) dan akhirnya bisa berkembang
pesat. Pada saat itu juga perusahaan berganti nama menjadi PT. Mega Adhi Karsa.
Usaha ini terus mengalami perkembangan yang pesat sehingga perusahaan perlu
meningkatkan jaringan pemasaran dengan membuka kantor 14 pemasaran dijalan
Gunung Sahari Raya 51/55, Jakarta 10610. Untuk memenuhi permintaan konsumen
yang terus mengalami peningkatan, perusahaan juga terus menambah jumlah karyawan
dan peralatan dalam rangka menambah kapasitas produksi.
Pada Tahun 1994, produk-produk dari perusahaan telah meraih sertifikat SNI
(Standar Nasional Indonesia). Pada tahun 1997, untuk meningkatkan produksinya,
perusahaan melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan dua pabrik baru yang
lokasinya berdekatan (sekitar 400 meter) sebelah selatan pabrik pertama. Pabrik baru
tersebut berfungsi sebagai tempat perakitan dan pembuatan komponen plastik dengan
mesin injeksi.
Pada pertengahan tahun 1999, pihak manajemen PT. Mega Adhi Karsa
mengganti nama perusahaan menjadi PT. Mega Andalan Kalasan yang disingkat PT.
MAK. Pergantian nama itu dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kredibilitas
perusahaan dengan alasan utamanya adalah untuk lebih mengangkat nama kecamatan
Kalasan dikarenakan perusahaan ini berada di daerah Kecamatan Kalasan. PT. MAK
4
juga menambah variasi jenis produknya yaitu roda castor (castor wheels), timbangan
(weighing scale), komponen plastik (plastic wares), permesinan (machinery), dan
peralatan berat (heavy equipment).
Strategi untuk meningkatkan kualitas produk dan dalam rangka usaha untuk
menembus pasar ekspor maka pada tahun 2001 perusahaan berhasil memperoleh
sertifikasi sistem mutu ISO 9001: 1994 dan EN 46001: 1996. Pada tahun 2002 PT.
MAK berhasil lagi mendapatkan sertifikasi sistem mutu ISO 9001: 2000 dan EN: 2000.
Pada Tahun 2005, PT MAK mengembangkan perusahaan menjadi sebuah holding
company dalam sebuah grup MAK Indonesia dengan dibangunnya KIMAK (Kawasan
Industri Mega Andalan Kalasan) di jl. Prambanan-Piyungan km 5 dengan luas lahan
mencapai 8 hektar sebagai kawasan industri. Di KIMAK ada beberapa unit produksi,
yaitu unit Trendgate, unit TC (Training Center), PT. MAMI (Mega Andalan Motor
Indonesia), PT. MAMI adalah anak perusahaan dari PT. MAK.
Pada Tahun 2010, PT. MAK memperluas perusahaan dengan menambah pabrik
pembuatan tabung gas LPG 3 Kg. Perusahaan mendapat konrak order dari PT.
Pertamina. Pabrik tersebut dinamakan unit SIKMA (Sentra Industri Kecil Mega
Andalan). Unit SPIKMA berada di Jl. Prambanan-Piyungan Km 1. Tahun 2012
PT.MAK juga menambah 1 pabrik lagi yaitu unit MAEP (Mega Andalan Electro
Plating), yang juga berada di daerah Prambanan-Piyungan. PT. MAK saat ini telah
berhasil mengembangkan beberapa unit produksi, yaitu unit produksi HE (Hospital
Equipment), unit produksi KL (Komponen Logam), unit produksi machinery, Unit
MAO (Mega Andalan Otoparts), unit Trendgate, Unit MAEP, dan Unit TC (Training
Center) yang berfungsi sebagai tempat pembelajaran karyawan dan calon karyawan PT.
MAK.
Pada awal pertengahan Januari 2017 unit MAPP dan Unit Roda Castor berganti
menjadi PT. MAKP (Mega Andalan Komponen Plastik) dan PT. MARK (Mega
Andalan Roda Castor). Dan PT. MAMI (Mega Andalan Motor Industri) pada awal
Januari 2017 resmi ditutup karena target penjualan yang tidak tercapai.
a. Visi Perusahaan
“QUALITY AND MORALITY
5
b. Jumlah pegawai perusahaan
1. Pekerja Perusahaan
i. Jumlah pekerja : 600.000 orang karyawan
tetap, karyawan tidak tetap 30% dari
karyawan tetap
ii. Dokter perusahaan : tidak ada
c. Jam Kerja
Waktu kerja : Full time pukul 08:00-17:00
Pagi : Pukul 07.00 – 16.00
Siang : Pukul 15.00 – 23.00
d. Asuransi
• BPJS Ketenagakerjaan
• BPJS kesehatan
Dalam kasus emergensi perusahaan berkerja sama dengan Klinik dan RSUD
terdekat.
Mulai
Proses Injeksi
Finishing
Quality Control
Penyimpanan Selesai
ERGONOMI
7
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan
akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi
berkurang, stress akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja
bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cidera, kepuasan kerja
meningkat. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
(1) Tekhnik
(2) Fisik
(3) Pengalaman psikis
(4) Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot
dan persendian;
(5) Anthropometri
(6) Sosiologi
(7) Fisiologi terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen up take
dan aktivitas otot;
(8) Disain; dan sebagainya.
a. Posisi kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
8
b. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.
d. Mengangkat beban
9
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja,
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja
bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungan
perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
10
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu
seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu
terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan
promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja
sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan adalah:
▪
Mengembangkan perilaku kerja sehat
▪
Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
▪
Menurunkan angka absensi sakit
▪
Meningkatkan produktivitas kerja
▪
Menurunnya biaya kesehatan
▪
Meningkatnya semangat kerja
12
juga untuk memantau status kesehatan pekerja dan juga meminimalisir dan
mendeteksi dini apakah ada penyakit akibat kerja yang ditimbulkan akibat proses
produksi.
Fasilitas P3K yang dimaksud dalam Permenakertrans ini meliputi ruang P3K,
kotak P3K dan isinya sesuai standar, alat evakuasi dan alat transportasi, fasilitas
tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. Pengusaha wajib menyediakan
ruang P3K dalam hal proses produksi mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang
atau lebih atau kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi.
Ruang P3K juga diatur standarnya, salah satunya meliputi lokasi yang harus
dekat dengan toilet/kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau, dan dekat dengan
tempat parkir kendaraan.
Kotak P3K juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna putih dengan lambang P3K berwarna hijau dengan isi kotak sesuai
dengan Permenakertrans yang mengatur. Penempatan kotak P3K juga harus pada
tempat yang mudah dilihat dan dijangkau dengan diberi tanda arah yang jelas dan
cukup cahaya serta mudah diangkat apabila digunakan dan disesuaikan dengan
jumlah tenaga kerja yang ada, dan dalam hal tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
13
GIZI KERJA
Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja
menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi,
kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi,
hanya mendapat uang makan, . Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah:
▪
Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
▪
Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
▪
Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
14
▪
Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
15
▪
Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
▪
Pekerja tidak teliti
▪
Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat
Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23).
17
Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut Penyakit
Akibat Kerja sebagai berikut:
18
Penyakit akibat kerja juga perlu dilakukan beberapa tahap diagnose,
yang sebelumnya perlu dilakukan pendekatan sistematis untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat yaitu sebagai
berikut :
✓
Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita
secara khronologis
✓
Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan Bahan yang diproduksi
✓
Materi (bahan baku) yang digunakan
✓
Jumlah pajanannya
✓
Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
✓
Pola waktu terjadinya gejala
✓
Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala
19
serupa)
✓
Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS,
label, dan sebagainya)
4) Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu,
maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti
lebih lanjut dan membandingkannya dengan
20
kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah
penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab
penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan
untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
21
NARKOBA DAN HIV AIDS
Narkoba
Banyak sekali orang mendengar kata narkoba,tetapi mereka tak tahu apa itu
narkoba,banyak yang mengartikan narkoba adalah kepanajangan dari kata
narkotika dan obat berbahaya,namun itu kepnjangan yang salah,yang benar adalah
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan aditif lainnya.
Dengan perhatian seperti itu, narkoba tidak selalu memberikan dampak buruk.
Banyak sekali jenis-jenis narkoba yang bermanfaat dalam bidang kedokteran.
Maka, sikap anti narkoba adalah keliru, yang benar adalah anti penyalahgunaanya.
Jadi, yang harus kita hindari bukanlah narkoba, melainkan penyalahgunaannya.
22
Narkoba memiliki berbagai jenis diantaranya narkotika, psikotropika, dan
bahan aditif lainnya.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang bersal dari tanaman atau bahan tanaman,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga
memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan), ketiga sifat
narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat lepas dari
cengkramannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintesis,
yang memiliki sifat proaktif melalui pengaruh selektif pda susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
adalah obat yang dugunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan undang-undang no. 5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokan
ke dalam 4 golongan.
Golongan petama adalah psikotropika dengan daya aditif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang di teliti khasiatnya.
Contoh adalah Ekstasi.
Golongan kedua adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin,
metakualon, dan sebagainya.
Golongan ketiga adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumbal, buprenorsina,
flenitrazepam, dan sebagainya.
23
Golonga keempat adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contonya adalah nitrazepan (mogadon,
dumolid), diazepam, dan lain-lain.
3. Prekursor narkotika
Prekursor narkotika adalah zat atau bahn pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan dalam pembuatan narkotika
Prinsip – prinsip kunci dari ILO tentang HIV/AIDS dan dunia kerja yang
berlaku bagi semua aspek pekerjaan dan semua tempat kerja, termasuk sektor
kesehatan:
HIV/ AIDS adalah isu tempat kerja, karena dia mempengaruhi angkatan kerja, dan
karena tempat kerja dapat memainkan peran vital dalam membatasi penularan dan
dampak epideminya.
2. Non Diskriminasi
Tidak ada diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan status HIV yang nyata atau
dicurigai.
3. Kesetaraan gender
Hubungan gender yang lebih setara dan pemberdayaan wanita adalah penting untuk
24
mencegah penularan HIV dan membantu masyarakat mengelola dampaknya
5. DialogSosial
6. Tidak boleh melakukan skrining untuk tujuan rekrutmen Tes HIV di tempat
kerja harus dilaksanakan secara sukarela dan rahasia, tidak boleh digunakan untuk
menskrining pelamar atau pekerja.
7. Kerahasiaan
Akses kepada data perseorangan, termasuk status HIV pekerja, harus dibatasi oleh
aturan dan kerahasiaan.
Pekerja dengan penyakit yang berkaitan dengan HIV harus dibolehkan bekerja
dalam kondisi yang sesuai selama dia mampu secara medik.
9. Pencegahan
Mitra sosial mempunyai posisi yang unik untuk mempromosikan upaya pencegahan
melalui informasi, pendidikan dan dukungan bagi perubahan perilaku.
PELAKSANAAN
PT Mega Andalan Kalasan, Jl. Tanjung Tirto 34, Tirtomartani Km 13, Kalasan,
Tirtomartani, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
26
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A) 1 Klinik kesehatan
27
3.3 Program Kesehatan
1. Program Promotif
2. Program Preventif
28
b) Perusahaan melakukan program preventif dengan menyediakan
kantin dengan gizi cukup untuk para pekerja dan sarana olahraga
seperti lapangan olahraga (futsal dan basket) yang ada di dalam
lingkungan perusahaan.
c) Program Kuratif
d) Program Rehabilitatif
Perusahaan tidak menyediakan sarana P3K di setiap sektor, di setiap lantai dan
hanya ada di klinik. Adapun isi dari kotak P3K tersebut terdiri dari : pembalut steril
(kassa gulung steril), plester, betadine, kapas, gunting, alkohol 70% dan obat-obatan.
Kotak P3K digunakan jika terjadi kecelakaan akibat kerja yang dapat ditangani sendiri
dengan bantuan alat P3K atau sebelum dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
30
dianggap perlu sesuai dengan jenis pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter perusahaan secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
7 Penyakit Mata 93
8 Hiperkolesterolemia 60
9 Gout 60
Tabel 1.1 10 Besar Penyakit pada tenaga kerja di PT. Maruki International Indonesia
Berdasarkan keterangan dari dr. Aisyah sebagai dokter perusahaan PT. Maruki
International Indonesia, penyakit saluran pernapasan terbanyak yang diderita oleh
tenaga kerja adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
31
3.7 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja yang terjadi di PT. Mega Andalan Kalasan sampai saat ini belum
ada pelaporan data.
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi
kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi,
kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi,
tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek
dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
Pekerja tidak teliti
Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
degenerative, arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut
seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan
untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang
optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi – tingginya.
33
4 Bihun
goring 39,8 139,3 3,184 31,84 0,00
-Bihun
5 Pisang
-Pisang 50 49,5 0,65 0,1 12,8
Lampung
Total kalori 1523,278 45,3235 312,25 34,166
a. Sikap Kerja
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan kurang
sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti sebagian besar para pekerja bekerja dalam
posisi berdiri ±8 jam, dan juga ketidaksesuainya tinggi meja dan kursi dengan tubuh
pekerja sehingga posisi duduk agak membungkuk. Tidak disediakan kursi yang
adjustable tinggi dan pendeknya yang bisa disesuaikan dengan tinggi badan pekerja.
b. Cara Kerja
Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak berdiri selama
proses kerja. Cara kerja yang diamati selama di lapangan yaitu;
c. Beban Kerja
Hasil pengamatan didapatkan, setiap tenaga kerja PT. Maruki bekerja dari hari
senin sampai Jumat dengan jam kerja full time senin - jumat pukul 08.00 - 17.00
34
WIta. Waktu istirahat dari pukul 12.00 – 13.00 Wita. Total waktu bekerja adalah
8 jam dan 1 jam waktu istirahat. Setiap tenaga kerja mendapatkan 2 hari libur
sabtu dan minggu.
d. Lingkungan Kerja
35
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
26
Didampingi oleh satu
paramedis dan 1 bidan
Tenaga kerja terdaftar - UU no.24 Langkah yang
dalam BPJS kesehatan tahun 2011 diambil pihak
dan ketenagakerjaan tentang BPJS perusahaan sudah
- UU no.40 tepat
tahun 2004
tentang
sistem
jaminan
sosial
nasional
Screening kesehatan Pekerja dapat tidak - Keputusan direktur Dilakukan
berkala dilakukan 2x mengetahui risiko jenderal pembinaan penyuluhan
setahun dan melibatkan kesehatan lain yang pengawasan kesehatan berkala
semua tenaga kerja, mungkin akan ketenagakerjaan bersamaan dengan
Program
2. namun tidak ada didapatkan. (low nomor kep. waktu screening
kesehatan
penyuluhan kesehatan educated) 22/DJPPK/V/2008 kesehatan.
27
mengenai tata cara evakuasi jika ada penerapan sistem poster tata cara
evakuasi jika ada bahaya keselamatan dan evakuasi untuk
kecelakaan/bahaya di kesehatan kerja melindungi
lokasi kerja (SMK3) pekerja
28
dilakukan pengobatan upaya peningkatan berjalan dengan
berkala di poliklinik dan kesejahteraan social seharusnya
diupayakan agar dapat penyandang cacat
bekerja kembali di
lingkungan sebelumnya
29
Medical Check Up - - Peraturan Menteri Sudah sesuai
dilakukan pada awal Tenaga Kerja Dan dengan prosedur
rekrutmen karyawan serta Transmigrasi No.
dilakukan berkala setiap 1 Per.02/MEN/1980
tahun dan datanya akan pasal 1 dan 2
disimpan oleh tim dokter
Pemeriksaan perusahaan.
Kesehatan Medical Check Up
4. (Medical Check dilakukan oleh RS yang
Up) bekerja sama dengan
perusahaan PT. Mega
Andalan Kalasan
Dari keterangan tenaga Penyakit akibat kerja - Peraturan Menteri Sudah dilakukan
kerja, terdapat diusahakan untuk Tenaga Kerja Dan sesuai aturan
pemeriksaan Medical dicegah sedini Transmigrasi No. yang ada
Check Up berkala mungkin Per.02/MEN/1980
Pasal 3 dan 4
Terdapat program Resiko PAK Peraturan Menteri Sudah disediakan
pemeriksaan kesehatan cenderung rendah Tenaga Kerja Dan program
khusus bagi karyawan, Transmigrasi No. pemeriksaan
bagi : audiometri, khusus bagi
30
spirometri, Per.02/MEN/1980 karyawan yang
pemeriksaanmata, dll. Pasal 5 berisiko dengan
penyakit terkait
5. Kesesuaian
pekerja dengan
alat
(Ergonomi)
6. Program Gizi perorangan tidak Tenaga kerja tidak Belum ada Peraturan menteri Menyediakan
pemenuhan gizi terpantau mendapatkan asupan kesehatan No.75 makanan yang
tenaga kerja, gizi yang sesuai tahun 2013 tentang sesuai dengan
kantin atau ruang dengan angka kecukupan kebutuhan gizi
makan kebutuhannya selama gizi yang dianjurkan untuk bekerja
8 jam kerja, hal ini bagi bangsa selama 8 jam
dapat menimbulkan indonesia
berkurangnya
produktifitas tenaga
kerja
7. 10 Besar Penyakit Penyakit saluran Produktivitas tenaga ISPA berkaitan UU no.1 th 1970 ttg Program
pada Pelayanan pernapasan, terutama kerja akan menurun erat dengan tenaga keselamatan kerja pelayanan
Kesehatan ISPA merupakan bila pasien sering kerja yang sering kesehatan
31
pernyakit terbanyak sakit dan akan terpajan debu dari promotif perlu
dialami tenaga kerja berdampak pada hasil pengolahan lebih digencarkan.
perusahaan perusahaan. kayu. Oleh karena Jika perlu
itu, perusahaan pengawasan
telah menyediakan terhadap tenaga
masker untuk kerja diperketat
tenaga kerja. dan diberikan
Namun, masih sanksi pada
banyak tenaga pekerja yang tidak
kerja yang tidak mengikuti aturan
menggunakan terkait K3.
masker dengan
alasan tidak
nyaman.
8. Penyakit Akibat Belum ada ada laporan Belum ada Belum ada Permenakertrans No Melakukan
Kerja yang mengenai penyakit akibat Per. 01/Men/1981 investigasi
Terjadi yang terjadi pada tenaga tentang kewajiban mendalam dan
kerja perusahaan lapor penyakit akibat memulai rekap
kerja data dalam hal
Keputusan menteri PAK yang terjadi
tenaga kerja No.333 sehingga
32
tahun 1989 tentang tindakan yang
diagnosis sesuai dapat
dan laporan penyakit dilakukan sedini
akibat kerja mungkin.
33
Tidak ada personil P3K - Dapat terjadi Mengisi unit P3K
khusus, hanya dilakukan kesalahan ataupun dengan unit yang
oleh teman-teman tenaga kekeliruan dalam terlatih dan
kerja setempat memberikan memiliki sertifikat
pertolongan pelatihan
pertama pada
kecelakaan kerja
10. Personil Terdapat fasilitas Dengan dokter jaga Belum ada Peraturan menteri Langkah yang
kesehatan pelayanan kesehatan hanya berjumlah 1 tenaga kerja nomor diambil oleh
berupa klinik dengan orang yang hanya per 03/men/1982 pihak perusahaan
dokter jaga tersedia hanya jaga 3x dalam tentang pelayanan hendaklah
pukul 14.00-16.00 seminggu dan l kesehatan kerja menambah jumlah
(Senin,rabu,jumat) system oncall dokter dokter dan tenaga
Didampingi oleh satu jaga, dikhawatirkan Undang undang kesehatan karena
paramedis dan 1 bidan bilamana terjadi nomor 1 tahun 1970 jumlah yang ada
kegawatdaruratan tentang keselamatan sekarang terlalu
pekerja pada saat kerja sedikit
ditempat kerja yang dibandingkan
tidak bisa ditangani dengan jumlah
oleh perawat, akan tenaga kerja dan
34
menimbulkan membuat sistem
ancaman jiwa jaga untuk dokter
jaga selalu
standby.
35
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil walkthough survey yang kami lakukan, maka kesimpulan yang dapat
ditarik adalah :
- Dari aspek ergonomi masih belum sesuai dengan tenaga kerja, sudah diakan
penyuluhan tentang kerja ergonomis namun tidak disediakannya kursi yang
bisa diatur tingginya sesuai dengan tinggi badan pekerja.
- Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja diberikan makan dengan gizi
seimbang yang diatur oleh tim menu dari kantin yang disediakan oleh
perusahaan.
- Ditinjau dari segi sarana P3K sudah belum tersedia tersedia disetiap sektor
produksi
- Ditinjau dari segi personil kesehatan terdapat 1 dokter yang stand by selama
jam kerja dan on call diluar jam kerja, 1 paramedis yang stand by, dan 1
36
bidan.
- Ditinjau dari segi 10 besar penyakit akibat kerja yang dialami, angka
kejadian ISPA cukup tinggi.
- Ditinjau dari segi penyakit akibat kerja yang dialami, belum ada laporan
- Ditinjau dari segi fasilitas kesehatan, perusahaan memiliki 1 klinik
perusahaan dengan 1 orang dokter perusahaan, 1 paramedis, dan 1 bidan.
5.2 Saran
Dari hasil walkthrough survey yang kami lakukan, maka kami ajukan beberapa
saran yaitu :
- Pemberian kursi yang bisa diatur tingginya sesuai tinggi badan pekerja agar
lebih ergonomis.
37
BAB VI
PENUTUP
PT. Mega Andalan Kalasan adalah sebuah perusahaan yang menjalankan usaha dalam
bidang furniture dan mendapatkan akreditasi untuk:
PT. Mega Andalan Kalasan dari hasil walkthrough survey yang kami laksanakan,
perusahaan telah mengimplementasikan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
(SMK3), namun masih terdapat kekurangan.
Semoga makalah ini dapat membantu dalam menyikapi permasalahan yang ada dan
perbaikan perusahaan dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
38
39
40