..
Disusun oleh:
JUDU
KEPANITERAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS NGALIYAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan KASUS TUBERCULOSIS PARU PADA NY.S DI WILAYAH
PUSKESMAS NGALIYAN SEMARANG DENGAN PENDEKATAN
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus tuberculosis paru
pada Ny. S di Wilayah Puskesmas Ngaliyan Semarang dengan pendekatan segitiga
epidemiologi dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 7
1.1. Latar Belakang 7
1.2. Rumusan Masalah 8
1.3. Tujuan 8
1.3.1. Tujuan Umum 8
1.3.2. Tujuan khusus 8
1.4. Manfaat 9
1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa 9
1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
2.1. Definisi Tuberculosis Paru 11
2.2. Penyebab Tuberculosis 11
2.3. Patofisiologi12
2.4. Cara Penularan Tuberculosis 13
2.5. Manifestasi Klinis 15
2.6. Segitiga Epidemiologi 17
BAB III ANALISIS SITUASI21
BAB IV PEMBAHASAN39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 49
5.1. Kesimpulan 49
5.2. Saran. 49
DAFTAR PUSTAKA63
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
diserang oleh bakteri ini namun organ yang sering diserang adalah paru-paru.
Beberapa faktor yang terkait erat dengan penyakit TB meliputi usia, nutrisi,
Jumlah kasus baru TB mencapai 8,8 juta per tahun di seluruh dunia.
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi TB dengan 75% ada di kalangan usia
produktif. Tahun 2013 angka insidensi TB sebesar 183 per 100.000 penduduk
dengan angka kematian TB sebesar 25 per 100.000 penduduk dan pada tahun
2014 angka insidensi meningkat menjadi 399 per 100.000 penduduk dengan
(WHO, 2015). Indonesia berada urutan ke-5 di dunia untuk jumlah kasus TB
(WHO, 2010). Penemuan TBC BTA positif di Kota Semarang dari tahun 2014
hingga 2018 mengalami peningkatan. Tahun 2014 penemuan kasus BTA positif
sebanyak 1.175 kasus dan pada tahun 2015 ditemukan 1.222 kasus dan pada
tahun 2016 ditemukan 1235 kasus (Dinkes Kota Semarang, 2016). Pada tahun
2017 kasus Tuberkulosis dengan semua tipe BTA 3.882 kasus (Dinkes kota
Semarang 2017). Pada Tahun 2018 dari bulan januari sampai desember 2018 di
7
Puskesmas Ngaliyan 2018 ditemukan pasien TB dengan BTA (+) sebanyak 35
kasus, pasien TB dengan BTA (-) radiologi (+) TB sebanyak 23 kasus. Pada
pasien TB dengan BTA (+) sebanyak 12 kasus, pasien TB dengan BTA (-)
epidemiologi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang
8
1.3.2.1 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor host yang
Ny.S.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa
1.4.1.1 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang
ada di lapangan.
1.4.1.2 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai
9
1.4.2.3 Memberi rekomendasi kepada tenaga kesehatan untuk lebih
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tuberculosis Paru
yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering
kuman TBC menyerang paru, 85% dari seluruh kasus TBC adalah TBC
paru, sisanya (15%) menyerang organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang,
organ-organ dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya (Icksan dan
positif, TBC paru BTA negatif: dari 3 spesimen BTA negatif, foto toraks
hewan misalnya sapi, anjing, babi, unggas, biri-biri dan hewan primata,
11
meliputi M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii (Zulkoni,
2007).
2.3 Patofisiologi
biasanya di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas lobus bawah
12
sekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan fibrosis menimbulkan respon
darah. Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai
menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal
yang bertebaran sebagai aerosol. Lama kontak antara sumber dan calon
13
atau tanpa manifestasi penuh penyakit (infeksi pascaprimer atau
TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui
1. Demam
sanga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
2. Batuk
14
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
yang cepat. Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding
bronkus.
3. Sesak nafas
nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut
4. Nyeri dada
5. Malaise
sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin
15
2.6 Segitiga Epidemiologi
tiganya.
a. Agent
yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang
metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi
bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid,
panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan
16
sebabkan oleh faktor intrinsik. Factor pejamu yang biasanya menjkadi
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang
hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi
pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi,
jantung, dll.
3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam
c. Environment
terjadinya penyakit, hali ini Karena faktor ini datangnya dari luar atau
dibagi menjadi:
17
Mikro organisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit
2. Lingkungan Fisik
udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai
kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar
18
BAB III
ANALISIS SITUASI
Pengambilan kasus TB pada pasien dilakukan berdasarkan data pasien
observasi langsung (home visite), dan catatan medik selama pasien berobat.
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : 18 Mei 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan: Kawin
Pendidikan terakhir: SD
Pekerjaan : Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)
Alamat : Jalan Kedungpane RT 05 RW 11, Ngaliyan
Semarang
19
Anamnesis holistic
ASPEK 1 : PERSONAL
untuk berobat mengenai penyakitnya. Beliau datang dengan keluhan batuk sudah
kurang lebih 3 bulan. Batuk memberat terutama pada malam hari disertai dengan
tidak enak badan dan juga dahak berwana kuning kehijauan. Keluhan ini dirasakan
secara tiba-tiba. Pasien sudah berobat ke dokter klinik namun tidak ada perbaikan.
Pasien mengaku mengalami penurunan berat badan dari sebelumnya dan sering
merasa lelah. Keluhan mual dan muntah disangkal, BAB dan BAK normal.
memiliki riwayat DM, pasien juga mengatakan tidak menderita HIV, dan pasien
20
Pasien sebagai Ibu rumah tangga. Pasien tinggal dengan suami dan kedua anak di
rumah. Pasien sering berkumpul dengan tetangga untuk mengisi waktu luang. Pasien
1. Data Individu :
Pasien berusia 49 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah SD. Berat badan
pasien 43 kg, dan tinggi badan 148 cm dengan BMI = 19,6 (Normal)
2. Data Perilaku
Pasien tidak pernah mendapat edukasi mengenai etika batuk dan cuci tangan
gelas langsung dicuci tanpa direndam terlebih dahulu dengan air panas dan
PMO.
21
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya V
9 Lantai rumah kedap air V
Kelompok Gaya Hidup
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Anggota keluarga yang tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba V
Kelompok UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana Sehat V
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN seminggu sekali V
ASPEK 4
FAKTOR RESIKO EKSTERNAL
1. Data Kondisi Rumah
Pasien tinggal di rumah sendiri di Jalan Kedungpane RT 05 RW 11,
rumah.
Pencahayaan dan ventilasi di rumah kurang hanya terdapat jendela dengan
ventilasi pada satu kamar dan ruang tamu. Jendela yang ada pada rumah tidak
pernah dibuka. Ruangan lain tidak terdapat jendela dan ventilasi sehingga
plester. Di dalam rumah terdapat 2 kamar, 1 dapur, 1 ruang tamu, dan 2 kamar
mandi.
22
b. Ada, kotor sulit di bersihkan dan 1
rawan kecelakaaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan 2
kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok(terbuat dari anyaman 1
bamboo/ilalang)
b. Semi permanen/setengah 2 √
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak di plester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan bata atau 3
batu yang di plester/papan kedap air)
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bamboo dekat dengan 1
tanah/plester yang retak/berdebu
c. Diplester /ubun/keramik/papan(rumah 2 √
panggung)
4. Jendela kamara. Tidak ada 0 √
tidur b. ada 1
5. Jendela ruanga. tidak ada 0 √
keluarga b. ada 1
6 Ventilasi a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi permanent < 10% 1 √
dari luas lantai
c. ada, luas ventilasi permanent > 10% 2
dari luas lantai
7. Lubang asap
a. tidak ada 0 √
dapur b. ada, luas ventilasi permanent < 10% 1
dari luas dapur
c. ada, luas ventilasi permanent > 10% 2
dari luas dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhauster fan ada
peralatan lain yang sejenis
8. Pencahayaan a. tidak terang, tidak dapat digunakan 0
untuk membaca
b. kurang terang, sehingga kurang jelas 1 √
untuk membaca normal
c. terang, tidak silau, dapat digunakan 2
untuk membaca dengan normal
II SARANA 25 13
SANITASI (bobot)
1. Sarana Aira. tidak ada 0
Bersih b. ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
(SGL/SPT/PP/ memenuhi syarat kesehatan
KU/PAH) a. ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 2
syarat
23
b. ada, bukan milik sendiri dan 3
memenuhi syarat
c. ada, milik sendiri dan memenuhi 4 √
syarat
2 Jamban(sarana a. Tidak ada 0
pembuangan b. Ada, bukan leher angsa, tidak tutup, 1
kotoran) disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa dan ditutup 2
(leher angsa), disalurkan ke
sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa ada tutup, 3
septictank
e. Ada, leher angsa, septictank 4 √
3 Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak 0
Pembuangan teratur di halaman rumah
Air Limbah
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari 1
(SPAL) sumber air (jarak dengan sumber air
<10m)
c. Ada, disalurkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 3 √
(selokan kota) untuk diolah lebih
lanjut
4 Sarana a. Tidak ada 0
Pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak 1
Sampah (tempat tertutup
sampah) c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 √
d. Ada, kedap air dan tertutup 3
III PERILAKU 44 4
PENGHUNI (bobot)
1 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 √
Jendela Kamar b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membersihkana. Tidak pernah 0
rumah dan
b. Kadang-kadang 1 √
halaman c. Setiap hari 2
3 Membuang tinjaa. Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
bayi dan balita sembarangan
ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 √
4 Membuang a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
sampah pada sembarangan
tempat sampahb. Kadang-kadang dibuang ke tempat 1 √
sampah
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2
Hasil penelitian : Nilai x bobot = 186 + 325 +176 = 687 (rumah tidak sehat)
24
Kriteria : ~ Rumah sehat : 1068 -1200
2. Data Lingkungan
Ekonomi
Pasien tidak bekerja dan biaya pengobatan TB di puskesmas Ngaliyan
dengan BPJS.
Sosial Masyarakat
Pasien sering berkumpul dengan tetangga pasien dan sering mengikuti
gejala, faktor risiko, cara penularan, pencegahan, nutrisi yang baik bagi pasien
Genogram
25
Perempuan / Laki laki Penderita
Struktur keluarga
penyelesaiannya
Struktur peran :
- Pasien sebagai kepala keluarga.
Nilai/norma/budaya keluarga :
Kesadaran composmentis dan keadaan umum baik. Berat badan 43 kg dengan tinggi
Tanda Vital
26
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-),
d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-di
T1-T1 tenang.
j. Thorak : Bentuk normochest, retraksi (-),nyeri tekan (-),
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Holistik
A. Aspek 1 : Personal
Keluhan Utama : Batuk dan tidak enak badan
Harapan : Keluhan berkurang atau menghilang
Kekhawatiran : Keluhan semakin bertambah parah
B. Aspek 2 : Diagnosis Medis Umum
Diagnosis Klinis : TB paru
C. Aspek 3 : Faktor Risiko Internal
Daya imunitas pasien menurun karena pasien berusia 49 tahun
27
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB (cara penularan,
pencegahan, terapi).
Pasien tidak melakukan desinfeksi dan pemisahan tempat alat makan
keluhan batuk sudah kurang lebih 3 bulan. Batuk memberat terutama pada malam
hari disertai dengan tidak enak badan dan juga dahak berwana kuning kehijauan.
Keluhan ini dirasakan secara tiba-tiba. Pasien sudah berobat ke dokter klinik namun
tidak ada perbaikan. Pasien mengaku mengalami penurunan berat badan dari
sebelumnya dan sering merasa lelah. Keluhan mual dan muntah disangkal, BAB dan
B. Intervensi
1. Promotif
a. Patient centered
pengobatan).
28
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyebab
perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan, dan rumah sehat
c. Community oriented
2. Preventif
• Patient centered
- Pemberian masker
- Etika batuk buang dahak yang benar
• Family oriented
- Pemberian masker
- Etika batuk yang benar
- Skrining tuberculosis pada keluarga
- Memperbaiki pencahayaan dan ventilasi pada rumah pasien
- Memperbaiki gizi yang baik pada keluarga
• Community oriented
- Gerakan buka jendela pagi hari
- Skrining TB di lingkungan terdekat dengan pasien
- Mengadakan olahraga rutin di lingkungan pasien
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan
POSBINDU.
3. Kuratif
a. Patient Centered
• Tahap Awal
Tablet KDT (R/H/)(150/150) sebanyak 3 tablet yang diminum
kesembuhan pasien.
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
29
Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan
teratur.
Memotivasi pasien agar selalu berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Memperhatikan asupan gizi harian pasien dan mempertahanan
dokter.
Memberikan edukasi mengenai pentingnya dukungan keluarga
tugas PMO juga meningkat hal ini ditandai dengan nilai kuisioner PMO
meningkat dan PMO meningatkan pasien untuk minum obat setiap hari.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Ny. S, usia 49 tahun, berat badan 43 kg,
tinggi badan 148 cm. Untuk menentukan diagnosis dan penyebab penyakit pada
pasien tersebut digunakan anamnesis holistic yang meliputi 5 aspek yaitu Aspek 1
batuk sekitar 3 bulan dan disertai penurunan berat badan. Gejala ini menunjukan
Pemeriksaan BTA dan gambaran x-foto rontgen dan pemeriksaan BTA positif
merupakan salah satu kriteria diagnostic TB paru (Kemenkes RI, 2014). Maka setelah
dilakukan pemeriksaan dan ditemukan dari hasil laboratorium dapat dikatakan bahwa
kesehatan dapat dilihat berdasarkan faktor host, lingkungan dan agent penyakit.
1. Host
a. Pengetahuan tentang TB Kurang
Berdasarkan anamnesa pengetahuan pasien tentang TB sangat
yang akan sembuh sendiri. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuisioner
31
yang kurang. Pasien juga tidak mengetahui tentang cara penularan dan
(Rasmin, 2008).
b. Perilaku tentang pencegahan TB
Berdasarkan dari hasil anamnesa perilaku pencegahan dari
dengan baik, maka angka kesembuhan dari pasien akan meningkat. (Rasmin,
2008).
2. Agent
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi.
Agent dapat berupa benda hidup, tidak hidup, energi, sesuatu yang abstrak,
32
suasana sosial, yang dalam jumlah yang berlebih atau kurang merupakan
M.africanum, M.bovis, M.leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan
Asam (BTA).
Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT
lain adalah berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-
0,6 mikron, bersifat tahan asam dalam pewarnaan dengan metode Ziehl
Neelsen, memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowen stein
hidup dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C,
kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet,
paparan langsung terhadap sinar ultraviolet, sebagian besar kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit, dalam dahak pada suhu antara 30-37°C
akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu, kuman dapat bersifat
3. Environment
33
a. Tempat tinggal pasien yang padat penduduk
Tempat tinggal pasien yang padat penduduk membuat pasien mudah
penderita TB lebih besar. Hal ini disebabkan oleh orang akan mudah terkena
apabila banyak orang dan berdekatan. (Karyadi E. dalam Sidhi D.P, 2010).
b. Ventilasi rumah pasien yang tidak memenuhi syarat
Pasien memiliki 2 jendela serta ventilasi permanen <10% luas
resiko penularan kepada orang lain. Ventilasi juga berfungsi sebagai penjaga
penghuni rumah karena kondisi ini menjadi media yang baik bagi
rumah selalu ditutup korden, hal ini menyebabkan bakteri tidak dapat mati.
34
35
Environment
Host Agent
Perilaku pencegahan TB
kurang
36
Plan of Action
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Tempat Waktu Biaya Pelaksana Indikator Keberhasilan
1 Pengetahuan Edukasi pasien Meningkatka Keluarga Diskusi Rumah 16 Rp. Dokter Keluarga dan pasien
TB kurang dan keluarga n dan pasien dan pasien Agustus 5000 Muda FK mengetahui dengan jelas
tentang penyakit pengetahuan Pemberia 2019 Unissula mengenai penyakit TBC
TBC serta cara keluarga n leaflet dan cara pencegahannya
pencegahannya pasien dan penularannya ditandai
dan mengenai dengan nilai kuisioner
penularannya penyakit yang meningkat serta
TBC melakukan screening TB.
Edukasi Meningkatka
Pasien dan Diskusi Rumah 16 Dokter Keluarga mengetahui
mengenai PHBS n kesadaran
Keluarga dan Pasien Agustus Muda FK dengan jelas mengenai
pengetahuan
pasien Pemberia 2019 Unissula PHBS dan melakukan cara
keluarga n Leaflet cuci tangan dan batuk
pasien untuk mengenai dengan benar yang
hidup bersih cara cuci ditunjukkan langsung di
dan sehat tangan depan dokter muda
dan
pasien
dapat
melakuka
n etika
batuk
dengan
benar
Edukasi Meningkatka Anak Diskusi Rumah 16 Rp. Dokter Anak pasien mengetahui
mengenai n angka pasien dan pasien Agustus 3000 muda FK pentingnya PMO dan
pentingnya kepatuhan pemberian 2019 UNISSUL mengingatkan pasien
PMO minum obat leaflet A minum obat setiap hari.
2 Perilaku Pencegahan Menurunkan Pasien dan Eduka Rumah 16 Rp. Dokter Keluarga dan pasien
pencegahan penularan TBC angka Keluarga si cara pasien Agustus 30000 Muda FK mengetahui dan dapat
TB kurang disekitar penularan pasien mengg 2019 Unissula mempraktikan cara
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Tempat Waktu Biaya Pelaksana Indikator Keberhasilan
lingkungan TBC unakan penggunaan masker dan
pasien disekitar masker etika batuk yang baik dan
lingkungan yang benar dan ditunjukkan di
pasien benar depan dokter muda
Eduka
si
tentan
g etika
batuk
Pembe
rian
masker
3 Ventilasi Edukasi Meningkatka Keluarga Diskusi Rumah 16 - Dokter Keluarga mengetahui
yang tidak mengenai rumah n pasien pasien Agustus muda FK dengan jelas mengenai
memenuhi sehat pengetahuan 2019 UNISSUL rumah sehat dan
syarat dan dan kemauan A meningkatkan ventilasi
pencahayaan merenovasi berupa penambahan
yang tidak rumah ventilasi serta
masuk rumah menjadi pencahayaan rumah
rumah sehat dengan pengantian
(pencahayaa beberapa genteng kaca.
n dan
ventilasi)
BAB V
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa Trias Epidemiologi didapatkan gambaran faktor
sebagai berikut :
- Host :
o Imunitas menurun
o Pengetahuan tentang TB kurang berdasarkan kuisioner yang
4.2. Saran
a) Untuk Puskesmas
- Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang TBC.
- Menjalin kerjasama dengan sektor lain, contohnya dengan tokoh
kesehatan di masyarakat.
b) Untuk Pasien
- Memotivasi pasien dan keluarga agar berperilaku hidup bersih dan sehat
- Memotivasi pasien dan keluarga agar melakukan pengobatan rutin TBC
memberatnya penyakit.
- Jika didapatkan kasus seperti ini lagi segera memeriksakan ke pelayanan
kesehatan terdekat.
Jawaban
No Pertanyaan Tahu Tidak
1 Menurut Anda apa itu penyakit TB Paru V
- Penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri
2 Apa Anda tahu penyebab penyakit TB Paru? V
- Bakteri M. Tuberculosis
3 Apa Anda tahu tanda tanda orang terkena penyakit TB paru? V
- Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih, bercampur darah,
berkerngat pada malam hari tanpa kegiatan fisik
4 Apa Anda tahu bagaimana cara penularan penyakit TB paru? V
- Penularan dapat terjadi mealui batuk, bersin yang
mengandung kuman TB yang terhirup orang lain
5 Apa anda tahu kebiasaan yang memperburuk kesehatan penderita V
TB paru?
- Merokok, lingkungan dan kurang gizi
6 Apa Anda tahu bila tidak menelan obat sekali saja maka V
pengobatan akan gagal?
7 Apa Anda tahu pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk V
menyatakan bahwa seseorang menderita TB paru?
- Pemeriksaan dahak, rontgen dan laboratorium
8 Apa Anda tahu berapa lama penderita TB harus meminum obat? V
- Minum obat selama 6 bulan dengan tahap awal 2 bulan
diminum setiap hari dan dilanjutkan minum obat 3x
seminggu selama 4 bulan
9 Apa Anda tahu kemungkinan efek samping yang ditimbulkan V
OAT?
- Warna kemerahan pada air seni, mual, sakit perut, nyeri
sendi/kesemutan
Kriteria:
Jawaban
No Pertanyaan Tahu Tidak
1 Menurut Anda apa itu penyakit TB Paru V
- Penyakit yang disebabkan kuman atau bakteri
2 Apa Anda tahu penyebab penyakit TB Paru? V
- Bakteri M. Tuberculosis
3 Apa Anda tahu tanda tanda orang terkena penyakit TB paru? V
- Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih, bercampur darah,
berkerngat pada malam hari tanpa kegiatan fisik
4 Apa Anda tahu bagaimana cara penularan penyakit TB paru? V
- Penularan dapat terjadi mealui batuk, bersin yang
mengandung kuman TB yang terhirup orang lain
5 Apa anda tahu kebiasaan yang memperburuk kesehatan penderita V
TB paru?
- Merokok, lingkungan dan kurang gizi
6 Apa Anda tahu bila tidak menelan obat sekali saja maka V
pengobatan akan gagal?
7 Apa Anda tahu pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk V
menyatakan bahwa seseorang menderita TB paru?
- Pemeriksaan dahak, rontgen dan laboratorium
8 Apa Anda tahu berapa lama penderita TB harus meminum obat? V
- Minum obat selama 6 bulan dengan tahap awal 2 bulan
diminum setiap hari dan dilanjutkan minum obat 3x
seminggu selama 4 bulan
9 Apa Anda tahu kemungkinan efek samping yang ditimbulkan V
OAT?
- Warna kemerahan pada air seni, mual, sakit perut, nyeri
sendi/kesemutan
Kriteria
Sebelum edukasi
1. Rasmin, M., et al, 2008. Profil Penderita Tuberkulosis Paru di Poli Paru RS
Persahabatan Januari – Juli 2008. Department of Pulmonology and Respiratory
Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia, Persahabatan Hospital,
Jakarta, Indonesia
2. IDI., 2014, Pedoam Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer, IDI, Jakarta.
3. Wijaya, I. (2015) ‘Tuberkulosis Paru pada Penderita Diabetes Melitus’, 42(6), pp.
412–417.
5. Sidhi, D.P., 2010, Riwayat Kontak Tuberkulosis Sebagai Faktor Resiko Hasil Uji
Tuberkulin Positif. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Bawole, Sindy T.T., Rattu, AJ. M., Pasangi, J., 2013, Faktor Resiko Lingkungan
Fisik Rumah Terhadap Kejadian TB Paru Di Kecamatan Likupang Barat
Kabupaten Minahasa Utara, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.