ERISIPELAS
Oleh :
Dorratun Rezky , S.Ked
71 2018 042
Pembimbing :
dr. Lucille Anisa Suardin, Sp.KK, FINSDV
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh
Dorratun Rezky, S.Ked
71 2018 02
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RS Umum Daerah
Palembang Bari, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
periode Maret – April 2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Erisepelas”, sebagai salah satu tugas individu di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan
maupun tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih terutama kepada:
1. dr. Lucille Anisa Suardin, Sp.KK,FINSDV selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak ilmu, saran, dan bimbingan selama penyusunan
Laporan Kasus ini.
2. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa
yang tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan sejawat seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis berharap semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam
lindungan Allah SWT. Aamiin.
Palembang, Maret 2020
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................5
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Erisipelas
2.1.1 Definisi
Erisipelas ialah penyakit infeksi akut yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri streptococcus, gejala utamanya ialah eritema berwarna merah
cerah dan berbatas tegas disertai gejala konstitus. Erisipelas merupakan
infeksi jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri yang mengenai
pembuluh limfatik dermis superfisial dan jaringan sekitarnya..1
2.1.2 Epidemiologi
Erisipelas dan selulitis merupakan infeksi kulit yang relatif sering
ditemukan. Kedua penyakit tersebut terjadi akibat masuknya bakteri
melalui sawar kulit 1 yang tidak utuh atau rusak. Dilaporkan insidensi
erisipelas adalah sebesar 10-100 kasus per 100.000 pasien pertahun,
sedangkan insidensi selulitis 2 diperkirakan 24,6 kasus per 1.000 pasien
pertahun. Selulitis lebih sering ditemukan pada kelompok usia
pertengahan dan usia tua, sedangkan erisipelas lebih sering ditemukan
pada anak-anak dan usia tua. Rerata 1,2 usia pasien adalah antara 40-60
tahun.2
Insidensi erisipelas diperkirakan 10-100 kasus per 100.000 pasien
pertahun, sedangkan insidensi selulitis diperkirakan sebanyak 2 24,6 kasus
per 1000 pasien pertahun. Didapatkan jumlah pasien laki-laki sebanyak 36
kasus (55,4%) dan perempuan sebanyak 29 kasus (44,6%) dengan rasio
1,2:1.4
6
(robekan kulit), atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh
limfe.4
Erisipelas lebih banyak terjadi pada dominasi usia pertengahan dan
usia tua menderita erisipelas berhubungan erat dengan kondisi fisik dan
status imunitas seluler pasien yang mendasari atau mempermudah
terjadinya infeksi antara lain penyakit sistemik kronis yang diderita oleh
pasien tersebut, seperti diabetes melitus, keadaan imunokompromais
(keganasan, radiasi, kemoterapi, terapi steroid sistemik), menurunnya
kewaspadaan terhadap trauma kulit (luka tusuk kecil dan dalam), riwayat
operasi, sumbatan limfatik, dan rendahnya kesadaran menjaga kebersihan.
Berdasarkan data epidemiologi erisipelas disebutkan juga sering terjadi
pada bayi dan anak-anak dengan peningkatan risiko pada pasien bayi dan
anak dengan kondisi imunokompromais.2,3
Erisipelas biasanya terjadi akibat adanya luka, trauma, borok, dan
kondisi yang memungkinkan terjadinya kolonisasi kuman. Kondisi
penurunan daya tahan tubuh seperti keganasan, diabetes melitus,
malnutrisi, dan penyakit sistemik disertai dengan hygiene yang kurang
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.4
2.1.4 Etiopatogenesis
Erisipelas terutama disebabkan oleh Strepotococcus beta
hemolyticus group A, kadang-kadang grup B dan G. Etiologi tersering
pada selulitis adalah Staphylococcus aureus dan atau Streptococcus.
Staphylocossus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan
gram. Bentuknya kokus dan berukuran 0.8-1.0 mm dengan diameter 0.7-
0.9 mikron. Bakteri ini tumbuh secara anaerobik fakultatif dengan
membentuk kumpulan sel-sel yang bentuknya seperti buah anggur. Pada
isolasi pertama kali dari kuman ini terlihat pembentukan pigmen kuning
keemasan. Pigmen ini digolongkan sebagai lipokhrom.4
Patogenesis erisipelas diawali dengan kerusakan kulit, biasanya
karena trauma atau penyakit kulit (seperti infeksi jamur). Kerusakan kulit
7
menyebabkan pathogen masuk ke dalam lapisan kulit superfisial dan
menyebabkan infeksi. Selain itu, berkurangnya imunitas juga dapat
menyebabkan pathogen mudah masuk dan menyebabkan erisipelas.
Berkurangnya imunitas yang dimaksud misalnya pada pasien diabetes,
kanker, gagal ginjal, serta terinfeksi HIV. Erisipelas dapat terjadi di
berbagai bagian tubuh. Pada erisipelas di ekstremitas bawah, infeksi yang
disebabkan oleh jamur dapat menjadi reservoir Streptococcus beta
hemolytic group A dan meningkatkan risiko infeksi. Erisipelas yang
terjadi di wajah dapat disebabkan oleh Streptococcus yang berasal dari
radang tenggorokkan. Pada erisipelas, infeksi terjadi pada lapisan dermis
superfisial dan melibatkan saluran limfatik. Hal ini menyebabkan lesi
merah terang dengan batas tegas, karena letaknya yang superfisial, disertai
tanda-tanda inflamasi.4
8
2.1.5 Diagnosis Banding
Erisipelas dapat didiagnosis dengan selulitis. Pada selulitis
biasanya etiologi, gejala konstitusi, tempat predileksi, kelainan
pemeriksaan laboratorik dan terapi tidak berbeda dengan erisipelas.
Kelainan kulit yang membedakan dengan erisipelas, pada selulitis
biasanya terdapat infiltrat yang difus di subkutan dengan tanda-tanda
radang akut. Disebutkan juga bahwa erisipelas merupakan bentuk selulitis
kutaneus superfisial akut. Kedua penyakit itu memiliki manifestasi klinis
berupa eritema, edema, dan panas pada perabaan. Perbedaan antara
erisipelas dan selulitis adalah berdasarkan adanya keterlibatan lapisan
dermis bagian atas dan limfatik superfisial sehingga menimbulkan
kelainan berupa bercak kemerahan, berbatas tegas dengan tepi lesi yang
meninggi. Selulitis melibatkan lapisan dermis bagian dalam dan lemak
subkutan sehingga menimbulkan kelainan berupa bercak kemerahan
dengan batas tidak tegas dan tepi lesi yang tidak meninggi.1
2.1.8 Tatalaksana
Penatalaksanaan pasien erisipelas pada umumnya berupa
imobilisasi dengan istirahat, posisikan tungkai bawah dan kaki yang
diserang ditinggikan (elevasi) sedikit lebih tinggi daripada letak jantung,
pemberian antibiotik, dan kompres. Pengobatan antibiotik dapat diberikan
secara intravena, topikal atau peroral. Pemberian ampisilin secara
parenteral paling sering dilakukan pada pasien dengan indikasi rawat inap.
9
Selain pengobatan tersebut, juga dapat ditambahkan analgesik, antipiretik,
dan antihistamin berdasarkan keluhan pasien. 1
Kompres terbuka dengan larutan antiseptik. Jika terdapat edema
diberikan diuretika. Terapi yang diberikan sebagai pilihan pertama adalah
antibiotik golongan beta-laktam dan sebagai alternatif dapat diberikan
antibiotik sefalosporin, makrolid, klindamisin, atau siprofloksasin.1
2.1.9 Komplikasi
Erisipelas dapat berakhir dengan komplikasi serius sehingga
membutuhkan penanganan yang tepat. Kondisi infeksi tersebut terkadang
menyebabkan lamanya masa perawatan di rumah sakit. Penatalaksanaan
erisipelas yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berupa:
limfangitis, infeksi erisipelas atau selulitis berulang, abses subkutan,
gangren, dan kematian.1
10
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2. Anamnesis
(Autoanamnesis pada pasien, 29 Maret 2020)
a) Keluhan Utama
Bercak merah disertai bengkak dan nyeri pada tungkai kanan kiri
sejak ±2 minggu yang lalu.
b) Keluhan Tambahan
Pasien mengeluh demam dan lesu.
c) Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 2 minggu yang lalu timbul bercak merah berukuran sebesar
biji jagung sebanyak kurang lebih 5 buah pada bagian tungkai kaki
kanan. Pasien mengatakan, bercak merah merah tersebut terasa nyeri saat
ditekan, teraba panas saat dipegang dan membengkak. Pasien
mengatakan sebelum timbul keluhan bercak merah, pasien mengalami
jatuh dari sepeda sehingga tungkai kaki kanan pasien mengalami luka
lecet. Kemudian beberapa hari setelahnya keluhan luka lecet membaik
11
tetapi timbul keluhan bercak merah. Pasien juga mengeluh tubuhnya
terasa demam dan lesu. Pasien tidak melakukan apapun pada keluhan
bercak merah dan keluhan demam serta lesu tersebut.
Sejak ± 1 minggu bercak merah pada tungkai kaki kanan melebar
hingga hampir menutupi seluruh bagian tungkai kaki kanan. Bercak
merah tersebut berukuran kurang lebih sebesar uang logam 100 rupiah
dan jumlahnya lebih dari 10 buah. Pasien membeli obat salep di apotik
yaitu salep yang berwarna putih. Tetapi pasien lupa nama salep tersebut.
Pasien mengatakan, salep tersebut dipakai 3 kali sehari di bagian bercak
kemerahan pasien. Kemudian setelah memakai salep beberapa hari
kemudian tidak ada perubahan dan bercak merah terlihat semakin
membengkak dan nyeri.
Pasien mengatakan keluhan pada kulit pasien merupakan keluhan
pertama kali, sebelumnya tidak ada keluhan yang serupa. Pasien
mengatakan tidak ada keluhan bintil berisi cairan pada keluhan bercak
merah. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit gula darah, pasien
mengatakan sering mengalami batuk dan pilek serta nyeri tenggorokan.
Pasien menyangkal adanya kebiasaan minum alkohol dan obat-obatan.
Pasien menyangkal adanya keluhan timbulnya nanah pada keluhan
bercak merah pasien. Pasien menyangkal adanya keluhan demam hingga
menggigil. Pasien mengatakan sering bekerja dibawah paparan sinar
matahari (sunburn), pasien menyangkal adanya gangguan berjalan akibat
keluhan kemerahan tersebut.
Pasien menyangkal timbulnya bercak merah terjadi saat bangun tidur
di pagi hari. Pasien menyangkal ditemukannya serangga disekitar tempat
tidur pasien sebelum timbulnya keluhan. Pasien menyangkal keluhan
bengkak terasa panas di sekujur tubuhnya dirasakan beberapa menit
setelah timbul keluhan. Pasien menyangkal setelah timbul keluhan merah
yerdapat keluhan sesak tiba-tiba, sulit bernafas dan detak jantung tiba-
tiba meningkat. Tidak adanya keluhan pada saluran cerna seperti
12
kesulitan menelan, mual muntah, serta diare serta keluhan gatal pada
bercak merah tesebut.
f) Riwayat Pekerjaan/Sosioekonomi
Pasien mendapatkan penghasilan dengan bekerja sebagai petani
b) Keadaan Spesifik
Kepala
13
- Mata : Tidak diperiksa
- Hidung : Tidak diperiksa
- Telinga : Tidak diperiksa
- Mulut : Tidak diperiksa
- Tenggorokan : Tidak diperiksa
Leher : Tidak diperiksa
Thorax : Tidak diperiksa
Abdomen : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Sesuai status dermatologikus
Krusta
Makula
Eritema
14
3. Insect Bite
15
2. Non Medikamentosa
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit erisipelas adalah penyakit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga harus menjaga
higienitas dan menjaga kebersihan luka.
2. Menjelaskan pasien untuk meletakkan tungkai kaki kanan dengan
posisi ditinggikan (elevasi) menggunakan bantal atau kursi.
3. Memberikan kompres terbuka NaCl 0,9%
4. Kontrol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan.
3.9 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad cosmetica : bonam
16
DAFTAR PUSTAKA
17