OLEH:
PEMBIMBING:
Page 0
[Type the document title]
HALAMAN PENGESAHAN
Adalah benar telah menyelesaikan laporani kasus dengan judul Hubungan Tinea Pedis
dengan Faktor Fisik Di Lingkungan Kerja pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
Page 1
[Type the document title]
ARTIKEL PENELITIAN
Hubungan Tinea Pedis dengan Faktor Fisik
di Lingkungan Kerja Master Car Wash Makassar
Muh. Dien Hidayatullah
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2017
Hasil :Faktor yang dominan berpengaruh Kesimpulan :Faktor fisik dan faktor
dalam tinea pedis berupa faktor fisik yaitu biologi di lingkungan kerja, paparan air
kelembapan pada kaki akibat pajanan air dalam waktu lama, penggunaan alat
terus menerus dantidak menggunaan alat pelindung seperti sepatu boots yang tidak
pelindung diri seperti sepatu boots saat tepat, dan hygene yang buruk selama
bekerja. Faktor biologi yang terkait berupa proses pencucian yang di lakukan setiap
adanya pertumbuhan spora jamur akibat hari selama 8 jam. Mempunyai hubungan
hygene yang buruk. yang signifikan dengan terjadinya keluhan
gatal pada sela-sela jari kedua kaki.
Page 3
[Type the document title]
Page 4
[Type the document title]
pelingdung kaki yang tidak tepat. Data ketersediaan obat p3k di tempat kerja,
pengukuran adanya kecenderungan gatal keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
pada sela-sela kedua jari kaki dengan dan upaya pengetahuan mengenai K3
menggunakan check list. kepada pencuci mobil.
Sampel dalam penelitian ini adalah Peralatan yang diperlukan untuk
pasien dengan diagnosis Tinea pedis yang melakukan walk through survey antara
gatal pada sela-sela jari kaki yang masih lain:
berlangsung saat melakukan pekerjaan. Alat tulis menulis: Berfungsi
Distribusi sampel penelitian sebagai media untuk pencatatan
berdasarkan jenis pekerjaan yang selama survey jalan sepintas.
dilakukan, didapatkan hasil 2 pekerja dari Kamera digital: Berfungsi sebagai
15 pekerja, mengeluh gatal pada sela-sela alat untuk memotret kegiatan dan
jari kaki. lingkungan pencuci mobil
Akan tetapi penelitian pada studi Check List: Berfungsi sebagai alat
cross sectional terdapat beberapa untuk mendapatkan data primer
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus mengenai survey jalan sepintas
yang didapatkan, berat- ringannya kasus yang dilakukan.
yang sulit ditentukan karena keterbatasan Cara survey yang dilakukan adalah
sarana pemeriksaan, dan kurangnya waktu dengan menggunakan Walk Through
yang didapatkan untuk melanjutkan Survey. Teknik Walk Through Survey juga
survey. dikenali sebagai Occupational Health
Selain itu, penelitian dengan studi Hazards. Untuk melakukan survei ini,
ini tidak menggambarkan perjalanan dapat dimulai dengan mengetahui tentang
penyakit, insiden, maupun prognosis manejemen perencanaan yang benar,
penyakit. berdiskusi tentang tujuan melakukan
Bahan yang digunakan pada survei survey, dan menerima keluhan-keluhan
ini adalah checklist yang di buat. Checklist baru yang releven.
ini dibuat berdasarkan informasi yang Bahaya apa dan dalam situasi yang
diperlukan daripada tujuan survei ini bagaimana bahaya dapat timbul,
dilakukan. Pada survei ini, informasi yang merupakan sebagai hasil dari
diperlukan adalah ada tidaknya faktor penyelenggaraan kegiatan Walk Through
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
pelindung diri yang digunakan, dan lamanya paparan bahaya terhadap
Page 5
[Type the document title]
waktu 3 bulan. Dan sisanya mengeluh pekerja pencuci mobil untuk melindungi
penyakit yang berbeda, yang juga diri khususnya pada bagian kaki. Tidak
berhubungan dengan pekerjaan mencuci digunakannya sepatu sepatu boots
mobil. merupakan salah satu pencetus terjadinya
Prevalensi Tinea Pedis sebesar Tinea pedis.
20%. Faktor yang dominan berpengaruh Penularan infeksi jamur seperti
dalam tinea pedis berupa faktor fisik yaitu Tinea pedis secara tidak langsung dapat
kelembapan pada kaki akibat paparan air melalui tanah atau debu yang melekat pada
terus menerus dan tidak menggunakan alat ban kendaraan hingga air yang
pelindung diri sepeti penggunaan sepatu terkontaminasi spora jamur . Spora jamur
boots. Faktor biologi yang terkait berupa yang menempel pada media transmisi akan
adanya pertumbuhan spora jamur akibat melekat pada keratin dan memproduksi
hygene yang buruk. keratinase (keratolitik) yang dapat
Berdasarkan data yang telah menghidrolisis keratin dan memfasilitasi
didapatkan, ditemukan berbagai faktor pertumbuhan jamur di stratum korneum
yang mempengaruhi terjadinya keluhan, Tingginya angka kejadian tinea
dan faktor fisik serta biologi menjadi lebih pedis pada pekerja yang aktifitasnya tidak
dominan. Seperti yang dijelaskan pada lepas dari pajanan air dapat dijadikan
bagian pendahuluan, bahwa faktor fisik, evaluasi untuk memperbaiki kondisi atau
kimia dan biologi erat kaitannya dengan lingkungan kerja yang terkait. Di mulai
munculnya keluhan gatal pada sela-sela dari edukasi dari pihak yg terkait mengenai
jari kaki. kesadaran menjaga kebersihan diri dan
Didukung dari penelitian lain yang lingkungan sekitar tempat bekerja.
di lakukan menyatakan bahwa terdapat Keberadaan alat pelindung kerja harus
beberapa faktor risiko terjadinya Tinea dibarengi dengan pelatihan penggunaannya
pedis pada pencuci mobil diantaranya dengan baik dan benar.
adalah pemakaian sepatu tertutup dengan
waktu yang lama pada saat bekerja, selain
itu kondisi kaki yang terus basah karena air
dan keringat meningkatkan angka kejadian
tinea pedis pada pekerja.
Sepatu boots adalah alat pelindung
diri yang seharusnya digunakan para
Page 7
[Type the document title]
Page 9
[Type the document title]
di tempat lain yang mungkin berhubungan Kesimpulan : Faktor fisik dan faktor
dengan keluhan yang dirasakan sekarang. biologi di lingkungan kerja, paparan air
Selain itu checklist yang hanya dalam waktu lama, penggunaan alat
terfokus pada faktor penyebab penyakit pelindung seperti sepatu boots yang tidak
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin- tepat, dan hygene yang buruk selama
poin yang diperlukan untuk mendiagnosis proses pencucian yang di lakukan setiap
penyakit dari keluhan yang dirasakan. hari selama 8 jam. Mempunyai hubungan
Perlu penelitian yang lebih mendalam dan yang signifikan dengan terjadinya keluhan
pemeriksaan yang lebih lengkap untuk gatal pada sela-sela jari kedua kaki.
dapat menilai secara keseluruhan penyebab
dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
Akhirnya kami berasumsi bahwa
bila terdapat gejala keluhan kulit pada
responden dengan hasil survey dan
penyakit akibat kerja tidak menunjukkan
nilai yang berarti , maka tidak menutup
kemungkinan keluhan yang dirasakan
pasien juga karena kontribusi dari faktor
individu dan faktor lingkungan lain, selain
lingkungan tempat kerja.
Penelitian ini juga tidak
mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
yang tepat untuk mencegah atau
mengurangi keluhan yang dirasakan atau
akan dirasakan nanti di masa yang akan
datang.
Page 10
[Type the document title]
Daftar Pustaka :
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. FKUI Jakarta. 2002.
2. Fathin, M H. Hubungan Lama
Pemakaian Sepatu boots dengan
Angka Kejadian Tinea Pedis. Fakultas
KedokteranUniversitas
Muhammadiyah Surakarta.2016.
3. National Institute of Occupational
Safety and Health. Occupational and
Environment Exposureof Skin
toChemic.2006.
4. Kumar, V., Tilak, R., Prakash, P.,
Nigam, C., 2011. Tinea Pedis- an
Update. Asian Journal of Medical
Sciences. Vol 2: 134-8
5. Wilde. M.M, dkk. National of
Occupational Skin Disease by
Dermatologist in The
Netherlands.Occupational Medicine.
2008
Page 11