SKRIPSI
Disusun Oleh :
SOPYAN FIRDAUS
NIM. P17334118418
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
SOPYAN FIRDAUS
NIM : P17334118418
Menyetujui :
Pembimbing :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Usulan Skripsi Penelitian ini telah diujikan pada Sidang Usulan Skripsi
Penelitian Program Pendidikan Sarjana Terapan
Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
RAJAMANDALA
Disusun Oleh :
SOPYAN FIRDAUS
NIM : P17334118418
NIP. 197008231995032001
1968111111992031001
NIP. 196905031991021001
ii
KATA PENGANTAR
kepada semua pihak atas arahan, bimbingan, bantuan dan dukungan dalam
menyelesaikan usulan penelitian ini serta kepada orang tua yang telah
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan usulan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
kritik serta saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis. Semoga
usulan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi
iii
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan ridho-Nya kepada kita semua
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi untuk menderita penyakit yang ditimbulkan oleh sampah. Hampir setiap
hari mereka mengalami kontak langsung dengan sampah. Oleh karena itu
sedangkan Hygiene adalah sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk
jamur kuku, kurang nya menjaga dan membersihkan kuku setiap habis melakukan
aktivitas membuat jamur dapat dengan mudah menetap dan menginfeksi kuku
tersebut. Salah satu indikator personal hygiene adalah perawatan kaki,tangan dan
hygiene, APD yang tidak memadai seperti tidak memakai boot (sepatu), sarung
tangan, juga dapat sangat mudah menginfeksi kuku tersebut. Menurut hasil
2017).
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD seperti sepatu boot,sarung
perlindungan bagi petugas dari berbagai dampak kecelakaan dan infeksi jamur
(Mustkawat, 2012).
Pemakaian alat pelindung diri (APD) sangat penting bagi para pekerja
dalam kegiatan sehari-hari untuk perlindungan diri (Anizar, 2012). Pemakaian alat
perlindungan diri mempunyai efek positif apabila dipakai dengan benar dan
negatif apabila tidak dipakai dengan benar. Efek negatif dari pemakaian APD
inilah kemungkinan menjadi faktor resiko terjadinya infeksi jamur. Yang sering
menyerang orang yang bekerja di tempat basah seperti pemungut sampah yang
harus memakai sepatu tertutup setiap hari. Pemakaian alat perlindungan (celana
panjang, kaos kaki dan sepatu tertutup menyebabkan terjadi kaki basah dan
lembab. Tempat yang lembab merupakan media yang sangat bagus bagi
diharapkan agar dapat lebih meningkatkan kesadaran agar lebih patuh dalam
penggunaan APD (sepatu boots) saar bekerja karena hal ini sangat berkaitan
10
Sampai saat ini,sampah masih mejadi permasalahan yang belum
kelahiran tetapi juga adanya urbanisasi penduduk. Hal ini akan mengakibatkan
yang ideal bagi aneka mikroorganisme tropis, antara lain jamur. Berbagai jenis
jamur dapat hidup dimana-mana dalam berbagai ekosistem, pada habitat yang
sangat beraneka ragam. Penyebarannya juga sangat luas melalui spora yang
Salah satu kejadian yang disebabkan iklim tropis adalah infeksi jamur
(yeast) sebesar 13.5% dan kapang (moulds) sebesar 5.5%, sisanya sebesar 5% oleh
Karena keratin diambil oleh jamur maka lambat laun kuku akan menjadi rapuh
11
Onychomycosis adalah infeksi jamur superfisial yang ditemukan diseluruh
30% dari seluruh kejadian infeksi jamur superfisial, 40% dari seluruh penyakit
kuku dan diperkirakan terjadi 2 hingga 18% pada populasi. Onychomycosis lebih
sering terjadi pada kuku jari kaki dari pada kuku jari tangan. (Bramono, 2001: 47).
atau usia lanjut lebih sering terinfeksi dibandingkan anak-anak, pada orang
dewasa kuku kaki atau tangan lebih mudah rapuh dan kering seiring bertambahnya
usia, akibatnya jamur dapat dengan mudah masuk ke dalamnya dan menyebabkan
Onychomycosis, 2,18 – 13%, pada pasien usia lanjut didapat 28% (Finch JJ,
2007). Menurut Shemer A pada anak-anak < 0,5% lebih sedikit dibandingkan
dewasa. Onychomycosis lebih meluas di kuku kaki 4-25 kali dibandingkan pada
Onychomycosis pada kelompok usia 36-45 tahun sebesar 35,3%, dengan jenis
peduli terhadap perilaku hidup yang sehat dapat dilihat dari kebiasan mereka yang
ini dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah
12
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, mengatakan proyeksi volume
sampah rumah tangga pada tahun 2019 mencapai 268 rit atau setara 1.340 ton per
hari thn 2020 menjadi 264 rit atau 1.335 ton per hari , kini oktober 2021 rata- rata
pengangkutan 253 rit atau 1.309 ton per hari. Pemerintah menargetkan
(Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat 2021). Dan yang perlu kita ketahui semakin
petugas sampah itu sendiri. Tingkat kepatuhan yang rendah dalam menggunakan
Gammon, & Cutter, 2008). APD adalah aspek pengendalian infeksi yang paling
terlihat, APD harus digunakan sebagai bagian dari strategi pencegahan dan
Selain itu, antara daerah berisiko tinggi atau rendah infeksi. APD tetap digunakan
secara tepat untuk mengurangi risiko paparan sumber infeksi. Suhu yang tinggi
menyebabkan para pekerja berkeringat dan akibat terkena paparan sinar matahari
maka rata-rata seorang petugas akan mneyentuh dan mengusap mata, bibir, dan
lubang hidung mereka dengan kecepatan 15,7 kali per jam. Untuk menghindari hal
itu dianjurkan para pekerja selalu memakai APD, mencuci tangan sebagai langkah
13
mengurangi potensi terkena penyakit akibat kerja. (Fischer, Weber, & Wohl,
2015).
lembab,umur,kurang nya perhatian personal hygiene dan APD menjadi salah satu
berikut :
Onychomycosis.
14
5. Bagaimana hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian
Onychomycosis.
Rajamandala.
Onychomycosis.
Onychomycosis.
15
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Onychomycosis
jamur. Istilah onikomikosis digunakan untuk semua infeksi jamur pada kuku,
penyakit ini dapat disebabkan oleh jamur dermatofita, ragi, atau non dermatofita.
melaporkan prevalensinya sekitar 2-18% dari populasi dan negara tropis Asia
tidak rata, kuku menjadi rapuh atau keras dan kuku yang terinfeksi akan terkikis.
sampai beberapa tahun (Sustanto, 2008). Infeksi pada kuku dapat menyerang
seseorang yang bekerja atau melakukan kontak langsung dengn lingkungan yang
lembab dan kotor, dalam keadaan tersebut sangat banyak sekali bakteri dan parasit
serta jamur. Musim hujan salah satu penyebab jamur dapat berkembang biak lebih
banyak di tempat yang lembab, kotor, basah dan dingin (Graham, robin, 2005).
17
2.1.1.1 Penyebab Onychomycosis
dari seluruh kejadian infeksi jamur superfisial, 40% dari seluruh penyakit kuku
dan diperkirakan terjadi 2 hingga 18% pada populasi. Onychomycosis lebih sering
terjadi pada kuku jari kaki dibanding kuku jari tangan (Budi putra, 2008). Infeksi
2.1.1.2.1 Umur
atau usia lanjut lebih sering terinfeksi dibandingkan dengan anak-anak. Pada
orang dewasa kuku lebih rentan rapuh dan kering,akibatnya jamur dapat dengan
Gustina putri sebagian besar pasien Onychomycosis dijumpai pada kelompok usia
50-59 tahun sebesar 37,2% dan presentase terkecil dijumpai pada dua kelompok
18
2.1.1.2.2 Gambaran Klinis
invasi melalui hiponikium dibagian lipat siku lateral lalu menuju ke lempeng kuku
yang menyebar ke bagian proksimal. Secara klinis,kuku tampak kusam dan terjadi
dermatofitoma yaitu penebalan kuku bentuk oval berwarna kekuningan atau putih
19
Gambar 2.2 Onychomycosis Subungal Proksimal
atau garis transversal berwarna putih keruh berbatas tegas dan dapat berkonfluens.
20
Gambar 2.4 Onychomycosis Endoniks (OE)
superfisial lempeng kuku dan berpenetasi hingga lapisan dalam. Secara klinis
kuku tampak berwarna putih seperti susu dan adanya pelepasan kuku secara
lamellar.
total distrofik primer yang ditemukan pada kandidiasis mukokutan kronik atau
kondisi lanjut dari ke empat bentuk Onychomycosis sebelumnya. Pada OTD kuku
21
Anamnesis dan gambaran klinis saja sulit untuk memastikan diagnosis,
BM,2015).
peluang pada jamur untuk mudah berkembang biak dan menyebabkan kerusakan
pada kuku. Menjaga kebersihan tangan,kuku,dan kaki merupakan salah satu aspek
melalui tangan,kuku,dan kaki yang kotor. Mencuci tangan dan kaki sebaiknya
dengan air mengalir,memakai sabun dan menggosok-gosok tangan dan kaki agar
22
3. Jangan lupa jari-jari tangan,gosok sela-sela jari hingga bersih.
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
3. Safety Helmet. Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
23
5. Sepatu karet (sepatu boot). Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja
metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia.
6. Sepatu pelindung (safety shoes). Seperti sepatu biasa, dari bahan kulit
dilapisi metal dengan sol dan karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk
7. Sarung tangan. Berfungsi alat pelindung tangan saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cidera tangan. Bahan dan bentuk sarung
di ketinggian.
10. Pelindung wajah (Face Shield). Berfungsi sebagai pelindung wajah dari
11. Jas hujan (Rain Coat). Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja
24
dan 2 Ha milik Kota Bandung yang pada Tahun 2009 sesuai dengan laporan
Bandung Barat. Pengais sampah adalah orang yang bekerja mengambil barang-
barang bekas atau sampah tertentu untuk di daur ulang. Pekerja pengais selalu
cukup kotor,apabila dilihat dari segi kesehatan pemulung memiliki resiko yang
sangat tinggi untuk terkena penyakit. Lingkungan kerja yang tidak kondusif serta
pengais (Abbas,2013).
Untuk melihat apakah ada infeksi jamur perlu dibuat preparat langsung
dari kerokan kuku. Sediaan dituangi larutan KOH 10% dengan maksud
melarutkan keratin kuku sehingga akan tinggal kelompok hifa. Dipanasi diatas api
25
Pemeriksaan dengan pembiakan atau kultur diperlukan untuk menyokong
pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan.
Spesimen yang dikumpulkan dicawan petri yang sudah disterilkan, diatas bunsen,
kemudian bahan kuku ditanam pada media SDA pada suhu kamar (25-30°C), lalu
dalam 1 minggu dilihat dan dinilai apakah ada perubahan atau pertumbuhan jamur
(Siregar, 2005).
Penggunaan APD
(X1) Kejadian Onychomycosis
(Y)
Personal Hygiene
(X2)
2.4 Hipotesis
26
2.4.1 Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Penggunaa APD kelengkapan Observasi Form 1. Ya : Jika Ordinal
n APD yang wajib Pengamata menggunaka
pada digunakan pada n n APD
petugas saat lengkap
TPA bekerja,terutama
pada petugas 2. Tidak :
TPA yang kondisi Jika tidak
lingkungan lengkap dan
yang kotor dan tidak
lembab menggunaka
n APD
Personal Personal Wawancara Form a.Kebersihan Ordinal
Hygiene Hygiene yaitu + kuesioner Pertanyaa kuku Ya :
pada menjaga n Jika bersih
petugas kebersihan dan Tidak : Jika
TPA kesehatan kotor
mencuci
tangan,mencuci b.Cuci
kaki. tangan Ya
: Jika cuci
tangan sesuai
SOP Tidak :
Jika tidak
sesuai SOP
Kejadian Penyakit Mikroskopi Mikrosko Positif = Ordinal
Onychomy infeksi yang k p Berdasarka
co sis pada disebabkan n hasil
petugas oleh jamur laboratoriu
TPA yang m
menyerang Ditemukan
kuku onychomyc
osis
Negatif =
Jika tidak
terinfeksi
onychomycosi
27
s
28
BAB III
METODE PENELITIAN
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel
1. Observasi
2. Wawancara + Kuesioner
3. Mikroskopik
30
Jumlah jamur yang ditemukan
% Jenis Jamur ¿
Jumlah hasil ¿ ¿
1. Alat
1) Plastik klip
2) Pinset
3) Mikroskop
4) Objek Glas
5) Deck Glass
6) Sarung Tangan
7) Masker
8) Gunting Kuku
9) Autoclave
2. Bahan Pemeriksaan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu kuku petugas di TPA
Rajamandala.
3. Reagensia
1) KOH 10%
2) Media SDA
4. Cara Kerja
Mikroskopis Langsung :
31
2) Sampel di ambil menggunakan gunting kuku
3) Masukkan sampel ke dalam kantong plastik klip dengan pinset dan beri
KOH 10%.
Kultur :
32
3.6 Teknik Pengujian Kuesioner
Agar kuesioner dapat digunakan dalam penelitian maka harus diuji terlebih
1. Uji Validitas
kuesioner.
2. Uji Reabilitas
besaran korelasi berkisar antara 0,0 sampai 1,0, yang berarti semakin
semakin mendekati 0,0 berarti korelasi semakin kecil bahkan tidak ada sama
33
Interpretasi dari besarnya nilai korelasi sampel antar variabel dapat
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Dalam penelitian ini uji statistik digunakan untuk mencari pengaruh atau
hubungan antara variable bebas dengan variable tidak bebas. Dasar pengambilan
1) Jika nilai Asymp. Sig < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan
2) Jika nilai Asymp. Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang
34
35
BAB IV
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
menjadi responden, karena dengan adanya faktor perlengkapan alat pelindung diri
penelitian ini. Dari hasil wawancara, jumlah tersebut terdiri dari 43 responden
yang telah bekerja sebagai petugas TPA lebih dari 5 tahun dan seluruhnya adalah
responden pria (100%). Usia responden bervariasi yaitu diantara kisaran umur 29-
dimana petugas bekerja sekitar pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB untuk
membersihkan sampah.
36
4.1.2 Hasil pemeriksaan sediaan langsung KOH 10%
Total 43 100 %
17
% Spora dan hifa (+) ¿ X 100 = 39,53%
43
26
3) % Spora dan hifa (-) ¿ X 100 = 60,47%
43
langsung KOH 10% terhadap 17 bahan kerokan kuku pada kaki petugas TPA
diperoleh sebanyak 17 sampel (39.53 %) positif ditemukan spora dan hifa jamur.
37
Tabel 4.2 Perbandingan Mikroskopik Dermatofita dari Media SDA
2 A2 -
3 A3 -
4 A4 +
5 A5 +
6 A6 -
7 A7 -
8 A8 -
9 A9 -
10 A10 +
11 A11 +
12 A12 -
13 A13 -
14 A14 -
15 A15 +
16 A16 -
17 A17 -
18 A18 +
19 A19 -
20 A20 -
21 A21 +
22 A22 +
23 A23 -
24 A24 -
38
25 A25 -
26 A26 -
27 A27 +
28 A28 -
29 A29 -
30 A30 -
31 A31 +
32 A32 -
33 A33 +
34 A34 -
35 A35 -
36 A36 +
37 A37 +
38 A38 -
39 A39 +
40 A40 -
41 A41 -
42 A42 +
43 A43 -
Jumlah 15 28
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Sediaan Biakan Jamur dari Media SDA
39
Makroskopik Mikroskopis Spesies keterangan
Koloni Warna Warna
depan belakang
A1 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dan dermatofita
hifa tunggal
A2 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dan dermatofita
hifa tunggal
A3 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dan dermatofita
hifa tunggal
A4 Powder, Kuning Kuning Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan keputihan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A5 Powder, Kuning Kuning Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan keputihan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A6 Lendir Jingga Kuning Koloni terdiri Candida sp Non
keputihan dari sel dermatofita
kecambah
berbentuk oval
A7 Lendir Jingga Kuning Koloni terdiri Candida sp Non
keputihan dari dermatofita
sel kecambah
berbentuk oval
A8 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A9 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifa tunggal
A10 Powder, Coklat Coklat Mikrokonidia T. Dermatofita
padat, kekuningan Kehitaman sedikit dan mentagrophytes
kasar bulatan kecil
bergerombol,
hifa bercabang
(spiral)
A11 Powder, Coklat Coklat Mikrokonidia T. Dermatofita
padat, kekuningan Kehitaman sedikit dan mentagrophytes
kasar bulatan kecil
bergerombol,
hifa bercabang
(spiral)
A12 Lendir Jingga Kuning Koloni terdiri Candida sp Non
keputihan dari sel dermatofita
kecambah
berbentuk oval
40
berbentuk oval
A14 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A15 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A16 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A17 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A18 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A19 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A20 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifanya tunggal
A21 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifanya
tunggal
A22 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A23 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifanya
tunggal
A24 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifanya tunggal
A25 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A26 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifa tunggal
A27 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A28 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung
41
dan hifanya dermatofita
tunggal
A29 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifanya tunggal
A30 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifa tunggal
A31 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A32 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifanya
tunggal
A33 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong seperti
kasar tetesan air mata
A34 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifa tunggal
A35 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A36 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A37 Powder, Kuning Putih Makrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan seperti pensil,
kasar mikrokonidia
lonjong
A38 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A39 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
A40 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan hifa tunggal
A41 Powder Hijau tua Kehitaman Konidiospora Aspergillus sp Non
seperti payung dermatofita
dan
hifa tunggal
A42 Powder, Kuning Putih Mikrokonidia T. rubrum Dermatofita
padat, kemerahan kemerahan lonjong, seperti
kasar tetesan air mata
42
dan hifanya
tunggal
15
% TPA positif (+) ¿ X 100 = 34,89
43
28
% TPA negatif (-) ¿ X 100 = 65,11
43
13
% T.rubrum ¿ X 100= 86,77
15
2
% T.mentagrophytes ¿ X 100= 13,33
15
Berdasarkan data dari Tabel 4.3 di atas diketahui, bahwa hasil pembiakan
dari 43 kerokan kuku kaki pada petugsa TPA Rajamandala pada biakan media
sampel (34,89%) dari 43 bahan kerokan kuku yang di periksa, presentase jamur
dermatofita
T.mentagrophytes 13,33 % dan T.rubrum 86,77 % dari total sampel yang positif.
43
4.2 Analisis Data
1. Analisis Validitas
Dari hasil pengujian Validitas dapat diketahui semua nilai r hitung adalah
lebih besar dari r tabel. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner
dinyatakan valid.
2. Analisis Reabilitas
Tabel 4.5
Hasil Analisis Reabilitas
(N) = 43 data dengan prosentase 100%. Excluded menunjukkan jumlah data yang
dilarang masuk sebanyak 0 dengan prosentase 0%. Dengan demikian semua data
44
Tabel 4.6 Reabilitas Statistik
Reliability Statistics
Cronbach's
Alphaa N of Items
.796 43
adalah 0,796 yang artinya nilai tersebut > 0,6. Maka dapat diambil kesimpulan
Koefisien korelasi adalah tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih
(Andi Supangat, 2010:339). Nilai atau besaran korelasi berkisar antara 0,0 sampai
1,0, yang berarti semakin mendekati 1,0 berarti korelasi semakin besar dan
bahkan tidak ada sama sekali. Apabila nilai korelasi negative, maka itu
(SPSS) Versi 24 diperoleh hasil analisis korelasi antara Penggunaan APD dan
berikut:
45
1. Hasil Analisis Korelasi Penggunaan APD Dengan Kejadian
Onychomycosis
0,947 menurut Sugiyono (2012:184) berada pada interval 0,600 – 0,799 termasuk
kategori kuat dengan nilai negatif. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat
46
2. Hasil Analisis Korelasi Personal Hygiene Dengan Kejadian
Onychomycosis
0,798 menurut Sugiyono (2012:184) berada pada interval 0,800 – 1,000 termasuk
kategori sangat kuat dengan nilai negatif. Sehingga dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara Personal Hygiene Dengan
Menurut Sugiyono (2016), Chi Square satu sampel adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas
dua atau lebih klas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar.
47
Dengan menggunakan program Statistical Product Service Solutions
(SPSS) Versi 24 diperoleh hasil analisis korelasi antara Penggunaan APD dan
berikut:
Onychomycosis
Berdasarkan tabel output 4.9 diatas, diperoleh nilai chi square antara
48
2. Hasil Analisis Uji Chi Square Personal Hygiene Dengan Kejadian
Onychomycosis
Berdasarkan tabel output 4.10 diatas, diperoleh nilai Chi Square antara
4.4 Pembahasan
onychomychosis pada kuku kaki. Seluruh jumlah hasil positif tersebut, didapatkan
49
dari hasil sampel yang negatif pada pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH
10%, dari 26 sampel yang negatif ini ditemukan hasil positif terdapat jamur
dengan KOH 10% yang positif terdapat spora dan hifa, 12 sampel diantaranya
28 sampel (65,11%).
tampak kusam dan terjadi perubahan warna putih kekuningan,coklat hingga hitam
serta bau yang tidak enak. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor
menjaga kebersihan pada saat dan setelah bekerja, dan tidak langsung
membersihkan kakinya setelah kontak langsung dengan sampah pada saat bekerja.
Iklim tropik memiliki suhu dan kelembaban tinggi, hal tersebut merupakan
suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat ditemukan
50
panas mudah lembab, karena tempat yang basah sedikit berlumpur dan potensial
satunya adalah imunitas. Sistem imunitas seseorang dibagi menjadi dua, yaitu
imunitas non spesifik dan spesifik. Pada keadaan normal sistem imunitas non
data hasil yang telah didapatkan, bahwa hampir dari setengah responden petugas
onychomychosis adalah laki-laki dengan rentang usia 30-60. hasil ini sesuai
petugas TPA yang berhubungan langsung dengan sampah dan lingkungan yang
51
Pengujian hipotesis pertama, merumuskan bahwa Penggunaan APD
Onychomycosis yaitu sebesar 0,947, artinya berada pada interval 0,600 – 0,799
termasuk kategori kuat dengan nilai negatif. Sehingga dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan negatif yang kuat antara Penggunaan APD Dengan Kejadian
Onychomycosis yaitu sebesar 0,798, artinya berada pada interval 0,800 – 1,000
termasuk kategori sangat kuat dengan nilai negatif. Sehingga dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara Personal Hygiene
52
Kemudia diperleh nilai Chi Square antara Personal Hygiene Dengan
53
BAB V
5.1 Kesimpulan
maka pada bagian akhir dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
positif.
5.2 Saran
(spirtus) lebih banyak sehingga suhu sekitar media menjadi lebih hangat.
55
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/59005
Rsauesnawan.com/index.php/ppi/130-7-langkah-cara-mencuci-tangan-
yang- benar-menurut-who
57
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1
(Informed Consent)
Rajamandala.”
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya infeksi jamur pada
mengikuti penelitian ini tanpa ada unsur paksaan. Apabila Bapak/Ibu telah
memutuskan untuk turut serta dalam penelitian, Bapak/Ibu juga dapat untuk
mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada sanksi atau denda apapun.
dari dua rangkap; satu untuk Bapak/Ibu simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur
nama, usia/ tanggal lahir, alamat, no. telp yang bisa dihubungi. Pengambilan
58
bahan/sampel yang dibutuhkan untuk penelitian berupa kerokan kuku/potongan
kuku kaki.
Apabila terdapat pertanyaan atau keterangan yang masih belum jelas, diharapkan
ditanggung oleh pihak peneliti dan sebagai ucapan terima kasih atas partisipan
Bapak/Ibu akan mendapat tanda mata berupa uang dan nasi box.
Dalam penelitian ini, saya Sopyan Firdaus yang akan bertanggung jawab, bila
59
Lampiran 2
PENJELASAN
pengambilan data atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh
Peneliti Bandung,.....................2022
Responden,
Sopyan Firdaus
...........................................
NIM. P17334118418
60
Lampiran 3
Keterangan :
1 = Ya
2 = Tidak
KEJADIAN
ONYCOMICOSIS
PENGGUNAAN APD PERSONAL HYGINE / INFEKSI TOTAL
RE JAMUR PADA
S KUKU
Cuci
Alas Alas Kebersiha Positi X
Tanga Negatif X2 Y
Tangan Kaki n Kuku f 1
n
1 1 1 1 1 0 1 2 2 1
2 1 1 1 1 0 1 2 2 1
3 1 1 1 0 0 1 2 1 1
4 0 0 1 0 1 0 0 1 1
5 0 1 0 0 1 0 1 0 1
6 1 1 1 1 0 1 2 2 1
7 1 1 1 0 0 1 2 1 1
8 0 1 1 1 0 1 1 2 1
9 0 1 1 1 0 1 1 2 1
10 0 0 0 0 1 0 0 0 1
11 0 1 0 0 1 0 1 0 1
12 1 1 1 1 0 1 2 2 1
13 1 1 1 1 0 1 2 2 1
14 1 1 1 1 0 1 2 2 1
61
15 1 0 0 0 1 0 1 0 1
16 0 1 1 1 0 1 1 2 1
17 1 1 1 1 0 1 2 2 1
18 0 0 1 0 1 0 0 1 1
19 0 1 1 1 0 1 1 2 1
20 0 1 1 1 0 1 1 2 1
21 0 1 1 0 1 0 1 1 1
22 0 1 1 0 1 0 1 1 1
23 1 1 1 1 0 1 2 2 1
24 1 1 1 1 0 1 2 2 1
25 1 1 1 1 0 1 2 2 1
26 1 1 1 0 0 1 2 1 1
27 0 0 1 0 1 0 0 1 1
28 1 1 1 1 0 1 2 2 1
29 1 1 1 1 0 1 2 2 1
30 0 1 1 1 0 1 1 2 1
31 0 0 1 0 1 0 0 1 1
32 1 1 1 1 0 1 2 2 1
33 0 1 0 0 1 0 1 0 1
34 1 1 1 1 0 1 2 2 1
35 1 1 1 0 0 1 2 1 1
36 0 1 1 0 1 0 1 1 1
37 0 0 0 0 1 0 0 0 1
38 0 1 1 1 0 1 1 2 1
39 1 1 0 0 1 0 2 0 1
40 0 1 1 0 0 1 1 1 1
41 0 1 1 1 0 1 1 2 1
42 1 1 0 0 1 0 2 0 1
43 1 1 1 1 0 1 2 2 1
62
Lampiran 4
TOTAL KUESIONER
RES TOTAL
X1 X2 Y
1 2 2 0 4
2 2 2 0 4
3 2 1 0 3
4 0 1 1 2
5 1 0 1 2
6 2 2 0 4
7 2 1 0 3
8 1 2 0 3
9 1 2 0 3
10 0 0 1 1
11 1 0 1 2
12 2 2 0 4
13 2 2 0 4
14 2 2 0 4
15 1 0 1 2
16 1 2 0 3
17 2 2 0 4
18 0 1 1 2
19 1 2 0 3
20 1 2 0 3
21 1 1 1 3
22 1 1 1 3
23 2 2 0 4
24 2 2 0 4
25 2 2 0 4
26 2 1 0 3
63
27 0 1 1 2
28 2 2 0 4
29 2 2 0 4
30 1 2 0 3
31 0 1 1 2
32 2 2 0 4
33 1 0 1 2
34 2 2 0 4
35 2 1 0 3
36 1 1 1 3
37 0 0 1 1
38 1 2 0 3
39 2 0 1 3
40 1 1 0 2
41 1 2 0 3
42 2 0 1 3
43 2 2 0 4
rtabel 0.301 0.301 0.301
rhitung 0.846 0.778 0.719
Status Valid Valid Valid
64